Anda di halaman 1dari 15

PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN

1. Tata Cara Pengangkutan


PT Bencoolen Mi melakukan kegiatan penambangan dengan metode tambang tambang
terbuka sistem back filling. Tahapan-tahapan pada kegiatan penambangan adalah
1. Pembersihan lahan (land clearing)
2. Pengupasan tanah pucuk (top soil)
3. Konstruksi jalan
4. Pemuatan
5. Pengangkutan
6. Pengolahan
7. Back filling material

2. Waktu Kerja
Waktu kerja adalah waktu yang disediakan perusahaan untuk bekerja, Waktu atau penjadwalan
kerja tersedia yang ditetapkan di PT. Bencoolen Mining dapat dilihat pada rincian tabel tabel berikut.
Tabel 2
Jadwal waktu kerja produksi
Waktu kerja Total Waktu istirahat Total Total
Mulai Selesai waktu Mulai Selesai waktu waktu
shift Hari (pukul) (pukul) tersedia (pukul) (pukul) istirahat produksi
(jam) (jam) (jam)

1 Senin – Sabtu 07.00 18.00 11 12.00 13.00 1 10

Dari tabel di atas menunjukan jadwal jam kerja, sehingga total waktu tersedia dalam 7 hari kerja
kecuali hari besar yang akan disesuaikan pada setiap tahunnya.
- waktu kerja tersedia per minggu = 10 jam/hari x 6 hari/minggu=8
= 60 jam / minggu
- Waktu kerja efektif shift 1 per minggu
Senin – Sabtu = 10 jam/hari x 6 hari/minggu
= 60 jam / minggu
- Waktu istirahat per minggu = 1 jam/hari x 6 hari/minggu
= 6 jam/minggu

3. Land clearing
Land Clearing Adalah Proses pembersihan lahan sebelum aktivitas penambangan dimulai. Land
Clearing Tahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali dengan mempersiapkan lahan. Jadi land
clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan,
hutan belukar sampai alang-alang. Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing yaitu :
Pepohonan yang tumbuh Kondisi dan daya dukung tanah Topografi Hujan dan perubahan cuaca
Sfesifikasi pekerjaan.
Luasan area yang akan di bersihkan dari semak belukar dan pepohonan seluas 45 ha dengan
rincian pada area penyebaran cadangan luasan sebesar 100 ha dan infrastruktur sebesar 3 ha. Alat yang
yang digunakan untuk permbersihan lahan adalah bulldozer Cat D7G dengan kemampuan
produktivitas alat dapat mempilling sebesar 5.355 m2/hari. Maka kegiatan land clearing ini
direncanakan akan selesai dalam jangka waktu 9 hari.
4. Pengupasan Top Soil
Volume top soil yang akan dikupas sebelum melakukan kegiatan penambangan pada PT.
Bencoolen Mining Project sebesar 15.000 m3/ pit. Proses pengupasan lapisan tanah pucuk dilakukan
dengan metode konvensional yaitu dengan menggunakan bulldozer type D7R, Excavator Dozan 500 ,
dan 2 buah Dump Truck Hino lohan FM 260 tronton yang bekerja secara serasi.
Kemampuan produktivitas alat mekanis bulldozer sebesar 5.355 m3 /hari sedangkan untuk
kebutuhan alat muat dan alat angkut target produksi dua alat ini berdasarkan kemampuan produksi alat
bulldozer. Dengan target sebesar 9822,24 m3/hari dibutuhkan 1 alat muat dan 3 alat angkut untuk
mengangkut tanah pucuk menuju top soil dumping area.
Dengan volume tanah pucuk sebesar 315.000 m3 dan produktivitas alat mekanis sebesar 9822,24
m3/hari maka diperlukan sekitar 32,28 ≈ 32 hari hari lama pengerjaan kegiatan pengupasan tanah
pucuk.
5. Pembuatan Jalan
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang
vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung
lokasi-lokasi penting, antara lain front penambangan dengan area crushing plant, perkantoran,
perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan.
PT. Bencoolen Mining Project akan membuat jalan angkut dari front penambangan menuju
jalan penghubung hauling 1.7 km. Dengan perhitungan lebar jalan sebagai berikut:
Lebar alat angkut = 2,45 m
Lebar jalan = n. Wt + (n+1) .(1/2. Wt)
= 2. 2,45 + (2+1). (1/2 . 2,45)
= 4,9 + 3,67
= 8,575 m ≈ 9 m
Gambar 7.1
Dimensi Jalan Tambang
Lebar jalan 8,575 m dengan grade jalan 10 %. jalan angkut di tambang harus dilengkapi
penyaliran (drainage) yang ukurannya memadai. Sistem penyaliran harus mampu menampung air
hujan pada kondisi curah hujan yang tinggi dan harus mampu pula mengatasi luncuran partikel-
partikel kerikil atau tanah pelapis permukaan jalan yang terseret arus air hujan menuju penyaliran.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk konstruksi jalan adalah
- 1 bulldozer Cat D7G
- 1 compactor
Kegiatan konstruksi jalan ini dilakukan setelah pengupasan top soil.

6. Penambangan
a. Pembongkaran
Kegiatan pembongkaran batubara di PT. BENCOOLEN MINING PROJECT adalah
dengan metode penmbongkaran langusung dengan alat gali. Alat yang digunakan untuk
menggali adalah Excavator Dozan 500 dan Excavator PC 400 Pemuatan dan pengangkutan.
Target produksi batu andesit sebesar 372,727 m3/jam, agar target tersebut dapat
terpenuhi maka diperlukan 1 alat muat dan 11 alat angkut
7. Pengolahan
Peralatan yang diperlukan untuk pengolahan batu andesit anatara lain
a. Jaw crusher : 1unit
b. Belt conveyor
8. Reklamasi (back filling top soil)
Top soil yang sudah dikupas dan dipindahkan pada bank top soil dumping area, setelah
kegiatan penambangan selesai maka top soil tersebut akan angkut kembali pada lahan bekas
tambang untuk kegiatan reklamasi.
Alat yang digunakan pada kegiatan ini sesuai dengan alat yang digunakan pada tahap
pengupasan tanah pucuk.
1. Penentuan Jumlah dan Kapasitas Peralatan
Sebagai sarana penunjang kegiatan penambangan batu andesit diperlukan beberapa
peralatan produksi dan pendukung produksi yang harus dipersiapkan. Penentuan kapasitas dan
jumlah alat yang diperlukan tergantung pada sasaran produksi, jam kerja efektif alat, dan
produktivitas masing-masing alat.
Kebutuhan alat dapat memberikan gambaran dalam merencanakan suatu proyek, terutama
untuk menentukan waktu investasi dan penambahan investasi alat. Besar atau kecilnya volume
material yang digali dan diangkut berhubungan dengan penambahan atau pengurangan ukuran dan
jumlah alat yang dibutuhkan.
Apabila sasaran produksi tiap tahundari proyek yang direncanakan tidak sama maka
jumlah kebutuhan alat untuk melakukan kegiatan tersebut juga akan mengalami perubahan
Perhitungan kebutuhan alat dilakukan dengan urutan perhitungan sebagai berikut:
1. Rencana produksi
2. Jam kerja alat
3. Kebutuhan peralatan
4. Investasi awal dan penambahan alat
a. Ketersediaan Alat
Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produktivitas alat
muat maupun alat angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor yang menunjukan kondisi
alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan kegiatan penambangan. Terdapat
beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui ketersediaan alat dan
penggunaannya di lapangan, yang secara umum dapat dibedakan menjadi:
1. Mechanical availability (MA)
Mengetahui ketersediaan alat dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena
kerusakan di bagian mekanikal seperti kerusakan mesin atau bisa juga perawatan unit atau
alat. Berikut ini rumus untuk menghitung mechanical availability suatu alat (hasilnya
dalam %).

W
MA = x 100%
W+R

Dimana:
W = Waktu yang dibebankan kepada operator suatu alat yang dalam kondisi
dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap
hambatan yang ada, seperti waktu istrahat yang terlalu lama, pindah
loading point, pelumasan, pengisian bahan bakar, keadaan cuaca, dan lain-
lain.
R = Waktu dalam melakukan perbaikan dan waktu yang hilang karena
menunggu saat perbaikan, termasuk juga waktu untuk penyediaan suku
cadang dan perawatan preventif (pelumasan servis bekala)
S = Standby hours atau jumlah jam kerja suatu alat yang tidak dapat
dipergunakan ketika alat tersebut tidak rusak (siap beroperasi), meliputi
hujan deras, tempat kerja belum siap, kerusakan pada crusher, dan lain-
lain.
21
MA = X 100%
21 + 2

= 91,30 %

2. Physical Availability (PA)


Mengetahui ketersediaan alat dengan memperhitungkan waktu yang hilang
disebabkan oleh banyak hal selain kerusakan mekanikal di atas. Contohnya seperti hujan,
jalan licin, dll. Berikut ini rumus untuk menghitung Physical Avalability suatu alat (hasil
dalam %).
W+ S
PA = X 100%
W+ S+R

21 + 1
= x 100%
21 + 1 + 2

= 91,66 %

3. Use of Ability (UA)


Mengetahui ketersediaan alat dengan memperhitungkan waktu yang hilang padahal
tidak terjadi kerusakan di bagian mekanikal dan tidak ada sebab yang jelas seperti tidak
sedang hujan atau tidak ada jalan licin, namun alat di standby kan. Hal ini berhubungan
dengan manajemen perusahaan dalam mengelola alat yang dimilikinya. Berikut ini rumus
yang digunakan untuk menghitung Used Availability suatu alat (hasil dalam %).
W
UA = x 100%
W+R
21
= 100%
21 + 1
= 95,45%

4. Effective Utilization (EU)


Mengetahui ketersediaan alat dari keseluruhan jam kerja alat setelah dibagi dengan
penjumlahan jam kerja, jam rusak, dan jam standby alat. Berikut ini rumus untuk
menghitung Effective utility suatu alat (hasil dalam %).
W
EU = x 100%
W+R+S
21
= x 100%
21 + 2 + 1
= 87,5 %
Tabel 7.3

Kebutuhan Alat Pada Setiap Kegiatan Penambangan

Kebutuhan alat Estimasi waktu


Tahapan penambangan Jumlah alat Target Produktivitas
pekerjaan

Land clearing Bulldozer 1 168,7 ha 20,65 ha/hari 9 hari


- Bulldozer 1
Pengupasan top soil - Backhoe 1 315.000 m3 6639,8 m3 /hari 3 hari
- Dump truck 3
- Bulldozer 1
Pembuatan jalan - Motor grader 1 96.050 m2 2000 m3 /jam 48 jam
- Compactor 1
pemuatan Backhoe 1
375 m3/jam 360 m3/jam 1 jam
pengangkutan Dump truck 11
- Jaw crusher 1 330 m3 /jam 330 m3 /jam
Pengolahan - Belt conveyor - 165 m3/jam 165 m3/jam 1 hari
- Vibrating screen 2 330 m3/jam 330 m3/jam
- Bulldozer 1
Reklamasi (back filling
- Backhoe 1 317100 m3 6639,8 m3 /hari 48 hari
top soil)
- Dump truck 3
Tabel 8.4
Total kebutuhan alat
No Alat Tipe Jumlah Sewa/beli

1 Bulldozer Cat D5R 2 beli

2 Backhoe PC 400 1 Beli

3 Excavator Dozan 500 1 Beli

4 DumpTruck Scania P360 3 Beli

5 Dump truck Hino 500 11 beli

6 Motor grader Cat 120k 1 beli

7 Compactor CS533E 1 beli

8 Jaw crusher shanghai model PE-900 2 beli


x 1200
9 Vibrating screen Circular 2 beli

10 Belt conveyor NN150 - Beli

7.1.1. Perhitungan Kebutuhan Peralatan


1. Perhitungan bulldozer untuk land clearing
Untuk pembersihan lahan dari semak belukar dan pohon
Bulldozer cat D5R
Lebar blade : 4165 mm
Kec maju : 5,7 km/jam
Kec mundur : 6,4 km/jam
Eff : 87%
Jam kerja : 10 jam/hari
Luas area yang akan di bersihkan adalah 168,1 ha
Prod (ha/jam) = lebar blade x kec x eff
10.000
= 4,165 m x 5700 m/jam x 0,87
10000
= 2,065 ha/jam
Prod (ha/hari) = 2,065 ha/jam x 10 jam/hari
= 20,65 ha/hari
Estimasi waktu pengerjaan land clearing = 168 ha
20,65 ha/hari
= 8,6 ≈ 9 hari
Kegiatan land clearing ini dibutuhkan 1 alat buldozer

2. Pengupasan top soil


a. Kebutuhan bulldozer
- Bulldozer cat D5R
- Kapasitas : 3,18 m3
- Kec maju : 5,7 km/jam ≈ 95 m/menit
- Kec mundur : 6,4 km/jam ≈ 106,6 m/menit
- Eff : 87%
- Jam kerja alat : 10 jam/hari
- Jarak :35 m
- Waktu ganti perseneling : 0,13 menit

J J
Cycle time =FxR+Z
20 m 20 m
= 95 m/menit x 106,6 m/menit + 0,13 menit

= 0,17 menit
3,18 x 60 x 0,87
Produktivitas/jam = 0,17

= 976,44 m3 / jam
Produktivitas/hari = 976,44 m3 / jam x 10 jam/hari
= 9764,4 m3 /hari
315,000m3
Estimasi waktu pekerjaan pengupasan top soil = 9764,4 m3/hari

= 2,957 ≈ 32 hari
b. Kebutuhan alat muat dan alat angkut untuk pengupasan top soil
Produksi/ hari = 9764,4 m3 /hari
Jam kerja alat/hari = 10 jam/hari
9764,4 m3/hari
Produktivitas /jam = 10 jam/hari

= 976,4 m3/jam
Excavator Dozan
Kapasitas bucket = 2,9 m3
Scania P360 = 30 ton
30 ton
= 1,25 ton/m3

= 24 m3
Jumlah pengisian = 6 kali penumpahan
Produksi alat angkut = 4 m3 x 6 kali penumpahan bucket
= 24 m3
Cycle time alat muat = 50 detik
Cycle time alat angkut
Waktu muat = 50 detik x 6
= 300 detik ≈ 5 menit
s
Waktu pergi muat =
v
1,68 km
= = 0,048 jam (2,88 menit)
35 km/jam

Waktu tumpah = 2,5 menit


1,68 km
Waktu kembali kosong = = 0,0336 jam (2,016 menit)
50 km/jam

Total Cta = 5 + 2,88 + 2,5 + 2,016


= 12,396 ≈ 13 menit
Na x CTm xn
MF =
Nm x CTa
Na x 5 menit
1 =
1 x 13 menit
13 = 4 Na
13
= = 2,6 ≈ 3 alat angkut
5
Dari perhitungan diatas maka diketahui untuk mengupas top soil dengan
volume 317.100 m3 dibutuhkan :
- 1 bulldozer
- 1 backhoe
- 3 dump truck
- Dengan lama pengerjaan 3 hari

3. Pembuatan jalan
Lebar alat angkut = 2,45 m
Lebar jalan = n. Wt + (n+1) .(1/2. Wt)
= 2. 2,45 + (2+1). (1/2 . 2,45)
= 4,9 + 3,67
= 8,575 m ≈ 9 m
Panjang jalan = 11.030 m
Luas jalan = 11.030 m x 9 m
= 93,755 m2

Kebutuhan alat untuk pembuatan jalan :


 Kebutuhan bulldozer
- Bulldozer cat D5R
- Kapasitas : 3,18 m3
- Lebar blade : 4,165 m
- Kec maju : 5,7 km/jam ≈ 95 m/menit
- Kec mundur : 6,4 km/jam ≈ 106,6 m/menit
- Lebar jalan :9m
- Produksitivitas/jam = 2000 m2 / jam
93.755 m2
Estimasi waktu pekerjaan pengupasan top soil = 2000 m2/jam

= 47 jam
Alat yang diperlukan dalam pembuatan jalan adalah
- 1 bulldozer
- 1 motor grader
- 1 compactor

4. Pemuatan dan pengangkutan batu andesit


Target produksi batu andesit sebesar 374 m3/jam
Alat muat PC 400
1) Produktifitas alat muat
60
Pm = x cb x Ff x Eff x SF
𝐶𝑇𝑚

Dimana :

Pm = Produksi alat muat (BCM/jam).

Ctm = Waktu edar alat muat (menit).

Cb = Kapasitas bucket alat muat (LCM).

Ff = Fill factor (%)

Eff = Efisiensi kerja alat (%)

SF = Swell factor
60
Pm PC 400 = x 2,8 x 0,9 x 0,83 x 1,3 = 440,93 ton/jam
0,37

Alat angkut Hino 500


2) Produtifitas alat angkut
60
Pa = n x cb x Ff x Eff x SF
𝐶𝑇𝑎

Dimana :

Pa = Produksi alat angkut (bcm/jam).

Cta = Waktu edar alat angkut (menit).

n = Jumlah pengisian alat muat


Cb = Kapasitas bucket alat muat, LCM

Ff = Fill factor, %

Eff = Efisiensi kerja alat (%)

SF = Swell Factor

60
Pa Hino 500 = 9 x 2,8 x 0,9 x 0,83 x 1,3 = 43,08
34,08
1. Factor Keserasian Alat (Match Factor)
𝐶𝑇𝑚 𝑥 𝑛 𝑥 𝑁𝑎
MF = 𝐶𝑇𝑎 𝑥 𝑁𝑚

Dimana :
MF = Match Factor
Na = Jumlah alat angkut, unit
Nm = Jumlah alat muat, unit
n = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
CTa = Waktu edar alat angkut, menit
CTm = Waktu edar alat muat, menit

0,37 𝑥 9 𝑥 11
MF PC 400 dan Hino 500 = = 1,07
34,08 𝑥 1

7.2. Penimbunan
Pada PT. Assalam Coal memiliki 3 kegitan penimbunan utama yaitu
a. Penimbunan Tanah Pucuk
b. Penimbunan Tanah Penutup
c. Penimbunan Batubara
Dan dari daerah area penambang atau pit setiap area penimbunan memiliki jarak yang
berbeda – beda, untuk dari aera penambangan ke area stock pile memiliki jarak 11,03
Km dan unutuk area disposal dan wast dump 1,06 Km
8.3.1 Tempat penimbunan tanah pucuk

Topsoil yang sudah dimuat ke dalam Dump Truck kemudian diangkut


ke tempat penimbunan. Tempat penimbunan tanah penutup disebut dengan
Stock topsoil. Stock Topsoil berfungsi sebagai penampung semua tanah penutup
yang sudah dikupas, sehingga apabila diperlukan kembali akan mudah untuk
didapat. Selain ke tempat penimbunan, lapisan tanah penutup juga ada yang
langsung disebar ke wilayah reklamasi.

Pada lokasi reklamasi tanah pucuk(topsoil) disebar sebagai lapisan


tanah paling atas yang akan ditanami oleh tumbuh-tumbuhan reklamasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktivitas


penimbunan tanah pucuk(topsoil) yaitu :

• Memilih lokasi yang tepat untuk menyimpan tanah penutup, misalnya


tanah bertopografi datar (<15%) dan bukan pada daerah aliran air.
• Mengeraskan dan meratakan alas tempat penyimpanan tanah penutup
dengan alat berat.
• Membuat drainase dan kolam pengendapan (sediment pond) untuk
menampung aliran permukaan yang berasal dari tumpukan tanah
penutup tersebut.
• Pengecekan setiap hari terhadap tanah penutup yang disimpan.
8.3.2 Tempat Penimbunan Tanah Penutup

Tanah penutup (Overburden) yang sudah digali dan dimuat kemudian


diangkut oleh Dump Truck ke tempat penimbunan. Tempat penimbunan lapisan
tanah penutup sering disebut Dumping area atau Disposal. Tempat penimbunan
Overburden ini dibagi menjadi 2, yaitu :

1. In Pit Dump
In Pit Dump adalah tempat penimbunan overburden di dalam Pit.

2. Out Pit Dump / Out Of Dump


Out Pit Dump adalah tempat penimbunan overburden di luar
Jarak dari tempat penggalian ke tempat penimbunan di luar Pit
(Out Of Dump/OOD) bervariasi dengan ketentuan maksimal 1,5 Km.

8.3.3 Tempat Penimbunan batubara

ROM stockpile adalah tempat penimbunan batubara sebelum


dilakukan proses pencucian (coal processing) pada tempat pencucian
batubara. ROM Stockpile dibagi menjadi :

- ROM stockpile HS adalah tempat penimbunan sementara


batubara yang mempunyai kualitas High Sulfur.

- ROM stockpile LS adalah tempat penimbunan sementara


batubara yang mempunyai kualitas Low Sulfur.

Anda mungkin juga menyukai