BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PT. Pamapersada Nusantara adalah salah satu perusahaan swasta
nasional yang mempunyai perjanjian kontrak kerja dalam penambangan
batubara di Tanjung Enim dengan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.
Berdasarkan perjanjian kontrak kerja PT. Pamapersada Nusantara Job Site
Tanjung Enim mendapatkan beberapa wilayah yaitu TAL (Tambang Air
Laya) dan NAL (Non Air Laya). Dimana TAL dibagi menjadi beberapa
wilayah antara lain: TAL Selatan, TAL Barat, TAL Timur, dan Pre Bench.
dan NAL dibagi juga menjadi beberapa wilayah antara lain: MTBS dan
MTBU.
Kegiatan yang dilakukan pada setiap wilayah kerja sangat beragam
mulai dari pemuatan jalan, penggalian dan penimbunan tanah penutup hingga
penambangan batubara. Masingmasing kegiatan dilakukan berdasarkan
program kerja yang telah disepakati antara pihak PT. Pamapersada Nusantara
job site tanjung enim dengan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Seluruh
kemajuan dari setiap kegiatan selalu dievaluasi bersama sama oleh kedua
belah pihak dengan melakukan join survey.
Pada tahun 2016 direncanakan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk akan
melakukan pengembangan site baru pada wilayah TAL (Tambang Air Laya)
yaitu pada daerah TSBC (Townsite Basecamp). Sistem penambangan yang
direncanakan pada daerah TSBC (Townsite Basecamp) adalah sistem
penambangan konvensional yang menggunakan excavator backhoe, highway
dump truck dan bulldozer sebagai alat tambang utamanya. PT. Pamapersada
Nusantara selaku pemegang kontrak kerja pada wilayah TAL perlu melakukan
perencanaan terhadap kebutuhan alat tambang utama dengan target produksi
yang telah dibebankan oleh PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.
Namun dengan semakin meningkatnya harga dolar Amerika terhadap
rupiah, serta turunnya harga batubara di pasaran dunia, tentunya PT.
Pamapersada Nusantara pasti akan merasakan dampak dari hal tersebut
dengan berkurangnya keuntungan yang akan diperoleh. Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut tentunya perusahaan harus melakukan penghematan
(cost down).
Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam pengadaan alat tambang
utama perlu pemilihan cara yang paling menguntungkan bagi perusahaan
dikarenakan dibutuhkan investasi yang sangat besar. Baik itu dari hal alat
yang mahal, biaya perawatan tergolong tinggi, serta nilai depresiasi alat tinggi.
Menurut Rostiyanti (2011:37), Ada 3 cara untuk pengadaan alat
tambang utama yang lazim digunakan, yaitu:
1. Pembelian secara lansung.
2. leasing
3. Sewa (Rental)
Dari ketiga cara pengadaan alat tambang utama di atas untuk penelitian
ini hanya menggunakan 2 metode saja yaitu pembelian secara lansung dan
leasing dan kedua metode yang digunakan tentunya memiliki kelemahan dan
kelebihan masing-masing, terutama menyangkut investasi awal yang harus
dikeluarkan, nilai depresiasi yang harus ditanggung, biaya pajak, biaya bunga,
dan biaya asuransi alat, biaya perbaikan (repair), biaya perawatan
(maintenance), serta biaya operasi yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Kemampuan setiap perusahaan pun berbeda-beda, oleh karena itu dari kedua
cara tersebut tentu ada yang terbaik untuk setiap perusahaan.
Dikarenakan kedua cara pengadaan alat tambang utama tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka dari itu penulis
ingin menganalisis cara yang paling cocok dengan perusahaan PT.
Pamapersada Nusantara dalam pengadaan alat tambang utama. Sehingga
penulis mengambil judul Analisis Investasi Pengadaan Alat Tambang Utama
Untuk Pengupasan Overburden dengan Metoda NPV, IRR, dan NAL di PT.
Pamapersada Nusantara Distrik MTBU Job Site Tanjung Enim, Sumatera
Selatan
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang Penelitian ini dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Dengan adanya pengembangan site baru maka dibutuhkan pengadaan alat
tambang utama.
2. Ada dua alternatif yang tersedia untuk pengadaan alat tambang utama.
3. Untuk mengetahui alternatif terbaik perlu diketahui biaya masuk dan
biaya keluar masing-masing alat.
4. Dalam pemilihan alternatif terbaik dalam pengadaan alat tambang utama
digunakan beberapa metode analisis kelayakan investasi.
C. Batasan Masalah
Dari indentifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada alat
tambang utama (alat gali-muat, alat angkut dan alat gusur), yang meliputi:
1. Cara pengadaan alat tambang utama yang akan dianalisis adalah
pembelian secara lansung dan leasing.
2. Perhitungan biaya keluar hanya menyangkut biaya kepemilikan (owning
cost) dan biaya operasional (operating cost) dari alat tambang tambang
utama
3. Biaya masuk berasal dari biaya hasil pegupasan overburden dari alat
tambang utama.
4. Analisis investasi pengadaan alat tambang utama menggunakan metode
NPV, IRR, dan NAL.
D. Perumusan Masalah
Dari identifikasi dan batasan masalah yang sudah dibahas di atas maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah biaya kepemilikan (owning cost) dan biaya operasional
(operating cost) dari masing-masing alat tambang utama?
2. Berapakah biaya dari hasil pengupasan overburden untuk masing-masing
alat tambang utama?
3. Apakah kedua cara pengadaan alat tambang utama di atas layak secara
ekonomis jika dianalisis dengan metode NPV, IRR, dan NAL?
4. Manakah cara pengadaan alat tambang utama di atas yang paling
menguntungkan untuk perusahaan saat ini?
E. Tujuan Penelitian
Dari perumasan masalah di atas maka didapatkan tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Menghitung besaran biaya kepemilikan (owning cost) dan biaya
operasional (operating cost) dari masing-masing alat tambang utama.
2. Menghitung besaran biaya dari hasil pengupasan overburden dari masingmasing alat tambang utama.
3. Mengetahui bahwa kedua cara pengadaan alat tambang utama di atas
layak secara ekonomis jika dianalis dengan metode NPV, IRR, dan NAL.
4. Mengetahui
cara
pengadaan
alat
tambang
utama
yang
paling
menguntungkan dari kedua cara yang ada bagi perusahaan dengan konsisi
saat ini.
F. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis , dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari
pada saat perkuliahan dan mengetahui cara pengadaan alat tambang
utama yang paling baik untuk kondisi perusahaan saat ini.
2. Bagi Perusahaan, memberikan masukan pada perusahaan berbagai
alternatif dalam upaya peningkatan keuntungan perusahaan dan dapat
menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam pengadaan alat tambang
utama untuk peningkatan keuntungan perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Alat Berat
Menurut Wisnu Wijaya dalam Sumarya (2009:15) Alat berat
adalah Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan tanah (earth works) yang
memberikan
faktor
effektifitas
dan
effisiensi
yang
lebih
besar
penggunaan
tenaga
buruh
dengan
g) Keserbagunaan alat.
h) Keistimewaan alat.
i) Pelayanan alat yang digunakan.
2) Pertimbangan Ekonomis
a) Harga alat sampai di site.
b) Biaya pemeliharaan / perawatan.
c) Biaya perbaikan.
d) Gaji operator.
e) Biaya penyusutan.
f) Pajak dan biaya asuransi yang dibebankan ke perusahaan.
g) Berapa lama pengembalian modal dari pembelian peralatan.
3) Pertimbangan Keuangan
Dalam pertimbangan keuangan menyangkut masalah modal
(investasi), beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah:
a) Investasi (I)
Merupakan modal/biaya mesin, peralatan dan lain
sebagainya
10
bentuk
penyedian barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan lessee selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan finance lease adalah
kegiatan sewa guna usaha, dimana lessee pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli sewa guna usaha berdasarkan
11
12
q = q1 x k sf
Keterangan:
q
q1
K
Sf
=
=
=
=
Keterangan:
Q
q
Cm
E
=
=
=
=
Keterangan:
C
n
q1
k
=
=
=
=
13
Keterangan:
Q
C
Cmt
M
=
=
=
=
q = q1 a Sf
Keterangan:
q1
q
a
Sf
=
=
=
=
eE
Keterangan:
Q
q
Cm
e
E
=
=
=
=
=
14
15
Kondisi Material
Tanah asli, lempung tanah,
lempung, tanah lunak
Nilai
1.1 1.2
Average
Tanah berpasir dan tanah kering
Rather
Tanah berpasir dengan kerikil
Difficult
Difficult
Batuan hasil blasting
Sumber: Komatsu Publication, 2007:15A-9
1.0 1.1
0.8 0.9
0.7 0.8
material
yang
umunya
lebih
besar,
16
c) Kelengketan material
Jika material yang lengket banyak pada bucket baik sisi
dalam maupun luarnya, maka akan meningkatkan faktor
pengisian alat apabila kegiatan penumpahan alat bersih, maka
akan mengurangi faktor pengisian karena volume bucket akan
menjadi semakin kecil.
d) Keahlian dan pengalaman operator
Keahlian dan pengalaman operator sangat perlu dalam
pelaksanaan kegiatan penambangan, karena operator yang ahli
dan pengalaman akan menghasilkan faktor pengisian yang
tinggi.
4) Faktor Pengembangan (Swell Factor)
Pemberaian merupakan prosentase pengembangan volume
material
dari
volume
asli,
yang
dapat
mengakibatkan
17
x 100%
Swell Factor =
x 100%
tingkat
suatu
alat
dapat
bekerja
dengan
MA
W
x 100% (Partanto Prodjosumarto, 1995:179)
W R
18
Keterangan :
W
yang
menunjukan
kesediaan
alat
untuk
PA
WS
x 100% (Partanto Prodjosumarto, 1995:179)
WSR
Keterangan:
W
S
St
19
UA
W
x 100 %
WS
Keterangan:
W
S
EU
W
x 100 % (Partanto Prodjosumarto, 1995:180)
WS R
Keterangan:
W
St
20
6) Pola Pemuatan
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang
ditunjukkan alat gali-muat dan alat angkut, yaitu:
a) Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat
yang berada di atas atau di bawah jenjang.
(1) Top Loading
Alat gali-muat melakukkan penggalian dengan
menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut
berada di bawah alat gali-muat yang dapat dilihat pada
gambar 1 di bawah ini.
21
22
S
Sumber: Yanto Indonesianto, 2012:45
Gambar 3.Pola Pemuatan Single Back Up, Double Back Up
c) Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Pemuatan
(1) Frontal Cut
Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau
front penggalian dan mulai menggali kedepan dan samping
alat muat. Dalam hal ini digunakan double spotting dalam
penempatan posisi dump truck. Alat muat pertama kali pada
dump truck sebelah kanan sampai penuh dan berangkat,
setelah itu dilanjutkan pada dump truck sebelah kiri yang
dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini.
23
24
25
mengisi
truck
pertama.
Setelah
truck
pertama
=
=
=
=
=
26
bagian
permukaan jalan
kendaraan
Berikut
angka-angka
tahanan
gulir
yang
27
akan
mengurangi tenaga
membantu
gerak
yang dibutuhkan.
kendaraan
artinya
Tahanan kemiringan
28
4) Coeficient of Traction
Suatu faktor yang menunjukkan beberapa bagian dari
seluruh berat kendaraan pada ban yang dapat dipakai untuk
menarik atau mendorong. Coeficient of traction tergantung dari:
a) Keadaan ban.
b) Keadaan permukaan jalur jalan.
c) Berat kendaraan yang diterima roda penggeraknya.
d) Percepatan.
5) Berat material
Berat material yang akan diangkut oleh alat angkut dapat
mempengaruhi: kecepatan kendaraan dengan HP (Horse Power)
mesin yang dimiliki membatasi volume material yang akan
diangkut.
6) Percepatan
Percepatan
adalah
waktu
yang
diperlukan
untuk
tertentu.
Lamanya
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
29
30
baik
yang
dapat
dihindari,
sehingga
akan
=
=
=
=
=
=
31
=
=
=
=
=
=
32
CM
D D
+ +Z
F R
Keterangan:
D
F
R
Z
=
=
=
=
A
1,1 0,9
0,9 0,7
0,7 0,6
0,6 0,4
33
4) Grade Factor
1.2
Factor
1.1
1.0
0.9
0.8
0.7
-15
-10
-5
+5
+10
Grade
Sumber: Komatsu Publication, 2007:15A-5
Gambar 8. Grade Factor
4. Perhitungan Kebutuhan Alat Tambang Utama
+15
34
35
36
bergantung dari jenis polis asuransi yang dipilih. Biasa harga yang
harus dibayarkan untuk asuransi berupa % dari harga alat
Tax adalah besaran pajak yang harus dibayarkan terhadap
kepemilikan alat berat, besaran biaya pajak diatur dalam undangundang dan peraturan daerah.
Besarnya interest, insurance, and tax dapat dihutung
dengan formula seperti berikut:
IIT =
Factor =
r = trade in value rate =
(Komatsu Publication, 2007:16-4)
Keterangan :
Delivered Price
Annual Rates
37
bahan
bakar
merupakan
biaya
yang
harus
No.
1
2
3
4
Buldozer
40.2-65.9 65.9-73.7
D-375 -5
Sumber: Komatsu Publication, 2007:16-10
5
73.7- 90.4
38
Nama
Alat
Oli
Mesin
(Liter/Ja
m)
Oli
Transmisi
(Liter/
Jam)
Final
Drive Oil
(Liter
/Jam)
Hydraulic
Control
(Liter
/ Jam)
Grease
(Kg/
Jam)
Excavator
PC 2000-8
Excavator
PC 800-7
HD
785-7
HD
465-7
Bulldozer
D 375A-5
0.24
0.08
0.085
0.26
0.08
0.12
0.05
0.02
0.09
0.16
0.26
0.11
0.13
0.20
0.03
0.12
0.19
0.07
0.032
0.02
0,12
0,15
0,7
0,06
0,04
2
3
4
5
39
Machine
Off-Highway
Dump Truck
Articulated
Dump truck
Motor
Graders
Wheel
Loaders
Wheel
Dozers
Hydraulic
Escavators
Severe
Condition
1.000-2.000
7.000
5.000
3.000
3.000
2.000
1.000
4.000-6.000
2.000-4.000
1.000-2.000
3.000
2.000
1.000
3.000
2.000
1.000
Traveling on Traveling on
well
gravelly
maintained
surfaces, tire
roads, or in
wear is normal
silt or sand, but occasionally
tire wear is
cut by rocks.
normal.
Sumber: Komatsu Publication, 2007:16-22
Tire wear
mostly due to
rock-cut
liable to
puncture
frequently.
40
Item
Ripper Point
150
30
Shank
1.500
450
Protector
Shank
7.0
3.500
Sumber: Komatsu Publication, 2007:16-22
Severe
Range
15
150
2.000
41
6. Evaluasi Investasi
Kegiatan investasi merupakan kegiatan penting yang memerlukan
biaya besar dan berdampak jangka panjang terhadap kelanjutan usaha.
Oleh karena itu, analisis yang sistematis dan rasional sangat dibutuhkan
sebelum kegiatan itu direalisasikan.
Suatu investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka
panjang, dimana selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal
bahwa investasi akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran lain yang secara
periodik perlu disiapkan. Pengeluaran tersebut sendiri terdiri dari biaya
operasional (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan
biaya-biaya lain yang tidak dapat dihindarkan. Disamping pengeluaran,
investasi akan menghasilkan sejumlah keuntungan atau manfaat, mungkin
dalam bentuk penjualan-penjualan produk benda atau jasa atau penyediaan
fasilitas.
Secara umum kegiatan investasi menghasilkan komponen cash
flow seperti gambar 10.
42
43
(Giatman, 2006:70)
Keterangan :
CF t
R
t
n
Kriteria Keputusan
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut
layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran / kriteria tertentu
dalam metode NPV, yaitu :Jika, NPV > 0 artinya investasi akan
44
tertentu
ikut
pula
mempengaruhi
= PV(Biaya Investasi)
45
46
dimaksud arus kas yang normal adalah serangkaian (satu atau lebih)
arus kas keluar diikuti dengan serangkaian arus kas masuk. Pada arus
kas yang tidak normal, arus kas negatif (pengeluaran) muncul
selama tahun-tahun setelah proyek berjalan. Jika arus kas tidak
normal, dapat timbul masalah mutiple IRR atau IRR ganda.
c. Metode Net Advantages To Leasing (NAL)
Untuk mengetahui manfaat dari leasing maka perlu dibuat
perbandingan antara manfaat membeli dan manfaat leasing itu sendiri,
Selisih ini dikenal sebagai net advantages to leasing (NAL). NAL pada
dasarnya adalah akumulasi arus kas (baik arus kas masuk ataupun arus
kas keluar) yang terkait dengan leasing, dibandingkan dengan cara
pembelian secara lansung. Secara spesifik, melalui leasing suatu
perusahaan menghindari sejumlah biaya operasional tertentu tetapi
perusahaan harus membayar sejumlah uang sewa diluar pajak.
Dengan leasing perusahaan terhindar dari biaya-biaya beban
bunga yang bisa mengurangi pajak, serta biaya depresiasi, yang
terakhir perusahaan tidak menerima nilai sisa alat jika pengadaan alat
dilakukan secara leasing. Tetapi perusahaan tidak harus mengadakan
pengeluaran awal untuk membeli alat tersebut, dengan demikian net
advantages to leasing (NAL) mencerminkan penghematan biaya yang
diberikan oleh leasing.
Secara teroritis, leasing mempunyai beberapa keunggulan baik
bagi pihak yang menyewa maupun yang menyewakan. Tetapi sebelum
47
Keterangan :
T
= Tax Rate
= Lease Payment
Kd
Ko
= Cost of capital
Oc
= Operating cost
Dep
= Depresiasi
48
Kriteria Keputusan
Dalam pengambilan keputusan untuk memperoleh pengadaan
alat yang tepat antara pembelian secara lansung dengan leasing adalah
memperhatikan nilai NAL yang didapatkan dari pengurangan antara
nilai PV cost of owning dengan PV cost cost of leasing. Jika NAL > 0
maka pengadaan alat yang dipilih adalah secara leasing namun apabila
NAL < 0 maka pengadaan alat yang dipilih adalah pembelian secara
lansung.
7. Pemilihan Alternatif
Jika rencana investasi dimunculkan dalam beberapa alternatif yang
berimplikasi pada perbedaan estimasi cash flownya, maka untuk
menentukan
alternatif
mana
yang
memiliki
cash
flow
lebih
49
50
itu, berarti layak untuk diterima. sedangkan metode NAL pada dasarnya
menganalisis seberapa besar keunggulan leasing dibandingkan dengan
pembelian secara lansung dalam pengadaan alat.
51
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metodelogi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian
terapan. Menurut Namawi, Martini (1996:10) menjelaskan bahwa penelitian
terapan adalah sebagai berikut :
Satu jenis penelitian yang hasilnya dapat secara lansung diterapkan
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Tujuan utama penelitian
terapan adalah untuk pemecahan masalah sehingga hasil penelitian dapat
dimanfaaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individu atau
kelompok maupun untuk keperluan industri.
B. Desain Penelitian
1. Studi Literatur
Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan materi yang
akan dibahas di lapangan melalui buku-buku, seperti : Ekonomi Teknik
oleh Drs.M.Giatman, Pemindahan Tanah Mekanis oleh Ir. Partanto
Prodjosumarto, Pemindahan Tanah Mekanis oleh Ir. Yanto Indonesianto
M.sc, Bahan ajar alat berat oleh Drs. Sumarya, MT, Spesification and
Application Handbook Komatsu Edition 28, Manajemen Keuangan oleh
Dodo Suharto, dan Herman Wibowo, Financial Management oleh Eugene
F Brigham dan Michael C Ehrhardt dan beberapa sumber lain yang
berhubungan
2. Pengambilan Data
Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Untuk
data primer diambil langsung dilapangan atau didapatkan dari wawancara
lansung dengan pimpinan dan staff karyawan perusahaan yang
51
52
52
berkompeten dan ada kaitannya dengan objek penelitian seperti data biaya
cicilan peralatan, harga alat, dan biaya pengupasan overburden. Sedangkan
untuk data sekunder didapat dari literatur perusahaan atau laporan
perusahaan seperti data produksi perusahan, spesifikasi alat tambang
utama, dan data owning dan operating cost .
3. Pengolahan Data
Setelah data didapatkan maka selanjutnya adalah pengelompokan
dan pengolahan data, dikarenakan untuk penelitian ini dibutuhkan banyak
sekalii data, maka data harus dikelompokkan sesuai dengan tahapan
pengerjaannya.
Adapun yang dilakukan pada tahapan ini adalah :
a. Perhitungan produktivitas alat berat.
b. Perhitungan kebutuhan peralatan.
c. Perhitungan biaya kepemilikan dan biaya operasional alat berat.
d. Perhitungan biaya pengupasan overburden.
e. Pembuatan cash flow
f. Perhitungan evaluasi investasi dengan metode NPV, IRR, dan NAL
4. Analisis Pengolahan Data
Setelah semua data yang ada diolah selanjutnya dilakukan analisis
data yang sudah diolah. Dari cash flow yang sudah ada kemudian
dianalisis kelayakannya apakah layak untuk jadi alternatif atau tidak.
Untuk analisis sendiri digunakan tiga metode, yaitu NPV, IRR, dan NAL.
53
diperoleh
dari
hasil
pengamatan
lapangan,
54
Kerangka Konseptual
Input
Data primer didapatkan dari
wawancara lansung dengan
pimpinan
dan
staff
karyawan seperti:
1. Biaya cicilan peralatan.
2. Biaya pengupasan
overburden.
3. Harga alat
Data Sekunder:
1. Data produksi target
produksi perusahaan.
2. Spesifikasi Alat
Tambang Utama.
3. Data Owning dan
Operating Cost.
Proses
1. Menghitung biaya
kepemilikan dan biaya
operasional.
2. Mengitung biaya hasil
pengupasan overburden.
3. Menghitungan evaluasi
investasi dengan metode
NPV, IRR, dan NAL.
4. Menghitungan analisis
pemilihan alternatif terbaik
dari ketiga cara pengadaan
Output
1. Biaya kepemilikan dan
biaya operasional.
2. Biaya Pengupasan
overburden.
3. Analis kelayakan.
4. Analis pemilihan
alternatif terbaik.
55
Studi Literatur
Pengamatan
Lapangan
Pengambilan Data
Data Primer
Data Sekunder
Pengolahan Data
Pembuatan Cash
Flow
Analisis Kelayakan
Alternatif
Analisis Pemilihan
Alterntif Terbaik
Kesimpulan dan
Saran
56
c. Jadwal Pelaksanaan
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama 4 minggu, yaitu
pada tanggal 22 Mei 22 Juni 2015 (4 Minggu), dengan jadwal pelaksanaan
sebagai berikut:
No
Kegiatan
Orientasi Lapangan
Pengolahan Data
Penyusunan, Pengumpulan
Draft Laporan
57
Daftar Pustaka
Giatman. (2006) . Ekonomi Teknik. Jakarta: Rajawali Pers
Sumarya. (2009) .Bahan Ajar Alat Berat dan Interaksi Alat Berat. Padang:
Universitas Negeri Padang.
Partanto, Prodjosumarto. (1995). Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Jurusan
Teknik Pertambangan, ITB.
Yanto, Indonesianto. (2005). Pemindahan Tanah Mekanais. Yogjakarta: Jurusan
Teknik Pertambangan, UPN Veteran.
Komatsu Publication. (2007). Specification and Application Handbook, 28th
Edition. Japan: Komatsu Ltd.
Dodo, Suharto dan Herman, Wibowoo. (2001). Manajemen Keuangan. Jakarta:
Erlangga.
Brigham, F Eugene dan Erchardt,C Michael. (2011). Financial Management.
Kanada: Nelson Education
Martini, Mimi. Namawi, Hadari. (1996). Penelitian Terapan. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada
http://Manajemen Perencanaan Alat Berat pdf. Diakses tanggal: 4 April 2015.