Anda di halaman 1dari 69

BAB I

LAY OUT KAMAR MESIN

A. Tujuan perencanaan Lay Out kamar mesin

Perencanaan lay out kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk

mengoptimalkan pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap peralatan

(equipment) yang diperlukan tepat pada tempatnya. Hal ini menjaga agar

peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing pada

setiap pengoperasian kapal, disamping itu pula dimaksudkan untuk memberikan

keleluasaan setiap operator manakala akan diperbaiaki atau merawat peralatan

dikamar mesin.

Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kamar mesin adalah:

1. Ukuran kamar mesin itu sendiri, hal ini dapat diketahui berdasarkan volume

ruangan, rencana garis, rencana umum kapal.

2. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan, hal ini dapat diketahui berdasarkan

perhitungan-perhitungan dan ketentuan-ketentuan yang lain dan telah

mendapat persetujuan dari biro klasifikasi yang ditunjuk.

3. Jumlah unit peralatan yang diperlukan untuk mendukung pengoperasian kapal

tersebut.

Pada perencanaan lay out kapal rancangan ini penempatan kamar mesin

berada pada daerah buritan kapal.


Adapun peralatan –peralatan yang dipasang pada kamar mesin adalah:

1. Mesin utama

2. Mesin bantu

3. Gearbox

4. Seachest

5. Pompa-pompa yang terdiri dari:

a. Pompa Ballast (2 buah)

Pompa ini melayani pemasukan air laut ke dan dari tangki Ballast yang

selain berfungsi menjaga stabilitas kapal, juga berfungsi untuk mencuci

atau membersihkan geladak.

b. Pompa Bahan Bakar (2 buah)

Pompa ini berfungsi untuk memompa bahan bakar dari tangki induk

ketangki harian untuk mlayani pengoperasian mesin utama dan mesin

bantu.

c. Pompa minyak pelumas (2 buah)

Pompa ini berfungsi memompa minyak pelumas dari tangki induk ke

tangki harian untuk melayani pengoperasian mesin utama dan mesin

bantu.

d. Pompa air tawar pendingin mesin (2 buah)

Pompa ini berfungsi untik keperluan memompa air tawar untuk

mendinginkan mesin.
e. Pompa air laut pendingin (2 buah)

Pompa ini berfungsi untuk memompa air laut untuk mendinginkan aie

tawar pendingin mesin.

f. Pompa air tawar (2 buah)

Pompa ini berfungsi untuk memompa air tawar dari tangki induk ke tangki

harian untuk keperluan mandi, mencuci, memasak dan lain-lain.

g. Pompa bilga (2 buah)

Pompa ini berfungsi untuk memompa atau menguras zat-zat cair yang

tidak dioperlukan dari sumur penampunagn bilga untuk dibuang ke laut

stelah mengalami openyaringan dan pemisahan limbah pada boxshape

tank. Selain itu juga untuk mengeringkan ruang muat jika pada saat

melakukan pelayaran kapal kemasukan air laut dari lubang palka yang

tidak kedap air, merembesnya air pada pori-pori pelat, bocoran dari pelat

dan pengelasan yang mengalami keretakan.

h. Pompa sanitary (2 buah)

Pompa ini berfungsi untuk membersihkan air dari geladak dan juga dapat

digunakan untuk menguras air yang tidak digunakan lagi dari kamar

mandi, kamar mesin, laundry, bar, tempat-tempat makan, dapur, gudang

dan sebagainya.

i. Pompa pemadam kebakaran (2buah)

Pompa ini berfungsi untuk memompa air laut untuk memadamkan api

pada saat kapal dalam keadaan darurat.


6. Kompressor (1 buah) yang berfungsi untuk melayani botol angin untuk

menstart mesin kapal.

7. Botol Angin (2 buah) yang berfungsi untuk melayani kebutuhan udara tekan

pada saat menstart mesin kapal.

B. Perhitungan Daya Pompa

1. Pompa Ballast.

Volume tangki ballast adalah 766,44 m2.. Pada buku “Marine Auxiliari

Machinnery and System“ hal.25 kapasitas dari pompa ballast adalah :

Q = 0,2825 db2.vb

dimana :

db = diameter dalam pipa (cm)

= 60 mm

= 6 cm

= 0,16 m

vb = kecepatan aliran zat cair

= 2 m/s

maka :

Q = 0,2825 (16)2 x 2

= 144,64 m3/jam

= 0,04 m3/s
Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g

dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 6,8

= 8,4 m

b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair yang terdapat dalam tangki

= 0

c. hl = kerugian yang langsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,04 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,16 m

L = panjang pipa = 50,45 m

maka :

hla = 1,24 m
 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (1 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung masuk pipa = 1 buah

maka :

hlb = 0,04 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (5 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 5 buah

maka :

hlc = 1,15 m
 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (3 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian = 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 3 buah

maka :

hld = 0,61 m

 hle = kerugian karena adanya katup (4 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 4 buah

maka :

hle = 1,55 m

 hlcb = kerugian karena adanya percabangan

hlcb1-3 = f1 x (v2/2g) x n

hlcb1-2 = f2 x (v2/2g) x n
dimana :

f1 = 0,35 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

f2 = 1,29 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah percabangan = 3 buah

maka :

hlcb1-3 = 0,21 m

hlcb1-2 = 0,79 m

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (tidak ada)

= 0

Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 1,24 + 0,04 + 0,61 + 1,15 + 1,55 + 0,21 + 0,79

= 0,79 m

d. v2/2g = kerugian karena kecepatan keluarnya zat cair pada pompa

= 0,204 m

Total Head adalah :

H = 8,4 + 0 + 5,59 + 0,204

= 14,19 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)
dimana :

Q = kapasitas pompa = 144,64 m3/jam

H = head pompa = 14 ,19 m

γ = berat jenis zat cair = 1025 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,65 (dari grafik)

Maka daya pompa ballast adalah :

N = 12,59 hp

= 9,25 kw

2. Pompa Bahan Bakar

Volume tangki bahan bakar adalah 116,75 m3.

Waktu yang diperlukan untuk mengisi tangki adalah 4 jam. Kapasitas dari

pompa adalah :

Q = 116,75/4

= 29,19 m3/jam

= 0,008 m3/s

Diameter pipa adalah :

d = 4/3 x Q1/2

= 4/3 x (29,19)1/2

= 7,2 cm

= 0,07 m
Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g

dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 4,4

= 6 m

b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair yang terdapat dalam tangki

= 0

c. hl = kerugian yang langsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,008 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,07 m

L = panjang pipa = 12,3 m

maka :

hla = 0,85 m
 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (3 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung masuk pipa = 3 buah

maka :

hlb = 0,12 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (4 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 4 buah

maka :

hlc = 0,92 m
 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (3 buah)

= f (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 2 buah

maka :

hld = 0,41 m

 hle = kerugian karena adanya katup (4 buah)

= fv x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 5 buah

maka :

hle = 0,09 m

 hlcb = kerugian karena adanya percabangan (1 buah )

hlcb1-3 = f1 x (v2/2g) x n

hlcb1-2 = f2 x (v2/2g) x n
dimana :

f1 = 0,35 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

f2 = 1,29 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

v = kecepatan aliran zat cair = 2m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah percabangan = 1 buah

maka :

hlcb1-3 = 0,07 m

hlcb1-2 = 0,26 m

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (1 buah)

hlt1-3 = f1 x (v2/2g) x n

hlt1-2 = f2 x (v2/2g) x n

dimana :

f1 = 0,6 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

f2 = 0,91 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah percabangan = 1 buah

maka :

hlt1-3 = 0,12 m

hlt1-2 = 0,19 m
Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 0,85 + 0,12 + 0,41 + 0,92 + 0,09 + 0,07 + 0,26 + 0,12 + 0,19

= 3,03 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total Head pompa adalah :

H = 6 + 0 + 3,03 + 0,204

= 9,234 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 29,19 m3/jam

H = head pompa = 9,234 m

γ = berat jenis zat cair = 850 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,7 (dari grafik)

Maka daya pompa bahan bakar adalah :

N = 1,2 hp

= 0,88 kw
3. Pompa minyak pelumas

Menurut buku “Machinnery Outfitting Design Manual hal.50”, Kapasitas

pompa adalah :

Q = A x N x 10-3

dimana :

A = (5 – 10) = 10

N = BHP = 3900 hp

maka :

Q = 10 x 3900 x 10-3

= 39 m3/jam

= 0,01 m3/s

Diameter pipa adalah :

d = 4/3 x (Q) 1/2

= 4/3 x (39)1/2

= 8,32 cm

= 8 cm

= 0,08 m

Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g
Dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 4,4

= 6 m

b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair yang terdapat dalam tangki

= 0

c. hl = kerugian yang langsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,01 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,08 m

L = panjang pipa = 5,1 m

maka :

hla = 0,28 m

 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (1 buah)

= f x (v2/2g) x n
dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung masuk pipa = 1 buah

maka :

hlb = 0,04 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (1 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 1 buah

maka :

hlc = 0,23 m

 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (1 buah)

= f (v2/2g) x n
dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 1 buah

maka :

hld = 0,204 m

 hle = kerugian karena adanya katup (2 buah)

= fv x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 2 buah

maka :

hle = 0,04 m

 hlcb = kerugian karena adanya percabangan (tidak ada)

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (tidak ada)


Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 0,28 + 0,04 + 0,23 + 0,204 + 0,04

= 0,794 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total head adalah adalah :

H = 6 + 0 + 0,794 + 0,204

= 6,99 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 39 m3/jam

H = head pompa = 6,99 m

γ = berat jenis zat cair = 950 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,68 (dari grafik)

Maka daya pompa ballast adalah :

N = 1,41 hp

= 1,04 kw
4. Pompa air tawar pendingin mesin

Dari buku “Machinnery Outfitting Design Manual” hal. 56, kapasitas pompa

adalah 15 l/BHP.jam. Dimana diketahui daya mesin utama adalah 3900 hp.

Maka kapasitas pompa adalah :

Q = 15 x 10-3 x 3900

= 58,5 m3/jam

= 0,016 m3/s

Diameter pipa adalah :

d = 4/3 x (Q)1/2

= 4/3 x (58,5)1/2

= 10,19 cm

= 10 cm

= 0,1 m

Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g

dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 4,4

= 6 m

b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair yang terdapat dalam tangki

= 0
c. hl = kerugian yang langsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85) / (C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,016 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,1 m

L = panjang pipa = 13,4 m

maka :

hla = 0,59 m

 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (1 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung masuk pipa = 1 buah


maka :

hlb = 0,04 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (2 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 2 buah

maka :

hlc = 0,46 m

 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (1 buah)

= f (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 1 buah


maka :

hld = 0,204 m

 hle = kerugian karena adanya katup (2 buah)

= fv x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 2 buah

maka :

hle = 0,8 m

 hlb = kerugian karena adanya percabangan (tidak ada)

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (tidak ada)

Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 0,59 + 0,04 + 0,46 + 0,204 + 0,8

= 2,09 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total head adalah adalah :

H = 6 + 0 + 2,09 + 0,204

= 8,29 m
Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 58,5 m3/jam

H = head pompa = 8,29 m

γ = berat jenis zat cair = 1000 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,74 (dari grafik)

Maka daya pompa ballast adalah :

N = 2,43 hp

= 1,78 kw

5. Pompa air laut pendingin mesin

Dari buku “Machinnery Outfitting Design Manual” hal. 62 kapasitas dari

pompa adalah 5 m3/jam atau 0,0014 m3/s.

Diameter pipa adalah :

d = 4/3 x Q1/2

= 4/3 x (5)1/2

= 2,98 cm

= 3 cm

= 0,03 m
Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g

dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 4,4

= 6 m

b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair yang terdapat dalam tangki

= 0

c. hl = kerugian yang olangsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,0014 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,03 m

L = panjang pipa = 6 m

maka :

hla = 1 m
 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (3 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung masuk pipa = 1 buah

maka :

hlb = 0,04 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (3 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 3 buah

maka :

hlc = 0,69 m
 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (1 buah)

= f (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 1 buah

maka :

hld = 0,204 m

 hle = kerugian karena adanya katup (1 buah)

= fv x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 1 buah

maka :

hle = 0,02 m

 hlb = kerugian karena adanya percabangan (tidak ada)

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (tidak ada)


Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 1 + 0,04 + 0,69 + 0,204 + 0,02

= 1,95 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total Head pompa adalah :

H = 6 + 0 + 1,95 + 0,204

= 8,15 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 5 m3/jam

H = head pompa = 8,15 m

γ = berat jenis zat cair = 1025 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,45 (dari grafik)

Maka daya pompa ballast adalah :

N = 0,34 hp

= 0,25 kw
6. Pompa air tawar

Dari buku “Machinnery Outfitting Design Manual” hal. 61, kapasitas dari

pompa adalah 10 m3/jam atau 0,003 m3/s.

Diameter pipa adalah :

d = 4/3 x Q1/2

= 4/3 x (10)1/2

= 4,2 cm

= 4 cm

= 0,04 m

Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g

dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 14

= 15,6 m

b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair yang terdapat dalam tangki

= 0

c. hl = kerugian yang olangsung dialami oleh pipa.


Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,003 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,04 m

L = panjang pipa = 84,8 m

maka :

hla = 14,39 m

 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (1 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung masuk pipa = 1 buah

maka :

hlb = 0,04 m
 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (6 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 6 buah

maka :

hlc = 1,38 m

 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (19 buah)

= f (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 19 buah

maka :

hld = 3,88 m

 hle = kerugian karena adanya katup (20 buah)

= fv x (v2/2g) x n
dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 20 buah

maka :

hle = 0,38 m

 hlcb = kerugian karena adanya percabangan (17 buah)

hlcb1-3 = f1 x (v2/2g) x n

hlcb1-2 = f2 x (v2/2g) x n

dimana :

f1 = 0,35 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

f2 = 1,29 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah percabangan = 17 buah

maka :

hlcb1-3 = 1,2 m

hlcb1-2 = 4,47 m

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (tidak ada)


Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 14,39 + 0,04 + 1,38 + 3,88 + 0,38 + 0,38 +1,2 + 4,47

= 25,27 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total Head pompa adalah :

H = 15,6 + 0 + 25,74 + 0,204

= 41,54 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 10 m3/jam

H = head pompa = 41,54 m

γ = berat jenis zat cair = 1000 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,5 (dari grafik)

Maka daya pompa ballast adalah :

N = 3,08 hp

= 2,26 kw
7. Pompa bilga

Dari buku “Machinnery Outfitting Design Manual” hal. 69.

Diameter pipa adalah :

d = 26 + ( 2,78L x (B+H)) 1/2 (mm)

Dimana :

L = Panjang kapal = 99 m

B = Lebar kapal = 16,8 m

H = Tinggi kapal = 8,4 m

maka :

d = 26 + (2,78 x 99 x (16,8 + 8,4 ))1/2

= 43,33 mm

= 43 mm

= 4,3 cm

= 0,04 m

Kapasitas pompa adalah :

Q = (3/4 x d)2

= (3/4 x 4,3)2

= 10,4 m3/jam

= 0,0029 m3/s
Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + ∆hp + hl + v2/2g

dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 6,95

= 8,55 m

b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair

= 0

c. hl = kerugian yang olangsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,0029 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,04 m

L = panjang pipa = 76,55 m

maka :

hla = 12,2 m

 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (5 buah)

= f x (v2/2g) x n
dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung masuk pipa = 5 buah

maka :

hlb = 0,204 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (3 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 3 buah

maka :

hlc = 0,69 m

 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (1 buah)

= f (v2/2g) x n
dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 1 buah

maka :

hld = 0,24 m

 hle = kerugian karena adanya katup (5 buah)

= fv x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 5 buah

maka :

hle = 0,09 m

 hlcb = kerugian karena adanya percabangan (tidak ada)

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (4 buah)

hlt1-3 = f1 x (v2/2g) x n

hlt1-2 = f2 x (v2/2g) x n
dimana :

f1 = 0,6 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

f2 = 0,91 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah percabangan = 4 buah

maka :

hlt1-3 = 0.49 m

hlt1-2 = 0,74 m

Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 12,2 + 0,204 + 0,69 + 0,204 + 0,09 + 0,49 + 0,74

= 14,618 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total Head pompa adalah :

H = 8,55 + 0 + 14,618 + 0,204

= 23,372 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 10,4 m3/jam


H = head pompa = 23,372 m

γ = berat jenis zat cair = 1025 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,49 (dari grafik)

Maka daya pompa ballast adalah :

N = 1,88 hp

= 1,38 kw

8. Pompa sanitary

Dari buku “Machinnery Outfitting Design Manual” hal. 61, kapasitas dari

pompa adalah 5 m3/jam atau 0,0014 m3/s.

Diameter pipa adalah :

d = 4/3 x Q1/2

= 4/3 x (5)1/2

= 2,98 cm

= 3 cm

= 0,03 m

Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g

dimana :

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 14

= 15,6 m
b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair

= 0

c. hl = kerugian yang olangsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,0014 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,03 m

L = panjang pipa = 84,8 m

maka :

hla = 14,19 m

 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (19 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2


n = jumlah ujung masuk pipa = 19 buah

maka :

hlb = 0,78 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (6 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 6 buah

maka :

hlc = 1,38 m

 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (1 buah)

= f (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 1 buah


maka :

hld = 0,204 m

 hle = kerugian karena adanya katup (20 buah)

= fv x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 20 buah

maka :

hle = 0,37 m

 hlcb = kerugian karena adanya percabangan (tidak ada)

 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (17 buah)

hlt1-3 = f1 x (v2/2g) x n

hlt1-2 = f2 x (v2/2g) x n

dimana :

f1 = 0,6 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

f2 = 0,91 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah percabangan = 17 buah


maka :

hlt1-3 = 2,08 m

hlt1-2 = 3,16 m

Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 14,19 + 0,78 + 1,38 + 0,204 + 0,37 + 2,08 + 3,16

= 22,164 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total Head pompa adalah :

H = 15,6 + 0 + 22,164 + 0,204

= 37,97 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 5 m3/jam

H = head pompa = 37,97 m

γ = berat jenis zat cair = 1025 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,3 (dari grafik)

Maka daya pompa sanitary adalah :

N = 2,4 hp

= 1,77 kw
9. Pompa Pemadam Kebakaran

Dari buku “Machinnery Outfitting Design Manual” hal.69, kapasitas pompa

adalah :

Q = (4/3) x Qb

dimana :

Qb = kapasitas pompa bilga = 10,4 m3/jam

maka :

Q = (4/3) x 10,4

= 13,87 m3/jam

= 0,004 m3/s

Diameter pipa adalah :

d = (4/3) x Qb0,5

= (4/3) x (10,4)0,5

= 4,96 cm

= 5 cm

= 0,05 m

Untuk menghitung head pompa digunakan rumus :

H = ha + Δhp + hl + v2/2g

a. ha = head karena perbedaan tinggi pada sisi isap dan sisi tekan

= 1,6 + 14

= 15,6 m
b. Δhp = perbedaan tekanan pada zat cair

= 0

c. hl = kerugian yang olangsung dialami oleh pipa.

Kerugian ini terdiri dari :

 hla = kerugian gesek yang terjadi sepanjang pipa

= [(10,666 x Q1,85)/(C1,85 x D4,85)] x L

dimana :

Q = kapasitas pompa = 0,004 m3/s

C = 130 untuk pipa besi cor baru (Pompa dan Kompressor

hal.31)

D = diameter pipa = 0,05 m

L = panjang pipa = 106,62 m

maka :

hla = 10,44 m

 hlb = kerugian pada ujung masuk pipa (19 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 0,2 untuk ujung masuk dengan bell muoth (Pompa dan

Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2


n = jumlah ujung masuk pipa = 1 buah

maka :

hlb = 0,04 m

 hlc = kerugian karena belokan pada pipa (6 buah)

= f x (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,129 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.34)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah belokan = 2 buah

maka :

hlc = 0,46 m

 hld = kerugian pada ujung keluar pipa (6 buah)

= f (v2/2g) x n

dimana :

f = koefisien kerugian

= 1,0 (Pompa dan Kompressor hal.38)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah ujung keluar pipa = 6 buah

maka :
hld = 1,22 m

 hle = kerugian karena adanya katup (7 buah)

= fv x (v2/2g) x n

dimana :

fv = 0,09 untuk katup putar (Pompa dan Kompressor hal.39)

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah katup = 7 buah

maka :

hle = 0,13 m

 hlcb = kerugian karena adanya percabangan 4 (buah)

hlcb1-3 = f1 x (v2/2g) x n

hlcb1-2 = f2 x (v2/2g) x n

dimana :

f1 = 0,35 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

f2 = 1,29 untuk sudut 90° (Pompa dan Kompressor hal.38 )

v = kecepatan aliran zat cair = 2 m/s

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

n = jumlah percabangan = 17 buah

maka :

hlcb1-3 = 0,29 m

hlcb1-2 = 1,05 m
 hlt = kerugian karena adanya pertemuan (tidak ada)

Jadi total kerugian yang langsung dialami oleh pipa adalah :

hl = 10,44 + 0,04 + 0,46 + 1,22 + 0,13 + 0,29 + 1,05

= 13,63 m

d. v2/2g = Kecepatan keluar zat cair pada pompa

= 0,204 m

Jadi total Head pompa adalah :

H = 15,6 + 0 + 13,63 + 0,204

= 29,434 m

Untuk menghitung daya pompa digunakan rumus :

N = (Q x H x γ)/(3600 x 75 x η)

dimana :

Q = kapasitas pompa = 13,87 m3/jam

H = head pompa = 29,434 m

γ = berat jenis zat cair = 1025 kg/m3

η = efisiensi pompa = 0,55 (dari grafik)

Maka daya pompa sanitary adalah :

N = 2,82 hp

= 2,07 kw
C. Perhitungan Winch Kemudi

Pada buku “BKI 1996 Volume II” section 14 hal. 14 – 2, luas daun kemudi

adalah :

A = C1 x C2 x C3 x C4 x (1,75 x T/100) x LBP (m)2

dimana :

C1 = factor jenis kapal

= 1,0 (secara umum)

C2 = factor jenis kemudi

= 0,8 (untuk jenis kemudi seimbang)

C3 = factor profil kemudi

= 0,8

C4 = factor kemudi selain jet propeller

= 1,5

T = sarat kapal

= 5,5 m

LBP = panjang kapal

= 99 m

maka :

A = 1,0 x 0,8 x 0,8 x 1,5 x (1,75 x 5,5/100) x 99

= 9,15 m2

h = 0,759 T
= 0,759 x 5,5

= 4,17 m

b = A/h

= 9,15/4,17

= 2,19 m

Dalam buku yang sama hal. 14 –3 untuk gaya kemudi adalah :

Cr = 132 x A x V2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)

dimana :

A = Luas daun kemudi = 9,15 m2

V = (Vo + 20)/3

Vo = Kecepatan kapal = 13 knot

V = (13 + 20)/3

= 11 knot

K1 = 1,33

K2 = koefisien jenis kemudi dan profil kemudi = 1,4

K3 = koefisien letak daun kemudi

= 1,15 untuk kemudi di belakang daun propeller

Kt = koefisien berdasarkan daya dorong

= 1,0 (secara normal)


sehingga :

Cr = 132 x 9,15 x (11)2 x 1,33 x 1,4 x 1,15 x 1,0

= 312937,7189 N

= 312,94 KN

Torsi pada daun kemudi :

Qr = Cr x R

dimana :

R = c (α – kb)

c = lebar daun kemudi = 2,19 m

α = 0,33

kb = faktor keseimbangan = 0,08

R = 2,19 x (0,33 – 0.08)

= 0,55

maka :

Qr = 312,94 x 0,55

= 172,12 KNm

Daya winch kemudi adalah :

N = [Qr/(T x 75 x η)]

Dimana :

Qr = 312,94 KNm

T = putaran yang dibutuhkan untuk satu putaran kemudi


= 30 detik (Marine Auxiliary Machinnery and System hal.358)

η = efisiensi mesin kemudi = 60%

Maka daya kemudi adalah :

N = [172,12/(0,5 x 75 x 0,6)]

= 7,65 hp

= 5,7 kw

D. Perhitungan Windlass Sekoci

Dari buku “Sistem dan perlengkapan Kapal” hal.75 didapatkan data sebagai

berikut :

Ukuran sekoci = [(5,18 x 1,83 x 0,715)/(L x B H)]

Kapasitas angkut = 14 orang

Berat sekoci = 508 kg

Berat orang = 75 kg/orang

Berat perlengkapan = 152 kg

Total berat sekoci :

N = (W x V)/(60 x 75 x η)

dimana :

W = berat total sekoci = 1710 kg

V = kecepatan penurunan sekoci

= 0,15 m/s (Marine Auxilliary Machinnery and System hal.439)

= 9 m/menit
η = efisiensi windlass

= (0,6 ~ 0,9)

= 0,9

maka :

N = (1710 x 9)/(60 x 75 x 0,9)

= 3,8 hp

= 2,83 kw

E. Perhitungan Jangkar dan Rantai Jangkar

Menurut BKI 1996 Vol. II hal. 18-2, angka penunjuk jangkar adalah :

Z = D2/3 + 2hB + A/10

dimana :

D = displacement kapal = 7140,3636 ton

B = lebar kapal = 16,8 m

h = tinggi efektif yang diukur dari garis muat sampai ke puncak teratas

rumah geladak

= fb + h1

fb = 2,9 m

h1 = jumlah tinggi dalam meter pada radius tengah dari tiap tingkat rumah

geladak yang mempunyai lebar lebih dari B/4 = 9,6 m

h = 2,9 + 9,6

= 12,25 m
A = luas dari pandangan samping lambung kapal, bangunan atas dan

rumah geladak

= 372,055 m2

maka :

Z = (7140,3636)2/3 + (2 x 12,5 x 16,8) + (372,055/10)

= 828,012

Pada buku yang sama hal. 18-6 :

 Jumlah jangkar = 3 buah

 Berat jangkar = 2460 kg

 Rantai jangkar

 Panjang = 467,5 m

 Diameter d1 = 50 mm (kualitas

normal)

 Diameter d2 = 44 mm (kualitas

khusus)

 Diameter d3 = 38 mm

 Tali tarik

 Panjang = 190 mm

 Beban putus =

480 KN

 Tali tambat
 Jumlah =

4 buah

 Panjang =

170 m

 Beban putus

= 185 KN

Kemampuan tali tarik untuk menarik 1 buah jagkar

Dari buku “Marine Auxilliary and System” hal. 401 :

Tcl = 1,175 (Ga + Pa . la) (kg)

dimana :

Ga = Berat Jangkar = 2640 kg

Pa = berat rantai jangkar per meter

= 0,0218 dc2 (untuk stud-link chain)

dc = Ga mm

= 2640

= 51,38 mm

maka :

Pa = 0,0218 (51,38)2

= 57,55 kg

la = panjang rantai jangkar yang menggantung

= 11,4 m
jadi :

Tcl = 1,175 (2640 + (57,38 x 11,4))

= 3872,909 kg

Diameter dari tali tarik :

8dc
4de
Dcl = 2 Rcl = 2 360
sin  sin
10

= 13 6 dc (mm)

= 0,013 dc (m)

= 0,668 m

Panjang tali rantai jangkar untuk mengangkat dalam satu putaran dari tali

pengangkat.

Lc = 5 tc = 5 x 8 dc

= 40 dc (mm)

= 0,04 dc (m)

= 2,06 m

Kecepatan tali pengangkat/tali tarik.

a. untuk windlass dan capstan dari jangkar haluan

60va 60 x 0,02 300


ncl = 0,04dc
= 0,04dc
= rpm
dc

= 5,84 rpm

b. untuk capstan jangkar buritan


9 225
ncl = 0,04dc
= = 4,38 rpm
dc

Momen torsi pada tali tarik

TclxDcl
Mcl = 2cl
kg.m

dimana :

cl = 0,9  0,92 (efisiensi dari tali tarik)

= 0,9

maka :

3872,909 x 0,668
Mcl =
2 0,9 

= 1473,280 kg.m

Ratio roda gigi, momen torsi dan daya winch

a. Untuk jangkar haluan

nm
 ia =
ncl

dimana :

nm = 720 rpm (dari tabel 61 hal. 409)

ncl = 5,84 rpm

maka :

720
ia = 5,84
= 123,31

Mcl
 Mm = iaxa

dimana :

Mcl = 1473,28 kg.m

ia = 123,31

a = 0,7  0,85 (for spur gearing)

maka :

1473,28
Mm =
123,31 0,85

= 13,71 kg.m

Mm.nm
 Nc = 7160,20

13,713 x 720
= 716,20

= 13,79 hp

= 10,28 kw

b. Untuk jangkar buritan

nm
 ia =
ncl

dimana :

nm = 800 rpm

ncl = 4,38 rpm


maka :

800
ia = 4,38

= 182,69

Mcl
 Mm = iaxa

dimana :

Mcl = 1437,28 kg.m

ia = 182,69

a = 0,7  0,85 (for spur gearing)

= 0,85

maka :

1437,28
Mm =
182,69 0,85

= 9,26 kg.m

Mmxnm
Nc = 716,20

9,26 x800
= 716,20

= 10,34 hp

= 7,71 kw
F. Perhitungan Kompressor dan Botol Angin

Dari buku “Machinnery Outfitting Design Manual” hal. 39, kapasitas dari

botol angin adalah :

n2 1
xD 2 xSxN 1 / 3
V = 0,36 x T x C x n
P p

dimana :

n = jumlah silinder mesin utama = 6 buah

D = diameter dari mesin utama = 400 mm = 0,4 m

N = putaran per menit dari mesin utama = 520 rpm

S = langkah torak dari mesin utama = 460 mm

C = konstanta (4 tak dan 2 tak type piston tegak dan 2 tak untuk

type mesin menyilang) = 1

P = tekana kerja maximum dari udara yang dikompresikan ke botol

angin

= 30 kg/cm2

p = tekanan maximum yang diizinkan untuk menstart mesin utama

= 7 kg/cm2

T = jumlah yang diperlukan untuk menstart mesin utama

= 20 kali (jumlah standar)

jadi :
62  1
x 0,4  x0,46 x 520
2 1/ 3
V = 0,36 x 20 x 1 x 6
30  7

= 1,14 m3

Dari buku “Pompa dan Kompressor” hal. 190, daya adiabatik teoritis dari

kompressor adalah :

 k 1

mxk PsxQs  Pd  mxk
Lad = x x    1
k 1 6120  Ps  
 

dimana :

Lad = Daya adiabatik teoritis (kw)

m = jumlah tingkat kompressi = 2

k = perbandingan panas jenis (cp/cv) = 1,4

Ps = Tekanan hisap tingkat satu = 2 x 105 kgf/m2

Pd = Tekana keluar tingkat akhir = 3 x 105 kgf/m2

Qs = Jumlah gas keluar pada tingkat akhir = 44,57 m3/jam

= 0,74 m3/menit

maka :

 1, 4 1

2 x1,4 2 x10 5 x 0,74  3 x10 5  2 x1, 4
Lad = x x    1
1,4  1  2 x10 5 

 
6120   
= 10,09 kw

Daya pompa adalah :

Lad 10,09
Ls = 0,85
= 0,85
= 11,88 kw

G. Blower

Menurut buku “Marine Auxiliary Machinnery and System” hal. 309,

kapasitas dari blower adalah :

Qa = nrc x Vcom

dimana :

nrc = jumlah pergantian udara/jam

= 35 (untuk ventilasi lewat gas buang)

Vcom = volume kamar mesin = 1279,49 m3

jadi :

Qa = 35 x 1279,49

= 44782,15 m3/jam

Total head dari blower adalah :

H =  . n . 22

dimana :

 = massa berat jenis udara (kg.s2/m4)

beratjenisudara 1,2 kg / m 3
= g
= 9,81 m / s2
= 0,12 kg.s2/m4

n = faktor head berdasarkan bentuk kipas

= 0,8

2 = peripheral speed (m/s)

= 90 m/s (untuk tekanan tinggi)

maka :

H = 0,12 x 0,8 x 90

= 8,64 m

Daya Pompa adalah :

QaxH
Nm = 75 x f x3600
hp

dimana :

f  0,84 (hal.312)

44782,15 x8,64
= 75 x 0,84 x3600

= 1,7 hp

= 1,27 kw

H. Penerangan Dalam

1. Navigation Deck =
- Wheel House = 50,4 m2 x 15 W/ m2 = 756 Watt
- Radio room = 18 m2 x 15 W/ m2 = 270 Watt
- Chart room = 18 m2 x 15 W/ m2 = 270 Watt
- Toilet = 5 m2 x 10 W/ m2 = 50 Watt
- Gang = 16 m2 x 10 W/ m2 = 160 Watt
2. Boat Deck
- Chief Mate (Chief Officer) room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- Radio Operator room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- Chief Eng. Office = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- Chief Eng. Room = 15 m2 x 15 W/ m2 = 225 Watt

- Captain office = 11,25 m2 x 15 W/ m2 168,75 Watt


- Captain room = 15 m2 x 15 W/ m2 = 225 Watt
- Toilet/Shower = 2 (6,6 m2 x 10 W/ m2) = 132 Watt
- Meeting room = 12,8 m2 x 30 W/ m2 = 384 Watt
- Gang = 32,2 m2 x 10 W/ m2 = 322 Watt
3. Poop Deck
- 2nd Mate room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- 1st Asst. Eng. Room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- 3rd Mate room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- 2nd Asst. Eng. Room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- Chief Steward room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- Chief Cook room = 11,25 m2 x 15 W/ m2 = 168,75 Watt
- Mess room = 10,5 m2 x 30 W/ m2 = 315 Watt
- Shower = 2 (4,95 m2 x 10 W/ m2) = 99 Watt
- Toilet = 4 (4,46 m2 x 10 W/ m2) = 178,4 Watt
- Mess room = 2 (15,6 m2 x 30 W/ m2) = 936 Watt
- Gang = 83,6 m2 x 10 W/ m2 = 836 Watt
4. Main Deck
- Boatswain & Deck Maint. Room = 12,6 m2x 15 W/ m2 = 189 Watt
- Seaman AB room = 12,6 m2x 15 W/ m2 = 189 Watt
- Deck Eng. Mech. Room = 12,6 m2x 15 W/ m2 = 189 Watt
- Seaman OS room = 12,6 m2x 15 W/ m2 = 189 Watt
- Electrician room = 12 m2 x 15 W/ m2 = 180 Watt
- Wiper room = 12 m2 x 15 W/ m2 = 180 Watt
- Musholla = 12 m2 x 10 W/ m2 = 120 Watt
- Messman room = 11,1 m2 x 15 W/ m2 = 166,5 Watt
- 2nd Cooker/Baker & Galleyman room = 11,1 m2 x 15 W/ m2 = 166,5 Watt
- Shower = 2 (5,28 m2 x 10 W/ m2) = 105,6 Watt
- Toilet = 4 (4,62 m2 x 10 W/ m2) = 184,8 Watt
- Clinic room = 10,92 m2x 20 W/ m2 = 218,4 Watt
- Laundry = 10,92 m2 x 15 W/ m2 = 163,8 Watt
- Galley Store = 8 m2 x 15 W/ m2 = 120 Watt
- Provision room = 8 m2 x 15 W/ m2 = 120 Watt
- Galley = 21,6 m2 x 15 W/ m2 = 324 Watt
- Gang = 101,8 m2 x 10 W/ m2 = 1018 Watt
10669,5 Watt

Total daya untuk penerangan dalam adalah 10669,5 watt atau 10,67 kw.

I. Penerangan Luar

1. Navigation Deck = 6 m2 x 10 W/ m2 = 60 Watt


2. Boat Deck = 119,1 m2 x 10 W/ m2 = 1191 Watt
3. Poop Deck = 72,6 m2 x 10 W/ m2 = 726 Watt
4. Forecastle Deck = 115,03 m2 x 10 W/ m2 = 1150,3 Watt
3127,3 Watt

Total daya untuk penerangan luar adalah 3127,3 watt atau 3,13 kw

J. Alat-alat Navigasi

1. Radar = 75 Watt
2. Radio panggil = 60 Watt
3. Telepon = 60 Watt
4. Telegram = 60 Watt
5. Alat kontrol mesin utama = 60 Watt
6. Alat pengukur kedalaman laut = 60 Watt
7. Alarm/Tanda bahaya = 60 Watt
8. Satelit navigasi = 60 Watt
9. Board cast FM aerial = 60 Watt
10. Board cast AM aerial = 60 Watt
11. Warden aerial = 60 Watt
= 675 Watt

Total daya untuk alat-alat navigasi adalah 675 watt atau 0,675 kw
K. Lampu-lampu Navigasi

1. Lampu Samping

- Star board side (1 buah)

112,5’ warna hijau jarak pantau 2 mil = 40 watt

- Port side (1 buah)

112,5’ warna merah jarak pantau 2 mil = 40 watt

2. Lampu tiang utama (2 buah)

225’ warna bening jarak pantau 2 mil = 40 watt

3. Scarct light (2 buah)

225’ warna bening jarak pantau 3 mil = 40 watt

4. Morse signal light (1 buah)

360’ warna merah jarak pantau 3 mil = 40 watt

5. Lampu jangkar (2 buah)

360’ warna bening jarak pantau 2 mil = 40 watt

6. Lampu buritan (1 buah)

225’ warna bening jarak pantau 2 mil = 40 watt

7. Lampu bongkar muat (2 buah)

225’ warna bening jarak pantau 2 mil = 40 watt

8. Lampu pelayaran (2 buah)

225’ warna bening jarak pantau 2 mil = 40 watt


9. Not under command (1 buah)

360’ warna merah jarak pantau 2 mil = 40 watt

10. Lampu sekoci (2 buah)

360’ warna bening jarak pantau local = 250 watt

Jadi total daya untuk lampu navigasi adalah 1100 watt atau 1,1 kw

L. Air Conditioning

1. Wheel House = 50,4 m2 x 2,2 m = 110,88 m


2. Radio room = 18 m2 x 2,2 m = 39,6 m
3. Chart room = 18 m2 x 2,2 m = 39,6 m
4. Chief Mate (Chief Officer) room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
5. Radio Operator room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
6. Chief Eng. Office = = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
7. Chief Eng. Room = 15 m2 x 2,2 m = 33 m
8. Captain office = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
9. Captain room = 15 m2 x 2,2 m = 33 m
10. Meeting room = 12,8 m2 x 2,2 m = 28,16 m
11. 2nd Mate room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
12. 1st Asst. Eng. Room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
13. 3rd Mate room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
14. 2nd Asst. Eng. Room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
15. Chief Steward room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
16. Chief Cook room = 11,25 m2 x 2,2 m = 24,75 m
17. Mess room = 10,5 m2 x 2,2 m = 23,1 m
18. Mess room = 2 (15,6 m2 x 2,2 m) = 68,64 m
19. Boatswain & Deck Maint. Room = 12,6 m2 x 2,2 m = 27,72 m
20. Seaman AB room = 12,6 m2 x 2,2 m = 27,72 m
21. Deck Eng. Mech. Room = 12,6 m2 x 2,2 m = 27,72 m
22. Seaman OS room = 12,6 m2 x 2,2 m = 27,72 m
23. Electrician room = 12 m2 x 2,2 m = 26,4 m
24. Wiper room = 12 m2 x 2,2 m = 26,4 m
25. Musholla = 12 m2 x 2,2 m = 26,4 m
26. Messman room = 11,1 m2 x 2,2 m = 24,2 m
27. 2nd Cooker/Baker & Galleyman room = 11,1 m2 x 2,2 = 24,2 m
28. Clinic room = 10,92 m2 x 2,2 m = 24,024 m
29. Galley = 21,6 m2 x 2,2 m = 47,52 m
933,944 m

Daya yang dibutuhkan untuk Air Conditioning adalah :

N = 933,944 x 3,8 hp/100 m3

= 35,49 hp

= 26,46 kw

Dari table didapatkan bahwa daya terbesar pada saat kapal dalam kondisi darurat

yaitu sebesar 85,97 kw. Daya inilah yang diambil sebagai daya generator yang akan

digunakan sebagai patokan untuk mencari daya sebenarnya pada brosur mesin. Dari

brosur didapatkan hasil sebagai berikut :

Merk : Yanmar

Model : 6 CHL – HTN A

No. of cyl : 6

Bore x Stroke : 105 x 125 (mm)

Hp/kw : 120/88,20

Rpm : 800

Dry weigh : 670 kg

LxBxH : 1378 x 840 x 1241 (mm)

Jadi didapatkan daya generator sebenarnya adalah 120 hp atau 88,20 kw


TABULASI PERHITUNGAN DAYA GENETATOR TERPAKAI

Kondisi Berlayar Kondisi Berlabuh Kondisi Darurat


No Keterangan Daya n Siang Malam Siang Malam Siang Malam
fo m fo m fo m fo m fo m fo m
1 Pompa Ballast 9,25 2 0 0 0 0 0,8 14,8 0,8 14,8 0 0 0 0
2 Pompa Bahan Bakar 0,88 2 1 1,76 1 1,76 0,7 1,232 0,7 1,232 1 1,76 1 1,76
3 Pompa Minyak Pelumas 1,04 2 0,8 1,664 0,8 1,664 0,3 0,624 0,3 0,624 0,8 1,664 0,8 1,664
4 Pompa Air Tawar Pendingin Mesin 1,78 2 0,85 3,026 0,85 3,026 0,4 1,424 0,4 1,424 0,85 3,026 0,85 3,026
5 Pompa Air Laut Pendingin Mesin 0,25 2 0,85 0,425 0,85 0,425 0,3 0,15 0,3 0,15 0,4 0,2 0,4 0,2
6 Pompa Air Tawar 3,08 2 0,4 2,464 0,4 2,464 0,4 2,464 0,4 2,464 0,4 2,464 0,4 2,464
7 Pompa Bilga 1,38 2 1 2,76 1 2,76 0,4 1,104 0,4 1,104 1 2,76 1 2,76
8 Pompa Sanitary 1,77 2 0,85 3,009 0,85 3,009 0,6 2,124 0,6 2,124 0,8 2,832 0,8 2,832
9 Pompa Pemadam Kebakaran 2,07 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4,14 1 4,14
10 Winch Kemudi 5,71 1 1 5,71 1 5,71 0 0 0 0 0,3 1,713 0,3 1,713
11 Windlass Sekoci 2,83 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5,66 1 5,66
12 Windlass Jangkar Haluan 10,3 1 0 0 0 0 0,4 4,116 0,4 4,116 0,4 4,116 0,4 4,116
13 Windlass Jangkar Buritan 7,71 1 0 0 0 0 0,4 3,084 0,4 3,084 0,4 3,084 0,4 3,084
14 Kompressor 11,9 1 1 11,88 1 11,88 0,8 9,504 0,8 9,504 0,8 9,504 0,8 9,504
15 Blower 1,27 1 1 1,27 1 1,27 0,8 1,016 0,8 1,016 0,8 1,016 0,8 1,016
16 Penerangan Dalam 10,7 1 1 10,67 1 10,67 0,8 8,536 0,8 8,536 1 10,67 1 10,67
17 Penerangan Luar 3,13 1 0 0 1 3,13 0 0 1 3,13 0 0 1 3,13
18 Air Conditioning 26,5 1 0,8 21,168 1 26,46 0,8 21,168 1 26,46 0,8 21,168 1 26,46
19 Alat-alat navigasi 0,68 1 1 0,68 1 0,68 0,7 0,476 0,7 0,476 1 0,68 1 0,68
20 Lampu-lampu Navigasi 1,35 1 1 1,35 1 1,35 0,5 0,675 0,5 0,675 1 1,35 1 1,35
67,836 76,258 72,497 80,919 77,807 86,229

Anda mungkin juga menyukai