PENJADWALAN PRODUKSI
Menentukan bagaimana produksi dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan,
sehingga semua element yang terkait dengan produksi tersebut harus di detailkan.
Penjadwalan biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi seperti contoh di bawah ini.
Tabulasi meliputi antara lain :
a. Volume produksi : komoditi dan waste
b. Volume drilling & blasting
c. Jam Kerja alat
d. Jarak angkut
Contoh Tabulasi Penjadwalan Produksi
365 hari
10 hari
355 hari
40 hari
315 hari
3 shift
945 shift
8.0 jam
0.2 jam
0.5 jam
0.5 jam
6.8 jam
6426 jam
Contoh untuk kasus di atas : alat efektif bekerja 5.8 jam, sedangkan waktu stand by 1.2
jam
Use of availability = 5.8/(5.8 + 1.2) x 100% =83%
d. Produksi
Produksi = skedul jam kerja x UA x PA x produktivitas
Contoh : produktivitas alat = 150 m3/jam
Produksi pershift = 8jam x 87.5% x83% x 150 m3/jam = 870bcm/shift
FORMULA
PA = (W+S)/ (W+S+R)
UA = W/(W+S)
Skedule jam kerja (SK) = W + S + R
Produktivitas (P) = Vol / W
Produksi (Q) = SK x PA x UA x P
Q = (W+S+R) x (W+S)/(W+S+R) x W/(W+S) x Vol/W
dimana :
PA = Physical availability
UA = use of availability
W = working , S = kehilangan waktu
R = perawatan (break down)
Contoh : Skedul jam kerja 8 jam/ shift, kehilangan waktu 1.2 jam, perawatan 1 jam,
produktivitas alat 150 bcm/jam
Jumlah produksi pershift :
=(5.8+1.2+1)x(5.8+1.2)/ (5.8+1.2+1)x5.8/(5.8+1.2)x 150 bcm/jam
= 8 x 87.5% x 83% x 150 = 870 bcm/shift
3. KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL
Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun komoditi harus
diketahui secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat yang cocok untuk digunakan
serta untuk memperkirakan produktivitasnya. Yang paling utama diketahui dalam
pekerjaan pemindahan tanah mekanis adalah :
a. Kemudah-galian (Excavability)
Dalam penggalian tanah mekanis kemudah galian biasanya dikatagorikan kedalam :
free dig, rippable dan un-rippable. Ketiga kriteria ini sangat berdampak terhadap
penetuan jenis dan tingkat produktivitas alat gali-muat. Untuk menentukan kriteria
tersebut biasanya diketahuai dari analisa geotechnik, sehingga sebelum proses
penggalian perlu dilakukan penelitian :
- Analisa log bor, mengetahui batas atara batuan asli dan lapukan
- Survey seismik untuk mengetahui kecepatan seismik dari batuan yang akan digali
- Analisa engineering meliputi : kondisi air tanah, tipe batuan, stregth, joint spacing.
b. Massa Jenis (densitas)
Massa jenis batuan harus ditentukan dengan pasti, hal ini untuk memastikan agar tidak
terjadi kekurangan beban dan kelebihan beban karena keduanya dapat menyebabkan
kerugian. Kalau terjadi kekurangan beban produktivitas alat tidak optimum, sedangkan
kelebihan muatan alat akan cepat rusak.
c. Swell
Apabila tanah asli digali atau diberaikan, maka terjadi perubahan volume karena
adanya pengembangan, perubahan volume dari asli bank cubic metre (bcm) menjadi
gembur loose cubic metre (lcm) disebut dengan swell. Swell sangat penting diketahui
dalam pemindahan tanah meknis karena material yang dimuat dan diangkut adalah
dalam bentuk terberai (loose) sedangkan kemajuan penggalian dihitung dalam kondisi
tanah asli (bcm). Misal kalau swell faktor tinggi maka produktivitas alat dalam bcm akan
menurun.
4. PEMILIHAN ALAT
Secara garis besar pemilihan alat ditentukan oleh :
a. Karakterisitik material (sifat fisik, kekerasan dll.)
b. Bentuk endapan, kemiringan, perlapisan
c. Tingkat produksi
d. Metoda penambangan
e. Jarak angkut, Kemiringan, dimensi jalan
f. dll
5. ALAT PEMBERAIAN BATUAN
Metoda yang umum digunakan untuk pemberaian material overburden, bijih (ore) dan
batubara adalah ripping menggunakan bulldozer-ripper dan drilling blasting.
5.1. Ripping
Ripping digunakan untuk pemberaian material sebelum dimuat oleh shovel/ Backhoe/
Loader/ Dragline ke dalam Truck atau ke alat lain. Survey seismik refraksi biasanya
digunakan untuk mengindikasi kemudah galian material yang akan digali. (grafik
hubungan antara kecepatan seismik batuan dengan kemapuan ripping utuk berbagai
model bulldozerdapat dilihat di halaman berikut).
Faktor yang berpengaruh dalam produktivitas Ripping antara lain :
a. Dozer Power and Weight
b. Type batuan (karakteristik batuan)
c. Jumlah Ripper
d. Panjang Lintasan Ripping
e. Kedalaman Penetrasi
f. Struktur geologi (Spasi joint, sesar)
Contoh Pekerjaan Ripping
.
Yang perlu diperhatikan pada Shovel & Backhoe
a. Ukuran Bucket (m3)
b. Digging Reach (m)
c. Digging Depth (m)
d. Digging Force (Kg/Newton)
e. Kecepatan Swing
Contoh Type & Ukuran SHOVEL & BACHOE Produk Komatsu
Model Kapasitas Bucket (m3)
PC200
0.47 1.15
PC400
1.30 2.20
PC750
3.60 5.00
PC1100
5.50 - 6.50
PC3000
12.0 - 16.0
PC4000
19.0 - 24.0
PC5000
26.0 - 30.0
9.2. CONVEYOR
a. Volume tinggi, jarak jauh, unit cost rendah
b. Sulit untuk dipindah-pindahkan
c. Memerlukan ongkos investasi yang tinggi
d. Dapat menghandle material dengan grade sampai dengan 40%
e. Lebih aman dibanding dengan Truck
f. Dampak Polusi Lingkungan lebih rendah
g. Umur pakai minimum 5 tahun
3. Cycle Time
Cycle time alat loading terdiri dari komponen :
a. Loading
b. Swing muatan
c. Dump
d. Swing kosongan
Note : cycle time tipe track loader utk kapasitas (2 22 m3) berkisar antar 24 s/d 32
detik per cycle
Kondisi Lapangan
a. Jalan :
- Terpelihara (Rr<3%)
- 500 m untuk 10% grade
- 4,5 Km untuk 0% grade
b. Material : Batu Pasir (Blast Material)
c. Swell : 1,6
d. Density : 2,4 t/Bcm
e. Speed : 40 Km/jam
Cycle Time
Haul : 15,6 menit
Loading : 2,0 menit
Dumping : 0,5 menit
Spot : 0,5 menit
TOTAL : 19.6 menit
Truck Productivity
Q = C x 60/cm x E
= 113 x 60/19.6 x 0.83
= 337.9 ton/jam
= 337.9 ton/jam : 2.4 ton/bcm =140bcm/jam
11.7. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Grader
PRODUKTIVITAS :
Qa = V x (Le Lo) x 1000 x E
Qa = Produktivitas (m2/jam)
V = Kecepatan (km/jam)
Le = Lebar efektif Blade
E = Job Efisiensi
Lo = Lebar overlap Blade (m)
= Produktivitas (m2/jam)
= Kecepatan (km/jam)
= Lebar efektif. Kompaksi (m)
= Tebal Lapisan yg Dipadatkan (m)
= Jumlah Lintasan
= Job Efisiensi
Dimana :
Na = jumlah alat angkut, buah
Nm = jumlah alat muat, buah
Ctm = waktu edar (cycle time) alat muat
Cta = waktu edar (cycle time) alat angkut
Bila dari hasil perhitungan ternyata :
a. Faktor keserasian < 1, maka alat muat akan sering menganggur atau berhenti
b. Faktor keserasian = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (shyncron) artinya
keduanya akan sama-sama sibuknya atau tak perlu ada yang menunggu.
c. Faktor keserasian > 1, maka alat angkut yang akan sering menganggur atau berhenti
Beberapa keuntungan dan kerugian pemilihan antara truck kecil dan besar :
1. Truck kecil
Keuntungan :
Lebih lincah dalam beroperasi
Lebih mudah mengoperasikannya
Lebih fleksibel dalam pengangkutan jarak dekat
Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana
Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah
Jika salah satu truck dalam satu unit angkutan tidak bekerja, tidak akan terasa
terhadap produksi
Kerugian :
Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truck yang beroperasi terutama waktu
muat
Excavator lebih sukar untuk memuatnya karena kecilnya bak
Lebih banyak sopir yang diperlukan
Biaya pemeliharaan lebih besar karena lebih banyak truck begitu pula tenaga
pemeliharaan
2. Truck besar
Keuntungan :
Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil jumlah unit truck besar lebih sedikit
Sopir atau crew yang digunakan lebih sedikit
Pada waktu mengangkut beban kecepatan maksimum truck bias mencapai 11,9 mph
Tahanan gelinding = 60 lb/ton
Tahanan kelandaian = 50 lb/ton
Tahanan total = 10 lb/ton
(dikurangi karena pada waktu pulang turun)
Berat kosong truck : 37.000 lb x 0,4536 kg/lb = 16.780 kg
Rimpull yang diperlukan 10 lb/ton x 16,78 ton = 167,8 lb
Pada waktu kosong kecepatan maksimum truck bias mencapai 32,7 mph.
Waktu siklus :
Loading = 15 cuyd / 312 cuyd/jam = 0,0482 jam
Mengangkut = 1 mile /11,9 mph = 0,084 jam
Kembali = 1 mile / 32,7 mph = 0,0306 jam
Waktu tetap (percepatan dan lain-lain) 2 menit = 0,0330 jam
Waktu membuang dan mengatur posisi 1 menit = 0,0165 jam
Total waktu siklus = 0,2123 jam
Jumlah trip / jam = 60 / 12,8 = 4,68 trip = 4 trip
Produksi 1 truck per jam = 4 trip/jam x 15 cuyd/trip = 60 cuyd/jam (bank)
Faktor koreksi :
Waktu kerja 50 menit/jam 0,83
= 0,83 x 0,75 = 0,6225 (0,62)
Tata laksana tata kerja baik : 0,75
Total produksi = 0,62 x 60 bcy/jam = 37,2 bcy/jam
Dilayani dengan power shovel dengan produksi 312 bcy/jam
Truck yang dibutuhkan : 312 bcy/jam / 37,2 bcy/jam = 9 buah truck
Sumber : (Alat Berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)
FAKTOR PRODUKSI
Adalah tahanan yang dialami oleh alat-alat pada waktu melakukan penggalian meliputi :
a. Gesekan antara alat gali dan Tanah
b. Kekerasan tanah/batuan
2. Tahanan Gulir/Gelinding (Rolling Resistance)
Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam pounds lbs dari tractive pull yang diperlukan
untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan
mendatar dengan kondisi jalan tertentu.
Keadaan bagian kendaraan yang berkaitan dengan permukaan jalur jalan :
a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah ukuran ban, tekanan dan
keadaan permukaan bannya apakah masih baru atau gundul dan macam kembangan
pada ban tersebut.
b. Jika memakai crawler track maka keadaan dan macam track kurang berpengaruh
tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan jalan.
Tabel Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan
Ban Karet
Crawler
Macam Jalan
Type
Tek. Ban Tek. Ban Rata(lb/ton)
Tinggi
Rendah
Rata
1. Smooth concrete
55
35
45
40
45
2. Good aspalt
60 70
40 65
50 60
60
3. Hard earth, smooth,
60 80
40 70
50 70 45 70
well maintained
4. Dirt road, average
85
construction road, little
70 100
90 100 80 100
100
maintenance
5. Dirt road, soft, rutted,
85
80 110 100 140 70 100
poorly maintained
120
6. Earth, muddy, rutted, no
165
140 180 180 220 150 220
maintenance
210
240
7. Loose sand and gravel 160 200 260 290 220 260
275
8. Earth, very muddy &
290 200 240 300 400 280 340
soft
370
3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Yaitu besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena
kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan
positif (plus slope) maka tahanan kemiringan (grade resistance) akan melawan gerak
kendaraan sehingga memperbesar tractive effort atau rimpull yang diperlukan.
Sebaliknya jika jalur jalan itu turun disebut kemiringan negative (minus slope) maka
tahanan kemiringannya akan membantu gerak kendaraan artinya mengurangi rimpull
yang dibutuhkan.
Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor yaitu :
a. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 %
berarti jalur jalan itu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100
meter ; atau naik turun 1 ft untuk setiap 100 ft jarak mendatar.
b. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam gross ton.
Besarnya rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan ini harus dijumlahkan secara
aljabar dengan rimpull untuk mengatasi tahanan gulir.
Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan
Kemiringan
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
GR Kemiringan GR Kemiringan
GR
(lb/ton)
(%)
(lb/ton)
(%)
(lb/ton)
20,0
9
179,2
20
392,3
40,0
10
199,0
25
485,2
60,0
11
218,0
30
574,7
80,0
12
238,4
35
660,6
100,0
13
257,8
40
742,8
119,8
14
277,4
45
820,8
139,8
15
296,6
50
894,4
159,2
Akan tetapi perlu diingat bahwa alat-alat pemindahan mekanis itu jarang yang dapat
mengatasi kemiringan lebih besar dari 15 %. Jadi kalau dipakai tahanan kemiringan 20
lb/ton/%, maka angka-angkanya tidaklah terlalu menyimpang sampai kemiringan 15 %.
Cara menentukan tahanan kemiringan itu dapat dengan memakai teori mekanika (ilmu
pesawat) yang sederhana.
Cara Menentukan Tahanan Kemiringan
Merupakan suatu faktor yang menunjukan berapa dari seluruh berat kendaraan itu pada
ban atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi harus dikali
untuk menunjukan rimpull maksimum antara ban atau track dengan permukaan jalur
jalan tepat sebelum selip. Jadi CT itu terutama tergantung :
a. Keadaan ban, yaitu keadaan dan macamnya bentuk kembangan ban tersebut, untuk
crawler track tergantung dari keadaan dan bentuk tracknya.
b. Keadaan permukaan jalur jalan, basah atau kering, keras atau lunak, bergelombang
atau rata, dst.
c. Berat kendaraan yang diterima oleh roda penggeraknya.
Coefficient of Traction Untuk Bermacam-Macam Keadaan Jalur Jalan
Crawler Track
%
%
1. Dry, rough concrete 0,80 1,00 80 100 0,45
45
2. Dry, clay loam
0,50 0,70 50 70
0,90
90
3. Wet, clay loam
0,40 0,50 40 50
0,70
70
4. Wet sand & gravel 0,30 0,40 30 40
0,35
35
5. Loose, dry sand
0,20 0,30 20 30
0,30
30
Macam Jalan
Ban Karet
Contoh perhitungan :
Sebuah kendaraan mempunyai jumlah berat 40.000 lbs (20 ton) yang seluruhnya
diterima oleh roda penggeraknya dan akan bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari
tanah liat yang kering dengan CT = 0,50 (50%), RR = 100 lb/ton dan kemiringan 5 %.
Jawab :
Rimpull yang dapat diberikan oleh mesin kendaraan pada macam jalan seperti diatas
sebelum selip bila beban yang diterima roda penggerak 100 % adalah sebesar :
RP/TP/TE/DBP = 40.000 lbs x 0,50 = 20.000 lbs
Sedangkan rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir adalah
sebesar :
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x GR x kemiringan
20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x RR
20 ton x 100 = 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 4.000 lbs
Maka kendaraan itu pada keadaan jalur jalan tersebut tidak akan selip
Seandainya kendaraan yang sama bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari pasir
lepas dengan RR 250 lbs/ton dan CT =0,20 serta kemiringan 5 % sedangkan berat
kendaraan yang diterima oleh roda penggerak 50 % yaitu :
Untuk mengatasi RR :
RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 250 lbs/ton = 5.000 lbs
Untuk mengatasi GR :
RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 7.000 lbs
Sedangkan rimpull yang dapat diterima oleh kendaraan 50 % nya adalah :
40.000 lbs x 0,20 x 50 % = 4.000 lbs,
maka kendaraan tersebut tidak akan dapat bergerak atau selip.
5. Rimpull/Tractive Pull/Tractive Effort/Drawbar Pull
Merupakan besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin
suatu alat kepada permukaan jalur jalan atau ban penggeraknya yang menyentuh
permukaan jalur jalan. Bila coeffisien of traction cukup tinggi untuk menghindari
terjadinya selip maka rimpull maksimum adalah fungsi dari tenaga mesin (HP) dan gear
ratios (persnelling) antara mesin dan roda-rodanya, tetapi jika selip maka rimpull
maksimum akan sama dengan besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan
coeffisien of traction.
Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dengan rumus :
HP x 375 x effesiensi mesin
RP = ---------------------------------------kecepatan, mph
dimana :
RP = Rimpull atau kekuatan tarik (lb)
HP = Tenaga mesin, HP
375 = Angka konversi
Istilah rimpull itu hanya dipakai untuk kendaraan yang beroda ban karet, untuk yang
memakai roda rantai (crawler track) maka istilah yang dipakai ialah drawbar pull (DBP).
Dari pengalaman ternyata untuk mesin 4 tak (four cycle engines) maka kemerosotan
tenaga karena berkurangnya tekanan, rata-rata adalah 3% dari HP diatas permukaan
air laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000 ft kecuali 1.000 ft yang pertama. Sedangkan
untuk mesin 2 tak ternyata kemerosotan lebih kecil yaitu sebesar 1% dari HP diatas
permukaan air laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000 ft kecuali 1.000 ft yang pertama.
Contoh :
Sebuah mesin 4 tak dan 2 tak dengan tenaga 100 HP diatas permukaan air laut pada
ketinggian 10.000 ft hanya akan memiliki HP sebesar :
3% x 100 x (10.000 - 1.000)
100 - -------------------------------------- = 73
1.000
1% x 100 x (10.000 - 1.000)
100 - -------------------------------------- = 91
1.000
Akan tetapi semakin tinggi letak tempat itu maka temperaturnya semakin rendah dan
hal ini akan membantu mesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin bakar (bensin dan
diesel). Untuk menghitung pengaruh temperature udara biasanya dihitung dengan
suatu rumus dimana sudah diperhitungkan pengaruh tekanannya pula, yaitu :
Ps To
Ho = ---- ---Po Ts
Dimana :
Hc = HP yang harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian yaitu pada ketinggian 0 ft
Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu
Ps = Tekanan barometer baku (standart), 29,92 inciHg
Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, inciHg
Ts = Temperatur absolute pada keadaan baku (standart), (4600 + 600 F) = 5200 F
(=2730 C)
To = Temperatur absolute pada ketinggian tertentu dalam 0 F atau (460 + Temp)
8. Efisiensi Operator (Operator Efficiency)
Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar untuk
ditentukan effisiensinya secara tepat karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari
bahkan dari jam ke jam tergantung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang
dikemudikan, suasana kerja, dll. Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah
tambahan (insentive) dapat mempertinggi effisiensi operator.
Sebenarnya effisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan pekerjaan itu
tetapi juga karena kelambatan-kelambatan dan hambatan-hambatan yang tak mungkin
dihindari seperti melumasi kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagianbagian penting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan ketempat lain, tidak adanya
keseimbangan antara alat muat dan alat angkut, menunggu peledakan disuatu daerah
yang akan dilalui, perbaikan jalan, dll.
Karena hal-hal tersebut diatas selama satu jam jarang ada operator betul-betul dapat
bekerja selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman maka bila operator dapat bekerja
selama 50 menit dalam satu jam, ini berarti effisiensinya adalah 83 %, maka hal ini
dianggap baik sekali jika alatnya berban karet. Sehubungan dengan effisiensi operator
diatas maka perlu juga diingat keadaan alat mekanisnya karena hal tersebut
mempengaruhi effisiensinya.
Operator Efficiency
Effisiensi
Macam Alat
Baik Sekali
Crawler
Tracktor
92 % = 55
min/jam
83 % = 50
Berban Karet
min/jam
Sedang
83 % = 50
min/jam
75 % = 45
min/jam
Kurang Baik
(Malam Hari)
75 % = 45
min/jam
67 % = 40
min/jam
Beberapa pengertian yang dapat menunjukan keadaan alat mekanis dan effektifitas
penggunaannya antara lain :
a. Availability Index atau Mechanical Availability
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat
yang sedang dipergunakan.
W
AI = -------- x 100%
W+R
Dimana :
W
Waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam kondisi dapat
dioperasikan artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay time)
yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu untuk pulang pergi ke
permuka kerja, pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, hambatan
karena keadaan cuaca, dll.
R
Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menuggu alat perbaikan
termasuk juga waktu untuk penyediaan suku cadang (spare parts) serta waktu untuk
perawatan preventif.
= Schedule hours
d. Effective Utilization
Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan
untuk kerja produktif. Effective Utilization sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi
kerja.
W
EU = ------------ x 100%
W+R+S
Dimana :
W+R+S = T = Total Hours Available atau Schedule hours (Jumlah jam kerja tersedia)
Contoh :
Dari pengoperasian sebuah power shovel dalam sebulan dapat dicatat data sebagai
berikut :
Jumlah jam kerja (working hours)
= W = 300
Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours)
= R = 100
Jumlah jam siap tunggu (hours on standby)
= S = 200
Jumlah jam yang dijadwalkan (schedule hours or Total hours) = T = 600
Maka :
300
AI = ------------ x 100% = 75 %
300 + 100
300 + 200
PA = ------------ x 100% = 83 %
600
300
UA = ------------ x 100% = 60 %
300 + 200
300
EU = ----- x 100% = 50 %
600
Dalam keadaan lain datanya sebagai berikut :
W
= 450
R
S
W+R+S
= 150
= 0, berarti alat tersebut tak pernah menunggu (standby)
= 600
Maka :
450
AI = ------------ x 100% = 75 %
450 + 150
450 + 0
PA = ---------------- x 100% = 75 %
450 + 150 + 0
450
UA = ------------ x 100% = 100 %
450 + 0
450
EU = ----- x 100% = 75 %
600
Terlihat bahwa operasi alat pada contoh kedua lebih effisien daripada operasi alat pada
contoh pertama.
Macam Material
Bobot Isi
(Density)
Swell Factor
(in bank
correction factor)
2.700 4.325
0,075
2.300
0,85
2.800 3.000
0,82 0,80
2.200
0,74
lb/cu yd insitu
1. Bauksit
2. Tanah liat, kering
3. Tanah liat, basah
4. Antrasit (anthracite)
5. Batubara bituminous
(bituminous coal)
6. Bijih tembaga (cooper ore)
7. Tanah biasa, kering
8. Tanah biasa, basah
9. Tanah biasa bercampur
pasir dan kerikil (gravel)
10. Kerikil kering
11. Kerikil basah
12. Granit, pecah-pecah
13. Hematit, pecah-pecah
14. Bijih besi (iron ore), pecahpecah
15. Batu kapur, pecah-pecah
16. Lumpur
17. Lumpur sudah ditekan
(packed)
18. Pasir, kering
19. Pasir, basah
20. Serpih (shale)
21. Batu sabak (slate)
1.900
0,74
3.800
2.800
3.370
0,74
0,85
0,85
3.100
0,90
3.250
3.600
4.500
6.500 8.700
0,89
0,88
0,67 0,56
0,45
3.600 5.500
0,45
2.500 4.200
2.160 2.970
0,60 0,57
0,83
2.970 3.510
0,83
2.200 3.250
3.300 3.600
3.000
4.590 4.860
0,89
0,88
0,75
0,77
tabel).
Tabel pengaruh dari faktor swing dan kedalaman galian :
Contoh perhitungan :
Tentukan produksi backhoe dengan kapasitas bucket 1 cuyd menggali tanah biasa,
swell 43%, dalam pemotongan 6 ft, sudut swing 900, kondisi pekerjaan dan tata
laksana sedang.
Jawab :
Ukuran bucket 1,75 cuyd dalam keadaan munjung lebih kurang 2 cuyd, swell 43%.
penimbunan kembali (back filling) dan penumpukan atau penimbunan (stock filling).
Contohnya :
Sebuah bulldozer denga kekuatan mesin 180 HP memiliki bilah (blade) berukuran 9,5 ft
x 3,0 ft (panjang x tinggi). Kapasitas bilah (blade) dengan kemiringan tanah didepannya
1 : 1 adalah 1,58 cuyd, volume lepas (loose volume = LCM).
Material yang digali adalah tanah liat berpasir dengan S.F = 80%, jarak dorong = 100 ft
pulang pergi dengan lapangan kerja mendatar, effisiensi kerja = 83%. Kecepatan
maksimum pada gigi-1 maju = 1,5 mph dan gigi mundur 3,5 mph.
Produksi per jam :
Waktu tetap (memindah gigi berhenti) = 0,320 menit
Mendorong muatan 100 ft pada kecepatan 1,5 mph :
Kapasitas bilah = 1,58 x 80% = 1,3 cuyd bank measured (bank cu yd = BCM)
Produksi yang diperkirakan = 1,3 x 35 = 45,5 cuyd (bank measured)/jam.
Bila ada 500 BCM tanah yang harus dipindahkan tiap jam oleh alat tersebut, maka
diperlukan :
Dan dibutuhkan :
Dimana :
P = Produksi bulldozer, m3/jam
PMT = Produksi maksimum teoritis dengan effisiensi 100%, m 3/jam
FK = Faktor koreksi
KB = Kapasitas bilah (blade capacity), m3
T = Lintasan perjam
Ct = Waktu daur (cycle time), menit
J = Jarak kerja, m
F = Kecepatan maju (forward velocity), m/menit
R = Kecepatan mundur (reverse velocity), m/menit
Z = Waktu tetap (fixed time), menit
Contohnya :
Sebuah bulldozer Komatsu D 355 A yang dilengkapi dengan alat garu dipergunakan
untuk tugas penggaruan sekaligus juga untuk kegiatan penggusuran dengan jarak garu
dan gusur rata-rata 30 m. Material yang digaru dan digusur adalah tanah yang kompak
dan kering. Data teknis lainnya adalah :
a. Faktor pengembangan 0,80
b. Ukuran bilah 4,32 m (panjang) x 1,68 (tinggi)
c. Faktor bilah = 0,90
d. Kecepatan maju pada gigi 3 = 4,78 km/jam
e. Kecepatan mundur pada gigi 2 = 6,54 km/jam
f. Waktu tetap (fixed time) = 0,05 menit
g. Effisiensi waktu = 0,83
Contoh penggunaan :
Material 12 mm dengan bucket 4 cuyd
Fill factor : 90%,
Jadi per trip bucket mengangkut sebesar : 0,9 x 4 cuyd = 3,6 LCM per trip
Perhitungan :
Sebuah loader dengan kapasitas bucket 5 cuyd mengerjakan gravel dengan berat
1.660 kg/m3 dengan ukuran 9 mm, jarak maneuver d1 = d2 = 15 ft, operasi konstan
dengan truck sewa dengan kecepatan operasi :
Maju : 260 fpm, mundur : 440 fpm
Bucket 5 cuyd kira-kira memuat 6 LCY
Waktu siklus :
Fixed time = 0,40 menit
Material 9 mm = - 0,20 menit
Truck sewa = + 0,40 menit
Operasi konstan = - 0,20 menit
Maju 2 x 15/260 = + 0,11 menit
Mundur 2 x 15/440 = + 0,07 menit
Total waktu = 0,58 menit
Trip/jam = 60 / 0,58 = 103,44 = 620,64 cuyd/jam
Faktor koreksi :
Bucket fill factor = 0,85
Effisiensi kerja siang = 0,83
Tata laksana-kondisi kerja baik = 0,75
Jadi produksi riil = 0,85 x 0,83 x 0,75 x 620,64 cuyd/jam
= 0,53 x 620,64 cuyd/jam
= 328,94 cuyd/jam
Sumber : (Alat Berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)
Exploitasi merupakan kegiatan penggalian endapan bahan galian dari dalam kulit bumi
secara ekonomis dengan menggunakan system penambangan tertentu. Adapun
tahapan kegiatan penambangannya sebagai berikut : Pembabatan (Clearing),
Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Stripping O/B), Penggalian Endapan Bahan
Galian (Mining), Pemuatan (Loading), Pengangkutan (Hauling), Penumpahan (Waste
Dump).
Kegiatan penambangan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis
atau alat-alat berat. Adapun pengelompokannya sebagai berikut :
A. PENGELOMPOKAN PENGGERAK UTAMA
A.1 Traktor sebagai Prime Mover
Untuk alat besar dengan penggeraknya traktor dibedakan menurut :
1. Traktor (sebagai Prime Mover atau penggerak utama)
a. Traktor roda kelabang (crawler)
b. Traktor roda ban (wheel)
A.2 Bulldozer terutama sebagai alat penggusur
1. Dibedakan menurut blade :
a. Straight bulldozer (dengan blade lurus)
b. Angling bulldozer (dengan blade miring)
c. Universal bulldozer (dengan blade universal)
d. Cushion bulldozer (dengan blade cushion)
2. Dibedakan menurut tracknya :
a. Bulldozer dengan roda kelabang
b. Wheel dozer dengan roda ban karet
3. Ripper (terutama sebagai alat pembajak)
a. Hinge (Bajak kaku tunggal)
b. Parallelogram
c. Adjustable parallelogram (dapat distel)
*) Single shank (bajak tunggal)
*) Multi shank (bajak banyak)
4. Scrapper (terutama sebagai alat pengelupas)
a. Standart scrapper (scrapper bermesin)
b. Towed scrapper (scrapper yang ditarik)