Anda di halaman 1dari 35

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bentuk suksesnya perkembangan industri perusahaan dari aspek

keselamatan dan kesehatan kerja memegang peranan dalam meminimalkan resiko

bahaya yang ada disetiap industri perusahaan sehingga keselamatan dan kesehatan

kerja haruslah mendapat perhatian khusus demi berhasilnya program dari

perusahaan dalam rangka meningkatkan produktivitas bagi perusahaan, juga

keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan keamanan dan kenyamanan

kerja serta mempunyai peranan penting dalam usaha mencegah dan

menanggulangi adanya resiko kecelakaan kerja.

Dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja, faktor yang berperan adalah

manusia, mesin, dan lingkungan. Dari sinilah kecelakaan dapat di cegah agar

kerugian baik dari pekerja maupun dari perusahaan dapat di hindari untuk

mengurangi kerugian yang ada.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya, serta car-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran

disegala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air

maupun udara. (Suma’mur, 1995).

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh

1
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sesial dengan

usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-

gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan

lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum. (Suma’mur, 1994).

Oleh karena itu untuk menekan dan mencegah dampak yang merugikan

akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan perlu

adanya pengendalian melalui program pembinaan keselamatan dan kesehatan

kerja (K3). Sebagaimana yang dilakukan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk yaitu

melakukan pembinaan terlebih dahulu terhadap para karyawan atau pekerja dan

dibimbing agar lebih lagi mengenal tentang K3 dan penerapannya pada

perusahaan serta mentaati dan melakukan segala peraturan mengenai K3.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam kesempatannya pada

kegiatan magang kerja di PT. Bukit Asam (Persero), Tbk akan membuat sebuah

laporan tentang “PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KARYAWAN PT. BUKIT ASAM

(Persero), Tbk UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM (UPTE)”.

1.2 Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan adalah berupa magang kerja di PT. Bukit Asam (Persero),

Tbk Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) yaitu mahasiswa terjun

langsung ke dunia kerja sebagai pelaksanaan studi praktek pada instansi

terkait.

2
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

1.3 Tujuan dan Manfaat Magang

1.3.1 Tujuan Magang

Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk program pembinaan K3 yang dilakukan pada

karyawan di PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.

2. Untuk mengetahui apa saja program pembinaan K3 yang telah diterapkan

terhadap karyawan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.

3. Untuk mengetahui apa saja akibat atau pengaruh apabila karyawan yang

telah dibina kurang mentaati peraturan yang telah dijelaskan sebelumnya.

1.3.2 Manfaat Magang

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan magang tersebut adalah untuk

mengetahui bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya, dimana dibutuhkan

disiplin, tanggung jawab dan profesionalisme. Selama pelaksanaan Magang,

penulis menjadi lebih terlatih dalam hal kemampuan teknis, kedisiplinan dan

sikap profesionalismenya.

Selain itu manfaat bagi :

1. Penulis

Menambah pengalaman dan memperdalam pengetahuan teknis terutama

yang terkait dengan ilmu dan teori yang menyangkut Ilmu Administrasi

Bisnis.

2. Universitas

3
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Terjalinnya kerjasama dengan Badan Usaha yang ditempati untuk magang,

dan untuk dapat mengetahui hubungan antara ilmu yang diberikan dengan

kondisi dunia usaha yang sesungguhnya.

3. Perusahaan

Terjalinnya kerjasama dengan perguruan tinggi dan dapat menyiapakan

sumber daya manusia yang potensial untuk perusahaan sehingga dapat

meringankan beban karyawan perusahaan dengan bantuan tenaga magang

dari perguruan tinggi.

Laporan Magang ini dibuat sebagai pertanggungjawaban penulis terhadap

kegiatan Magang yang dilaksanakan di PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit

Pertambangan Tanjung Enim (UPTE), Sumatera Selatan yang di tempatkan di

bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L).

1.4 Pembatasan Masalah

Mengingat begitu banyaknya bagian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lingkungan (K3L) pada PT. Bukit Asam (Persero), Tbk maka penulis

memberikan batasan masalah yaitu mengambil pokok penulisan tentang

Penerapan Program Pembinaan K3.

1.5 Metode Magang

Metode yang digunakan selama kegiatan magang ini sesuai prosedur yang

telah ditetapkan dan digariskan oleh perusahaan baik menyangkut waktu masuk

magang, peraturan, tata tertib lain yang diatur oleh perusahaan, yaitu :

Hari Kerja : Senin – Jumat

4
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Jam Kerja : Pukul 08.00 – 16.00 WIB

Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB (Hari Jumat, Pukul 11.00 – 13.30)

Pakaian : Bebas rapi, sopan dan memakai alat safety sendiri (Sepatu dan

helm safety)

1.6 Metode Penulisan

Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis menggunakan 4 macam

metode yaitu :

1. Metode Interview

Metode ini merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mencari

data-data dan informasi yang dibutuhkan dengan mewawancarai semua

pihak yang mengetahui atau bersangkutan dengan permasalahan yang di

bahas dalam laporan magang ini.

2. Metode Literature

Metode ini merupakan pengumpulan data dari buku-buku yang

berhubungan dengan laporan magang penulis tersebut.

3. Metode Observasi

Metode ini merupakan metode pengamatan yang langsung turun ke

lapangan untuk sebagai acuan pengambilan data atau informasi.

4. Metode Referensi

Metode ini merupakan yang dilakukan dengan cara mencari informasi dan

data melalui buku sebagai bahan referensi.

1.7 Sistematika Penulisan

5
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Adapun tujuan dari sistematika penulisan ini adalah untuk memberikan

pengarahan secara lengkap dan jelas. Dari permasalahan laporan magang ini

dan juga merupakan garis dari permasalahan tiap-tiap yang diuraikan sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah dari penulisan laporan

magang, Tujuan dan Manfaat, Pembatasan Masalah, Metode Magang, Metode

Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan secara

keseluruhan.

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan

K3 dan Pembinaan K3.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang Kegiatan Program Pembinaan secara

keseluruhan dan Program Pembinaan yang telah di terapkan di perusahaan

tersebut.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran dari keseluruhan yang

telah dilakukan selama magang.

6
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

Pada masa kolonial Belanda kegiatan penyelidikan eksplorasi, yang

mengawali sejarah dari Tambang Batubara Bukit Asam. Usaha penambangan

dilakukan pada selang tahun 1915-1918. Produksi batubara pertama dihasilkan

pada tahun 1919.

Penambangan ini terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Selama

itu lembaga kepengurusannya mengalami beberapa penggantian. Lembaga-

lembaga tersebut berturut-turut dari awal hingga sekarang adalah :

- Tahun 1919-1942 Pemerintah Hindia Belanda

- Tahun 1942-1945 Pemerintah Jepang

- Tahun 1947-1949 Pemerintah Belanda

- Tahun 1950-sekarang Pemerintah Indonesia

Kepengurusan dari tahun 1950-sekarang mengalam beberapa perubahan yaitu :

- Tahun 1958-1960 Biro Urusan Perusahaan

Tambang Negara (BPUTAN)

- Tahun 1961-1967 Badan Pimpinan Umum (BPU)

Perusahaan Tambang Batubara

- Tahun 1968-1980 PN Tambang Batubara

- Tahun 1081-sekarang PT. Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero), Tbk

7
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

PTBA didirikan tahun 1980 berdasarkan Peraturan Pemerintah

No.42 Tahun 1980 tanggal 15 Desember 1980 tentang penyertaan modal

Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan (persero)

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) melalui akte Notaris Muhammad

Ali di Jakarta No.1 tanggal 2 Maret 1981 dan perubahannya masing-

masing No.5 tanggal 6 Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Maret 1985.

Wilayah penambangan PT.BA mengalami perluasan setelah

dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tertanggal 30 Oktober 1990 yang

menyatakan bahwa perusahaan umum Tambang Batubara digabungkan ke

dalam PT. Tambang Batubara (Perum) wilayah PTBA selanjutnya

mencakup daerah sekitar Tanjung Enim, Ombilin dan membawahi

pengawasan kontrak kerjasama di Sumatra Barat, Kalimantan Selatan dan

Kalimantan Timur.

2.2 Ruang Lingkup PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.56 tahun 1990, maka ruang lingkup

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk meliputi :

a. Tambang Batubara Air Laya (TAL), yang menggunakan Sistem

Continous Surface Minning dengan alat utamanya Bucket Wheel

Excavator (BWE)

b. Tambang Batubara Non Air Laya (NAL), yang menggunakan alat

utama konvensional dengan utamanya Shovel dan Truck

c. Pelabuhan Batubara Tarahan

d. Pelabuhan Batubara Kertapati

e. Pemukiman Karyawan

8
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

f. Unit Penambangan Ombilin yang menggunakan sistem penambangan

terbuka dan penambangan bawah tanah.

g. Pelabuhan Batubara Teluk Bayur, Padang

h. Bertindak sebagai mitra usaha Kontrak Kerja Sama (KKS) batubara

yang beroperasi di Sumatra Barat, Kalimatan Selatan dan Kalimantan

Timur

2.3 Tambang Air Laya (TAL)

Untuk Penambangan di TAL, termasuk sarana pendukungnya telah

dilakukan pembebesan tanah seluas kurang lebih 2000 ha yang mulai dilakukan

pada tahun 1982. Penambangan di TAL menggunakan sistem Continous Surface

Minning. Sistem ini menggunakan Alat Tambang Utama (ATU) sebagai sarana

penunjang utamanya.

2.4 Tambang Non Air Laya (NAL)

Sistem penambangan di NAL dilakukan secara konvensional dengan

sarana utamanya adalah Shovel dan Dump Truck.

Daerah penambangan yang masuk dalam NAL adalah :

- Penambangan di daerah Suban

- Penambangan di daerah Air Patai

- Penambangan di daerah Kawas

- Penambangan di daerah Banko

- Penambangan di daerah lain

2.5 Visi dan Misi Perusahaan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk

Visi

Perushaan energi kelas dunia yang perduli lingkungan.

9
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Misi

Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi

dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi

stakeholder dan lingkungan.

Makna

Mempersembahkan sumber energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

Nilai-nilai

Visioner, Integritas, Inovatif, Profesional, Sadar Biaya dan Lingkungan.

2.6 Topografi

Kawasan Bukit Asam terletak pada salah satu deretan pengunungan Bukit

Barisan. Daerahnya sebagian besar berbukit-bukit dan agak landai, daerah yang

paling rendah berada di daerah tepi aliran sungai Lematang dengan ketinggian 50

m dari permukaan air laut (dpl), sedangkan daerah yang paling tinggi adalah

daerah puncak Bukit Asam yang terletak pada ketinggian 282 m dari permukaan

air laut (dpl).

LOKASI UNIT USAHA PTBA


 Tambang di Tanjung Enim diusahakan m ulai thn
1919 (zaman kolonial Belanda)
 Didirikan sebagai Perseroan Terbatas pada
tahun1981, digabung dengan Perum Tam bang
Batubara tahun 1990 dan ditugaskan untuk
mengelola Proyek Briket Batubara mulai tahun 1994.
 Saat ini m erupakan satu-satunya BUMN di sektor
Tambang Batubara dan m empunyai dua lokasi
penambangan ( Unit Tanjung Enim dan Ombilin)
Padang Ombilin
 Jum lah karyawan saat ini 4541 Status Nopember
2001 (term asuk Om bilin, Briket, Tarahan, Kertapati &
Pel.Tl.Bayur Kantor Jakarta)

Tg. Enim Palembang


Pel. Kertapati
PLTU Bukit Asam
Pel. Tarahan
Jakarta
PLTU Suralaya

Gambar 1. Lokasi Unit Usaha PT.BA

10
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

2.7 Struktur Organisasi dan Deksripsi Jabatan

Struktur organisasi memegang peranan penting sangat penting dalam suatu

perusahaan. Didalam struktur organisasi akan ditunjukkan secara jelas pembagian

wewenang, tugas dan tanggung jawab setiap personil pengelola perusahaan.

Adapun struktur organisasi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk dapat dilihat Gambar

No.1. Unit Kerja PT. Bukit Asam (Persero) Tbk ini menjalankan roda perusahaan

dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh Direktur Keuangan,

Direktur Operasi/Produksi, Direktur Pengembangan Usaha, Direktur Niaga,

Direktur SDM & Umum.

Gambar 2. Struktur Organisasi PT.Bukit Asam

11
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

2.8 Data PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

2.8.1 Logo PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

Gambar 3. Logo PT.BA

Data Profil PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

Tipe perusahaan : Persero

Website : http://ptba.co.id/

2.8.2 Kantor Pusat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

PT. BUKIT ASAM (Persero) Tbk

Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim

Sumatera Selatan (31716)

No. Telp : (0731) 452 352, 451 096

Fax : (0734) 451 252, 451 095, 452 993

Email : corsec@bukitasam.co.id

2.8.3 Strategi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

1. Memaksimalkan profitabilitas usaha perseroan melalui pendapatan

dengan cara meningkatkan produksi dan reklasifikasi produk serta

melakukan efisiensi biaya produksi dengan cara efisieni operasi dan

optimasi penanganan produk.

2. Pertumbuhan Perseroan melalui pengembangan PLTU Mulut Tambang

dan Pengembangan Tambang.

12
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

3. Ekspansi atau perluasan usaha perseroan melalui strategi investasi dn

akuisisi tambang-tambang batubara yang potensial.

2.9 Struktur Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan

(K3L) PT. Bukit Asam (Persero), Tbk

Struktur Organisasi Satuan Kerja K3L

Manajer K3L

Asisten Manajer Asisten Manajer Asisten Manajer Asisten Asisten


Kajian K3L PK dan K Pengawas K3 Manajer Manajer
dan Hiperkes Pengawas Pembinaan K3
Lingkungan

(Sumber : PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Pertambangan Tanjung Enim

13
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

3.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu ilmu yang

mengatur hubungan atau peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh

individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal

sehingga tercapainya tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat

menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan

adalah manusia, bukan mesin dan bukan menjadi sumber daya bisnis semata.

Manajemen Sumber Daya Manusia juga menyangkut implementasi

tentang :

 Konsep dan Tantangan SDM

 Perencanaan SDM

 Analisis Jabatan

 Rekrutmen

 Seleksi dan Orientasi

 Penilaian Prestasi Kerja

 Pelatihan dan Pengembangan

 Kompensasi

14
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

 Manajemen Karir

 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Quality of Work Live

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) melibatkan semua keputusan dan

praktik manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya

manusianya.

3.1.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan

efektivitas sumber daya manusia didalam organisasi. Untuk mencapai tujuan ini,

studi tentang keselamatan dan kesehatan kerja akan menunjukkan bagaimana

seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,

mengevaluasi dan memelihara karyawan dalam jumlahnya (kuantitas) dan tipenya

(kualitas).

Manajemen sumber daya manusia adalah proses menangani berbagai

masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja

lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Didalam manajemen sumber daya manusia, terdapat Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) yang memiliki lima sub bagian yang terdapat didalamnya ,

yaitu :

1. Kajian K3L

2. Pengawasan Lingkungan

15
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

3. Pembinaan dan Sarana K3

4. Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran (PK & K)

5. Pengawasan K3 (Was K3) dan Higine Perusahaan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (Hyperkes)

3.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3.2.1 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dibagi menjadi dua pengertian, yaitu :

a. Secara Filosofis

Sebagai suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan

budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.

b. Secara Keilmuan

Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha untuk mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan.

3.1.2 Konsep Kecelakaan

Dewasa ini banyak dikembangkan konsep kecelakaan oleh para

ahli K3 seperti Heinrich, Frank Birds, James Reason, Petersen, dan

lainnya. Mereka mengemukakan berbagai teori mulai dari faktor manusia,

manajemen, sistem dan perilaku.

16
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Faktor penyebab kecelakaan dikemukakan oleh H.W. Heinrich

(1930) dengan teori dominonya yang menggolongkan atas :

 Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act), misalnya tidak

mau menggunakan alat keselamatan dalam bekerja, melepas alat

penaman atau bekerja sambil bergurau. Tindakan ini dapat

membahayakan dirinya atau orang lain yang dapat berakhir dengan

kecelakaan.

 Kondisi tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi di lingkungan

kerja baik alat, material atau lingkungan yang tidak aman dan

membahayakan. Sebagai contoh lantai yang licin, tangga yag rusak

atau patah, penerangan yang kurang baik atau kebisingan yang

melampaui batas aman yang diperkenankan.

Teori tersebut selanjutnya dikembangkan oleh Frank Bird yang

menggolongkan atas sebab langsung (immediate causes) dan faktor dasar

(basic causes). Penyebab langsung kecelakaan adalah pemicu yang

langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan. Sebab tidak langsung

(basic causes) merupakan faktor yang turut memberikan konstribusi

terhadap kejadian tersebut.

Sebab langsung merupakan sekedar gejala bahwa ada sesuatu yang

tidak baik dalam organisasi yang mendorong terjadinya kondisi tidak

aman. Karena itu, dalam konsep pencegahan kecelakaan, adanya sebab

langsung yang harus dievaluasi lebih dalam untuk mengetahui faktor dasar

yang turut mendorong terjadinya kecelakaan.

17
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Disamping faktor manusia, ada faktor lain yaitu ketimpangan

sistem manajemen seperti perencanaan, pengawasan, pelaksanaan,

pemantauan dan pembinaan.

Sedangkan menurut Heinrich seorang ahi keselamatan, pada tahun

1930 dalam bukunya Accident Prevetion mengemukakan :

 Bahwa setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya. Tidak ada

kejadian apapun yang tanpa sebab menjadi pemicunya.

 Jika faktor penyebab tersebut dihilangkan, maka dengan sendirinya

kecelakaan dapat dicegah.

Dengan demikian penyebab kecelakaan tidak selalu tunggal tetapi bersifat

multi causal sehingga penanganannya harus secara terencana dan

komprehensip.

3.2.3 Regulasi K3

 K3 diatur dengan Undang-undang yaitu No 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja. Memuat syarat-syarat K3 yang wajib dilaksanakan

oleh para pengurus temapat kerja di seluruh wilayah RI

 Dalam UU No 1 Th 1970, mengamanatkan kepada Menteri Tenaga Kerja

sebagai pemegang Policy Nasional di bidang K3

 Sesuai kewenangan yang diberikan oleh Undang-undang, Menteri telah

menerbitkan seperangkat aturan pelaksanaan K3, antara lain : Persyaratan

Keteknikan, Medik, Kelembagaan, Personel, Kesisteman maupun

Koordinasi Sektoral.

18
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

3.3 Tugas Bagian K3 (Kep.Men No.555.K/26/M.PE/1995) Pasal 24

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tanggung jawab seperti

berikut :

 Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap keselakaan atau

kejadian yang berbahaya, kejadian sebelum terjadinya kecelakaan,

penyebab kecelakaan, menganalisis kecelakaan dan pencegahan

kecelakaan

 Mengumpulkan data mengenai daerah-daerah dan kegiatan-kegiatan yang

memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan maksud untuk memberi

saran kepada Kepala Teknik Tambang tentang tata cara kerja, alat-alat

penambangan, dan penggunaan alat-alat deteksi serta alat-alat pelindung

diri

 Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai Keselamatan

dan Kesehatan Kerja kepada semua pekerja tambang dengan jalan

mengadakan pertemuan-pertemuan, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi,

pemutaran film, publikasi, dan lain sebagainya

 Apabila diperlukan, membentuk dan melatih anggota-anggota Tim

Penyelamat Tambang

 Menyususn statistik Kecelakaan dan

 Melakukan evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

19
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

3.4 Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3.4.1 Definisi Pembinaan K3

Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki fungsi untuk

membina karyawan atau mitra kerja, menyegarkan kembali tentang K3

terhadap karyawan agar patuh dan menjiwai K3.

3.4.2 Tujuan Pembinaan K3

Tujuan pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) supaya para

karyawan mentaati atau patuh dan tunduk pada K3 serta dimanfaatkannya

kebutuhan K3 agar para karyawan menggunakan semua bentuk sarana K3.

3.4.3 Proses Pembinaan K3

Proses pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terjadi ketika

adanya program-program yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu

(mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan).

20
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pada pembinaan itu sendiri adalah untuk memberikan induksi

atau pembinaan sistem K3. Satuan kerja pembinaan K3 tidak hanya memberikan

induksi kepada karyawan saja, tetapi induksi juga diberikan kepada tamu yang

berkunjung maupun siswa dan mahasiswa yang melaksanakan praktek di PT.

Bukit Asam UPTE.

Tim pembinaan ini telah melaksanakan bebagai upaya dalam

meningkatkan kesadaran tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi

kerja masing-masing, dengan tujuan agar para karyawan di lokasi pertambangan

akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan saat bekerja.

4.2 Ruang Lingkup

Kegiatan yang berfokus pada penerapan pembinaan keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan di Kantor Limoa PT. Bukit Asam, Unit Pertambangan

Tanjung Enim (UPTE).

4.3 Program Utama Pembinaan K3 di PT. Bukit Asam UPTE

1. Monitoring Safety Comite and Safety Talk

Program ini memiliki tanggungjawab mengkoordinir dan monitoring

pelaksanaan safety meeting (dilakukan oleh seluruh mitra kerja setiap

sebulan sekali) dan safety talk (setiap seminggu sekali) di seluruh satuan

21
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

kerja dengan cara memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk

mengenai K3 dan lingkungan. Program ini di tujukan kepada :

 Perusahaan

 Mitra Kerja

 Satuan Kerja

2. Safety Induksi

Program ini bertanggungjawab untuk memperkenalkan PT. Bukit Asam

pada tamu sesuai dengan apa yang tamu butuhkan. Safety induksi tersebut

meliputi :

 SIM Di Lokasi Tambang (SIM DLT)

 Tamu (Siswa dan Perusahaan) dan Pegawai Mutasi

 Mahasiswa dan Siswa

3. Pembinaan Pegawai

Bertugas untuk memberikan pembinaan kepada pegawai sesuai dengan

satuan kerjanya, sehingga pegawai memiliki pemahaman yang benar

tentang K3 sesuai satker nya serta mampu menerapkan didalam

pekerjaannya. Pembinaan tersebut meliputi :

 Pembinaan Lingkungan

(Pembinaan yang dilakukan untuk memberikan informasi

mengenai lingkungan disekitar tambang)

22
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

 Pembinaan K3 Listrik

(Pembinaan untuk memberikan informasi mengenai instalasi listrik

sesuai tujuan penggunaannya, serta untuk mencegah timbulnya

bahaya akibat dari listrik)

 Pembinaan K3 Mekanik

(Pembinaan untuk petugas mengenai pekerjaan pemasangan dan

perawatan permesinan operasional dan penunjangannya sesuai

dengan “Standar Teknis”)

 Pembinaan K3 Welder (Juru Las)

 Pembinaan K3 Operasional BWE

 Pembinaan K3 Pengawas Tambang

 Pembinaan ERT (Emergency Response Team)

 Penyuluhan Investigasi Kecelakaan

 Pembinaan Mine Rescue

4. Membuat Lembar Pembinaan

Lembar pembinaan ini termasuk tulisan-tulisan mengenai keselamatan dan

kesehatan kerja.

5. Pembuatan Modul Pelatihan K3

23
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jumlah modul dengan

cara membuat modul pelatihan sesuai kebutuhan, sehingga tersedia modul

pelatihan sesuai dengan kebutuhan. Modul pelatihan yang dibutuhkan

meliputi :

 Sistem Manajemen K3 (SMK3)

(Modul pelatihan yang berisikan tentang Sistem Manajemen K3)

 SIM Di Lokasi Tambang (DLT)

(Modul pelatihan yang berisikan mengenai tata cara berkendara

dan rambu-rambu lalu lintas)

 Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK) dan Penanggulangan

Penderita Gawat Darurat (PPGD)

 Fire and Rescue

6. Pembuatan Modul Pelatihan Keteknikan

Sama dengan modul pelatihan K3, hanya pembuatan modul ini digunakan

untuk meningkatkan mutu dan jumlah modul pelatihan dibidang

keteknikan sesuai dengan kebutuhan.

Modul pelatihan keteknikan meliputi :

 Operator BWE

 Listrik

 Mekanik

24
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

 Welder (Juru Las)

7. Pembuatan Leaflet, meliputi :

 Panduan Keselamatan Tamu Perusahaan

 Panduan Keselamatan Siswa dan Mahasiswa Praktek

 Panduan Keselamatan Pegawai Kontraktor Sipil

 Panduan Keselamatan Kerja Berawal Dari Rumah Tangga

8. Pembuatan Buku Saku

Pembuatan buku saku ini bermanfaat sebagai pedoman bagi keselamatan

karyawan , buku saku yang dibuat meliputi :

 Sistem Manajemen K3 (SMK3)

 Pedoman Kesadaran Untuk Keselamatan Bermotor

 Pedoman Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

 Tata Cara Penanganan Keadaan Darurat

 Petunjuk Pengoperasian Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

 Petunjuk Bagi Operator Alat Berat

9. Pembuatan Stiker atau Spanduk

25
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Pembuatan stiker dan spanduk dilakukan untuk menyampaikan

kekaryawan atau orang-orang luar mengenai keselamatan dan kesehatan

kerja (K3).

10. Perencanaan, pembuatan, pemasangan, perawatan, dan kebutuhan rambu,

poster, baleho.

11. Pembuatan Materi Untuk Daily Safety

Materi ini biasanya digunakan ditiap mitra kerja setiap hari.

12. Pengawasan Rambu-rambu di kontraktor

13. Pelaporan Bulanan

Dalam Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) maupun

dilingkup PT. Bukit Asam UPTE, dikenal ada 4 macam induksi, yaitu :

a. Induksi Umum : Induksi ini diberikan kepada mahasiswa dan siswa

yang melaksanakan praktek di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

Induksi ini berisikan tentang gambaran umum perusahaan.

b. Induksi Khusus : Induksi ini diberikan kepada karyawan yang

melaksanakan pekerjaan berat atau berbahaya, ruang terbatas,

bekerja didaerah panas, penggalian, ketinggian, dll.

c. Induksi Promosi / Mutasi : Induksi ini diberikan kepada karyawan

yang naik jabatan atau dipindahkan tempat kerja.

d. Induksi Ulang : Induksi yang diberikan kembali kepada karyawan

yang dikira kurang cakap atau belum ahli dalam melaksanakan

26
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

tugas atau pekerjaan, sehingga dapat membahayakan dirinya dan

orang lain.

4.4 Tugas dan Tanggung jawab Pembinaan K3

a. Mengkoordinir dan monitoring pelaksanaan safety talk di seluruh

satuan kerja dengan cara memberikan pengarahan dan petunjuk-

petunjuk mengenai K3 dan lingkungan.

b. Meningkatkan mutu dan jumlah modul dengan cara pengembangan

modul pelatihan yang telah ada dan mengadakan modul pelatihan baru

yang dapat dilaksanakan di dalam perusahaan.

c. Mengkoordinir pengembangan media komunikasi tentang K3

Lingkungan agar seluruh pegawai memahami tentang pentingnya

kaidah-kaidah K3 untuk diterapkan dalam setiap pelaksanaan kerja

sehingga dapat mendorong perubahan sikap mental untuk terciptanya

kondisi selamat sesuai dengan sasaran perusahaan.

d. Merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan pembinaan K3 dan

lingkungan dengan cara memberi pelatihan dan penyuluhan sehingga

karyawan memiliki pemahaman yang benar tentang K3 dan

Lingkungan serta mampu menerapkan dalam pekerjaannya.

e. Merencanakan kebutuhan perlengkapan / peralatan / material untuk

pembuatan sarana-sarana K3 sehingga tersedia sarana K3 dan

Lingkungan sesuai kebutuhan yang dapat dipakai sebagai acuan

pengembangan sistem pembinaan.

27
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

f. Memberikan pelatihan yang ditugaskan oleh perusahaan maupun

pelatihan di tempat kerja dengan mempersiapkan dan menyajikan

materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan sehingga pengetahuan dan

keterampilan karyawan meningkat.

g. Melaksanakan tes untuk driver dan operator peralatan tambang.

4.5 Contoh Stiker Program Pembinaan K3 PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.

28
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

4.6 PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3) PADA KARYAWAN DI PT. BUKIT ASAM

(Persero), Tbk UNIT PERTAMBANGAN TANJUNG ENIM (UPTE)

Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan

tentang keselamatan dan kesehatan kerja, diterapkan program pembinaan K3

dengan realisasi sebagai berikut :

A. Pelatihan K3

Didalam Training atau pelatihan K3 terdapat SMK3, PPGD, PBK, SAR

dan K3 Supervisor. Untuk meningkatkan pengetahuan karyawan

dilaksanakan berbagai training atau pendidikan dan pelatihan keselamatan

dan kesehatan kerja baik yang dilaksanakan itern perusahaan maupun

bekerjasama dengan instansi lain atau pengiriman pelatihan karyawan

diluar perusahaan. Realisasi pelatihan K3 pada tahun 2012 antara lain :

1. Pelatihan untuk pemenuhan standarisasi atau sertifikasi pegawai

tambang (pelatihan eksternal dan internal) sebanyak 4 orang terdiri

dari :

 Sertifikasi Ahli K3 Listrik sebanyak 4 orang peserta

 Sertifikasi Proteksi sebanyak 0 orang peserta

2. Pelatihan untuk peningkatan pengetahuan K3 (pelatihan eksternal dan

internal), sebanyak 152 orang peserta terdiri dari :

 Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun

2012, dengan peserta 150 orang

 Pelatihan Basic Behaviour safety, dengan peserta 2 orang

29
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

3. Pelatihan K3 untuk penyegaran karyawan (pelatihan intern) sebanyak

15 angkatan dengan peserta 465 orang, terdiri dari :

 Penyegaran PPGD sebanyak 3 angkatan dengan peserta 85

orang

 Penyegaran BPK sebanyak 3 angkatan dengan peserta 85 orang

 Pelatihan SMK3 supervisor sebanyak 9 angkatan dengan

peserta 295 orang

B. Penyuluhan K3

Pelaksanaan Penyuluhan K3 terhadap karyawan di lingkungan Unit

Penambangan Tanjung Enim tahun 2012 telah dilaksanakan sebanyak 267

frekuensi dengan jumlah karyawan yang mendapat penyuluhan 6.628 orang,

yang terdiri dari kegiatan :

1. Penyuluhan peraturan K3 dan peraturan berlalu-lintas di lokasi

tambang terhadap pengemudi atau operator sebelum mengikuti tes

pengambilan Surat Izin Mengemudi di Lokasi Tambang dilaksanakan

sebanyak 95 kali dengan jumlah peserta 1.913 karyawan.

2. Penyuluhan “Safety Induction” untuk karyawan dan mahasiswa

magang sebanyak 36 kali dengan peserta 579 orang.

3. Penyuluhan “Safety Induction” untuk tamu sebanyak 39 kali dengan

jumlah peserta 536 orang.

4. Penyuluhan K3 terhadap lini Manajemen dalam rangka Gernas K3

tahun 2012 sebanyak 2 angkatan dengan peserta 59 orang.

30
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

5. Penyuluhan khusus K3 bagi mitra PTBA sebanyak 8 kali dengan

peserta 738 orang.

C. Safety Talk

Safety talk karyawan yang dilaksanakan setiap awal giliran kerja di

lingkungan satuan kerja PTBA UPTE dan kontraktor pada periode tahun

2012 sebanyak 3.396 frekuensi dengan peserta 107.067 orang.

 Safety talk yang dilakukan oleh satuan kerja PTBA sebanyak 2.120

kali dengan jumlah peserta 41.024 orang.

 Safety talk dilakukan oleh kontraktor sebanyak 1.276 kali dengan

jumlah peserta 66.043 orang.

D. Publikasi K3

 Penyebaran lembar pembinaan K3 melalui media elektronik (e-

mail) dan penyebaran lembar pembinaan secara langsung kepada

satuan kerja atau mitra kerja sebanyak 12 judul.

 Penyebaran poster K3 secara langsung kepada satuan kerja atau

mitra kerja sebanyak 9 lembar.

 Penyebaran stiker K3 secara langsung kepada satuan atau mitra

kerja sebanyak 21 lembar.

 Penyebaran lembar pembinaan K3 secara langsung kepada satuan

kerja atau mitra kerja sebanyak 144 lembar.

E. Jam Pembinaan Karyawan

31
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

Total Jam Pembinaan K3 pada periode tahun 2012 sebesar 75.440 jam,

rata-rata jumlah karyawan per bulan yang mendapat pembinaan sebanyak

9.686 orang dan rasio jam pembinaan K3 per karyawan sebesar 3.165 jam.

F. Tabel Data Pembinaan Katiga Karyawan PTBA dan Kontraktor Tahun

2012, ada pada lampiran 12.

32
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan dari analisa dan pembahasan penulis selama magang, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran kepada PT. Bukit Asam UPTE

sebagai bahan evaluasi untuk lebih memajukan perusahaan.

A. Kesimpulan

1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat diperlukan dalam aktivitas

karyawan PT. Bukit Asam UPTE untuk meningkatkan efektivitas sumber

daya manusianya didalam perusahaan.

2. Pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu satuan kerja

didalam K3L PT. Bukit Asam UPTE yang memiliki fungsi untuk

membina karyawan atau mitra kerja dan menyegarkan kembali mengenai

K3 terhadap karyawan agar patuh dan menjiwai.

3. Dalam penerapannya, pembinaan K3 bertujuan supaya para karyawan

mentaati atau patuh dan tunduk pada sistem atau peraturan K3, serta

dimanfaatkannya kebutuhan K3 agar seluruh karyawan manggunakan

bentuk sarana K3.

4. Pembinaan selalu menjalankan program-programnya untuk menetapkan

penerapan K3 pada karyawan PT. Bukit Asam UPTE serta dilingkungan

perusahaan tersebut.

33
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

B. Saran

Berdasarkan hasil magang yang telah penulis lakukan di Satker Pembinaan

K3 PT. Bukit Asam (Persero), Tbk UPTE, Saran-saran yang berkaitan

dengan Penerapan Program Pembinaan K3 antara lain :

1. Materi dalam pelaksanaan pembinaan K3 terutama Safety Talk harus lebih

variatif dengan sasaran pada karyawan maupun pengawas sehingga tidak

timbul kebosanan dan adanya apresiasi lebih terhadap penerapan sikap dan

prinsip keselamatan dalam bekerja. Dalam penerapannya, pembinaan K3

bertujuan supaya para karyawan mentaati atau patuh dan tunduk pada

sistem atau peraturan K3, serta dimanfaatkannya kebutuhan K3 agar

seluruh karyawan manggunakan bentuk sarana K3.

2. Kerja sama (Komunikasi) dan koordinasi antar satuan kerja Pembinaan K3

(intern) dan diluar satker Pembinaan K3 (ekstern) perlu di tingkatkan agar

pelaksanaan program pembinaan yang telah menjadi target dapat

terlaksana dengan baik (sesuai sasaran).

3. Melalui bagian pembinaan, memberikan motivasi melalui pengembangan

kegiatan training atau pelatihan dan safety talk agar timbul kesadaran

betapa pentingnya peraturan K3 yang diwajibkan oleh perusahaan sngat

bermanfaat bagi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang

bersangkutan.

34
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN” YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Andi. 2004. Magang Tentang K3 di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk

Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Laporan Umum. Surakarta : Program Diploma

III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS.

Aprizal. 2013. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Serta

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Karyawan PT. Bukit Asam

(Persero) Tbk, Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Tugs Akhir. Prabumulih :

Program Diploma III Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Ilmu Teknik

Prabumulih.

Direksi PTBA. 2013. Pembinaan K3 Terpadu Pegawai di PT. Bukit Asam

(Persero) Tbk. Tanjung Enim

Navale-engineering.blogspot.com

Sentral Sistem Consulting. 2012. Training Persyaratan SMK3 PP 50 Tahun 2012.

Jakarta Timur

Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi R.I. 2005. Himpunan Peraturan

Keselamatan Kerja. Jakarta

Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan. 2013. Laporan Pelaksanaan

Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tahun 2012. Sumatera Selatan

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

OHSAS 18001. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat

Lembaran Negara Republik Indonesia. 1970. Undang-Undang Keselamatan Kerja

Tahun 1970 Nomor 1. Jakarta

35

Anda mungkin juga menyukai