Disusun oleh :
PT.CARSURIN PALEMBANG
PT.CARSURIN PALEMBANG
NIP. NIP.
MENGETAHUI
Kepala Sekolah
Elvita,ST.MT
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-nya sehingga penulis dappat menyelesaikan laporan kerja
prajtik yang berjudul “Sampling dan Preparasi” di PT. Carsurin Palembang telah
selesai dibuat.
Penulis
HALAMAN
2.2 Ruang Lingkup Usaha PT. Carsurin ............... Error! Bookmark not defined.
2.3 Visi, Misi dan Motto Carsurin ........................ Error! Bookmark not defined.
2.6 Struktur Organisasi Laboratorium Batubara PT. Carsurin Palembang .... Error!
Bookmark not defined.
3.6 Dampak dari Pemanfaatan Batubara ............... Error! Bookmark not defined.
3.7 Bahan Baku Produk dan Pemasaran Produk ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Bahan Baku Produk dan Pemasaran Produk ... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam era global sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan di
dunia kerja semakin ketat. Dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki produktifitas yang tinggi dalam bekerja. Patut disadari bahwa dinamika
di dunia kerja demikian tingginya sehingga teknologi di dunia kerja berkembang
pesat daripada teknologi yang ada di sekolah. Disamping itu, suasana dan
lingkungan kerja sesungguhnya tidak dapat dirasakan oleh siswa ketika mereka
belajar di sekolah.
Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Nasional adalah salah satu sekolah yang
salah satu program keahliannya/kejuruannya adalah Geologi Pertambangan dan
Minyak Gas dengan masa pendidikan selama 4 tahun untuk Geologi
Pertambangan dan 3 tahun Minyak Dan Gas. Program pada pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan Teknologi Nasional lebih diprioritaskan pada praktik, yang
mana pada semester tujuh, siswa diberi kesempatan untuk melaksanakan praktik
kerja industri (prakerin) pada berbagai perusahaan, pemerintah dan swasta.
Adapun pengertian dari praktik kerja industri adalah suatu bentuk sistem,
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara
sistematik dan serasi antara program pendidikan dari sekolah dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh langsung dari dunia industri untuk mencapai
suatu tingkat keahlian tertentu. Dalam hal ini, penulis memilih untuk
melaksanakan praktik kerja industri pada PT. CARSURIN cabang Palembang,
Sumatera Selatan. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengangkat judul studi
khusus “Preparasi dan Sampling”.Pada laporan ini,akan dibahas mengenai
preparasi dan sampling di PT.CARSURIN,setelah sampel selesai dari sampling
dengan menggunakan alat hammer mill metode ASTM
1.2 Batasan Kegiatan Kerja Praktik
Adapun batasan masalah dalam kegiatan kerja praktik ini adalah saat
melakukan kegiatan survey lapangan di PT.MAS,Setelah melakukan
survey,pengambilan sampel dibawa ke PT.CARSURIN untuk dilakukan preparasi
pada tanggal 15 Oktober 2021.
Berawal pada tahun 1968, terdapat kelompok para mantan nahkoda kapal
pelayaran besar dan mantan ahli mesin kapal menjajaki peluang bisnis yang masih
ada kaitannya dengan kelautan. Melalui liku-liku bermitra dengan rekan sesama
mantan nahkoda (salah satunya Capt. H. C. Tiwan) dan ahli mesin kapal (AMK),
didirikanlah PT. Indolog yang berkantor dijalan Veteran, Jakarta. Kegiatan PT.
Indolog terhenti karena hilangnya kapal motor dilepas Pantai Kalimantan.
Selepas dari PT. Indolog, Capt. H. C. Tiwan meluaskan usaha bidang jasa
konsultan. Diajaklah Capt. D. Hamzah dan Capt. A. E. Hardjodipuro untuk
bergabung. Nama Carsurin yang merupakan akronim dari Cargo survey of
Indonesia. Nama ini juga atas konsultasi dari Mr.Hasuda, Mr. Tabata dan Mr.
Kondo. PT. Carsurin resmi berdiri Tanggal 14 Desember 1968 berdasarkan Akta
Notaris Tan Tong Kie, SH No. 15 Tanggal 14 Desember 1968, Pengesahan
Menteri Kehakiman No. JA 5/5/14 Tanggal 14 Januari 1970, dan Pengumuman
dalam lembar Negara No.19 tanggal 6 Maret 1970 (Tambahan berita Negara RI
No. 79).
Visi
Misi
Motto
September
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bagas S S S O O S O O S S O O S O O
2 Paidhol S S S O O S S O S O O O S S O
3 Derry S S S O O S O S S O O O S O S
No Nama 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Bagas S S O O S O O S S O O S O O S
2 Paidhol S O O O S S O S O O O S S O S
3 Derry S O O O S O S S O O O S O S S
NOTE:
S SIANG O OFF
M MALAM W WFH
DIREKTUR UTAMA
MANAJER PUNCAK
DASAR TEORI
Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas unsur karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen, dan sulfur. Dalam proses pembentukannya, batubara diselipi
batuan yang mengandung mineral. Mineral ini merupakan pengotor batubara
sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua materi ini sangat berpengaruh.
Dari ketiga jenis pemanfaatan batubara, yaitu sebagai pembuat kokas, bahan
bakar, dan batubara konversi, pengotor ini harus diperhitungkan karena semakin
tinggi kandungan pengotor, maka semakin rendah kandungan karbon, sehingga
semakin rendah pula nilai panas batubara tersebut.
Kemajuan pesat teknologi industri khususnya sejak akhir tahun 1950-an membuat
konsumsi energi meningkat sangat pesat. Hal ini membuat pemakaian bahan bakar
fosil (minyak bumi, gas alam dan batubara) secara besar-besaran tidak
terhindarkan. Bahan bakar fosil yang mudah di eksplorasi dan dapat diperoleh
dalam jumlah besar adalah batubara dengan biaya yang tidak terlalu tinggi
menjadi sumber energi utama dunia selama berpuluh-pulu tahun.Tetapi pemakain
bahan bakar batubara secara besar-besaran juga membawa dampak yang sangat
serius terhadap lingkungan terutama isu global warming dan hujan asam.
3.2.1Pembentukan gambut
Iklim bumi selama zaman batubara adalah tropis dan berjenis-jenis
tumbuh-tumbuhan subur di daerah rawa membentuk suatu hutan tropis. Setelah
banyak tumbuhan yang mati dan menumpuk di atas tanah, tumpukan itu semakin
lama semakin tebal menyebabkan bagian dasar dari rawa turun secara perlahan-
lahan dan material tetumbuhan tersebut diuraikan oleh bakteri dan jamur.
Tahap ini merupakn tahap awal dari rangkaian pembentukan batubara
yang ditandai oleh reaksi biokimia yang luas. Selama proses penguraian tersebut,
protein, kanji, dan selulosa mengalami penguraian lebih cepat bila dibandingkan
dengan penguraian material kayu (lignin) dan bagian tetumbuhan yang berlilin
(kulit ari daun, dinding spora, dan tepung sari). Karena itulah dalam batubara yang
muda masih terdapat ranting, daun, spora, bijih, dan resin, sebagai sisa tumbuhan.
Bagian-bagian tumbuhan itu terurai di bawah kondisi aerob menjadi karbon
dioksida, air dan amoniak, serta dipengaruhi oleh iklim. Proses ini disebut proses
pembentukan humus dan sebagai hasilnya adalah gambut.
3.2.2 Pembentukan Lignit
Proses terbentuknya gambut berlangsung tanpa menutupi endapan gambut
tersebut. Di bawah kondisi yang asam, dengan di bebaskannya H2O, CH4, dan
sedikit CO2. Terbentuklah material dengan rumus C65H4O30 yang pada keadaan
kering akan mengandung karbon 61,7%, hidrogen 0,3% dan oksigen 38%.
Dengan berubahnya topograpi daerah di sekelilingnya, gambut menjadi
tertimbun di bawah lapisan lanau (silt) dan pasir yang diendapkan oleh sungai dan
rawa. Semakin dalam, semakin bertambah timbunan sedimen yang
menghimpitnya. Sehingga tekanan pada lapisan gambut bertambah serta suhu naik
dengan jelas. Tahap ini merupakan tahap kedua dari proses penbentukan batubara
atau yang disebut Tahap metamorfik.
Penutupan rawa gambut memberikan kesempatan pada bakteri untuk aktif
dan penguraian dalam kondisi basa menyebabkan dibebaskannya CO 2, sehingga
kandungan hidrogen dan karbon bertambah. Tahap kedua dari proses
pembentukan batubara ini adalah tahap pembentukan lignit, yaitu batubara rank
rendah yang mempunyai rumus perkiraan C79H5,5O14,1. dalam keadaan kering,
lignit mengandung karbon 80,4%, hidrogen 0,5%, dan oksigen 19,1%.
3.2.3 Pembentukan Batubara Subbitumen
Tahap selanjutnya dari proses pembentukan batubara ialah pengubahan
batubara bitumen rank rendah menjadi batubara bitumen rank pertengahan dan
rank tinggi. Selama tahap ketiga, kandungan hidrogen akan tetap konstan dan
oksigen turun. Tahap ini merupakan tahap pembentukan batubara subbitumen
(sub-bituminous coal).
3.2.4 Pembentukan Batubara Bitumen
Dalam tahap keempat atau tahap pembentukan batubara bitumen
(bituminous coal), kandungan hidrogen turun dengan menurunnya jumlah oksigen
secara perlahan-lahan, tidak secepat tahap-tahap sebelumnya. Produk sampingan
dari tahap ketiga dan keempat ialah CH4, CO2, dan mungkin H2O.
3.2.5 Pembentukan Antrasit
Tahap kelima adalah antrasitisasi. Dalam tahap ini, oksigen hampir
konstan, sedangkan hidrogen turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap
sebelumnya. Proses pembentukan batubara terlihat merupakan serangkaian reaksi
kimia. Kecepatan reaksi kimia ini dapat diatur oleh suhu dan atau tekanan.
3.3Reaksi Pembentukan Batubara
Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang sudah mati, komposisi
utama terdiri dari selulosa. Proses pembentukan batubara dikenal sebagai proses
pembatubaraan (coalification). Factor fisika dan kimia yang ada di alam akan
mengubah selulosa menjadi lignit, subbitumina, bitumina atau antrasit. Reaksi
pembentukan batubara adalah sebagai berikut :
5C6H10O5 C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO
2.ASTM – Standar
Sistem klasifikasi ini berdasarkan tingkatan yang digunakan secara luas di
Amerika Serikat dan berdasarkan pada fixed carbon serta nilai caloric value pada
mineral matter free basis (mmfb). Nilai kalori mengacu pada batubara yang
mengandung moisture yang ada
Tabel 2. Klasifikasi batu bara menurut ASTM
Fixed Volatile Calory
Agglomerating
No Carbon Matter Value Limit
Class Grup character
. Limit (%) (%) (%)
≥ < > ≤ ≥ <
1 Anthacite Meta anthrac. 98 - - 2 - - Non
Athrac 92 98 2 8 - - Agglomerating
semi antrac. 86 92 8 14 - -
2. Bituminous 78 86 1 22 - -
Low.Vol.Bit.Coal 4
Med.Vol.bit.coal 69 78 2 31 - -
2
High Vol.A - 69 3 - 140 - Commonly
bit.coal 1 00
High Vol.B - - - - 130 1400 agglomerating
bit.coal 00 0
High Vol.C - - - - 110 1300 Agglomerating
bit.coal 00 0
3. SubBit 1. Subbit. A - - - - 105 1150 Non agglomerating
Coal 00 0
2. Subbit B coal - - - - 950 1050
0 0
3. Subbit C coal - - - - 830 9500
0
4 Lignite 1. Lignite A - - - - 630 1130
0 0
2. Lignite B - - - - - 6300
3.5 Pemanfaatan Batubara
Kegunaan batubara secara langsung dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok
yaitu:
3.9 Sampling
Tujuan utama dari pengambilan sampel ialah untuk mengambil sebagian
kecil material yang akan mewakili sifat-sifat keseluruhan material tersebut. Syarat
utama adalah sampel itu harus mewakili (respresentatif) bahan yang di
sampling.Pengambilan sample batubara harus dilakukan menurut standar yang
telah ditentukan. Karena banyaknya standar batu bara yang ada, pemilihan akan
bergantung pada persetujuan antara pembeli dan penjual.
25°C
40°C ≤ 6 jam
105°C 1 Jam
10°C- 15°C
diatas suhu
ruangan, tapi
tidak > 40°C, Sampai konstant
kecuali suhu
ruangan >
40°C
Lantai pengering-udara. Suatu lantai yang rata dan halus serta bersih yang
terletak di dalam ruangan bebas kontaminasi debu atau material lainnya.
Ruangan tersebut mempunyai sirkulasi udara yang baik tanpa panas yang
berlebihan atau aliran udara yang berlebihan. Kondisi lantai pengeringan-
udara sedapat mungkin harus mendekati kondisi yang di syaratkan untuk
oven pengering-udara.
Oven pengeruing udara. Suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan
udara yang yang sedikit panas pada sample. Oven harus dapat menjaga
suhunya antara 10ºC-15ºC di atas suhu kamar. Suhu maksimal oven adalah
40 ºC. Untuk batu bara yang mudah sekali teroksidasi, suhu oven tidak
boleh melebihi 10ºC diatas suhu kamar.
2) Penggerus
Alat- lat penggerus antara lain :
Crusher. Ada dua jenis crusher yaitu; hummer mill yang fungsinya untuk
memcahkan sample secara pukulan atau benturan, jaw crusher yang
fungsinya untuk memcahakan sample secara menekan, contohnya roll
crusher dan jaw crusher.
Hummer mill. Memiliki keuntungan :reduction ratio tinggin, dapat
memperkecil batu bara lempengan (150 mm) dan mempunyai hasil
penggerusan tinggi, harganya murah, serta tidak terlalu makan banyak
ruang. Kerugiannya adalah mempunyai angin yang deras sehingga dapat
berpengaruh terhadap sample Moisture, menghasilkan fines yang banyak
dan tidak dapat dipakai pada batu bara basah.
Jaw Crusher. Alat ini cocok untuk meremukkan batubara keras dan
kering. Untuk memperoleh hasil yang halus susah sekali. Kerugian
utamanya adalah kapasitas rendah (kecuali lempengannya besar) dan tidak
dapat mengerjakan batu bara basah.
Roll Crusher. Keuntungan dari double roll crusher antara lain tidak
menimbulkan panas dan angin, tidak menghasilkan fines yang berlebihan
dan mudah menangani batu bara basah.
3) Pencampur
Ada beberapa jenis alat yang memadai yaitu paddle mixer, drum mixer, dan
double cone mixer (untuk batubara berukuran 1.0-0.2 mm). Yang dioperasikan
secara manual adalah riffle.
4) Pembagi
Pembagian sample dapat dilakukan baik secara manual maupun mekanis.
Jika pembagian akan dilakukan secara manual tetapi tidak menggunakan riffle,
dapat dilakukan dengan cara yang disebut sebagai cara coning and quartering.
Prinsipnya ialah batu bara dibentuk seperti gunung (timbunan mirip kerucut
pendek), ditekann sampai rata dan kemudian dibagi menjadi 4 bagian yang sama.
Dua bagian yang berlawanan disatukan untuk kemudian dibagi empat lagi, begitu
seterusnya sampai diperoleh berat yang diinginkan. Dua bagian lainnya dibuang.
Umumnya cara ini dipakai untuk membagi sample apabila tidak tersedia riffle di
lapangan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Preparasi Sampel
Sampel adalah sebagian kecil yang diambil secara random atau sistematik
menurut interval tertentu dari sejumlah partai barang dengan mengacu pada
metoda standard yang digunakan. Dimana bagian kecil yang terambil tersebut,
terkumpul dalam suatu gross sampel, mewakili dari sejumlah partai barang
tersebut untuk di uji sifat fisik dan kimianya. Gross sampel adalah gabungan dari
beberapa increment yang diambil dengan interval tertentu secara regular terhadap
keseluruhan lot atau unit sampling. Increment adalah kegiatan setiap satu
pengambilan material contoh. Lot atau unit sampling adalah suatu satuan material
setiap satu kali pengiriman, satuan tersebut bisa quantity, bisa waktu, bisa media
angkut.
Preparasi sampel adalah pengurangan berat serta ukuran dari gross sampel
sampai pada berat serta ukuran yang cocok untuk analisa di laboratorium.
Preparasi sampel untuk penentuan moisture dan general analysis biasanya
mencakup pembagian dan pengurangan. Hal ini juga mencakup mixing,
pengeringan udara, dan equalize.
Preparasi contoh adalah rangkaian tahapan pengurangan berat dan ukuran
dari gross sample secara sistematis sampai pada berat dan ukuran yang sesuai
untuk analisa dan laboratorium.
4.1.1 Pengurangan ukuran
Dalam proses ini batubara hasil sampling ukurannya bervariasi sehingga
perlu adanya pengurangan ukuran agar dapat di proses. Pengurangan ukuran ini
menggunakan alat crusher
Jaw crusher
Jaw crusher adalah alat atau contoh paling umum mesin peremuk dengan
bentuk dan mekanisme yang sederhana untuk melakukan peremukan batuan yang
mengandung mineral dengan cara menjepit diantara dua buah plat (rahang tetap
dan rahang ayun) atau swing jaw, lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.
Kegunaannya untuk menyeragamkan ukuran butir batubara mentah, untuk
meremukkan batu buangan sebelum dibuang dengan belt conveyor.
Alat tersebut ada 2 tipe :
a. Type blake, bila titik tumpuan ada diatas.
b. Type dodge, bila titik tumpuan ada dibawah.
Prinsip Kerja jaw crusher, sudut yang dibentuk oleh dua buah rahang
disebut nip angle dan besarnya antara 28-30 j. bila sudut ini terlalu besar batubara
mentah yang baik, akan selalu terpental atau lari ke atas, perbandingan antara
ukuran partikel sebelum dan sesudah peremukan disebut juga rasio peremukan
(rasio pengerusan),
Rasio peremukan atau pengerusan pada jaw crusher sekitar 4:1 hingga 6:1
sedangkan untuk menyatakan kapasitas pengolahan bijih dinyatakan dengan
(m3/t) atau (t/jam). Pada jaw crusher type dodge titik tumpuh rahang-rahangnya
ada dibagian bawah sehingga pada saat pengoprasionalnya pun misalnya
discharge (dutlate) tetap. Type ini mempunyai kelebihan dalam hal keseragaman
ukuran produk (hasil pengerusan) namun sebaliknya kekurangannya pada mulut
discharge karena mudah tersumbat. Karena posisi mulut discharge jauh dari titik
tumpu gaya maka alat ini harus melakukan peremukan bongkahan besar dengan
tenaga yang relative lemah untuk itu type dodge biasanya dipakai untuk peemukan
sedang, dan kapasitas pengolahan yang tidak terlalu besar.
4.1.2 Pembagian Sample dan Pengurangan Jumlah
Setelah ukuran dikurangi maka selanjutya sample akan di kurangi
jumlahnya. Dalam pengurangan jumlah sample ini tidak sembarangan begitu saja
tapi ada beberapa cara yang bisa di gunakan yaitu Rifling, Fraktional soveling,
strip mixing and spiling, increment division dan mekanik, dengan cara tersebut
bisa di tentunkan bagian mana yang di ambil dan bagian mana yang akan di
buang.
Pembagian Sample dan Pengurangan Jumlah
Setelah ukuran dikurangi maka selanjutya sample akan di kurangi
jumlahnya. Dalam pengurangan jumlah sample ini tidak sembarangan begitu saja
tapi ada beberapa cara yang bisa di gunakan yaitu Rifling, Fraktional soveling,
strip mixing and spiling, increment division dan mekanik, dengan cara tersebut
bisa di tentunkan bagian mana yang di ambil dan bagian mana yang akan di
buang.
1. Increment Division
a) Aduk sample yang akan di bagi dan atau dikurangi tebarkan secara merata
dengan ketebalan 2.5 kali ukuran particlenya.
b) Buat Garis matrik dengan dimensi 4x5 setelah terbentuk matriknya
c) ambil secara random setiap bagian-bagian yang sudah terpisah dengan
garis-garis menggunakan shovel.
2. Riffling
Adalah alat untuk membagi sample menjadi 2 bagian. satu bagian untuk di
buang satu bagian lagi akan di gunakan.
3. Fraktional soveling
Yaitu dengan cara mengaduk sample yang akan dibagi kemudian
bentuklah menjadi sebuah kerucut.
setelah itu ambil dari sample batubara yang kerucut itu sama rata menjadi
beberapa bagian.
misalkan dari 1 kerucut tumpukan batubara akan dibagi jadi 5 bagian.
maka setiap tunpukan yang lebih kecil mendapatkan jatah yang sama dari kerucut
batubara yang besar.
dalam pengambilan bagian-bagiannya gunakanlah shovel. Setelah
terbentuk kerucut-kerucut kecil pilih secara acak bagian mana yang di buang
bagian mana yang di ambil.
4. strip mixing and spiling
Cara ini hampir mirip dengan Fraktional soveling hanya saja batubara
dibentuk strip atau garis. caranya jatuhkan secara merata batubara dengan
menggunakan shovel sepanjang garis yang dibuat. lakukan sampai batubara habis.
Ambil bagian batubara dengan terlebih dahulu sekat batubara dengan
menggunakan 2 penyekat sehingga batubara yang berada di tengah sekat kita
ambil dengan shovel sampai bagian terkecil. ambil 20 increment untuk satu
bagian pemisahan.
4.3 SIZING
Sizing adalah salah satu metode pemisahan partikel sesuai dengan ukuran
yang di kehendaki.
Ukuran yang biasa digunakan:
Untuk ISO biasanya mengunakkan ukuran:
+50 +10
+40 +6.3
+31.5 +4.75
+25 +2.00
+20 -2.00
+12.5
Untuk ASTM biasanya menggunakkan ukuran:
+50 +9.5
+39 +6.3
+31.5 +4.75
+25 +2.00
+19 -2.00
+12.5
4.4 Pembahasan Praktikum
Pada praktikum kali ini kami membahas tentang preparasi batubara namun
pada praktikum ini proses sampling telah dilakukan sebelumnya yaitu dengan
mengambil sample batubara yang berbeda-beda dari stockpile perusahaan yang
berbeda-beda pula.
Dalam praktikum ini kami langsung melakukan proses milling yaitu
proses untuk menggerus batubara menjadi ukuran yang lebih halus, agar dapat
diproses lebih lanjut dalam laboratorium
Proses milling yang kami lakukan yaitu dengan menggunakan mesin
miller skala kecil yang menghasilkan ukuran butir batubara yang cukup halus
Dalam proses preparasi ini juga kami melakukan proses pengambilan sample
dengan ukuran butir batubara tertentu yakni dengan ukuran butir skala mesh
Alat yang kami gunakan dalam pengambilan sample ini adalah shapeshaker yang
mengaduk-aduk serta mengocok batubara dan langsung memilah ukuran batubara
dalam satuan mesh, adapun satuan mesh yang tersedia di shapeshaker adalah
ukuran ½ mesh sampai dengan 200 mesh.
Kemudian setelah proses milling dilakukan sample batubara tersebut kami
simpan dan akan dilanjutkan proses selanjutnya di laboratorium pada praktikum
selanjutnya.
BAB V
PENUTUP
Atas berkat ramhat Allah Yang Maha Esa, serta kerjasama dan kerja keras
kami, selesailah penyusunan laporan Prakerin yang menjadi tugas wajib dalam
kegiatan ini.
Dalam penyusunan laporan Prakerin, kami mendapatkan pengarahan dari
pembimbing, bapak dan ibu guru, serta sekan-rekan SMK Teknologi Nasional
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
A. Kesimpulan
Sampel adalah sebagian kecil yang diambil secara random atau sistematik
menurut interval tertentu dari sejumlah partai barang dengan mengacu pada
metoda standard yang digunakan. Increment adalah kegiatan setiap satu
pengambilan material contoh. Lot atau unit sampling adalah suatu satuan material
setiap satu kali pengiriman, satuan tersebut bisa quantity, bisa waktu, bisa media
angkut.
Preparasi sampel untuk penentuan moisture dan general analysis biasanya
mencakup pembagian dan pengurangan. Hal ini juga mencakup
mixing, pengeringan udara, dan equalize
B. Saran
Karena di tempat prakerin kita akan berhubungan langsung dengan
pekerjaan, maka alangkah baiknya kita mempersiapkan secara matang materi-
materi yang diajarkan di sekolah. Hal ini bertujuan agar kita tidak bingung kalau
disuruh melakukan sesuatu.
Untuk adik kelas yang akan melaksanakan prakerin, usahakan tetap
menjaga nama baik sekolah. Karena jika nama sekolah sudah jelek, maka akan
susah untuk bekerjasama dengan perusahaan tersebut dalam menerima siswa
prakerin.
Lampiran
-Drying Sheed
(alat pengering sampel sesudah di preparasi)
-Store Sampel
(Penyimpanan Sampel Dalam Jangka Waktu 3 bulan)
-Rotation devide sampel
(Mencampur Sampel Batubara Yang Sudah Di Preparasi Biar Merata)
-Hammer Mill
(Alat Preparasi Metode ASTM)
-Grinding
(Alat Untuk Memperkecil Ukuran Batubara Apabila Sesudah Konstan Dari
Drying Sheed (Pengeringan)
-Hardgrove Grindability Index
(Alat Penggerus Batubara Dan Mengetahui Kekerasan Batubara)
-Raymond Mill
(Untuk Memperhalus Ukuran Batubara Menjadi 0.250mm )
-Shieve Shaker
(Alat Yang Guna Memisahkan Batubara Yang Sudah Di Gerus Demi Mengetahui
Sampel Yang Tertahan Di Ayakan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.coe.its.ac.id/index.php/servicelist/44-analisis-batubara
http://www.fyoya.blogspot.com/2012/10/analisa
-proksimat- batubara.html?m=1
http://www.ierjeck.blogspot.com/2013/06/analisis-
proksimat-dan-total- sulfur.html?m=1
http://www.rismayantianalisabatubara.blogspot.com/2012/
02/laporan- analisa-batubara-di-ptjembayan.html?m=1
www.carsurin.com/branches.html
www.carsurin.com/services.html
Yakub, arbie. 2006. Buku Pegangan Tentang Kualitas Batubara. Bandung