Anda di halaman 1dari 4

Mechanical Availability, Physical availability, Used

Availability and Effective Utility


MA, PA, UA dan Eu merupakan rumus yang digunakan untuk perencanaan perbaikan
unit alat berat (Heavy Equipment) dan kendaraan bermesin, berikut ini saya akan
menjelaskan kegunaan rumus tersebut untuk menghitung produktifitas alat berat di
tambang.

A. Mechanical Availability (Ketersedian Mekanis)

Merupakan Penghitungan hilangnya waktu kerja alat berat yang diakibatkan oleh
Kerusakan mekanis seperti Kerusakan mesin atau bisa juga diakibatkan oleh
perawatan service berkala unit alat berat.
Untuk menghitung ketersedian mekanis alat berat dapat digunakan rumus berikut :

Ma = Wt
(Wt+ Wr) x 100%

B. Physical Availability (Ketersediaan Fisik )

Merupakan penghitungan hilangnya waktu kerja alat berat yang diakibatkan oleh hal
selain kerusakan mekanis diatas, seperti hilangnya waktu kerja yang diakibatkan oleh
Hujan, Jalan Licin dan lainnya yang diakibatkan oleh alam.
Untuk menghitung ketersediaan fisik alat berat tersebut dapat digunakan rumus
berikut :
Pa = Wt + Wstb
(Wt+ Wr+Wstb) x 100%

C. Effective Utilization(Waktu Kerja Efektif)

Merupakan penghitungan waktu kerja tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk


produktifitas alat berat.
Untuk menghitung waktu kerja effektif alat berat dapat digunakan rumus berikut :
Eu = Wt
(Wt+ Wr+Wstb) x 100%

D. Use of Availability (Ketersediaan Pemakaian)


Merupakan penghitungan waktu alat berat tersebut digunakan untuk beroperasi , pada
saat unit tersebut bisa dipergunakan.
Untuk menghitung waktu ketersediaan pemakaian dapat digunakan rumus berikut:
Ua = Wt
(Wt +Wstb) x 100%

Pasti bingung kan ? dengan simbol-simbol rumus tersebut, berikut keterangan dari
rumus-rumus yang saya jabarkan tadi :

Ma = Merupakan Mechanical Availability


Pa = Merupakan Physical Availability
Eu = Merupakan Effective Utilization
Ua = Merupakan Use of Availability
Wt = Total waktu yang digunakan untuk operasional unit
Wr = Total waktu yang hilang yang diakibatkan oleh kerusakan unit
Wstb = Total waktu standby unit tersebut

Alat Berat dan Kapasitas Produksi


PENJADWALAN PRODUKSIMenentukan bagaimana produksi dicapai
dalam kurun waktu yang telah ditentukan, sehingga semua element yang
terkait dengan produksi tersebut harus di detailkan. Penjadwalan
biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi seperti contoh di bawah ini.
Tabulasi meliputi antara lain :a. Volume produksi : komoditi dan waste
b. Volume drilling & blasting
c. Jam Kerja alat
d. Jarak angkut
Contoh Tabulasi Penjadwalan Produksi

PENJADWALAN JAM KERJA (ROSTER)


a. Jam KerjaJam kerja sangat menentukan jumlah dan ukuran alat yang
akan digunakan. Jam kerja ini dipengaruhi oleh pola shift kerja, kondisi
alam, metodologi pergantian shift dan pola maintenance alat.
Dibawah contoh perhitungan jam kerja.
Perhitungan Hari Kerja

Jumlah hari setahun 365 hari


Dikurang hari libur 10 hari
Jadwal hari Kerja 355 hari
Dikurang Hari Hujan* 40 hari
Jumlah hari kerja (available) 315 hari
Jumlah shift per hari 3 shift
Jumlah Shfit pertahun 945 shift

Perhitungan Jam Kerja

Jam per shift 8.0 jam


Dikurang pergantian shift 0.2 jam
Dikurangi Istirahat makan 0.5 jam
Dikurangi traveling, blasting 0.5 jam
Jam available per shift 6.8 jam
Jadwal jam Kerja per tahun 6426 jam

Contoh Tabulasi Penjadualan Jam Kerja


b. Physical Availability (PA)
Ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja, besarnya physical
availability untuk alat-alat baru biasanya diatas 90%. Nilai ini
sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan suku cadang..
Contoh untuk kasus di atas, apabila untuk perawatan diperlukan 1 jam
dalam 1 shift maka Availability = (5.8+1.2)/(5.8+1.2+1) = 87.5%

c. Use of Availability. (UA)


Jam kerja alat yang digunakan pada saat alat itu kondisi tidak rusak.
Contoh untuk kasus di atas : alat efektif bekerja 5.8 jam, sedangkan
waktu stand by 1.2 jam
Use of availability = 5.8/(5.8 + 1.2) x 100% =83%

d. Produksi
Produksi = skedul jam kerja x UA x PA x produktivitas
Contoh : produktivitas alat = 150 m3/jam
Produksi pershift = 8jam x 87.5% x83% x 150 m3/jam = 870bcm/shift

FORMULA
PA = (W+S)/ (W+S+R)
UA = W/(W+S)
Skedule jam kerja (SK) = W + S + R
Produktivitas (P) = Vol / W
Produksi (Q) = SK x PA x UA x P
Q = (W+S+R) x (W+S)/(W+S+R) x W/(W+S) x Vol/W
dimana :
PA = Physical availability
UA = use of availability
W = working
R = break down
Contoh : Skedul jam kerja 8 jam/ shift, kehilangan waktu 1.2 jam,
perawatan 1 jam, produktivitas alat 150 bcm/jam
Jumlah produksi pershift : =(5.8+1.2+1)x(5.8+1.2)/
(5.8+1.2+1)x5.8/(5.8+1.2)x 150 bcm/jam
= 8 x 87.5% x 83% x 150 = 870 bcm/shift

KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL


Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun
komoditi harus diketahui secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat
yang cocok untuk digunakan serta untuk memperkirakan
produktivitasnya. Yang paling utama diketahui dalam pekerjaan
pemindahan tanah
mekanis adalah :
a.Kemudah galian (Excavability)
Dalam penggalian tanah mekanis kemudah galian biasanya dikatagorikan
kedalam : free dig, rippable dan un-rippable. ketiga kriteria ini sangat
berdampak terhadap penetuan jenis dan tingkat produktivitas alat gali-
muat. Untuk menentukan kriteria tersebut biasanya diketahuai dari
analisa geotechnik, sehingga sebelum proses penggalian perlu dilakukan
penelitian :
- Analisa log bor, menegetahui batas atara batuan asli dan lapukan
- survey seismik untuk mengetahui kecepatan seismik dari batuan yang
akan digali
- Analisa engineering meliputi : kondisi air tanah, tipe batuan, stregth,
joint spacing.

b.Berat Jenis
Berat jenis batuan harus ditentukan dengan pasti, hal ini untuk memastikan agar
tidak terjadi kekurangan beban dan kelebihan beban karena keduanya dapat
menyebabkan kerugian. Kalau terjadi kekurangan beban produktivitas alat tidak
optimum, sedangakan kelebihan muatan alat akan cepat rusak.

c.Swell
Apabila tanah asli digali atau diberaikan, maka terjadi perubahan volume karena
adanya pengembangan, perubahan volume dari asli “bank” cubic metre (bcm)”
menjadi gembur “loose cubic metre (lcm)” disebut dengan swell. Swell sangat
penting diketahui dalam pemindahan tanah meknis karena material yang dimuat dan
diangkut adalah dalam bentuk terberai (loose) sedangkan kemajuan penggalian
dihitung dalam kondisi tanah asli (bcm). Misal kalau swell faktor tinggi maka
produktivitas alat dalam bcm akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai