2) Tekanan Discharge
- Tekanan rendah : < 5 kg/cm2
- Tekanana menengah : 5 – 50 kg/cm2
- Tekanan tinggi : > 50 kg/cm2
3) Jumlah Impeller
- Single Stage : terdiri dari satu impeller dan satu casing.
- Multi Stage : terdiri dari beberapa impeller yang tersusun
secara seri dalam satu casing.
- Multi impeller : terdiri dari beberapa impeller yang tersusun secara
pararel dalam satu casing
- Multi impeller and multi stage : kombinasi multi impeller dan multi
stage.
Prinsip Kerja
Zat cair diisap oleh pompa melalui sisi hisap karena impeller berputar
yang menghasilkan tekanan vakum pada sisi hisap. Selanjutnya, zat cair
tersebut akan terlempar keluar dari impeller akibat adanya gaya sentrifugal
yang dimiliki oleh zat cair tersebut. Pada rumah pompa akan menampung
zat cair tersebut sebelum dikeluarkan melalui discharge.
Kelebihan
Kekurangan
- Kerja yang kurang optimal dalam mengerjakan zat cair yang kental,
terutama pada volume yang kecil
- Tidak cocok untuk kapasitas yang kecil
- Dalam keadaan normal tidak mampu menghisap sendiri
Pompa jenis ini adalah pompa yang aliran zat cair akan ber-geak sepanjang
permukaan kerucut saat meninggalkan impeller sehingga komponen
kecepatannya berarah radial dan aksial.
Prinsip kerja dari mixed flow pump yaitu aliran zat cair yang radial akan
menimbulkan efek sentrifugal dari impeller. Jenis pompa sentrifugal
campuran ini memiliki head yang tinggi tetapi kapasitasnya rendah. Zat
cair masuk melalaui bagian tengah impeller dalam arah yang pada
dasarnya aksial. Zat cair keluar melalui rongga-rongga antara sudut dan
piringan, selanjutnya zat cair meninggalkan bagian luar impeller pada
tekanan yang tinggi dan kecepatan yang sedang ketika memasuki casing.
Pompa sentrifugal jenis ini umumnya digunakan untuk aliran dengan
volume yang besar namun memilki daya dorong yang rendah.
Contoh selanjutnya;
Diketahui sebuah bangunan yang berlantai 8, dengan spesifikasi
berikut;
- Luas lantai typical (termasuk core) = 1200 m2 – 1500 m2
- Luas core 10 % = 10 % x 1500 m2 = 150 m2
- Jarak lantai ke lantai berikutnya = 4 m
- Jumlah lantai = 8
- Kebutuhan lantau 1- 4 = asumsi 6 m2 / orang
- Kebutuhan lantai 5 – 8 = asumsi 8 m2 /orang
Hitunglah kebutuhan air bersih, air panas dan air dingin pada gedung
tersebut?
Lantai 1 – 4
- Ratio kebutuha air bersih = 60 liter/orang
- Pemakaian terpadat = 3 jam
- Asumsi kepadatan = 6 m2/orang
- Luas lantai 1 – 4 = 1500 m2 x 4 = 6000 m2
- Luas lantai efektif lantai 1 – 4 =
6000 – (10% x 6000) = 5400 m2
- Asumsi jumlah pemakai = 5400 m2 : 6 m2/orang = 900 orang
- Jumlah kebutuhan air bersih selama 1 jam =
(900 orang x 60 liter/orang) : 24 jam = 2250
liter/jam
- Jumlah air bersih terpadat =
2250 x 1,5 x 3 jam = 10.125 liter/orang
Lantai 5 – 8
- Ratio kebutuhan air bersih = 100 liter/orang/hari
- Ratio kebutuhan air panas = 10 liter/orang/hari
- Waktu pemakaian terpadat = 2 jam
- Kepadatang bangunan = 8 m2/orang
- Luas lantai untuk perkantoran
1.200 m2 x 4 = 4.800 m2
Sehingga kebutuhan air panas dan air dingin pada gedung ini adalah:
Kapasitas pompa :
((M x H) / (100 x R)) / (T/R) = 0,1819 liter/menit
BANGUNAN PEMAKAIAN
Rumah mewah 250 liter/orang/hari
Rumah biasa 150 liter/orang/hari
apartment 250 liter/orang/hari
Rumah susun 100 liter/orang/hari
Asrama 120 liter/orang/hari
Puskesamas 3 liter/orang/hari
Rumah sakit menengah 750 liter/orang/hari
Rumah sakit umum 425 liter/orang/hari
SMP 50 liter/orang/hari
SD 40 liter/orang/hari
SMA 80 liter/orang/hari
Perguruan tinggi 80 liter/orang/hari
Bandara 3 liter/orang/hari
Industri 50 liter/orang/hari
Hotel 250 liter/orang/hari
Pasar 40 liter/kios/hari
(Sumber: Pergub DKI Jakarta No: 122/2005)
H = ha + Δhp + hl + (vd2/2g)
Dimana;
Δhp = perbedaan tekanan head pada kedua permukaan (m), { hp2 – hp1 }
jika permukaan fluida berubah-ubah dengan suatu ratio yang besar, head
statis total ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik pompa, besarnya
selisih dari perbedaan permukaan fluida dan dasar digunakan untuk menentukan
jumlah fluida yang harus dimpompa.
Dimana;
p = Tekanan (kgf/cm3)
Namun, jika tekanan dalam satuan KPa, maka dapat diselesaikan dengan
persamaan berikut:
Penyelesaian:
Hal pertama tentukan total discharge head:
Mengkonversikan tekanan discharge (hgd) menjadi discharge head
hgd = (120 x 2,31) / 1,3 = 213,23 ft
selanjutnya, menghitung discharge velocity head (hvd)
diketahui dari tabel friction loss for water bahwa untuk pipa ukuran 2
inch dengan kapasitas 300 gpm didapat hvd = 12,8 ft.
sehingga ;
total discharge head = hgd + hvd + Zd
= 213,23 + 12,8 + 4
= 230,03 ft
Langkah berikutnya menghitung total suction head
Pertama konversikan tekanan suction (hgs) menjadi suction head.
hgd = (15,3 x 2,31) / (1,3) = 27,19 ft
diketahui dari tabel friction loss for water bahwa untuk pipa ukuran 3
inch dengan kapasitas 300 gpm didapat hvd = 2,63 ft.
jadi;
total suction head = hgs + hvs + Zs
= 27,19 + 2,63 + 1
= 30,82 ft.
Dari penyelesaian diatas, kita dapat menghitung total head.
Total head = total discharge head – total suction head
= 230,03 – 30,82
= 199,21 ft.
Kondisi Isap
- Level isap dari permukaan fluida ke level pompa yang
digunakan
- Tingginya fluktuasi permukaan pompa
- Tekanan yang bekerja pada permukaan fluida
- Kondisi pada pipa
Kondisi keluar
- Level keluar dari permukaan fluida ke level pompa
- Tinggi fluktuasi permukaan keluar
- Tekanan yang berkerja pda permukaan fluida
- Kondisi pada pipa
2.6. TROUBLESHOOTING
Masalah pada teknik pemompaan banyak kita dapati pada dunia pompa.
Kerusakan maupun masalah pada pompa tidak bisa kita hindari. Oleh
sebab itu, diperlukan perawatan dan perbaikan untuk membuat pompa
bisa berumur lebih lama dan dapat digunakan lembali sesuai fungsinya.
Berikut adalah beberapa permasalahan yang terjadi pada teknik
pemompaan:
1. Mesin menyala tapi air tidak keluar
Permasalahan ini bisa disebabkan karena beberapa hal. Jika terjadi
masalah seperti ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengecek bak penampungan air, apakah sudah kosong atau tidak. Jika
benar bakair kosong, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah
mengisi air ke dalam bak penampungan air tersebut.
Masalah kedua adalah spesifikasi pada pompa yang tidak sesuai.
Pemilihan pompa sangat penting demi kelancaran kinerjanya. Pilihlah
pompa yang sesuai dengan daya hidap.
Kemungkinan selanjutnya adalah saluran pipa hisap yang bocor, yang
mengakibatkan air keluar sebelum mencapai tempat yang diinginkan.
2. Pompa gagal menyala
Jika terjadi masalah pada pompa yang tidak menyala, maka hal yang
perlu dilakukan adalah mengecek apakah sambungan kabel listrik
sudah terhubung dengan sumbernya. Jika tidak, maka sambungkan
kabel listrik tersebut.
3. Priming Fail
Priming fail adalah kegagalan dalam memancing pompa. Hal-hal
yang menyebabkan permasalahan ini adalah:
- Adanya kebocoran pada stuffing box
Cara mengatasinya adalah pertama kencangkan screws glad
nya, menambangkan sejumlah cairan pendingin pada
stuffing box, jika ternyata gald packing nya rusak, maka
perlu diganti.
- Mechanical seal yang bocor
Jika bagian ini mengalami kebocorn/kerusakan maka solusi
nya adalah dengan mengganti ke yang baru
- Casing pada pompa yang belum terisi cairan
Periksalah dan pastikan bahwa casing sudah terisi dengan
carian.
4. Head yang terlalu tinggi
Pastikan bahwa alat ukur dalam kondisi prima dan tidak mengalami
kerusakan. Jika terjadi masalah pada alat ukur, cara mengatasinya
dengan mengkalibari ulang.
Putaran motor yang memang terlalu tinggi. Jika demikian, maka
tinggal menurunkan rpm motornya.
Diameter impeller yang tidak sesuai. Pastikan bahwa impeller sudah
sesuai dengan yang semestinya.
5. Loos of Prime
Penyebab terjadi nya loss of prime adalah
- NPSH yang tidak mencukupi
Tindakan perbaikannya:
o Menghitung kembali NPSHnya
o Mendesain ulang pompa dan ukuran elbownya
dibuat seminimal mungkin
- Adanya kebocoran udara pada sisi atmosfer pada sisi hisap
Tindakan perbaikannya:
o Mengecek kerapatan pada gasket dan ulir
o Periksa kedalaman ujung pipa hisap yang tercelup
dengan fluida.
6. Pump Overheats
Dalam kasus permasalahan ini hal yang perlu diperhatikan adalah
apakah margin anatara tekanan hisap tekanan uap sudah cukup, jik
abelum makan perlu menaikkan tekanan hisapnya dan menurukan
suhu cairannya.
Kemungkinan selanjutnya adalah misalignment, maka hal yang perlu
menjadi tindakan adalah memeriksa alignment pararel, angular dan
kombinasi, memeriksa tegangan pada pipa, pastikan kedudukan
pompa sudah sesuai.
Selanjutnya adalah pompa tidka terpancing dengan benar dan bearing
mengalami ke-aus-an.
7. Kebocoran Mechanical Steal
Kebocoran pada bagian ini bisa disebakan karena mur pada gland
yang kurang erat atau gasket pada gland yang sudah rusak, jika rusak
maka perlu diganti.
8. Seizing
Masalah ini terjadi karena beberapa kemungkinan yaitu pompa tidak
dipancing dengan benar, suction strainer nya tersumbat maka perlu
dibersihkan, terjadi sebuah resonansi karena terlalu dekat dengan
critical speed nya pada saat pengoperasiaan,
9. Pompa yang tidak mencapai rated head nya
Kemungkinan bahwa kapasitas pompa yang terlalu besar, maka
diperlukan tindakan mencekik atau mengatur discharge valve nya.
10. Motor Overheats
Masalah teknis seperti ini kemungkinan penyebabnya adalah suplai
voltase yang tidak sesuai maka diperlukan voltase yang sesuai.
Specific gravity atau viskositas berbeda dengan kondisi desain, maka
perlu penggantian motor dengan yang lebih besar.
Kemungkinan lainnya adalah saya motor yang tidak mencukupi dan
jenis pelumas yang tidak tepat.