Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya transportasi merupakan salah satu kebutuhan bagi seluruh


manusia untuk berpergian dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada zaman
dahulu sebelum ditemukan alat transportasi semua orang berpergian dengan cara
berjalan kaki. Seiring berjalannya waktu dan semakin meningkatnya IPTEK
akhirnya ditemukan suatu alat transportasi yang masih sederhana kemudian
berkembang hingga akhirnya ditemukan alat transportasi modern seperti yang ada
sekarang ini.

Alat transportasi yang ada sekarang ini tidak hanya alat transportasi darat
saja, tetapi untuk transportasi laut dan transportasi udara juga mengalami
kemajuan. Untuk alat transportasi darat sendiri ada banyak macamnya seperti
mobil, bus, truck, kereta dan sebagainya. Kendaraan-kendaraan tersebut terdiri
dari berbagai bagian penting yang mendukung kenyamanan kendaraan,
diantaranya mesin, system chasis yang baik (rem, suspensi, kemudi),
perlengkapan eksterior dan interior mobil yang memadai dan lainnya.

Untuk sekarang ini perusahaan-perusahaan produsen mobil bersaing


dengan membuat mobil yang kuat dan nyaman. Langkah-langkahnya dengan
meningkatkan teknologi-teknologi pada bagian kendaraan. Sebagai contoh adalah
pada sistem pelumasan yang mana merupakan bagian kendaraan yang berfungsi
untuk membentuk lapisan (oil film) mencegah kontak langsung permukaan logam
dengan logam, mendinginkan pada bagian-bagian mesin, sebagai seal antara torak
dengan lubang dinding silinder, mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin,
dan mencegah karat pada bagian-bagian mesin. Awalnya dari system pelumasan
yang masih manual menjadi system pelumasan dengan menggunakan system
VVT-i dengan kelebihan-kelebihannya.

1
Sistem pelumasan saat ini telah mengalami perubahan pada komponen. .
Komponen-komponen tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi mobil,
sehingga perawatan dan perhatian dari pengemudi terhadap system tersebut sangat
dibutuhkan untuk performa kendaraan.

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 7 Semarang merupakan salah


satu langkah penerapan ”LINK and MATCH” dalam kurikulum
pemelajaran. Dalam pelaksanaannya dilakukan di sekolah dan di industri
tempat siswa prakerin. Prakerin ini dilaksanakan dalam rangka
peningkatan mutu tamatan SMK Negeri 7 Semarang. Guna mencapai
tujuan relevansi pendidikan sebagai tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

Dalam meningkatkan penjualan suatu produk mobil biasanya


produsen mobil akan membuat produk yang benar-benar kuat dan
nyaman.. Untuk menunjang hal tersebut mobil dilengkapi dengan fasilitas-
fasilitas yang benar-benar memadai mulai dari interior, eksterior hingga
performa kendaraan itu sendiri.

Salah satunya adalah system pelumasan dengan menggunakan


system VVTi.. System ini sangat penting untuk dikemudikan bila
dibandingkan dengan yang manual. Karena hal inilah yang mempengaruhi
penulis untuk menulis laporan dengan judul “SISTEM PELUMASAN
TOYOTA RUSH F700”.

2
1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri

Pelaksanaan praktik kerja industri di SMK Negeri 7 Semarang


mempunyai beberapa tujuan antara lain :

1. Meningkatkan keahlian siswa sesuai dengan jurusannya.


2. Melatih siswa agar mampu beradaptasi dengan lingkungan dunia usaha
atau dunia industri.
3. Siswa memiliki etos kerja pada bidang yang ditekuninya.
4. Menambah wawasan siswa tentang dunia industri.
5. Memiliki pengalaman, kedisiplinan, dan tanggung jawab di industri.
6. Menjalin kerjasama antara sekolah dengan industri.
7. Untuk mengembangkan social responsibility siswa.
8. Untuk menyelaraskan materi pelajaran yang diperoleh di sekolah
dengan yang ada di industri.
9. Untuk mengimplementasikan materi pelajaran di sekolah pada industri.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan

Dalam penulisan laporan pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai.
Begitu juga dengan penulisan laporan ini yang berjudul “SISTEM
PELUMASAN TOYOTA RUSH F 700” mempunyai tujuan sebagai
berikut :

1. Mengetahui secara jelas dan rinci system pelumasan yang digunakan


pada kendaraan Toyota Rush F 700.
2. Mengetahui secara jelas komponen-komponen yang digunakan pada
system pelumasan Toyota Rush F700.
3. Mengetahui cara kerja system pelumasan.
4. Mampu menganalisa kerusakan pada system pelumasan.
5. Mampu menjadi reverensi bagi pembaca dalam mengenal system
pelumasan.

3
1.4 Pembatasan Laporan

Sebelum penulis memaparkan lebih detail tentang system


pelumasan Toyota Rush, penulis akan memberi gambaran tentang ruang
lingkup masalah yang akan dibahas agar tidak melenceng dari hal yang
akan dibahas.

Pada penulisan ini penulis hanya menguraikan tentang system


pelumasan pada kendaraan Toyota Rush F 700, cara kerja dan cara
mengatasi masalah.

1.5 Metode Pengambilan Data

1. Metode Interview

Metode interview adalah metode pengambilan data dengan


mengadakan wawancara atau tanya jawab dengan pembimbing,
orang yang ahli dibidangnya.

2. Metode Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung, kemudian


mengadakan suatu perbandingan antara hasil pengamatan di
lapangan dan teori yang ada pada buku perbaikan.

3. Metode Literatur

Metode literatur adalah metode pengumpulan data yang


berasal dari buku petunjuk yang terdapat di bengkel dan buku-buku
lain yang didalamnya berisi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan system pelumasan.

4
.4. Metode Praktik
Metode praktik adalah metode pengumpulan data dengan
melakukan praktik secara langsung untuk mengamati, melakukan
pembongkaran, melakukan perbaikan/penggantian dan melakukan
pemasangan pada system pelumasan Toyota Rush F700 sewaktu
melakukan praktik kerja industry di PT Nasmoco Pemuda.

1.6 Sistematika Penyusunan Laporan

Untuk mempermudah pemahaman laporan bagi pembaca maka


penulis menyusun laporan dengan sistematika sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan disampaikan tentang latar belakang


praktik kerja industri, tujuan praktik kerja industri, tujuan
penulisan laporan, alasan pemilihan judul, serta batasan-batasan
yang akan dibahas pada laporan, metode yang dipakai penulis
untuk mendapatkan data dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN/INDUSTRI

Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan PT Toyota


Nasmoco Pemuda, stuktur organisasi perusahaan, tugas serta
kewajiban staf divisi, denah dan lokasi perusahaan, jam kerja
perusahaan, bidang usaha, sistem pemeliharaan dan perawatan,
pelayananan customer, keselamatan kerja, semboyan, visi dan misi
perusahaan, standart

5
BAB III TINJAUAN TEKNIK

Bab ini menerangkan tentang perkembangan sistem


pelumasan, sistem pelumasan secara umum dan prinsip kerja dari
sistem pelumasan itu sendiri.

BAB IV SISTEM PELUMASAN TOYOTA RUSH F 700

Pada bab ini penulis mencoba menerangkan tentang sub


komponen, pembongkaran, pemeriksaan, pemasangan pada
komponen sistem pelumasan kendaraan Toyota Rush F700, antara
lain oil filter, pompa oli, oil control valve, oil pan, dan relief valve
pada pelumasan serta trouble shooting pada sistem pelumasan
Toyota Rush.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis mencoba memberi kesimpulan dalam


perbaikan system pelumasan. Tidak lupa pula penulis memberi
saran-saran perbaikan dan kata penutup dari penulis.

6
BAB II

TINJAUAN UMUM PT. NASMOCO PEMUDA

2.1 Sejarah Singkat PT. Nasmoco Pemuda.


PT, Nasmoco Pemuda adalah perusahaan dagang dan jasa yang merupakan
anak perusahaan dari PT. New Ratna Motor, yang didirikan pada tahun 1964
di jalan MH. Thamrin dan menempati gedung baru di jalan Pemuda no. 72
semarang pada 1 April 1972 , yang khusus melayani penjualan kendaraan
merk TOYOTA dengan nama awal PT. New Ratna Dewi Motor oleh Bapak
Agustinus Hardjo Budi yang bertindak sebagai pemimpin sekaligus pemilik.
Pada awalnya perusahaan bertindak sebagai dealer dari NV Horas Jakarta
untuk wilayah penjualan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian pada tahun 1965 perusahaan mengontrak bangunan di jalan MH
Thamrin no. 14-16 Semarang yang digunakan sebagai ruang pamer dan
bengkel. Dengan adanya tempat baru ini diharapkan agar pelayanan kepada
konsumen dapat berjalan dengan lancar dan memuaskan.
Mulai tahun 1965-1969 PT. New Ratna Motor banyak mengimpor
kendaraan merk TOYOTA dengan bentuk bagian-bagian mobil contohnya :
pintu, jok, kaca mobil dan sebagainya. Jadi ketika sampai Indonesia tinggal
merakitnya saja. Kendaraan yang dirakit itu antara lain : Pick Up, Toyota 800,
Hilux, dan Toyota Land Cruiser.
Pada tahun1970 keagenan TOYOTA di Indonesia untuk ketiga kalinya
berpindah dari PT. Gaya Motor oleh PT. Astra International Inc Toyota.
Riwayat PT. Ratna Dewi Motor melaju dengan datangnya tuan Z. Kagoma
sebagai representative Direktur TOYOTA Thailand co. Ltd, yang memberikan
dukungan kepada PT. New Ratna Motor untuk melakukan investasi yang lebih
besar, mengingat akan bertambahnya pemasaran kendaraan Toyota ke
Indonesia. Atas usul dari tuan Z. kagoma tersebut maka pada tahun 1971
perusahaan membeli dan menempati bangunan baru di Jalan Pemuda No.72

7
Semarang yang juga difungsikan sebagai ruang pamer dan bengkel. Dan pada
saat itu pula diadakan penggantian nama dari PT. New Ratna Dewi Motor
menjadi PT. New Ratna Motor.
Pada tanggal 30 Agustus PT. New Ratna Motor ditunjuk sebagai Dealer
resmi TOYOTA (Autorized TOYOTA Main Dealer) Jawa tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dengan bantuan PT. Toyota Astra Motor maka PT.
New Ratna Motor semakin berkembang. Oleh karena itu PT. New Ratna
Motor berkeinginan mendirikan perwakilan diberbagai kota di Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 1974, PT. New Ratna Motor
mulai mengembangkan perusahaannya dengan mendirikan dealer-dealer di
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain :
1. PT. Nasmoco Pemuda, Jalan Pemuda no. 72 Semarang.
2. PT. Nasmoco Kaligawe, Jalan Raya Kaligawe km 5 Semarang.
3. PT. Nasmoco Majapahit, Jalan Majapahit Semarang.
4. PT. Nasmoco Gombel, Jalan Setiabudi Semarang.
5. PT. Nasmoco Salatiga, Jalan Diponegoro 17 Salatiga.
6. PT. Nasmoco Magelang, Jalan Raya Magelang-Yogyakarta km 5
Magelang.
7. Surya Indah Motor Kudus, KI AKBP Kusumadya Kudus.
8. CV Candra Motor, Jalan Mertoloyo 113-115 Tegal.
9. Candra Pratama (Nasmoco Pekalongan), Jalan Raya Kali Banger
Pekalongan.
10. PT. Nasmoco Purwokerto, Jalan Gerilya Timur no. 56 Purwokerto.
11. PT. Nasmoco Cilacap, Jalan MT. Haryono no. 81 Cilacap.
12. PT. Bengawan Abadi Motor (Nasmoco Slamet Riyadi), Jalan Slamet
Riyadi no.558 Solo.
13. PT. Nasmoco Solo Baru, Solo.
14. PT. Nasmoco Mlati, Jalan Magelang km 7 Yogyakarta.
15. PT. Nasmoco Janti, jalan janti Yogyakarta.
16. PT. Nasmoco Bantul, jalan Bantul Yogyakarta.
17. PT. Nasmoco Karanganyar, Karanganyar Solo.

8
18. PT. Nasmoco Wonosobo, jalan raya Banyumas Km3 Selomerto
Wonosobo.
Alasan pembukaan cabang di Kaligawe Semarang dikarenakan tidak ada
kemungkinan lagi untuk mengadakan perluasan ruang pamer dan bengkel,
karena letak perusahaan yang berada ditengah kota. Maka dari itu diadakan
pendirian Show Room (Ruang Pamer) dan Work Shop (Bengkel) baru unit II
di Jalan Kaligawe km 5 Semarang.
Peresmian Show Room dan Work Shop itu dilaksanakan pada tanggal 20
Agustus 1977 oleh Bapak Hardiyanto sebagai Walikota Dati II Semarang,
serta disahkan dengan akta notaris no. 83 tahun 1977 dan berstatus perusahaan
atau badan hokum berbentuk PT (Perseroan Terbatas) sedangkan nama
NASMOCO merupakan singkatan dari New Asiatic Motor Company.

2.2 Struktur Organisasi PT. Nasmoco Pemuda.


Struktur organisasi yang digunakan pada PT. Nasmoco Pemuda
menggunakan sistem lini, yang berarti orang-orang yang mempunyai
wewenang bisa mengambil keputusan sesuai dengan bidangnya. Jadi semua
perintah dari pimpinan kepada bawahannya harus melalui seluruh aturan yang
berlaku atau secara berantai.

9
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Nasmoco Pemuda

2.3 Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :


1. Kepala Bengkel
 Mengevaluasi kinerja personil servis dan spare part.
 Melakukan follow up semua program ke TAM dan Ho.
 Bertanggung jawab atas semua program TAM
 Mengontrol pencapaian target servis dan part
2. Assisten Kepala Bengkel
 Mengevaluasi dan bertanggung jawab terhadap operasional servis.
 Memonitor dan sosialisasi terhadap pelaksanaan program TAM dan
HO service.
 Mengontrol pencapaian target servis.
3. Instruktur
 Bertanggung jawab terhadap training di bengkel.
 Membuat jadwal training local.
 Membuat dan mengirim laporan ke TAM dan HO.

10
4. Data Base Analyse/MRA
Membuat data base customer baru :
 Membuat data customer pasif di atas 6 bulan.
 Membuat data customer yang pindah tempat.
 Membuat data customer yang tidak pernah servis.
 Membuat data dan menjaga hubungan ke customer aktif.
5. Servis Advisor
 Mengimplementasikan 7 step dengan baik dan benar.
 Berperan aktif pada semua program TAM maupun HO.
 Membuat WO atau servis order yang lengkap dan sesuai dengan
keluhan pelanggan.
6. Control Room
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Job Progress Control Board.
 Mengoperasikan Progress Control Board.
 Mendistribusikan WO sesuai tingkatan training.

7. Foreman
 Mengkoordinir pekerjaan teknisi.
 Memonior dan mengarahkan pekerjaan teknisi.
 Membbantu memecahkan trouble teknisi.
8. Teknisi
 Melakukan pekerjaan sesuai WO dan SOP.
 Melapor ke foreman bila terdapat masalah dalam pekerjaan.
 Melapor ke foreman atau SA bila ada pekerjaan atau kerusakan diluar
order customer.
9. TAS/TL
 Membuat laporan teknik dan laporan NTWC serta melapor kepada
TAM dan HO.
 Memproses laporan warranty.
 Berkoordinasi dengan instruktur dalam penanganan trouble pada
kendaraan warranty.

11
10. Partman
 Mempersiapkan atau memesan part sesuai permintaan atau pesanan.
 Memproses WO yang akan di invoice.
 Memperbaiki kualitas pelayanan part division.
11. Billing
 Memproses Wo untuk dibuat invoice.
 Membuat laporan internal dan eksternal.
 Mengirim copy invoice ke finance.
12. Kasir
 Menerima pembayaran dari customer.
 Membuat laporan pembayaran harian dan bulanan.
 Menyetorkan uang ke Bank.
13. Tool keeper
Bertanggung jawab atas kondisi dan keselamatan segala peralatan yang
digunakan di bengkel.

14. PDS (Pre delivery Servis)


Bertugas untuk melakukan pengecekan pada kendaraan baru sebelum
diserahkan kepada pembeli.
15. Washing
 Membersihkan atau mencuci kendaraan sesuai dengan work order atau
setelah selesai disservice.
 Membersihkan ruangan kendaraan (kabin, wheel stenity dan jok).

2.4 Lokasi PT. Nasmoco Pemuda


PT. Nasmoco Pemuda memiliki lokasi perusahaan yang berada pada jalan
Pemuda No.72 Semarang.

12
Gambar 2.2 Lokasi PT. Nasmoco Pemuda

2.5 Lay Out PT. Nasmoco Wonosobo

PT. Nasmoco Wonosobo mempunyai luas 2976 m2 dengan panjang 124


dan lebar 24 m.

13
Gambar 2.3 Lay Out PT. Nasmoco Wonosobo

2.6 Jam Kerja Bengkel


PT. Nasmoco Wonosobo memiliki jam kerja bengkel sebagai berikut :
HARI JAM MASUK JAM ISTIRAHAT JAM PULANG
Senin 08:00 12:00-13:00 22.00
Selasa 08:00 12:00-13:00 22.00
Rabu 08:00 12:00-13:00 22.00
Kamis 08:00 12:00-13:00 22.00
Jumat 08:00 11:45-13:30 22.00
Sabtu 08:00 - 22.00
Minggu 09:00 12:00-13:00 22.00

Tabel 2.1: Jam kerja bengkel

2.7 Bidang Usaha


PT. Nasmoco Pemuda merupakan suatu Perseroan Terbatas yang bergerak
dalam bidang penjualan mobil untuk merk TOYOTA dan Spare Part merk
TOYOTA. Perusahaan ini adalah sebagai sub dealer dari PT. New Ratna
Motor Semarang. Adapun bidang usaha yang dilakukan PT. Nasmoco Pemuda
antara lain :
a. Sales
Adalah melayani penjualan mobill merk TOYOTA kepada para
konsumen wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
khususnya daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
b. Part
Adalah melayani jasa penjualan spare part yang Genuine pada
kendaraan merk TOYOTA.

14
c. Servis
Adalah pemberian pelayanan kepada konsumen yang memiliki
kendaraan merk TOYOTA, sehingga memberikan kenyamanan, kemudahan
dalam perawatan dan perbaikan kendaraan.

2.8 Sistem Pemeliharaan dan Perawatan


Dalam suatu perusahaan, kegiatan pemeliharaan dan perawatan mutlak
diperlukan. Hal ini bertujuan agar kondisi suatu barang, alat, maupun mesin
yang senantiasa digunakan selalu dalam kondisi siap pakai. Sehingga
karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien, dengan menekan dan
mengurangi gangguan dalam bekerja yang sekecil-kecilnya.
Untuk menunjang keberhasilan, pemeliharaan, dan perawatan PT.
Nasmoco Pemuda (Service Division) menerapkan system 5R yaitu, rawat,
ringkas, rapi, resik, dan rajin.
a. Rawat
Rawat diartikan menjaga suatu alat atau barang agar tidak mengalami
kerusakan, dan diadakan perbaikan jika ada yang rusak.
b. Ringkas
Ringkas diartikan sebagai tata ruang dimana penempatan peralatan dan
perlengkapan yang teratur serta segala sesuatu yang diperlukan karyawan
dapat diambil dengan mudah dan cepat, sehingga meningkatkan produktifitas
kerja.
c. Rapi
Pada suatu perusahaan ternyata kerapian dan keramahan membawa
pengaruh besar. Bila karyawan berpenampilan rapi, tempat kerja bersih, kerja
professional, maka akan memberikan kesan yang baik pada pelanggan.
d. Resik
Resik disini diartikan menghilangkan apa yang seharusnya tidak ada di
tempat kerja, serta menjaga keselamatan dalam kondisi bersih.
e. Rajin

15
Segala sesuatu apabila dikerjakan secara rutin dan ikhlas akan
membawa kebaikan bagi diri dan perusahaan dalm bekerja.

2.9 Pelayanan Customer


Agar dicapai pekerjaan yang baik dan efisien serta hasil kerja yang
memuaskan customer, maka dibuatlah alur proses pelayanan customer sebagai
berikut :

`
Gambar 2.4 Alur Proses Pelayanan Customer
Keterangan proses gambar :
1. Customer menyerahkan kendaraan kepada SA sambil mengutarakan
keluhan atau kerusakan yang terjadi pada moilnya.
2. Setelah mencoba kendaraan dan mengetahui kerusakan yang terjadi,
SA menganalisa kerusakan dan membuat WO.
3. SA menyerahkan kendaraan dan WO kepada Foreman.
4. Foreman menyerahkan kendaraan dan WO kepada teknisi.
5. Teknisi mengerjakan service sesuai WO dan bertanyakepada foreman
jika menemui kesulitan atau akan melakukan penggantian spare part.
6. Jika penggantian spare part disetujui customer dan atasan, WO
diserahkan kepada partman untuk meminta part yang akan diganti.
7. Kendaraan yang sudah diperbaiki diserahkan kembali kepada foreman
untuk dilakukan final check. Bagian spare part menghitung harga spare

16
part yang kemudian menyerahkan rincian biaya kepada bagian
administrasi.
8. Kendaraan diserahkan kembali kepada customer setelah customer
melunasi harga jasa service kepada kasir. Selanjutnya customer dapat
keluar dari bemgkel dengan sepengetahuan satpam.

2.10 Keselamatan Kerja


2.10.1 Pencegahan kebakaran
 Disamping mengtahui sistem alarm, semua karyawan harus
mengetahui letak alat pemadam kebakaran.
 Dilarang merokok diarea kerja dan disediakan rea tersendiri untuk
merokok.
2.10.2 Penanganan Oli
 Buang oli bekas pada drum yang telah disediakan.
 Oli rem dapat merusak bahkan melunturkan cat, maka dari itu
bersihkan bagian yang terkena oli rem dengan menggunakan air bersih.
2.10.3 Penanganan Mobil Customer
 Selama melakukan service gunakanlah fender cover, grill cover, steer
cover, stick cover, dan floor mate supaya kendaraan tetap berada pada
kondisi bersih dan aman dari kerusakan saat diperbaki.
 Usahakan tangan dan alat berada paada kondisi bersih selama bekerja.
 Jangan sekali-kali memasukkan perkakas tajam kealam saku pakaian
kerja, karena dapat merusak kendaraan.
 Bersihkan oli dan gemuk (grease) yang tercecer karena dapat
menyebabkan kita terpeleset atau mungkin customer mengira ada
kebocoran minyak dari kendaraannya.

17
2.11 Semboyan, Visi, Misi dan Mars Perusahaan

2.11.1 Semboyan perusahaan yaitu :

1. Perusahaanku adalah sawah ladangku.


2. Kemajuan untuk pembaharuan harus aku lakukan
3. Hari ini saya harus lebih baik dari hari kemarin.
4. Kemajuan perusahaan adalah kesejahteraan bagi karyawan.

2.11.2 Visi perusahaan yaitu :

“Menjadi pelaku bisnis di bidang otomotif yang profesional,


berkualitas dan sebagai pemimpin pasar di era globalisasi.”

2.11.3 Misi perusahaan :

“Meningkatkan profesionalisme karyawan dengan berbasiskan


teknologi modern untuk memberikan totalitas kepuasan pelanggan dan
menghasilkan keuntungan yang optimal bagi pemegang saham. Terus
berusaha meningkatkan kesejahteraan karyawan, serta ikut berperan dalam
kepedulian lingkungan dan sosial”

2.12 Mars Perusahaan

Di dalam PT New Ratna Motor terdapat mars untuk bengkel


Nasmoco, berikut lirik dari mars nasmoco :

Majulah bersama wahai semua

Dalam wadah Nasmoco kita

Bersatulah untuk yang terdepan

Memimpin pasar otomotif

18
Rapatkan barisan satukan langkah

Wujudkan visi misi kita

Tingkatkan prestasi jadilah yang terbaik

Hidup Nasmoco jaya

Reff : Nasmoco nasmoco bangkitlah bangkitlah

Harum namamu membahana

Nasmoco nasmoco majulah majulah

Bersama kita jaya (2X)

19
BAB III

TINJAUAN TEKNIK

3.1 PERKEMBANGAN SISTEM PELUMASAN

Gambar 3.1: Skema Aliran Sistem Pelumasan

Seiring dengan perkembangan jaman yang menuntut spesifikasi kendaraan


supaya performa kendaraan lebih baik dan sempurna, begitu juga dengan sistem
pelumasan yang mempunyai peranan yang sangat vital pada sebuah kendaraan.

Sistem pelumasan manual (Non VVT-i) merupakan yang terlebih dahulu


digunakan pada mobil. Tetapi dalam perkembangannya sistem pelumasan manual
ternyata mempunyai berbagai kelemahan yang tidak memungkinkan untuk
diterapkan pada kendaraan masa kini yang modern dan telah diadaptasi pada
kebutuhan masyarakat yang dinamis. Atas dasar itulah kini telah diciptakan sistem
pelumasan yang lebih modern yaitu sistem pelumasan dengan system VVT-i.
Kepanjangan dari (Variable Valve Timing-Inteligent) merupakan serangkaian
peranti/alat untuk mengontrol penggerak camshaft(nok). Maksudnya adalah
menyesuaikan waktu bukaan katup dengan kondisi mesin. Sehingga bisa didapat

20
torsi optimal di setiap tingkat kecepatan. Sekaligus menghemat bahan bakar dan
mengurangi emisi gas buang.

CARI PERBEDAAN NYA ANTARA VVT-I DGN NON VVT-i

A. SISTEM PELUMASAN DENGAN VVT-i

Gambar 3.2: Skema system VVT-i

Prinsip Kerja:

Gambar 3.3: Diagram Katup Saat Retard

21
Waktu bukaan camshaft bisa bervariasi pada rentang 60 derajat. Misalnya,
pada saat start, kondisi mesin dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing
dimundurkan 30 derajat.

Cara ini bakal menghilangkan overlap. Yaitu peristiwa membukanya katup masuk
dan buang secara bersamaan di akhir langkah pembuangan karena katup masuk
baru akan membuka beberapa saat setelah katup buang menutup penuh.
Logikanya, pada kondisi ini mesin tak perlu bekerja ekstra.

Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar yang terbuang saat
terisap ke ruang bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan mesin lebih ramah
lingkungan.

Gambar 3.4: Diagram Katup Saat Advance

Sedangkan saat ada beban, timing akan maju 30 derajat . Derajat overlapping akan
meningkat. Tujuannya untuk membantu mendorong gas buang dan memanaskan
campuran bahan bakar dan udara yang masuk dan juga memasukan sebagian gas
buang ke ruang bakar untuk di bakar kembali agar sempurna. Selain itu, waktu

22
kompresi juga bertambah karena katup masuk juga menutup lebih cepat. Efeknya,
efisiensi volumetrik jadi lebih baik.

Untuk mewujudkannya, ada VVT-i controller pada timing gear di intake


camshaft. Alat ini terdiri atas housing (rumah), kemudian di dalamnya ada
ruangan oli untuk menggerakkan vane (baling-baling).

Baling-baling itu terhubung dengan camshaft. Di dalamnya terdapat dua


jalur oli menuju masing-masing ruang oli di dalam rumahVVT-i controller. Dari
jalur oli yang berbeda inilah, vane akan mengatur waktu bukaan katup.

Gambar 3.5: VVT-i Controller

Posisi advance timing maju didapat dengan mengisi oli ke ruang belakang
masing-masing bilah vane. Sehingga vane akan bergerak maju dan posisi timing
pun ikut maju 30 derajat. Tekanan olinya sendiri disediakan oleh camshaft timing
Oli Control Valve yang diatur oleh ECU mesin. Kebalikannya, untuk kondisi
retard (mundur), ruang di depan vane akan terisi dan posisi timing mundur.
Sedangkan kalau dibutuhkan pada kondisi standar, ada pin yang akan mengunci
posisi vane tetap ada di tengah.

3.2 SISTEM PELUMASAN SECARA UMUM

23
Sistem Pelumasan adalah suatu sistem yang mana terdiri
daribagian-bagian logam (metal parts) yang bergerak, beberapa
diantaranya ada yang berhubungan langsung secara tetap satu dengan
lainnya. Termasuk poros engkol, batang torak, dan bagian mekanisme
katup.

Sistem pelumasan pada sebuah kendaraan mempunyai fungsi


sebagai

Gambar 3.6: Komponen silinder head

System pelumasan pada kendaraan berfungsi sebagai berikut:

1. Membentuk lapisan (oil film) mencegah kontak langsung


permukaan logam dengan logam yang bergerak.

2. Mendinginkan pada bagian-bagian mesin.

24
3. Berfungsi sebagai seal antara torak dengan lubang dinding
silinder.

4. Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin.

5. Mencegah karat pada bagian-bagian mesin .

3.3 MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN

Oli di salurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak dengan beberapa


cara, termasuk cara system tekanan penuh (fully-presurezed method) dengan cara
percikan dan kombinasi antara tekanan dan percikan. Saat ini semua kendaraan
Toyota menggunakan cara system tekanan penuh.

Dalam system tekanan ini, oli ditekan oleh gerakan mekanik dari pompa
oli dan disalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.

System Pelumasan terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai


fungsi berbeda, komponen tersebut antara lain:

1. Oli pelumas

Pelumas yang digunakan adalah oli mineral dengan


tambahan bahan kimia yang bervariasi. Oli mesin dibuat dalam
derajat kualitas, viskositas atau kekentalan yang berbeda.

Item Grade Viscositas Kapasitas (L)

25
Oli mesin API SJ 20W-50, 3.0 (W/ filter)

API SL 15W-40, 2.7 (W/O filter)

10W-30,

5W-30,

Tabel 3.1: Kapasitas Oli Mesin

2. Pompa oli

Pompa oli (oil pump) menghisap oli dari bak oli (oil pan)
kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang
bergerak. Pompa oli ada yang digerakkan dengan poros engkol dan
ada juga yang digerakkan oleh sumbu nok (camshaft), timing belt/
timing chain dan sebagainya. Saringan oli terpasang pada inlet
pompa oli fungsinya untuk menyaring kotoran dari oli. Pompa roda
gigi (gear pump) dan pompa trochoid biasanya banyak digunakan.

a. Pompa Model Roda Gigi

Pada pompa model roda gigi terdiri dari gigi


penggerak (drive gear) dan gigi yang digerakkan (driven
gear) berputar secara bersamaan untuk menghisap dan
memompakan oli keluar. Roda gigi ini terdapat di dalam
pompa oli.

 Pompa Oli tipe Internal Gear

Roda gigi yang digerakkan (driven gear) pada


pompa oli digerakkan oleh gigi penggerak (drive gear)
yang dihubungkan langsung ke camshaft. Ruang
volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada
saat berputar. Oli dihisap ke dalam pompa oli bila

26
volume bertambah, dan oli akan keluar bila volume
berkurang. Pompa oli tipe internal (internal gear type)
konstruksinya sederhana dan kemampuannya dapat
diandalkan.

Gambar 3.7: Pompa Oli Tipe Internal Gear

 Pompa Oli tipe External Gear

Pompa oli tipe external gear terdiri dari dua


roda gigi seperti diperlihatkan gambar di bawah ini.
Roda gigi penggerak (drive gear) digerakkan oleh
camshaft. Karena tidak adanya ruangan di dalam
housing seperti halnya dengan inlet dan saluran
keluar (discharge opening) serta kecilnya ruangan
antara gigi dengan housing, saat gigi berputar oli
tertekan keluar dari housing ke saluran keluar.

Pompa oli tipe external gear sudah lama


digunakan, sebab konstruksinya lebih sederhana
serta lebih akurat.

27
Gambar 3.8: Pompa Oli Tipe External Gear

b. Pompa Model Trochoid

Gambar 3.9: Pompa Oli Tipe Trochoid

Pompa oli model trochoid (trochoid pump)


dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang
digerakkan) didalam rumah pompa (pump body)

Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar,


rotor yang digerakkan langsung ikut sama-sama berputar.
Poros rotor penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan
rotor yang digerakkan. Oleh karena itu besarnya ruangan
dibentuk oleh dua rotor yang berputar. Oli terhisap ke

28
pompa oli saat ruangan membesar dan oli ditekan ketika
ruangannya mengecil.

Trochoid pump bentuknya sederhana dibandingkan


dengan pompa model gigi dan lebih dapat diandalkan.
Selain itu juga, volume oli yang keluar lebih besar untuk
setiap kali berputar. Ini berarti ukuran atau bentuk pompa
dapat diperkecil.

3. Relief Valve

Relief valve berfungsi untuk mencegah tekanan oli dari


suplai yang terlalu besar jika mesin dioperasikan pada kecepatan
tinggi atau jika oli dingin dan tipis, agar tekanan oli tetap konstan
tanpa terpengaruh dengan kecepatan mesin. Yang mana cara
kerjanya adalah ketika pompa oli digerakkan oleh mesin, maka
tekanan oli akan naik dan pompa akan menghasilkan oli yang
berlebihan saat kecepatan mesin bertambah. Hal ini akan
menimbulkan oli bocor dan hilangnya tenaga. Oleh karena itu saat
tekanan oli melebihi dari yang ditetapkan, oli akan mendorong
pegas yang terdapat pada relief valve dan membuka relief valve
tersebut. Selanjutnya oli kembali melalui relief valve ke bak oli (oil
pan).

Gambar 3.10: Relief Valve Saat Kecepatan Rendah

29
Gambar 3.11: Relief Valve Saat Kecepatan Tinggi

4. Oil Control Valve

Oil control valve berfungsi untuk mengatur waktu


pembukaan timing valve (dimajukan/dimundurkan) yang diatur
oleh ECU.

Gambar 3.12: Skema Oil Control Valve

Cara Kerja

30
a) Posisi Advance

Posisi advance timing maju didapat dengan


mengisi oli ke ruang belakang masing-masing bilah
vane. Sehingga vane akan bergerak maju dan posisi
timing pun ikut maju 30 derajat. Tekanan olinya
sendiri disediakan oleh camshaft timing Oli Control
Valve yang diatur oleh ECU mesin.

Gambar 3.13: Skema Oil Control Valve Posisi Advance

b) Posisi Retard

Kebalikannya, untuk kondisi retard


(mundur), ruang di depan vane akan terisi dan
posisi timing mundur. Sedangkan kalau dibutuhkan
pada kondisi standar, ada pin yang akan mengunci
posisi vane tetap ada di tengah.

31
Gambar 3.14: Skema Oil control Valve Posisi Retard

5. Saringan Oli (Oil Filter)

Oli mesin berangsur-angsur akan menjadi kotor bercampur


dengan logam-logam, carbon, endapan lumpur dan lain-lain. Bila
bagian bagian yang bergerak dilumasi oleh oli yang kotor
akibatnya komponen-komponen akan cepat menjadi aus. Untuk
mencegah hal ini, maka dipasangkan saringan oli (oil filter) pada
system pelumasan untuk memisahkan kotoran-kotoran dari oli.

Seluruh oli yang dipompakan oleh pompa oli dialirkan


melalui oli filter, disini oli disaring sebelum menuju ke setiap
komponen mesin. Oli dari pompa oli membuka check valve pada
saluranmasuk ke oil filter. Selanjutnya mengisi ruang disekelilingi
elemen untuk disaring dan keluar dari bagian tengah elemen. Pada
oil filter terdapat by-pass valve. Katup by-pass terdapat didalam
filter. Bila elemen menjadi tersumbat, maka tekanan diluar filter
menjadi meningkat pada tekanan kira-kira 1,0 kg/cm (14 psi atau
98KPa) di atas tekanan oli pada senter filter. Tekanan ini
menyebabkan katup by-pass membuka, memungkinkan oli
mengalir ketiap bagian mesin tanpa melalui elemen filter. Dengan

32
jalan ini, kekurangan pelumasan dapat dicegah bila elemen
tersumbat. Check valve juga berfungsi untuk mencegah kotoran
yang terkumpul dalam oil filter agar tidak kembali kepompa oli
bila mesin berhenti serta menyimpan oli dalam oil filter dengan
demikian oli dapat segera mengalir ke tiap bagian bila mesin
dihidupkan.

Gambar 3.15: Bagian-Bagian Oil Filter

6. Lampu Tanda Tekanan Oli

Pompa oli memompakan oli kesetiap bagian saat mesin


hidup, membangkitkan tekanan oli pada setiap sirkuitnya. Tekanan
oli berbeda tergantung kecepatan pada mesin, viskositas oli dan
sirkuit yang bersangkutan. Lampu tanda tekanan oli (oil pressure
warning lamp) atau pengukur tekanan oli (oil pressure gage) untuk
memberi peringatan kepada pengemudi bahwa system pelumasan
keadaannya tidak normal.

 Lampu Tanda Tekanan Oli

Switch tekanan oli (oil pressure switch) dipasang pada


blok silinder untuk mendeteksi, bila terjadi tekanan oli
pada main oil gallery.

33
a. Tekanan Oli Rendah

Ketika mesin mati atau tekanan oli rendah (di bawah


0,2 kg/cm atau 0,04psi) titik kontak di dalam switch
tekanan oli menutup sehingga lampu peringatan
menyala.

Gambar 3.16: skema lampu tekanan oli saat tekanan rendah

b. Tekanan Oli Tinggi

Ketika mesin dihidupkan dan tekanan oli naik


melebihi batas yang ditentukan, maka tekanan oli ini
mendorong diaphragm sehingga titik kontak
membuka dan lampu peringatan mati.

34
Gambar 3.17: skema lampu tekanan oli saat tekanan tinggi

7. Pengukur Tekanan Oli

Sender pengukur tekanan oli (oil pressure sender gauge)


dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan oli didalam
gallery. Kunci kontak diposisikan pada ON, arus melalui kawat
pemanas dan memanaskan bimetal sehingga melengkung.

a. Tekanan Oli Rendah

Bila tekanan oli rendah, maka titik-titik kontak pada


sender gauge menempel. Ketika bimetal di dalam
sender gauge melengkung dan titik kontak
membuka, sehingga arus yang ke kawat pemanas
receiver gauge menjadi sedikit. Hal ini
menyebabkan bimetal receiver gauge sedikit
melengkung, dan jarum indicator hanya bergerak ke
kanan sedikit.

Gambar 3.17: skema pengukur tekanan oli saat tekanan rendah.

b. Tekanan Oli Tinggi

35
Bila tekanan oli tinggi, diaphragm terdorong lebih
kuat sehingga titik kontak juga saling menekan lebih
kuat. Selama hal ini terjadi beberapa saat maka
bimetal strip akan melengkung menyebabkan titik
kontak mengalirkan arus listrik ke hit wire receiver
gauge, sebagai akibatnya, bimetal strip sender gauge
melengkung dan menyebabkan jarum penunjuk
bergerak ke arah kanan.

Gambar 3.18: skema pengukur tekanan oli saat tekanan tinggi.

8. Pendingin Oli

Temperatur oli yang dianjurkan ialah tidak melebihi 100 C


(212 F) dan bila melebihi 125 C (257 F) maka pelumasan menjadi
kurang baik. Pada mesin tertentu dipasangkan pendingin oli (oil
cooler) untuk mendinginkan oli mesin. Ada 2 tipe oil cooler yaitu
tipe pendingin udara dan tipe pendingin air.

a. Pendingin Oli Tipe Pendingin Udara

36
Pada pendingin oli tipe udara yang biasa, sebagian
oli dari pompa ke pendingin oli, kemudian kembali
ke oil pan.

Bila kecepatan masih rendah, yaitu ketika tekanan


hisap pompa rendah (3,0 km/cm) atau kurang, relief
valve untuk pendingin oli menutup dan oli tidak
mengalir ke pendingin oli (oil cooler).

Bila kecepatan mesin meningkat tekanan dari pompa


melebihi batas, maka relief valve membuka dan oli
mengalir kembali ke oil pan.

Gambar 3.19: Oil Cooler Tipe Pendingin udara

37
Gambar 3.20: Diagram Aliran Oli dengan pendingin udara

b. Pendingin Oli Tipe Pendingin Air

Pada pendingin oli tipe pendingin air (water cooled


oil cooler) seluruh oli mengalir dari pompa oli ke oli
cooler untuk didinginkan. Dari oil cooler, oli
mengalir ke setiap komponen mesin. Pada oil cooler
karena bertambahnya vicositas oli ketika
temperature rendah.

Gambar 3.18: Oil Cooler Tipe Pendingin Air

Gambar 3.21: Oil Cooler Tipe Pendingin air

38
Gambar 3.19: Diagram Aliran Oli

Gambar 3.22: Diagram Aliran Oli dengan pendingin air

39
BAB IV

SISTEM PELUMASAN TOYOTA RUSH F 700

Bab ini merupakan inti dari karya tulis yang penulis buat. Didalamnya
akan dijelaskan mengenai sistem pelumasan pada Toyota Rush F 700. Dalam
dunia otomotif, sistem pelumasan mempunyai peran yang sangat penting yaitu
untuk mensuplai oli ke permukaan bantalan - bantalan dari semua bagian yang
bergerak.

Toyota Rush ini telah dirancang dan diadaptasikan oleh kemajuan


teknologi saat sekarang ini. Sistem pelumasan mobil ini menggunakan system
pelumasan dengan VVT-i. jelaskan kelebihannya !

Komponen-komponennya adalah :

 Oil Filter
 Oil Pump
 Oil strainer
 Carter ( Oil pan)
 Deep stick

40
4.1 Periksa Level Oli Mesin

a. Panaskan mesin, kemudian hentikan mesin dan tunggu selama 5 menit.


b. Periksa bahwa level engine oil di antara tanda level low dan full pada level
gauge. Jika berada pada low, periksa adanya kebocoran dan tambahkan oli
sampai tanda level full.
PERHATIAN: Jangan mengisi engine oil sampai di atas tanda full level.

4.2 Periksa Kualitas Oli Mesin

a. Periksa oli dari keadaan memburuk, bercampur air, berubah warna atau
encer. Bila kualitas oli memburuk, ganti oli mesin dan oil filter.

4.3 Periksa Tekanan Oli

a. Lepas hubungan oil pressure switch connector.

b. Gunakan kunci soket 24 mm, lepas oil pressure switch.

41
c. Pasang oil pressure gauge.

d. Panaskan mesin.

e. Periksa oil pressure.

Tekanan oli:

Kondisi mesin Spesifikasi

Saat idling 39 kPa (0.4 kgf/cm2, 5.7 psi) atau lebih

Pada 3,000 rpm 225 kPa (2.3 kgf/cm2, 32.6 psi) atau lebih

Tabel 4.1: spesifikasi tekanan oli

f. Lepas oil pressure gauge


g. Pasang switch tekanan oli mesin.
1. Bersihkan bagian ulir switch tekanan oli dan bagian switch pada
cylinder block.
2. Pakai bahan perapat pada bagian ulir switch tekanan oli.

42
ADHESIVE: Toyota Genuine Adhesive 1344, Three Bond 1344
atau yang setara

h. Menggunakan kunci soket dalam 24 mm, pasang oil pressure switch

Momen: 15 N*m{ 153 kgf*cm , 11 ft.*lbf }

i. Hubungkan oil pressure switch connector.


j. Periksa dari kebocoran engine oil.

PERINGATAN:

 Terlalu lama dan sering kali terkena engine oil dapat mengakibatkan
pengelupasan minyak alami dari kulit, mempercepat pengeringan,
iritasi, dan dermatitis. Sebagai tambahan, oli bekas mengandung
kontaminasi bahaya yang berpotensi dapat menyebabkan kanker
kulit.
 Harus dilakukan langkah pencegahan saat mengganti engine oil untuk
mengurangi resiko kulit Anda berhubungan dengan oli bekas.
Kenakan baju pelindung dan sarung tangan. Cuci kulit Anda sampai
bersih menggunakan sabun dan air, atau gunakan pencuci tangan
tanpa air untuk membersihkan engine oil bekas tersebut. Jangan
menggunakan bensin, thiner atau pelarut.

43
 Untuk menjaga lingkungan, oli bekas dan bekas oil filter harus
dibuang ke tempat pembuangan khusus.

4.4 Penggantian filter oli dan oli mesin.

1. Menguras oli mesin

a. Lepas 6 baut dan klip, dan kemudian lepas engine under cover.
b. Buka oil filler cap.
c. Lepas drain plug dari oil pan dan kuras engine oil ke dalam container.
d. Bersihkan drain plug.
e. Pasang gasket baru, kemudian pasang oil pan drain plug.

Momen: 30 N*m{ 306 kgf*cm , 22 ft.*lbf }

2. Lepas Oil Filter Sub-Assembly

a. Menggunakan SST, lepas oil filter. SST : 09228-06501  

3. Pasang Oil Filter Sub-Assembly

Bersihkan permukaan pemasangan oil filter.

44
a. Berikan engine oil ke oil filter gasket.
b. Kencangkan secara perlahan oil filter ke dalam mesin sampai oil filter
tidak berputar.
c. Gunakan SST, kencangkan oil filter dengan 3/4 putaran tambahan.

SST : 09228-06501  

Momen: 10 N*m{ 102 kgf*cm , 7.4 ft.*lbf }

4. Tambahkan Oli Mesin

Engine oil:

Oil Viscosity
Oil Grade
(SAE)

 API grade SL dan konservasi-energi


 API grade SM dan konservasi-  5W-30
energi  10W-30
 ILSAC multigrade engine oil

 API grade SL  10W-40


 API grade SM  20W-50

Tabel 4.2: spesifikasi mutu dan kekentalan oli

Kapasitas:

Item Jumlah pengisian

Kuras dan isi ulang dengan 3.0 liter (3.2 US qts, 2.6
penggantian oil filter lmp. qts)

Kuras dan isi ulang tanpa 2.7 liter (2.9 US qts, 2.4
penggantian oil filter lmp. qts)

45
3.4 liter (3.6 US qts, 3.0
Pengisian kering
lmp. qts)
Tabel 4.3: kapasitas pengisian oli

5. Periksa kebocoran oli mesin


6. Pasang engine under cover dengan 6 baut dan klip.
Momen: 6.0 N*m{ 51 kgf*cm , 53 in.*lbf }

4.5 Pembongkaran pompa oli sub-assembly


1. Lepas negative baterai
2. Lepas penutup mesin bawah
a. Lepas 4 baut, kemudian
lepas penutup mesin bagian
bawah.
3. Kuras oli mesin
a.Buka tutup filter oli
b.Lepas sumbat penguras dari
bak oli dan saluran oli mesin
pada kontainer.

4. Lepas saringan udara No. 1

a. Kendurkan klem selang


saringan udara dan lepas
bautnya, kemudian lepas
selang saringan udara.

4. Lepas saringan udara assembly

46
a. Lepas konektor VSV.
b. Lepaskan 2 selang.

c. Lepas sensor temperature


udara.

d. Lepaskan konektor sensor


vakum.
e. Lepas selang vakum.

f. Lepas 3 baut, kemudian


lepas saringan udara sub-
assembly.

47
5. Lepas selang inlet radiator
a. Lepas 2 klip selang radiator,
kemudian lepas selang inlet
radiator.

6. Lepas selang outlet radiator


a. Lepaskan selang outlet
radiator.
7. Lepas braket pompa vane
a. Lepaskan 2 baut dan braket
pompa.

8. Lepas V belt fan dan generator


a. Kendorkan baut fixing A dan
B
b. Kendorkan baut C, kemudian
lepas V-ribbed belt.

9. Lepas sensor posisi crankshaft

48
a. Lepas konektor sensor posisi
crankshaft dan klem wire
harness.
b. Lepas baut dan sensor posisi
crankshaft.

10. Lepas pulley idler No. 1 sub-


assembly
a. Lepas mur dan puli idler
sub-assembly No.1

11. Lepas koil pengapian assembly


a. Lepaskan hubungan 4
konektor.
b. Lepas 4 baut, kemudian koil
pengapian assembly.

12. Lepas pulley water pump


a. Gunakan SST, tahan pulley
water pump.
SST 09960-10010 (09962-
01000, 09963-00600)
b. Lepas 3 baut, kemudian
lepas pulley water pump.

13. Lepaskan selang ventilasi

49
a. Lepas selang ventilasi

14. Lepas selang ventilasi No.2


a. Lepas selang ventilasi No.2

15. Pisahkan pipa radiator sub-


assembly
a. Lepas 2 baut, kemudian
lepas pipa radiator sub-
assembly.

16. Lepas cylinder head cover sub-


assembly
a. Lepas 11 baut dan 2 mur
dalam urutan yang
ditunjukan dalam gambar,
kemudian lepas tutup
cylinder head.

17. Lepas gasket cylinder head


cover

50
a. Lepas gasket cylinder head
cover dari cylinder head
cover sub-assembly.

18. Lepas cam timing oil control


valve assembly
a. Lepas baut, kemudian lepas
camshaft timing oil control
valve.

19. Lepas pulley crankshaft


a. Putar crankshaft searah
jarum jam, kemudian
luruskan tanda timing dari
pulley crankshaft dengan
penunjuk pada tutup rantai
timing.

b. Periksa apakah tanda


penyesuai pada camshaft
timing sprocket menghadap
ke atas.
Jika tidak, putar crankshaft 1
putaran sampai tanda-tanda
tersebut menghadap ke atas.
(Silinder No.1 pada posisi
TDC/kompresi).

51
c. Gunakan SST, lepas
baut dan pulley crankshaft.
SST 09330-00021, 09213-
54015 (91651-60855)

20. Lepas oil pan sub-assembly


a. Lepas 11 baut dan 3 mur.

b. Gunakan SST, lepas oil pan


dari blok cylinder.
SST 09032-00100

52
21. Lepas tutup rantai timing atau
timing belt sub-assembly
a. Lepas 15 baut dan 2 mur,
kemudian lepas tutup rantai
timing.

22. Lepas tutup seal oli rantai


timing atau timing belt
a. Gunakan obeng yang
ujungnya di lilit tape
pelindung, lepas seal oli.

23. Lepas plat sensor posisi


crankshaft No.1
a. Lepas plat sensor posisi
crankshaft No.1 dari
crankshaft.

24. Lepas plunger tensioner rantai


a. Pindahkan stopper plate pada
tensioner ke bawah,
kemudian dorong plunger
sampai ujung, jaga plunger
agar tidak mengunci.

53
b. Gerakkan plat stopper ke
depan dan kuncilah.

Luruskan lubang-lubang pada


plat stopper dan tensioner,
kemudian masukan
kunci hexagon berdiameter 2,5mm (0,098 in

c. Lepas 15 baut dan mur


kemudian lepas tensioner
rantai timing.

25. Lepas rantai sub-assembly


a. Lepaskan 2 baut dan guide
rantai timing No.2.
b. Lepas rantai timing.

26. Lepas guide rantai timing


a. Lepaskan 2 baut dan guide
rantai timing.

54
27. Lepas tension arm rantai
timing
a. Lepas baut dan tension arm
rantai timing.

28. Lepas oli nozzle No. 1 sub-


assembly
a. Lepas baut dan nozzle oli.

29. Lepas pompa oli assembly


a. Lepas 3 baut dan pompa oli.

PERHATIAN:
Hati-hati jangan jatuhkan
driven rotor pompa oli
karena dapat macet pada
pompa oli.

4.6 Pembongkaran pompa oli


1. Lepas driven rotor

55
a. Lepas driven rotor dari oil
pump

4.7 Pemeriksaan pompa oli

1. Periksa pompa oli assembly


a. Periksa apakah body pompa
oli dan sprocket tidak aus
atau rusak dan apakah
keduanya berputar dengan
lembut.

2. Periksa ujung celah rotor


a. Gunakan feeler gauge, ukur
celah antara penggerak gear
dan tip rotor.
Standard celah ujung:
0.06 sampai 0.16 mm
(0.0024 sampai 0.0063 in.)
Celah ujung maksimum:
0.16 mm (0.0063 in.)

Bila celahnya melebihi


maksimum, ganti pompa oli.

56
3. Periksa celah bodi rotor
a. Gunakan feeler gauge, ukur
celah antara rotor dan bodi.
Celah bodi standard:
0.155 sampai 0.265 mm
(0.0061 sampai 0.0104 in.)
Celah bodi maksimum:
0.265 mm (0.0104 in.)
Bila hasilnya lebih besar dari
maksimum, ganti pompa oli.

4. Periksa sisi celah rotor


a. Gunakan alat ukur feeler dan
precision straight edge, ukur
sisi celah antara bodi dan
rotor.
Celah bodi standar:
0.03 sampai 0.08 mm
(0.0012 sampai 0.0032 in.)
Celah sisi maksimum:
0.08 mm (0.0032 in.)
Bila hasilnya lebih besar dari
maksimum, ganti pompa oli.

4.8 Pemasangan kembali pompa oli

57
1. Pasang driven rotor pada
pompa oli
a. Pasang driven rotor pada
pompa oli.

4.9 Pemasangan pompa oli sub-assembly


1. Pasang pompa oli assembly
a. Berikan oli mesin
secukupnya pada posisi yang
ditunjukan dalam gambar,
kemudian periksa dari adanya
benda asing apapun. Pasang
drive gear dan driven rotor.
b. Berikan oli mesin
secukupnya pada posisi yang
ditunjukan dalam gambar,
kemudian periksa dari
adanya benda asing apapun.
Pasang pompa oli pada blok
silinder.

c. Setelah pemasangan pompa


oli, putarlah lebih dari 1
putaran. Lumuri dengan oli
mesin pada seluruh rotor dan
periksa apakah pompa oli
berputar dengan lembut.

58
d. Pasang pompa oli dengan 3
baut.
Momen: 9.0N*m
(92kgf*cm, 80 in.*lbf)

2. Pasang nozzle oli No. 1 sub-


assembly
a. Pasang nozzle oli dengan
baut.
Momen 7.5N*m (76kgf*cm,
66 in.*lbf)

3. Pasang tension arm rantai


timing
a. Pasang tension arm rantai
timing dengan baut.
Momen:19N*m
(194kgf*cm, 14 ft.*lbf)

4. Pasang guide rantai timing


a. Pasang guide rantai timing
dengan 2 baut.
Momen:7.5 N*m
(76kgf*cm, 66 in.*lbf)

59
5. Pasang rantai sub-assembly
a. Luruskan plat tanda warna
kuning dari rantai timing
dengan tanda penyesuai dari
crankshaft timing sprocket
seperti pada gambar,
kemudian pasang rantai
timing.

b. Pasang guide No. 2 rantai


timing dengan 2 baut.
Momen:7.5N*m (76kgf*cm,
66 in.*lbf)

c. Luruskan plat tanda warna


kuning dari rantai timing
dengan tanda penyesuai dari
crankshaft timing sprocket
seperti pada gambar,
kemudian pasang rantai
timing.

60
6. Pasang plunger tensioner
rantai
a. Gunakan hexagonal lobe
pada camshaft, putar sedikit
camshaft ke kiri, kemudian
pasang tensioner dengan
rantai yang kendor pada sisi
tensioner.

b. Pasang plunger tensioner


rantai dengan baut dan mur.
Momen: 9.0 N*m
(92kgf*cm, 80 in.*lbf)
c. Lepas kunci hexagon
berdiameter 2.5 mm (0.098
in.) dari tensioner.
PETUNJUK:
Rantai menjadi tegang.

7. Pasang plat sensor posisi


crankshaft No. 1
a. Pasang sensor posisi
crankshaft dengan tanda F
menghadap ke luar.

61
8. Pasang tutup seal oli rantai
timing atau timing belt
a. Gunakan SST, ketuk ke
dalamseal oli secara merata
sampai permukaannya rata
dengan tepi tutup rantai
timing.
SST 09608-06041
Tonjolan seal dari pinggir:
0.5 mm (0.020 in.) atau
kurang
Ke dalam seal dari pinggir:
1.0mm (0.039 in.) atau
kurang

PERHATIAN:
 Jangan mengetok seal
oli ke dalam secara
miring.
 Jaga bibir seal oli agar
bebas dari benda asing.
Oleskan tipis gemuk MP (seba guna) ke bibir seal oli yang baru.

9. Pasang tutup rantai timing


atau timing belt sub-assembly
a. Pasang gasket tutup rantai
timing yang baru pada tutup
rantai timing.

62
b. Berikan seal packing pada
tutup rantai timing
Packing seal:
Toyota Genuine Seal
Packing Black, Three Bond
1207B atau yang setara
PERHATIAN:
 Bersihkan oli dari
permukaan kontak.
 Pasang tutup rantai
timing dalam waktu 3
menit, dan kencangkan
baut-bautnya dalam
waktu 15 menit setelah
penggunaan seal
packing.
 Jangan membiarkan
seal packing terkena oli
mesin minimal 2 jam
setelah pemasangan.
 Jangan menghidupkan
mesin minimal 2 jam
setelah pemasangan.

63
c. Pasang tutup rantai timing
dengan 15 baut dan 2 mur.
Momen: 12N*m
(122kgf*cm, 8.9 ft.*lbf)
Untuk baut A
23 N*m (235kgf*cm, 17
ft.*lbf)
Untuk baut B
44 N*m (449kgf*cm, 33
ft.*lbf)
Untuk baut C
12 N*m (122kgf*cm, 8.9
ft.*lbf)
Untuk baut D
12 N*m (122kgf*cm, 8.9
ft.*lbf)
Untuk baut E
12 N*m (122kgf*cm, 8.9
ft.*lbf)
Untuk baut F
44 N*m (449kgf*cm, 33
ft.*lbf)

d. Bersihakan tumpahan seal


packing.
PERHATIAN:
 Berhati-hatilah saat
menyapu seal packing
pada area antara area A
dan A’ yang ditunjukan
dalam gambar.

64
Kerusakan area ini
dapat menyebabkan
kebocoran cairan
pendingin mesin.
 Berhati-hatilah saat
menyapu seal packing
pada area B dan B’
yang di tunjukan dalam
gambar. Kelebihan seal
packing pada area ini
dapat menyebabkan
kesalahan pemasangan
pada braket pompa
vane.

10. Pasang oil pan sub-assembly


a. Berikan seal packing pada
bak oli.
Packing seal:
Toyota Genuine Seal
Packing Black, Three
Bond1207B atau yang
setara.

PERHATIAN:
 Pastikan bahwa seal
packing tidak sampai
mengenai area A dalam
gambar.

65
 Bersihkan oli dari
permukaan kontak.
 Pasang oil pan dalam
waktu 3 menit, dan
kencangkan baut-
bautnya dalam waktu
15 menit setelah
penggunaan seal
packing.
 Jangan membiarkan
seal packing terkena oli
mesin minimal 2 jam
setelah pemasangan.
Jangan memulai atau mengakhiri penggunaan seal packing dekat dengan
tutup rantai depan mesin atau retainer seal oli belakang mesin. Sambungan
apapun dalam seal packing harus berada pada sisi intake atau exhaust blok
silinder.

b. Pasang bak oli dengan 11


baut dan 3 mur.
Momen: 8.5 N*m
(87kgf*cm, 75 in.*lbf)
Untuk baut A.
42 N*m (428kgf*cm, 31
ft.*lbf)
Untuk baut B.
8.5 N*m (87kgf*cm,
75in.*lbf)
Untuk baut C.
1.5 N*m (87kgf*cm,
75in.*lbf)

66
Untuk baut D.
11. Pasang pulley crankshaft
a. Gunakan SST, tahan pulley
crankshaft dan kencangkan
bautnya.
SST 09330-00021, 09213-
54015 (91651-60855)
Momen: 150 N*m
(1530kgf*cm, 111ft.*lbf)

12. Pasang cam timing oil control


valve assembly
a. Pasang camshaft timing oil
control valve dengan baut.
Momen: 7.5 N*m
(76kgf*cm, 66 in.*lbf)

13. Pasang cylinder head cover


sub-assembly
a. Atur gasket cylinder head
cover ke alur gasket head
cover, kemudian mesukkan
gasket baru ke dalam boss di
tengah head cover.
PERHATIAN:
Masukan gasket dengan
sempurna sampai

67
bersentuhan dengan
rusuknya.

b. Beri seal packing seperti pada


gambar.
Packing seal:
Toyota Genuine Seal
Packing Black, Three
Bond1207B atau yang
setara.
PETUNJUK:
Seal packing harus
mempunyai lebar 5 mm dan
tinggi 2 mm.
PERHATIAN:
 Bersihkan oli dari
permukaan kontak.
 Pasang tutup cylinder
head dalam waktu 3
menit setelah
pemakaian seal packing.
 Jangan menghidupkan
mesin minimal 2 jam
setelah pemasangan.
c. Pasang cylinder head cover
dengan 11 baut dan 2 mur.
d. Kencangkan baut-baut dan
mur dalam beberapa tahap
seperti ditunjukan dalam
gambar.

68
Momen: 12 N*m
(122kgf*cm, 9ft.*lbf)
Untuk baut
9.0N*m (92kgf*cm, 80
in.*lbf)
Untuk mur

14. Pasang pipa radiator


a. Pasang pipa radiator sub-
assembly dengan 2 baut.
Momen: 7.5 N*m
(76kgf*cm, 66 in.*lbf)

15. Pasang selang ventilasi No.2


a. Pasang selang ventilasi No.2
b. dan NO. B
c.
d.
16. Pasang selang ventilasi
a. Hubungkan selang ventilasi

17. Pasang koil pengapian


assembly

69
a. Pasang koil pengapian
assembly dengan 4 baut.
Momen: 7.5 N8m
(76kgf*cm, 66 in.*lbf))
b. Hubungkan 4 konektor.
18. Pasang pulley water pump
a. Gunakan SST, tahan pulley
water pump.
SST 09960-10010 (09962-
01000, 09963-00600)
b. Pasang pulley water pump
dengan 3 baut.
Momen: 12 N8m
(122kgf*cm, 9ft.*lbf)

19. Pasang pulley idler No.1 sub-


assembly
a. Pasang pulley idler No.1
dengan mur.
Momen: 44 N8m
(449kgf*cm, 9ft.*lbf)
20. Pasang sensor posisi crankshaft
a. Oleskan tipi soli mesin ke O-
ring, kemudian pasang sensor
posisi crankshaft dengan
baut.
Momen: 7.5N*m
(76kgf*cm, 66 in.*lbf)
PERHATIAN:

70
Pastikan bahwa O-ring
tidak retak atau terjepit
saat pemasangan.
b. Hubungkan konektor sensor
posisi crankshaft dan klem
wire harness.

21. Pasang braket pompa vane


a. Pasang braket pompa dengan
2 baut.
Momen: 21 N*m
(214kgf*cm, 16 ft.*lbf)
22. Pasang V belt fan dan
generator
a. Untuk sementara pasang V-
ribbed belt pada setiap
pulley.
23. Setel V belt fan dan generator
a. Putar penyetel baut C dan
setel tegangan V-belt.
b. Kencangkan baut fixing A
dan B.
Momen: 19 N*m
(194kgf*cm, 14 ft.*lbf)
Untuk baut A
44 N*m (449kgf*cm, 33
ft.*lbf)
Untuk baut B

24. Pasang selang inlet radiator

71
a. Pasang selang inlet radiator
dengan 2 klip selang radiator.

25. Pasang selang outlet radiator


a. Hubungkan selang outlet
radiator.

26. Pasang saringan udara


assembly
a. Pasang saringan udara
dengan 3 baut.
Momen: 7.5 N*m
(76kgf*cm, 66 in.*lbf)

b. Hubungkan selang vakum ke


sensor vakum.
c. Hubungkan konektor sensor
vakum.

72
d. Pasang sensor temperatur
udara.

e. Pasang 2 selang ke VSV.


f. Hubungkan konektor VSV.

27. Pasang selang saringan udara


No.1
a. Kencangkan baut klem selang
saringan udara dan pasang
bautnya.
Momen: 7.5 N*m
(76kgf*cm, 66 in.*lbf)

73
28. Pasang negatif baterai
29. Periksa kebocoran oli
30. Periksa kebocoran gas buang
31. Pasang tutup dalam mesin
a. Pasang tutup dalam mesin
dengan 6 baut dan klip.
Momen: 6.0 N*m,
(51kgf*cm, 53 in.*lbf)

32. Periksa timing pengapian


a. Panaskan mesin.
b. Pasang terminal tester dari
timing light dalam posisi
yang ditunjukan dalam
gambar.

PERHATIAN:
Gunakan timing light yang
mendeteksi sinyal pertama.
c. Gunakan SST, hubungkan
terminal 12 (EFIT) dan 4 (E)
dari DLC3.
SST 09843-18040
PERHATIAN:
 Hati-hati jangan salah
menghubungkan
terminal. Karena dapat
merusak mesin.

74
 Matikan semua sistem
kelistrikan dan A/C
 Periksa timing
pengapian dengan
cooling fan mati.
d. Periksa bahwa timing
pengapian berada dalam
spesifikasi.
Timing pengapian:
PERHATIAN:
Ketika memeriksa timing
pengapian, pindahkan
transmisi ke posisi parkir
atau netral.
PETUNJUK:
Jalankan mesin pada 1.000
sampai 1.300 rpm selama 5
menit, dan periksa bahwa
putaran mesin kembali lagi
ke putaran idling.
e. Lepaskan terminal 12 (EFIT)
dan 4 (4) dari DLC3.
f. Periksa bahwa timing
pengapian berada dalam nilai
spesifikasi.

Timing pengapian:
-5 sampai 15° BTDC

75
g. Periksa bahwa timing
pengapian segera dimajukan
saat putaran mesin ditambah.
h. Lepas timing light.

33. Periksa putaran idle mesin


a. Panaskan mesin.
b. Pasang SST pada terminal 9
(REV) dari DLC3.
Hubungkan tachometer,
kemudian ukur putaran mesin
saat idle.
SST 09843-18030
Putaran idle: 750rpm
PERHATIAN:
Ketika memeriksa putaran
idle, pindahkan transmisi
ke posisi parkir atau netral.
Matikan semua sistem
kelistrikan dan A/C.
Periksa putaran idle mesin
dengan fan pendingin off.
34. Periksa CO/HC
a. Hidupkan mesin.
b. Jalankan mesin pada 2.500
rpm kira-kira selama 180
detik.
c. Masukan probe tester probel
CO/HC meter testing ke

76
dalam pipa knalpot minimal
40 cm (1,3 ft) selama idling.
d. Periksa segera konsentrasi
CO/HC selagi idling.
PERHATIAN :
Konsentrasi CO selama
idling.: 0 sampai 0.2 %
Konsentrasi HC selama
idling.: Peraturan lokal yang
dipakai

4.10 TROUBEL SHOOTING


Tabel dibawah ini dapat kita gunakan untuk membantu dalam mencari
penyebab problem tentang sistem pelumasan.

Gejala Area yang dicurigai


Berasap hitam  Ring piston (oli masuk ke ruang
bakar)

77
 Linier silinder (aus)
 Seal valve (rusak)
 Injector
 Sensor tekanan absolute manifold
 Sensor temperature udara masuk
 Sensor posisi throttle
Kebocoran oli pada mesin  Seal camshaft (rusak)
 Seal crankshaft (rusak)
 Plug engine (aus)
 O ring oil filter (sobek)
 Gasket cover valve
Tabel 4.4 : Gejala problem

BAB V

PENUTUP

78
Dengan berakhirnya Praktik Kerja Industri yang penulis laksanakan di PT
Toyota Nasmoco Pemuda selama 3 bulan, maka bertambahlah pengetahuan dan
pengalaman penyusun di dalam memasuki dunia industri. Dengan Praktik Kerja
Industri, penulis dapat mengetahui cara mengatasi suatu pekerjaan yang
memerlukan ketekunan, ketelitian, keterampilan dan tanggung jawab yang tinggi.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan himbauan dan bimbingan dari guru
pembimbing di sekolah maupun staf dan karyawan PT Toyota Nasmoco Pemuda.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan Laporan Praktik Kerja Industri yang


merupakan salah satu syarat menempuh uji kompetensi tahun 2015/2016
dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang berjudul “Sistem Pelumasan Toyota
Rush F 700”, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan sebagai
berikut :

1. Dengan Praktik Kerja Industri siswa dapat mengembangkan ilmu


pengetahuan dari bangku sekolah maupun dari hasil Praktik Kerja
Indestri itu sendiri.
2. Dengan Praktik Kerja Industri siswa dapat berlatih menjadi pribadi
yang disiplin, tanggung jawab dan memiliki etos kerja yang tinggi.
3. Dengan Praktik Kerja Industri siswa dapat mengetahui perkembangan
teknologi sekarang ini yang sangat bermanfaat untuk memasuki ke
jenjang industri ke depannya.
4. Dengan penerapan teknologi pada kendaraan maka keselamatan,
keamanan dan kenyamanan kendaraan akan lebih terjamin.
5. Dapat mengetahui cara kerja sistem pelumasan dan segala sesuatu
tentang trouble shooting dan cara perbaikab serta perawataanya.

5.2 SARAN

79
Meskipun penulis baru duduk di bangku SMK yang sudah tentu
masih terbatas pengetahuannya, namun tidak berlebihan bila penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Manfaatkanlah praktik Kerja Industri dengan sebaik-baiknya untuk


mencari pengalaman kerja dan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin.
2. Kita harus bersikap disiplin, jujur dan tanggung jawab dalam bekerja
di perusahaan.
3. Kita tidak perlu takut pada perkembangan teknologi saat ini, lawan
rasa takut itu dengan lebih giat belajar dan berlatih
4. Kegagalan merupakan awal dari kesukesan maka janganlah mudah
putus asa karena bila kita putus asa cita-cita kita tidak akan tecapai.
5. Sebagai langkah pencegahan terjadinya gangguan pada sistem
pelumasan sebaiknya customer melakukan perawatan berkala di
bengkel resmi terdekat.

5.3 KATA PENUTUP

Demikian laporan karya tulis yang berjudul “Sistem Pelumasan


Toyota Rush F 700”. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Tak lupa penulis mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat


kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan karya tulis ini. Segala kritik
dan saran yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan dari
pembaca semua demi kesempurnaan karya tulis ini. Terima kasih.

80

Anda mungkin juga menyukai