BAB I
PENDAHULUAN
1
2017
1.2 Tujuan
Tujuan khusus dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Mengatahui cara kerja alat Crushing Machine di PT. Bukit Asam unit
Pelabuhan Tarahan.
2. Mengetahui malfungsi terbesar dari Crushing Machine di PT. Bukit Asam
unit Pelabuhan Tarahan.
3. Mengetahui cara perawatan dari alat Crushing Machine di PT. Bukit Asam
unit Pelabuhan Tarahan.
2
2017
2. Metode Observasi
Dengan metode ini penulis mencari informasi dengan melihat
langsung ke lapangan sehingga informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh
secara langsung melalui peralatan yang ada dengan bimbingan
pembimbing lapangan.
3
2017
BAB V : PENUTUP
Bab ini adalah bagian terakhir yang berisi kesimpulan dan saran dari
permasalahan yang diangkat penulis dan saran penulis selama 1 bulan
melakukan Kerja Praktik di PT. Bukit Asam Indonesia Unit pelabuhan
Tarahan.
4
2017
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Pendahuluan
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pelabuhan Tarahan atau di sebut juga
dengan PTBA merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam
bidang distribusi batubara yang berpusat di Tanjung enim, Sumatera Selatan. PT
Bukit Asam (Persero) Tbk. adalah perusahaan milik negara yang bertujuan
mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA yang
berdiri sejak 1981 termasuk dalam daftar lima besar produsen batubara di
Indonesia. Bahkan penjualan PTBA di dalam negeri termasuk terbesar kedua.
Dunia pembangunan mengalami perkembangan yang cukup pesat baik
perkembanganya migas maupun non migas. Pada PTBA melakukan penjualan
baik dalam negri maupun luar negri dan melalui syarat dan ketentuan yang telah
di tetapkan.
Dalam mengekspor penjualan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan
administrasi yang telah di tetapkan oleh KSOP dan PTBA. Setelah melakuan
administrasi maka pihak eksportir atau kapal eksportir mendapatkan izin sandar di
Pelabuhan Tarahan dan di pemandu pihak assis yaitu dari pihak PELINDO, untuk
melakukan pemuatan barang yang akan dieksport ke luar negri, negara Negara
tersebut adalah Jepang, Cina, Korea, Vietnam, Fhilipina, Malaysia, Myanmar,
Taiwan, Hongkong Dan India. Untuk mencapai kenaikan atau peningkatan
penjualan ekspor perusahaan harus memaksimalkan bauran pemasaran agar dapat
mencapai pangsa pasar ekspor yang di inginkan.
5
2017
6
2017
2.3.2 Misi
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah
maksimal bagi stakeholder dan lingkungan.
2.3.3 Arti
Untuk mendedikasikan sumber daya energi untuk kehidupan yang
lebih baik dari dunia dan bumi.
2.3.4 Komitmen
Kami berkomitmen untuk mewujudkan visi, misi dan nilai-nilai
dari PTBA dan untuk mendirikan budaya perusahaan sebagai dasar dari
keberhasilan jangka panjang.
7
2017
8
2017
9
2017
10
2017
Proses produksi dari PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Secara keseluruhan
berasal dari ketiga sumber tambang utama yaitu Tambang Air Laya, Tambang
Muaro Tigo, dan Tambang Bangko Barat, ketiga sumber tambang tersebut
memiliki stockpile atau tempat menyimpan batubara yang telah ditambang untuk
kemudian akan di distribusikan ke berbagai macam tempat seperti penggunaannya
untuk Mine Mouth Power Plants dan PT. Semen Baturaja serta untuk keperluan
industry lain yang menggunakkan batubara sebagai sumber energi. Lalu dari
Train Loading Station itu sendiri kemudian dihantarkannya batubara tersebut pada
kedua port atau pelabuhan milik PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. yaitu pelabuhan
Tarahan dan pelabuhan Kertapati.
2.7.1 Alur Proses
a. Batubara dari tambang batubara Tanjung Enim Sumatera Selatan
diangkut dengan Kereta Api Babaranjang (Kereta Api Batubara
Rangkaian Panjang) ke Pelabuhan Batubara Tarahan Lampung
dengan jarak tempuh kurang lebih 420 km. Setiap rangkaian kereta
api babaranjang terdiri dari 45-60 gerbong yang masing-masing
gerbong berisi 50 ton batubara.
c. Dari RCD I, II, III, IV batubara diangkut dengan ban berjalan (Belt
Compeyor) ke mesin penghancur batubara pertama (Primary
Crusher) dimana batubara akan dipecahkan menjadi bongkahan-
bongkahan yang lebih kecil.
11
2017
PT. Bukit Asam memiliki 4 unit Stock Pile dengan kapasitas stock
batubara sebagai berikut :
1. Stock Pile I ± 60.000 ton
2. Stock Pile II ± 250.000 ton
3. Stock Pile III ± 250.000 ton
4. Stock Pile IV ± 250.000 ton
12
2017
13
2017
3. Phase 3
Pada bagian phase 3 ini juga berupa pembangunan dua bagian yaitu RCD
(Rotary Car Dumper) 2 dan pembangunan Stockpile 3 yang dibangun setelah
phase 2, sekitar tahun 1997.
4. Phase 4
Pada bagian phase 4 ini berupa pembangunan CHF suplai menuju ke PLTU yang
selesai pembangunannya pada tahun 2006.
5. Phase 5
Pada bagian phase 5 tersebut pembangunan berupa beberapa lini produksi yaitu
RCD503 (Rotary Car Dumper) 3, RCD504 (Rotary Car Dumper) 4 hingga
pembangunan SLT002 (Shiploader Tarahan) 2 yang selesai dibangun pada akhir
2014.
14
2017
15
2017
Inherent 17 14,5
Moisture (%, 8 4 – 10 6 3–8 6 3–8 6 4–8 6
ar) 39 31 – 35 31-36 35 33-42 34 33-40 34
Ash Content 37
(%, ar) 40 28 – 29 30-37 31 35-40 36 42-49 46
Volatile 34
Matter (%, ar)
Fixed Carbon
(%, ar)
Caloric Value
(CV)
4400
Gross Caloric 4500 4900-
– 5400- 6300-
Value 5100 5000 5500 6400
4600 5600 6500
(kcal/kg, ar) 5464 5989-
5343 6395- 6959-
Gross Caloric 6233 6111 6513 7070
– 6623 7180
Value
5586
(kcal/kg, adb)
Total Sulphur 0.25 – 1,00 0,3- 1,00 0,45- 1,00 0,4-
1,2 Max
(TS) (%, adb) 1.2 Max 1,2 Max 1,2 Max 1,2
Ultimate
Analysis (%,
adb) 56,13 51,69- 60,63 54,25- 66,55-
52,28- 60,91 68,74
Carbon (C) 68,72 67,56 74,45
60,3
4,25 2,97- 4,45 1,71- 3,14-
3,96- 3,74 4,41
Hydrogen (H) 5,94 5,86 6,19
4,54
0,67-
0,76 0,25- 0,8 0,3- 0,75-
0,85 0,72 1,11
Nitrogen (N) 1,35 1,14 1,48
13,64-
14,14 13,51- 13,56 10,19- 8,83-
21,64 16,35 12,79
Oxygen (O) 20,7 20,9 20,74
Ash Analysis
(%, adb in ash)
Silicon 43,91- 52,13 35,56- 52,12 38,82- 54 44,97- 61,31
Dioxide 74,82 64,1 61,18 78,88
(SiO2) 10,02- 18,37 13,34- 19,01 13,78- 21,31 13,64- 24,02
Aluminium 26,72 30,16 31,36 37,2
Oxide (Al2O3) 1.81- 5,12 1,94- 5,19 2,67- 4,94 1,66- 4,34
Iron Oxide 8.42 11,84 6,87 7,55
(Fe2O3) 1,81- 5,04 2,44- 2,84 2,17- 3,52 0,08- 0,71
8,28 7,25 6,87 1,49
Calcium 0,86- 2,24 0,88- 1,83 0,93- 1,8 0,03- 0,48
16
2017
(Na2O) 0,77
Manganese
Oxyde
(Mn3O4)
Sulphur
Trioxyde
(SO3)
Ash Fusion
Temperature
(Reducing/Oxid
izing) oC 1466
1065- 1204- 1176- 1308 1389-
Deformation 1216 1323
1367 1441 1440 1500
1488
1170- 1254- 1249- 1374 1447-
Spherical 1246 1379
1329 1500 1499 1500
1491
1283- 1276- 1274- 1388 1442-
Hemisphere 1384 1381
1485 1486 1499 1500
1493
1123- 1304- 1274- 1409 1461-
Flow 1413 1398
1504 1791 1502 1500
Hardgrove
46 –
Grindability 52 46-62 55 46-62 54 55-65 60
58
Index
Sumber : http://www.ptba.co.id/en/about/business#brand
2.9 Sarana dan Prasarana Pelabuhan
2.9.1 Mesin Utama
a. RCD (Rotary Car Dumper) 1 dan 2 adalah alat
penumpahan gerbong, dimana gerbong-gerbong yang
17
2017
18
2017
19
2017
20
2017
21
2017
22
2017
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
OBSERVASI
LAPANGAN/INDUSTRI
STUDI LITERATUR
PENGAMBILAN DATA
PERAWATAN
ANALISA Tidak
DATA
YA
PENARIKAN KESIMPULAN
PENYUSUNAN LAPORAN
SELESAI
23
2017
1. Metode Observasi
2. Metode Interview
3. Metode Studi Literatur
3.2 Definisi Perawatan
Perawatan (maintenance) adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang
dilakukan terus menerus secara berulang untuk mempertahankan atau
memulihkan suatu peralatan agar tetap kembali dalam keadaan yang sama
dengan spesifikasi awalnya.
24
2017
Proactive Maintenance
Proactive maintenance adalah kegiatan perawatan yang langsung
memberikan tindakan-tindakan corrective atas kelainan atau
penyimpangan kinerja peralatan dengan tidak mengganggu operasi karena
breakdown time oleh kegiatan proactive maintenance.
3.4 Diagram Pareto
Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi
dari italia, bernama Vilvredo Pareto pada tahun 1897 dan kemu dian
digunakan oleh Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu. Diagram
Pareto adalah distribusi frekuensi mengenai jumlah persen kejadian yang
disajikan bersama-sama dengan persen kumulatifnya.
Pembuatan diagram pareto bertujuan untuk menunjukan urutan prioritas
dari sejumlah problem yang biasanya terkonsentrasi hanya pada satu atau dua
jenis masalah utama saja, dari berbagai jenis masalah yang muncul selama
pengamatan.
Kegunaan diagram Pareto adalah sebagai berikut :
Untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal hal yang
prioritas dari fenomena tesebut
Untuk dapat menentukan pangkal persoalan
Sebagai alat interpretasi dalam menentukan frakuensi atau tingkat
kepentingan relative dari berbagai persoalan atau sebab.
Memfokuskan pada pokok persoalan vital dengan cara mengurutkan
berdasarkan kepentingan.
Menunjukan hasil perbaikan.\menusun data menjadi informasi yang
berguna.
Langkah-langkah pembuatan diagram preto adalah sebagai berikut :
Tentukan kategori dan unit untuk membandingkan data sebagai frekuensi,
biaya atau waktu.
Jumlahkan data pada setiap kategori, lalu jumlahkan secara keseluruhan.
Susunlah kategori dari yang paling banyak hingga yang paling sedikit.
25
2017
Tentukan presentasi kumulatif dari setiap kategori (yaitu jumlah dari setiap
kategori ditambah dengan semua kategori yang mendahului, dibagi dengan
grand total dikalikan dengan 100)
Gambar dan beri label pada sumbu vertikal sebelah kiri dengan unit data,
seperti frekuensi, biaya atau waktu.
Gambar sumbu horizontal dan beri nama kategori, urutkan setiap kategori
dari kiri ke kanan.
Gambar sumbu vertikal kanan dan beri nama persen dari 0 hingga 100.
Gambarkan diagram batang dari kategori yang paling banyak ke yang
paling sedikit.
Gambar diagram garis dari pojok kiri bawah ke kanan atas mengikuti
persentasi kumulatif.
26
2017
27
2017
28
2017
pertambangan skala produksi lebih kecil antara lain bijih logam abrasif,
seperti emas.
Batubara mungkin adalah pengguna terbesar roll Crusher saat ini,
meskipun batubara akan menggunakan roll crusher, baik single roll Crusher
maupun double roll Crusher, crusher primer dapat mengurangi batubara
ROM.Biasanya, crusher ini akan memiliki bentuk gigi yang berada di muka
gulungan. (Roll crusher yang digunakan untuk mineral dan bijih logam
memiliki gulungan yang halus.)
29
2017
30
2017
31
2017
32
2017
gerak roll dapat sama dapat pula tidak. Tipe dua roll yang bergerak
pada double roll crusher berarti kedua buah roll bergerak bersamaan
dengan arah yang berlawanan.
2. Satu roll yang bergerak dan satu roll diam (double roll crusher)
Pada double roll yang mempunyai cara kerja seperti ini, maka
hanya ada satu roll di antara kedua roll yang bergerak memutar
memecah bahan. Sedangkan satu roll tidak bergerak, fungsinya
sebagai penahan pemecahan atau pengolahan bahan. Sekilas jika
dicermati, seperti cara kerja pada single roll, namun memiliki roll
yang berbeda. Tapi dilihat dari fungsinya, maka akan terlihat berbeda.
Karena dari segi hasil double roll yang memiliki satu buah roll
yang bergerak, memiliki hasil lebih halus dibanding single roll. Pada
tipe roll jenis ini, hanya digunakan pada roll yang memiliki
permukaan halus atau smooth roll. Karena dilihat dari cara gerak,
tidak memungkinkan jika roll dengan permukaan bergerigi bekerja
dengan metode seperti ini.
33
2017
Tramp Perlindungan
Otomatis perlindungan terhadap baja, sampah dan
lainnya uncrushables disediakan oleh toggle khusus pengaturan. Toggle
akan terbuka dan bergerak roll bergerak kembali, membuat lubang besar
untuk lulus mekanisme beralih uncrushable material.The menyediakan
produk positif ukuran kontrol dan bar torsi dan keterkaitan balik roll
bergerak menjamin keselarasan paralel gulungan sepanjang waktu.
Penyesuaian Ukuran Hidrolik
Penyesuaian ukuran produk dicapai melalui suatu mekanisme
hidrolik yang beroperasi melalui batang torsi. Shims baja ketebalan yang
bervariasi yang di gunakan untuk menjaga pengaturan sementara crusher
yang sedang bekerja
34
2017
BAB IV
ANALISA DAN PERHITUNGAN
35
2017
36
2017
Spesifikasi yang dimiliki oleh Primary Crusher itu sendiri diuraikan pada
tabel berikut.
Tabel 4.1 Spesifikasi pada Primary Crusher
Roll Diameter 800 mm
Roll Width 2500 mm
Roll
Roll Speed 250 rpm
10,52 m/s
Drive Pulley Crusher 1400 mm
Pulley
Motor pulley 280 mm
Motor Rating 300 Hp
Motor
Motor Speed 900 rpm
Total weight excl. motor and
bases 18600 kg
Dimension Heaviest single unit 4200 kg
LxWxH = 3.340 mm x 210 mm x
Main Dimension 500 mm
Throughput rate 3133 m3/h
Gap Width 85 mm
Feed Size 0 – 400 mm
Dimension of
Material Product Size 0 – 100 mm
Bulk Density 0,8
Max. Adjusting path 90
Max Deflecting Path 40
Gambar 4.4 Drum Crusher (Sumber: Dokumen Teknis PT. Bukit Asam)
37
2017
Keterangan
1. Set of Rolls
2. Crushing Segment
3. Roll Body With Shaft
4. Expansion Pipe
5. Pair of Tangen Key
6. Screw DIN 912-M24 x 80
7. Screw DIN 931-M16 x 55
8. Disc
Gambar 4.5 Drive Pulley With Hub (Sumber: Dokumen Teknis PT. Bukit Asam)
Keterangan
1. Drive Pulley
2. Hub
3. Retaining Plate
38
2017
39
2017
c. Perencanaan Penjadwalan
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati
dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan
terperinci menurut spesifikasi yang di perlukan, seperti adanya jadwal
harian, mingguan, bulanan dan sebagainya. Suatu contoh bagan untuk
jadwal perawatan preventive pada bulan desember 2016 bisa dilihat
pada Tabel 4.3 dibawah ini
Tabel 4.3 Jadwal Greasing Primary Cruher Bulan Desember 2016
Hari/Tanggal/Bulan
Desember
Deskripsi Ket
K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
HOUSE
BEARING
PULLEY AUTO
CRHUSER ( 4
TITIK ) V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
PLOPER
GATE (
MANUAL
DARAT
/LAUT ) V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
40
2017
2. Breakdown Maintenance
Metode Corrective Maintenance pada mesin Primary Crusher
diterapkan melalui pemberian tindakan-tindakan corrective atas kelainan
atau penyimpangan kinerja peralatan. Dan penyediaan spare parts untuk
penggantian cepat.
Sekilas tentang catatan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada Primary
Crusher pada tahun 2016.
13 Februari 2016 : Halangan pada head pulley mengenai dinding
Crusher arah darat.
Penyebab : Pemasangan yang kurang kencang
Tindakan Peraikan : Pembongkaran dan pemasangan kembali.
13 Mei 2016 : Halangan belt robek
Penyebab : Terjadi slip antara belt dan pulley
Tindakan Perbaikan : Replace belt
25 Juni 2016 : Mesin terhenti
Penyebab : Primary Crusher overflow (batubara menumpuk)
Tindakan Perbaikan : Pembongkaran Crusher dan pembersihan batubara
6 Juli 2016 : Belt meregang
Penyebab : Muatan Berlebih yang masuk ke Primary Crusher
(Overload)
Tindakan Perbaikan : Pembongkaran Crusher dan pembersihan batubara
14 Juli 2016 : Kebocoran pada dinding Primary Crusher
Penyebab : dinding Primary Crusher bocor akibat retak.
Tindakan Perbaikan : Perbaikan dinding dengan cara di las.
22 Agustus 2016 : Belt meregang
Penyebab : Muatan Berlebih yang masuk ke Primary Crusher
(Overload)
Tindakan Perbaikan : Replace belt
8 September 2016 : Halangan belt robek
Penyebab : Terlemparnya batubara dari dalam crusher
Tindakan Perbaikan : Replace Belt
41
2017
kerusakan = x 100%
42
2017
Berdasarkan data part rusak yang diperoleh penulis dari perusahaan dapat di
spesifikasikan sebagai berikut:
A = Belt
B = Room Crusher
C = Head Pulley
D = Segment
BANYAKNYA
NO KERUSAKAN PRESENTASE PERSENTASE
WAKTU PERBAIKAN
KUMULATIF
1 Belt 8:25 44,14% 41,14%
2 Room Segment 4:44 24,83% 68,97%
3 Head Pulley 4:10 21,84% 90,82%
4 Segment 1:45 9,18% 100%
Total 19:04 100%
43
2017
Tumpulnya
Crushing
Tidak Menikuti Kondisi Segment
SOP equipment
Kurang
Maintenance
Method Machine
44
2017
45
2017
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan kerja praktik hingga pengolahan data dan analisa data,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Cara kerja Primary Crusher adalah meremukan batubara dengan cara
menjepit benda yang hendak diremukkan diantara satu buah roller yang
dikenal dengan sebutan crushing roll. Alat ini terdiri dari 2 silinder (roller)
dengan sumbu yang sejajar pada bidang horizontal yang sama kedua roller
berdekatan lalu berputar dengan arah putaran berlawanan kemudian
batubara mentah diumpan masuk akan dijepit diantara dua roller, akibat
tekanan yang kuat akhirnya batubara mentah remuk dan jatuh kedalam
roller truk ke penampungan.
2. Dapat dilihat dari Analisa yang dilakukan diatas maka kita dapat
mengetahui dampak malfungsi terbesar adalah pada bagian belt yaitu
44,14% dari persentase keseluruhan kerusakan di karenakan belt
mempunyai dampak buruk yang paling besar terhadap kelancaran proses
produksi batubara di phasa 1 PT. Bukit Asam. Maka dari itu perlu
dilakukan perawatan yang lebih optimal untuk menghindari kerusakan
yang akan terjadi pada bagian belt dengan cara melakukan pengecekan
guna mencegah kerusakan dan mengoptimalkan waktu pemakaian Primary
crusher agar proses produksi batubara menjadi lebih maksimal.
3. Metode yang digunakan pada mesin Primary Crusher adalah preventive
maintenance, dan Breakdown maintenance.
5.2 Saran
Dari kegiatan kerja praktik yang telah dilakukan, penulis menyarankan
sebagai berikut :
1. Perawatan mesin Primary Crusher perlu ditingkatkan agar meningkatkan
kualitas dan megurangi Corrective maintenance.
46
2017
47
2017
DAFTAR PUSTAKA
48
2017
49