Anda di halaman 1dari 57

BIODATA

Booster perhatikan :
Nama : Pressuere discharge
Hitung kum pressure
Casing pressure

Alamat : *kpn pakai booster dari src


kurangi seal rusak:
Glend seal water
Expeller
Primer>>mudtank yg ada screen spy material tdk blocking
Telepon :

Nomor ID :

Instansi :

………………………. , / /

( ……………………………)

PT GENTA NUSA ARSANA 2


www.gentanusaarsana.com
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
rahmatNya, sehingga modul Drainage and Dewatering Level Basic ini
telah terselesaikan dengan baik.

Drainage and Dewatering merupakan urat nadi dalam penambangan


batubara. Di mana tedapat aktivitas Drainage, pemompaan dan
pemipaan . Modul ini berisi mengenai materi Drainage and Dewatering
Level Basic. Di dalam modul ini akan dibahas mengenai hal-hal yang
mendukung agar proses penambangan berjalan secara aman, efektif,
efisien, dan sejalan dengan visi & misi perusahaan. Materi-materi di
dalam modul ini bersifat aplikatif, sehingga mudah dicerna dan
diterapkan di lingkungan pekerjaan.

Modul ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi di bidang


Drainage dan Dewatering di tambang tropis, baik secara hard skill
maupun soft skill. Adapun isi modul ini adalah Siklus Air, istilah-istilah
dalam penambangan, Dewatering kaitannya dengan sequen
penambangan, Pump performance curve, System resistance curve, SHE
Dewatering,

Modul Drainage and Dewatering terdapat tingkatan level, yaitu level


basic, intermediete, dan advance. Di mana bobot isi materi
menyesuaikan level tersebut.

Akhir kata kami berharap semoga Modul Drainage and Dewatering


Level Basic ini dapat diaplikasikan di lapangan kerja, menambah
kompetensi, dan inspirasi dunia pertambangan.

Yogyakarta, Oktober 2017

Tim Penyusun
PT GENTA NUSA ARSANA
– Genta ACADEMY

PT GENTA NUSA ARSANA 3


www.gentanusaarsana.com
MODULE GEOTECHNIC FOR MINING

DAFTAR ISI
Hal
COVER........................................................................................... 1
BIODATA........................................................................................ 2
KATA PENGANTAR......................................................................... 3
DAFTAR ISI..................................................................................... 4

BAB 1. SIKLUS AIR ......................................................................... 6

1.1 Penyaliran Tambang Terbuka ..................................................... 8


1.2 Daur Hidrologi ............................................................................ 10
1.3 Curah Hujan ................................................................................ 10
1.4 Derajat dan Intensitas Curah Hujan ............................................ 11
1.5 Alat Pengukur Hujan .................................................................. 11
1.6 Erosi dan Sedimentasi .............................................................. . 12
1.7 Ukuran Sump ..................................................... ........................ 16

BAB 2. TERMINOLOGI DEWATERING ................................................ 18

2.1 Jenis Pompa .................................................................................. 19


2.2 Pompa Sentrifugal ......................................................................... 20

BAB 3. DEWATERING DAN SEQUENCE PENAMBANGAN ................... 25

3.1 Konsep Dewatering Tambang ...................................................... 25


3.2 Dewatering dan Langkah Penambangan ........................ ............. 26
3.3 Dewatering dan Pembentukan Sump ........................................... 28
3.4 Pemompaan Lumpur .............................................. ............. ........ 32

BAB 4. SAFETY HEALTH and ENVIRONMENT DEWATERING ............ 34

4.1 Tujuan .......................................................................................... 34


4.2 Job Safety Analysis ......................................................... ............. 36
4.3 Standart Perlengkapan dan Peralatan bekerja di Dewatering .... 37

PT GENTA NUSA ARSANA 4


www.gentanusaarsana.com
BAB 5. PUMP PERFORMANCE CURVE ......................................... 40
5.1 Kurva Performance .................................................................. 40
5.2 Pump Resistance Curve ........................................................... 43

BAB 6. PUMP EFFICIENCY AND PRODUCTIVITY ........................... 46


6.1 Debit Pompa ............................................................................... 46

BAB 7. SLURRY PUMP INTRODUCTION......................................... 49


7.1 Metode Pemindahan Lumpur ................................................... 49
7.2 Dredger Pump ........................................................................... 51
7.3 Dredger Attachment .................................................................. 52
7.2 Cantilever Slurry Pump .............................................................. 53

BAB 8. SLURRY PUMP OPERATION ......................................... 54


8.1 Pendahuluan ............................................................................. 54
8.2 Operasiational Slurry Pump ........................................................ 54

PT GENTA NUSA ARSANA 5


www.gentanusaarsana.com
I. SIKLUS AIR

Salah satu penyebab ketidaktercapaian produksi OB & Coal adalah


Problem Drainage & Dewatering”

PT GENTA NUSA ARSANA 6


www.gentanusaarsana.com
Kehilangan Produksi

Keterkaitan Proses Dewatering

ENG
(Perencanaan,
Evaluasi)

OPR PLANT
(Implementasi) (Support)

PT GENTA NUSA ARSANA 7


www.gentanusaarsana.com
1.1 Penyaliran Tambang Terbuka

Air yang terdapat didalam dan disekitar areal


AIR TAMBANG penambangan yang dapat
mengganggu operasi penambangan

• Tergenangnya tempat kerja, pada kondisi


ekstrim dapat berbentuk banjir (pit
flooding) didasar pit penambangan
• Licinnya jalan angkut sehingga mengganggu
Bentuk Gangguan atau bahkan menghentikan operasi
pengangkutan
• Ketidakmantapan lereng akibat
meningkatnya kandungan air dalam jenjang
maupun pada rekahan

• Tempat kerja tergenang sehingga tidak


memungkinkan operasi dilaksanakan
• Kondisi jalan angkut licin sehingga tidak
aman
Dampak Gangguan • Kelongsoran lereng, baik diareal
penambangan maupun timbunan
• Penggunaan water proof explosives atau
perlengkapan untuk mengatasi lubang
tembak yang basah/tergenang–
meningkatkan biaya peledakan

• Memperburuk kualitas air (pH, TSS,


kandungan logam, dll)
• Penyaliran air tanah dapat mengakibatkan
Dampak Lingkungan
penurunan muka air tanah disumur-sumur
penduduk sekitar
• Mempengaruhi sumber daya air didaerah
sekitar : banjir atau kekeringan

PT GENTA NUSA ARSANA 8


www.gentanusaarsana.com
• Mengelola (mengendalikan, mengarahkan,
mengolah) air tambang sehingga gangguan
yang ditimbulkannya terhadap operasional
Tujuan tambang dan lingkungan menjadi minimal
• Menciptakan kondisi yang aman saat pasca
tambang

• Integrasi penyaliran tambang dalam


rancangan tambang dan pengelolaan
Cara Yang lingkungan
Dilakukan • Memasukkan pertimbangan pasca tambang
dalam perancangan sistem penyaliran
• Pengelolaan aspek kuantitatif dan kualitatif

• Hidrologi dan hidrogeologi (air tanah)


• Mekanika dan dinamika fluida
• Kualitas air
Pengetahuan • Pemahaman karakteristik hujan dalam
Yang Diperlukan penjadwalan produksi, antisipasi delay karena
hujan merupakan salah satu aspek penting di
tambang terbuka di Indonesia yang umumnya
memiliki curah hujan yang tinggi

PT GENTA NUSA ARSANA 9


www.gentanusaarsana.com
1.2 Daur Hidrologi

1.3 Curah Hujan

Hujan adalah presipitasi dalam bentuk cair

Satuan curah hujan dalam mm, yang berarti jumlah air hujan yang
jatuh pada suatu satuan luas tertentu.

1mm = pada luas 1 m2 jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 L

Kejadian hujan (rain fall event) adalah kejadian dari sejak mulai
sampai berakhirnya hujan tanpa diawali dan di akhiri oleh kejadian
hujan yang lain

Durasi hujan adalah lamanya waktu kejadian hujan

Intensitas hujan : derajat curah hujan (ukuran lebat tidaknya hujan)


, yang dinyatakan dalam curah hujan per satuan waktu

PT GENTA NUSA ARSANA 10


www.gentanusaarsana.com
1.4 Derajat dan Intensitas Curah Hujan

Intensitas
Derajat hujan Kondisi
curah hujan
Hujan sangat lemah 0.02 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit
Hujan lemah 0.02-0.05 Tanah menjadi basah semuanya
Hujan normal 0.05-0.25 Bunyi curah hujan terdengar
Air tergenang diseluruh permukaan
Hujan deras 0.25-1.0 tanah dan terdengar bunyi dari
genangan

Hujan seperti ditumpahkan, seluruh


Hujan sangat deras > 1.00
drainase meluap

1.5 Alat Pengukur Hujan

MANUAL

Data yang diperoleh adalah data curah hujan (rain


fall depth), umumnya untuk jangka waktu 1 hari
(setiap pagi = curah hujan hari sebelumnya)

AUTOMATIC

Data yang diperoleh adalah kejadian hujan dan


durasinya, sehingga bisa mendapatkan data
tentang intensitas hujan

PT GENTA NUSA ARSANA 11


www.gentanusaarsana.com
1.6 Erosi dan Sedimentasi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah,


batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air
atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi

Aktivitas penambangan yang kita lakukan merupakan aktivitas


pembukaan lapisan tanah yang menutupi lapisan-lapisan batubara.
Material terbanyak di aktivitas penambangan adalah clay dan
batubara. Sumber-sumber air yang masuk ke sump seperti air
hujan, run-off, airtanah yang mengalir dari tempat yang tinggi
menuju sump mempunyai kecepatan aliran yang dapat
mengakibatkan erosi dan membawa material material yang berupa
clay dan fine coal

PT GENTA NUSA ARSANA 12


www.gentanusaarsana.com
Banyaknya erosi tergantung dari:

 Panjang nya free drainage


sebelum masuk ke paritan
 Kecepatan aliran di paritan
 Panjang paritan yang dilalui air
sumpai ke sump
 Jenis material yang dilalui air

Penyaliran Tambang

PRINSIP

Saluran

Culvert
Drop Mengelola air tambang
structure dengan semaksimal
mungkin mengarahkan
aliran secara gravitasi-
Outer
Drainage pengunaan pompa
Sump seminimal mungkin

Untuk tambang
berbentuk pit-
upayakan agar
limpasan hujan diluar
areal pit tidak masuk ke
dalam pit

PT GENTA NUSA ARSANA 13


www.gentanusaarsana.com
PT GENTA NUSA ARSANA 14
www.gentanusaarsana.com
Perancangan Saluran
SYARAT !!!
 Dapat mengalirkan debit air yang direncanakan
 Kecepatan air sedemikian sehingga tidak terjadi
pengendapan/sedimentasi
 Kecepatan air sedemikian sehingga tidak merusak saluran (erosi)
 Kemudahan dalam penggalian

Urutan Perancangan Saluran

Hitung debit puncak = Tentukan Bentuk


kapasitas pengaliran Penampang
dari saluran

Tentukan Tentukan jalur dan


Catchment Area hitung kemiringan Tentukan Geometri
dari Saluran saluran Saluran

PT GENTA NUSA ARSANA 15


www.gentanusaarsana.com
Sedimentasi proses pengendapan material-material yang
diangkut dinamakan dengan sedimentasi
atau pengendapan, ini dapat terjadi apabila
batuan mengalami pelapukan dan erosi lalu
diangkut atau dibawa oleh tenaga alam dan
akhirnya terjadilah sedimentasi atau
diendapakan disinilah letak terjadinya
sedimentasi

1.7 Ukuran Sump


Dimensi sump tergantung pada :
 Jumlah Air Masuk (inflow),
 Jumlah Air Keluar (outflow)
 Ketersediaan Ruang

PT GENTA NUSA ARSANA 16


www.gentanusaarsana.com
Berdasarkan parameter desain sebagaimana disebutkan,
elevasi kritis berada di 2/3 ketinggian sump.
Elevasi kritis bukanlah objectve dewatering, objective dewatering
adalah “sump kering”.

1/3
h

h
2/3 h

1/3 volume sump di atasnya merupakan flood allowance dimana


ada puncak hujan tahunan dalam perulangan periode tertentu.

FUNGSI Sebagai pengendali air tambang sebelum dialirkan


ke badan perairan alami (baik kuantitas/retention
basin tetapi terutama kualitas/sedimentation
pond) – merupakan infrastruktur penting dari
suatu tambang

KRITERIA Fungsi (misalnya pengendali kualitas air),


Ketersediaan lahan, Jarak ke badan perairan alami,
Kemudahan pembuatan maupun perawatan

Ukuran dan bentuk butiran padatan, kecepatan


PERTIMBANGAN aliran, persen padatan,dsb

PT GENTA NUSA ARSANA 17


www.gentanusaarsana.com
II. TERMINOLOGI DEWATERING

POMPA Pompa adalah suatu mesin kerja fluida yang berguna


untuk membangkitkan tekanan agar fluida tidak
mampu mampat, yang mengalir apabila terjadi
perbedaan tekanan. Maka pompa dapat dikatakan
sebagai mesin fluida yang digunakan untuk
memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain.

Pompa Torak Pompa Rotary Pompa Sentrifugal

Pompa Propeler Pompa Diaphragm

PT GENTA NUSA ARSANA 18


www.gentanusaarsana.com
2.1 Jenis Jenis Pompa

Pompa Perpindahan Positif Pompa Torak


(Reciprocating
Suatu gerakan piston atau
rotor akan mengakibatkan Pump)
tekanan hampa udara Pompa Putar
(Vacum pressure) pada (Rotary Pump)
bagian suction dan tekanan
positif (positive pressure)
pada bagian tekan
Klasifikasi pompa (discharge), sehingga dapat
mengalirkan atau menaikkan
fluida. Jadi pembangkitan
tekanan dilaksanakan dengan
pengecilan volume.

Pompa Dinamis Pompa Sentrifugal

Pembangkitan tekanan
diperoleh dari penambahan Pompa Propeller
tenaga kinetis, dimana
proses perpindahan tenaga
di dalam sudu-sudu, roda Pompa Aliran Campur
jalan adalah akibat dari
pembelokan arus aliran
fluida

PT GENTA NUSA ARSANA 19


www.gentanusaarsana.com
2.2 Pompa Sentrifugal

Cara Kerja Pompa Sentrifugal

Tahap I Impeler berputar mem ”vakum” kan rumah


pompa, terjadi perbedaan tekanan 1
atmosfer di dalam Casing pompa.

Tahap II Dengan gaya centrifugal yang bekerja pada


impeller maka pompa akan menimbulkan
tekanan yang tinggi di ujung discharge
pompa. Hal ini akan berakibat air yang
bertekanan tinggi mencari tekanan yang
lebih rendah yang terletak di ujung outlet
pipa discharge

Menurut Jenis Impeler

1.Impeler tertutup : Sudu‐sudu ditutup oleh dua buah dinding yang


merupakan satu kesatuan ,
2.Impeler setengah terbuka : Impeler jenis ini terbuka
disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di sebelah
belakangnya.
3.Impeler terbuka : Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan
maupun di belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang
disisakan untuk memperkuat sudu

PT GENTA NUSA ARSANA 20


www.gentanusaarsana.com
Istilah Pompa

IMPELLER
Bilah kipas pompa yang terletak di dalam rumah pompa, berfungsi
untuk menciptakan gaya centrifugal untuk menciptakan tekanan yang
tinggi

CAVITASI
Proses pembentukan gelembung-gelembung uap larutan yang terjadi
ketika nilai NPSH berada di bawah nilai tekanan uap larutan. Cavitasi
dapat menyebabkan kerusakan parah pada impeller

PT GENTA NUSA ARSANA 21


www.gentanusaarsana.com
Menurut Jumlah Tingkat

a. Pompa satu tingkat


Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang
ditimbulkan hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah.
b. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara
berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler
pertama dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga
impeler terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari
head yang ditimbulkan oleh masing‐masing impeler sehingga relatif
tinggi.

Pompa Bertingkat

Menurut Letak Porosnya

Pompa Horizontal Pompa Vertical

PT GENTA NUSA ARSANA 22


www.gentanusaarsana.com
Istilah Pompa

IMPELLER
Bilah kipas pompa yang terletak di dalam rumah pompa, berfungsi
untuk menciptakan gaya centrifugal untuk menciptakan tekanan yang
tinggi

CAVITASI
Proses pembentukan gelembung-gelembung uap larutan yang terjadi
ketika nilai NPSH berada di bawah nilai tekanan uap larutan. Cavitasi
dapat menyebabkan kerusakan parah pada impeller

SHAFT
Bagian yang berfungsi sebagai batang penghubung antara system
penggerak dengan pompa. Fungsi shaft adalah meneruskan putaran
yang dihasilkan oleh mesin penggerak ke pompa

Impeller

PT GENTA NUSA ARSANA 23


www.gentanusaarsana.com
CASING
Rumah pompa, dimana adalah tempat untuk impeller
1. Suction Hose = Hose pipa yang berada di depan pompa, dan tidak
boleh bocor karena merupakan pipa dengan
kondisi vacuum.
2. Vacuum Tank = Tangki di depan pompa pada pompa yang
berfungsi sebagai tempat udara pada saat priming
pompa.
3. Priming = Kondisi awal start pompa, dimana vacuum pump
bekerja “menarik” air dari sump menuju pompa
4. Pompa 8X6 = Ukuran suction pompa 8” dan ukuran discharge
pompa 6”.
5. Discharge pipe = Pipa di belakang pompa sebagai saluran keluar
larutan.
6. Foot valve = Valve di sisi discharge pompa yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya back flush.
7. Back flush = Keadaan turunnya air di pipa discharge ke arah
pompa ketika pompa berhenti bekerja.
8. Rasio pompa = Nilai perbandingan putaran pompa dengan
putaran engine.

BAGIAN - BAGIAN POMPA

PT GENTA NUSA ARSANA 24


www.gentanusaarsana.com
III. DEWATERING DAN SEQUENCE
PENAMBANGAN

3.1 KONSEP DEWATERING TAMBANG

Dewatering merupakan suatu upaya meminimalkan agar air tidak masuk


ke tambang serta upaya pengeluaran air dari dalam tambang ke luar
tambang dengan menggunakan pemompaan. Sehingga air di dalam
tambang tersebut tidak mengganggu aktivitas produksi.

Dalam desain dewatering, pertama-tama dilakukan penghitungan luasan


tangkapan hujan (catchment area) total. Luasan catchment area desain
selalu meminimalkan air hujan yang memungkinkan masuk ke area pit.

Untuk itu menjadi hal utama dalam operasional penambangan untuk


membuat alur drainase batas pit yang mencegah air dari luar melimpas
ke pit. Alur drainase tersebut sering disebut sebagai outer drainase,
drainase sekeliling pit yang didesain untuk mencegah air dari luar pit
masuk ke area penambangan.

PT GENTA NUSA ARSANA 25


www.gentanusaarsana.com
Berdasarkan desain yang disetujui customer, kemudian ditentukan
desain posisi sump. Menentukan posisi sump merupakan bagian
utama dalam desain jangka panjang (long term design). Kedalaman
level terdalam yang hendak ditambang (bottom pit), Stripping Ratio
(SR) merupakan beberapa parameter utama untuk menentukan posisi
sump.

Dari desain posisi sump, cathment area dibagi lagi berdasarkan alur-
alur drainase yang memungkinkan didesain masuk ke masing-masing
sump.

Setelah cathcment terbagi, kemudian berdasarkan parameter-


parameter dalam catchment area tersebut ditentukan desain volume
sump. Parameter utama dalam menentukan volume sump, tentu saja
volume air yang masuk ke dalam sump tersebut.
Selain hujan , parameter lain yang sangat mempengaruhi volume
masuk ke dalam sebuah sump adalah air tanah, dapat berupa
drainhole maupun rembesan air tanah.

3.2 Dewatering Dan Langkah Penambangan


Output dalam aktivitas dewatering adalah volume air yang dipindahkan,
dan sebagai parameter utama adalah debit yang dihasilkan.

Faktor yang paling berpengaruh untuk


menghasilkan debit yang optimal adalah
panjang pipa sampai ke outlet. Praktek di
lapangan, penempatan pipa sering
bersinggungan dengan sekuen penambangan
yang memang harus dilakukan. Aktivitas
harus cermat memperhitungkan utilisasi
pompa yang hilang akibat proses lepas-
sambung pipa.

PT GENTA NUSA ARSANA 26


www.gentanusaarsana.com
Sejalan perkembangan tambang, tambang menjadi semakin dalam
dan air tetap akan terkumpul pada lokasi terdalam. Hal ini berakibat
naiknya static head yang harus dilawan pompa, yang berakibat pula
pada tutunnya debit pompa. Untuk mengembalikan debit pada posisi
optimal pompa metode yang dilakukan adalah dengan sistem multi
stage

rusak bisa running, CA terbagi


- kehilangan pressure
perhitungan pressure secara kumulatif

Akumulasi, space tdk luas, maintenance jd 1, fueling mudah

PT GENTA NUSA ARSANA 27


www.gentanusaarsana.com
3.3 Dewatering Dan Pembentukan Sump

Seorang group leader dewatering di tambang haruslah memiliki kejelian di


lapangan dalam aktifitas penambangan itu sendiri. Support dewatering
yang optimal dan pengambilan langkah yang cermat akan menghasilkan
aktivitas operasional yang sesuai desain dan memberikan output produksi
yang mencapai target.

Dengan curah hujan tahunan yang mencapai 3.000 mm di tambang tropis


seperti tambang kita, aktivitas pembentukan sump menjadi agenda utama
saat penambangan beranjak ke elevasi yang lebih dalam. Tentu saja group
leader produksi maupun dewatering yang bekerja di sana harus memiliki
kompetensi yang sudah mumpuni dalam hal drainase, metode operasional
loading, aplikasi alat, maupun dewatering itu sendiri.

PT GENTA NUSA ARSANA 28


www.gentanusaarsana.com
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dicermati saat bekerja dalam
pembentukan sump di elevasi tambang terdalam dalam kaitan dengan
dewatering :

1. Memperkecil catchment area pendalaman sump.

Semakin kecil catchment area di


area pendalaman akan
memperkecil volume air yang
harus dipompakan di sekitar
lokasi kerja loader maupun
hauler. Penempatan pompa di
area aktif sering menganggu
operasional karena lokasi masih
sempit dan tidak aman untuk
manuver dumpt truck. Untuk itu
sebisa mungkin catchment area
di lokasi pendalaman sump
adalah area aktif itu sendiri.

2. Buat drainase primer yang menyalirkan air ke sump yang


sudah terbentuk

Sering terjadi limpasan air masuk


ke area aktif pendalaman justru
bukan dari area sekitarnya,
namun karena limpasan dari
catchment area lain yang
seharusnya masuk sump yang
sudah telebih dahulu dibentuk.
Dimensi drainase yang dibentuk
huruslah memperhitungkan
volume air yang ditanggung
luasan catchment area. Bisa jadi
paritan tersebut lebih dalam dari
yang ada sebelumnya untuk
mengantisipasi intensitas hujan
yang lebih besar dari perkiraan.

PT GENTA NUSA ARSANA 29


www.gentanusaarsana.com
3. Tentukan titik terdalam yang memungkinkan untuk pompa

Dalam aktifitas pendalaman


sump, pompa harus memiliki
available yang cukup tinggi
sehingga saat akan digunakan
selalu dalam keadaan siap
memompa. Namun yang
sering terjadi pompa ready
namun jalur pipa terputus
karena ada aktivitas loading di
area penempatan pipa. Untuk
itu penentuan lokasi terdalam
perlu mempertimbangkan
lokasi pemasangan pipa.

4. Perhitungkan luasan kolam penampung

Seperti halnya desain sump


utama, kapasitas kolam untuk
menampung air sangat
mempengaruhi keseimbangan
air yang masuk terhdap air yang
dipompakan. Menyediakan
kolam sementara sebagai titik
kumpul air dalam pemompaan
haruslah disiapkan dengan
mempertimbangkan jumlah
pompa, jumlah luasan
tangkapan hujan yang
ditanggung, dan ruang gerak
untuk bongkar pasang install
pompa dan pipa.

PT GENTA NUSA ARSANA 30


www.gentanusaarsana.com
5. Pastikan air terkumpul pada titik peletakan pompa
Untuk mengeringkan suatu
kolam, pastikan kemiringan
dasar kolam mengarah pada
suatu titik dimana kita
meletakkan pompa. Bila
volume air tepat mengarah
pada titik tersebut volume air
yang kita pindahkan akan
maksimal, mengingat pada
aktifitas pendalaman sump
bila suatu area tergenang air
memerlukan proses general
yang mengakibatkan
pemborosan waktu dan
penggunaan alat support

6. Maksimalkan utilisasi pompa

Pada lokasi pendalaman sump,


memerlukan pompa dalam
keadaan fit, dalam arti tidak
sering break down dan tidak
ada masalah dalam
pengoperasiannya.
Karakteristik pompa yang
dibutuhkan di lokasi seperti ini
terutama pompa yang lebih
cepat dalam fase priming,
kegagalan priming sering
menyebabkan pompa ready
namun tidak dapat berfungsi
dengan maksimal

7. Pastikan cuaca hari itu mendukung

PT GENTA NUSA ARSANA 31


www.gentanusaarsana.com
3.4 Memompakan lumpur
Dengan sifat material terlarut yang memerlukan waktu lama untuk dapat
mengendap (sebagai pembanding, sampel sedimentasi mengendap setelah
lebih dari 6 jam) material terlarut ke dalam sump tidak dapat dihindari,
hanya dapat dikurangi. Untuk itu ada beberapa sistem yang bisa dipakai
untuk mengeluarkan lumpur dari sump

a) Teori “kopi tubruk”


Pada umumnya volume air di sump aktif berkisar lebih dari 50%
dari kapasitas sump. Kondisi air yang cukup banyak menyebabkan
material tersedimentasi berada jauh di bawah suction pipe pompa.
Konsekuensi logis dari peristiwa ini, pompa memompakan air di
sekitar elevasi permukaan, sedangkan material sedimentasi
mengendap di elevasi yang lebih bawah

PT GENTA NUSA ARSANA 32


www.gentanusaarsana.com
b) Menggunakan Pompa Lumpur
Saat ini dengan semakin luas dan dalam tambang, maka dimensi
sump akan semakin luas dan dalam. Untuk mengeluarkan lumpur
dari sump tersebut maka digunakan pompa lumpur seperti
pompa cantilever, pompa dredger, pompa “dragflow”.

PT GENTA NUSA ARSANA 33


www.gentanusaarsana.com
IV. SHE DEWATERING

4.1 Tujuan

Dalam kegiatan di dewatering, kita tidak akan lepas dengan pekerjaan-


pekerjaan yang berbahaya. Pekerjaan di dewatering banyak
bersinggungan dengan bekerja di dekat air. Bekerja di dekat air termasuk
dalam TOP 10 HIGH RISK. Pekerjaan- pekerjaan yang termasuk TOP 10
HIGH RISK yaitu.

1. Pengoperasian Dump truck & Trailer


2. Pengoperasian LV
3. Aktifitas Blasting
4. Bekerja Diketingian
5. Bekerja didekat air
6. Isolasi Energi
7. Pekerjaan Listrik
8. Alat angkat dan Penyangga beban
9. Bekerja di ruang terbatas
10.Bekerja di dekat dinding tambang

Banyak pekerjaan di dekat air yang tidak dapat lepas dari bahaya, hal ini
tergantung dari pengawasan seorang pengawas dalam mengidentifikasi
sebuah bahaya. Pekerjaan pekerjaan di dekat air yang berpotensi
menimbulkan bahaya yaitu :

 Mengoperasikan Pompa Ponton.


 Maintenance Pompa Ponton.
 Pengambilan Sampel Air Sump.
 Pemasangan Pipa Di Sump.
 Transportasi Manusia (Penggunaan Boat).
 Kegiatan Survey Di Sump.

PT GENTA NUSA ARSANA 34


www.gentanusaarsana.com
 Pemberian Kapur (Aktifitas Settling Ponds).
 Pemuatan Fuel.
 Pemuatan Alat Berat.
 Pemuatan Jembatan Penghubung.
 Dumping Overburden Di Sump.

Dewatering merupakan salah satu pekerjaan yang aktivitas nya


kebanyakan berada di dekat air. Oleh karena itu kita perlu mengamati
suatu pekerjaan dan mendeskripsikan nya serta mengetahui potensi-
potensi bahaya yang akan terjadi. Setelah semua pekerjaan yang ada
di dewatering kita jabarkan maka kita harus juga membuat prosedur
kerja yang benar agar pekerjaan-pekerjaan tersebut aman dilakukan.
Aktivitas pengidentifikasian bahaya dan pembuatan prosedur paling
sederhana yaitu pembuatan JSA ( Job Safety Analysis ).

 Ganti pipa saluran air tambang


 Pasang lepas pipa pompa air tambang
 Menarik pompa pontoon dari sump
 Menindah, memasang pompa air tambang
 Bongkar pasang pompa pontoon

PT GENTA NUSA ARSANA 35


www.gentanusaarsana.com
4.2 Job Safety Analysis ( JSA )

Dasar Pemikiran

1.Setiap terjadinya kecelakaan selalu ada penyebabnya.


2.Setiap tugas dalam suatu pekerjaan dapat diuraikan kedalam suatu
urutan tahapan yang sederhana.
3.Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali potensi kerugiannya
4.Setiap potensi kerugian dalam tahapan pekerjaan dapat dikendalikan
atau diatasi.

Persyaratan agar seseorang dapat bekerja dengan aman :


 Harus mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
 Harus mengetahui potensi bahaya – bahaya yang
dapat timbul pada aktifitas pekerjaan tersebut

Definisi Job Safety Analysis (JSA)

MENGAPA JSA PERLU DILAKUKAN ??

Analisis Keselamatan kerja (JSA) adalah metode yang dapat digunakan


untuk mengidentifikasi, menganalisa dan merekam

1. Langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan tertentu,


2. Potensi bahaya yang mungkin timbul dalam setiap
langkah,
3. Melakukan rekomendasi tindakan/prosedur yang dapat
menghilangkan atau mengurangi potensi bahaya-
bahaya tersebut.

JSA merupakan salah satu bagian dari Analisa Manejemen Resiko yg


paling efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Karena dalam JSA Setiap bahaya yang mungkin akan terjadi pada
setiap tahapan / langkah pekerjaan telah dianalisa tingkat resiko dan
cara penanganannya.

PT GENTA NUSA ARSANA 36


www.gentanusaarsana.com
4.3 Standart Perlengkapan dan Peralatan bekerja di dekat
air.
Pekerjaan yang dilakukan di dekat air harus mempunyai perlengkapan
dan peralatan yang dapanmendukung pekerjaan nya sehingg
pekerjaan yang dilakukan di dekat air tersebut dapat di lakukan
dengan aman. Adapun standart perlengkapan dan peralatan bekerja
di dekat air yaitu:

PT GENTA NUSA ARSANA 37


www.gentanusaarsana.com
1. Lifebuoy
Lifebuoy ini digunakan sebagai peralatan rescue apabila terjadi
keadaan gawat darurat

2. Pelampung ( Life Vest )


Pelampung ini harus dapat menahan
berat badan orang yang bekerja
(misal 60-80 kg). Pekerja harus
menyesuaikan pelampung yang
digunakan sesuai dengan berat
badannya. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat memilih
pelampung :
o Penggunaan pelampung.
o Ukuran dan berat badan
pemakai.
o Kemampuan berenang.
o Penggunaan sabuk.
o Kondisi cuaca.
o Ada tidaknya pertolongan

PT GENTA NUSA ARSANA 38


www.gentanusaarsana.com
3. Perahu untuk bekerja di dekat air
Perahu yang digunakan pada kegiatan di dekat air harus sesuai
dengan tugas yang dilakukan, dan disesuaikan dengan kondisi yang
diharapkan. Kapal harus terbuat dari material/bahan yang memiliki
kedap air yang efektif. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam
pemilihan perahu :

 Fungsi atau penggunaan perahu.


 Kapasitas muatan perahu.
 Kegiatan yang dilakukan dari atas perahu.
 Kondisi air dan cuaca yang diharapkan.

4. Penerangan (lampu senter) untuk pekerjaan di malam hari

PT GENTA NUSA ARSANA 39


www.gentanusaarsana.com
V. PUMP PERFORMANCE CURVE

5.1 Kurva Performance Pompa

PT GENTA NUSA ARSANA 40


www.gentanusaarsana.com
PT GENTA NUSA ARSANA 41
www.gentanusaarsana.com
Head (m)
• Hambatan yang dihadapi oleh larutan dalam pipa
Total Head :
• Dynamic Head
• Static Head

Static Head
Beda elevasi outlet dengan permukaan air

Dinamic Head

 Derajat kekasaran permukaan


dalam pipa
 Diameter dalam pipa
 Kecepatan aliran
 Panjang pipa
 Accesories

Static Head

PT GENTA NUSA ARSANA 42


www.gentanusaarsana.com
5.2 SYSTEM RESISTANCE CURVE

 Semua grafik performance curve dibuat dengan berdasarkan


pemompaan dengan media air bersih. Sementara aktualnya, media
yang biasa dijumpai adalah air kotor hingga slurry dengan
konsentrasi tinggi
 Pada saat mengangkut larutan dengan konsentrasi material yang
lebih tinggi ternyata terjadi penurunan kemampuan pompa .
 Penurunan disebabkan pada saat pompa mengangkut slurry maka
nilai total head sistem akan bertambah sehingga debit yang
dihasilkan pompa akan menurun sesuai dengan grafik kemampuan
pompa.

Kurva yang menggambarkan nilai total head yang dihasilkan system pada
berbagai nilai debit yang bervariasi

PT GENTA NUSA ARSANA 43


www.gentanusaarsana.com
PT GENTA NUSA ARSANA 44
www.gentanusaarsana.com
PT GENTA NUSA ARSANA 45
www.gentanusaarsana.com
VI. PUMP PRODUCTIVITY

6. 1 Debit Pompa
Debit adalah jumlah zat cair yang melewati jarak penampang pada setiap satuan
waktu.

Dalam aktivitas dewatering output yang ingin kita peroleh adalah berapa besar
volume air atau lumpur yang kita keluarkan. Untuk itu kita harus mengetahui
berapa debit setiap pompa yang operasi. Ada 2 cara yang kita gunakan dalam
penghitungan debit, yaitu menggunakan flowbar dan menggunakan alat
flowmeter digital. Untuk pengukuran menggunakan flow bar ada beberapa
standart yang harus kita perhatikan. Flow bar dapat terbuat dari kayu balok
berbentuk “L”. Berikut ini cara penghitungan debit dengan menggunakan flow
bar.

Tabel . Tabel perhitungan debit dengan flow bar

PT GENTA NUSA ARSANA 46


www.gentanusaarsana.com
Flow bar kita letakkan di atas pipa kemudian ujung “L” flow bar di singgungkan ke
air yang keluar dari pipa tersebut. Setelah ujung “L” tadi menyentuh air maka kita
liat berapa harga X yang tertera sampai ujung pipa. Dari harga X yang kita dapat kita
dapat melihat debit pompa tersebut di table.

Pada pemompaan air produktivity yang dihitung hanyalah debit air yang keluar saja,
akan tetapi untuk pemompaan lumpur tentu padatan yang di keluarkan juga harus di
hitung.
Pada pemompaan di lapangan penghitungan volume lumpur / padatan yang di
keluarkan dihitung dengan perhitungan SG atau Spesific Gravity.
SG adalah perbandingan berat lumpur dengan berat air bersih pada volume yang sama.

PT GENTA NUSA ARSANA 47


www.gentanusaarsana.com
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
SG =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

SG = 1 = Air Bersih

Timbangan Lumpur

48
VII. SLURRY PUMP INTRODUCTION
7.1 Metode Pemindahan Lumpur

Pemindahan lumpur (terutama bekas area sump) secara konvensional adalah


dengan metode trucking, menggunakan loader dan diangkut dengan truck.
Metode ini hingga saat ini masih menjadi solusi andalan untuk mengeringkan
sedimentasi sump. Cost yang tinggi sudah dianggap menjadi konsekuensi logis
pada aktivitas operasional tersebut. Volume yang dipindahkan pun akan menjadi
“lebih dari dua kali lipat” akibat aktifitas “blending” yang harus dilakukan.
Produktivity baik loader dan hauler akan menjadi sangat rendah. Monitoring dari
sisi safety juga akan menjadi hal yang cukup “critical”.
Namun hingga saat ini, aktivitas tersebut masih menjadi pilihan yang susah
dihindarkan saat harus mengerjakan area bekas sump. Metode pengelolaan
lumpur seperti yang sudah dibahas di bab sebelumnya kadang masih belum cukup
untuk sebagian besar kondisi aktual yang ada. Curah hujan yang di luar rencana,
catchment area yang terlalu luas, umur sump yang sudah cukup lama, atau lokasi
sump yang sudah lama ditinggalkan, menjadikan aktivitas mud handling
memerlukan suatu metode yang baru. Metode pemompaan lumpur menjadi
salah satu alternatif yang lebih ekonomis.
Pemompaan lumpur yang pernah dilakukan di salah satu lokasi tambang adalah
dengan memompakan air dan lumpur dengan SG berkisar 1,15.
Pernah mencapai SG di atas 1,3 namun perlu menjadi catatan bahwa pompa
hanya dapat bertahan operasi pada kondisi demikian kurang dari 2 jam.
Spesifikasi sistem dewatering untuk memompakan lumpur dengan SG > 1,3
memerlukan perencanaan dan alat yang sesuai dengan spesifikasinya.
Dredger Pump adalah sebuah unit pompa primer dengan spesifikasi dapat
memompakan lumpur dengan SG > 1,3.

Gambar . Pengangkutan lumpur dengan Truck

PT GENTA NUSA ARSANA 49


www.gentanusaarsana.com
50
7.2 Dredger Pump

Dredger Pump menggunakan prinsip kerja kapal keruk. Sedimen di dasar kolam
atau sungai diberaikan dengan menggunakan cutter yang berada di ujung pipa
hisap, dan dipompakan ke tempat pembuangan dengan menggunakan pompa
lumpur. Cutter ditempatkan pada suatu struktur besi yang dinamakan ladder.
Ladder dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menempatkan cutter tersebut
jauh di bawah air, berkisar 6-7 meter. Selain cutter, di ladder juga terdapat unit
aktif strainer yang berfungsi untuk mengatasi masalah sumbatan yang sering
terjadi di aktifitas pemompaan lumpur terutama pemompaan lumpur di kolam
titik terdalam sebuah tambang terbuka. Lumpur masuk melalui pipa hisap sesuai
ukuran pompa lumpur yang digunakan.
Jenis pompa yang digunakan adalah pompa lumpur centrifugal.
Pompa diposisikan secara immersible, artinya pompa terletak di bawah muka air
(positive suction) tetapi berada dalam sebuah kompatemen kering. Posisi tersebut
memungkinkan pompa beroperasi tanpa memerlukan sistem pemancingan awal
(priming). Untuk mencegah kobocorang yang timbul di bagian seal pada saat
pompa beroperasi, digunakan centifugal seal (expeller seal).
Unit MHP pada umumnya dilengkapi tiga engine; engine hidrolik, genset, dan
engine pompa lumpur itu sendiri. Engine digunakan untuk menggerakkan pompa
hidrolik untuk memberikan tenaga penggerak kepada motor hidrolik untuk
menggerakkan attachment seperti : cutter, active stainer, ladder, manuver, dll.

Dredger Pump

PT GENTA NUSA ARSANA 51


www.gentanusaarsana.com
7.3 Dredger Attachment

• Cutter : berfungsi untuk memberaikan material (digunakan pada materal


sedimentasi yang sudah terpadatkan)
• Strainer : untuk menyaring material yang diijinkan masuk ke dalam pompa
• Active strainer : untuk mengatasi sumbatan akibat material menutup strainer
• Ladder : menempatkan cutter di elevasi yang dikehendaki

PT GENTA NUSA ARSANA 52


www.gentanusaarsana.com
7.3 Cantilever Slurry Pump

Cantilever Slurry pump merupakan pompa sentrifugal, akan tetapi cara


pengoperasiannya adalah dengan mencelupkan pompa kedalam lumpur sehingga
jenis pompa ini dapat melakukan pemompaan dengan lebih baik daripada pompa
dengan sistem priming.

53
VIII. SLURRY PUMP OPERATION
8.1. Pendahuluan.
Masalah lumpur di tambang memang merupakan hal yang memerlukan
penanganan serius, terlebih lagi tingkat sedimentasi yang tinggi akibat
semakin dalamnya tambang tersebut.
Pada fase pertama pemindahan lumpur biasanya menggunakan metode
trucking and shovel, akan tetapi dengan metode tersebut akan
memerlukan biaya dan faktor keselamatan yang tidak murah dan mudah.
Pengangkutan dengan metode truck and shovel mengakibatkan
produktifitas alat menjadi sangat rendah, belum lagi dari sisi keselamatan
akibat jalan yang di lewati menjadi licin.

8.2. Operational Slurry Pump


Pemompaan lumpur dari sump sampai outlet memerlukan beberapa
tahapan pemompaan.
Pemompaan step 1 adalah Pompa lumpur ( Dredger, Cantilever dll )
Pemompaan step 2 adalah Pompa Transfer

Skema Pemompaan 1
Skema Pemompaan 1

54
Skema Pemompaan 2

Elv. +108

55
56
57

Anda mungkin juga menyukai