Anda di halaman 1dari 20

BAB II.

POMPA SENTRIFIGAL DAN CONTOH PENYELESAIAN KASUSNYA

2.1. POMPA SENTRIFUGAL


Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa perpindahan positif
yang mempunya bagian utama yaitu motor penggerak dnegan sudu
impeller yang berputar dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerja dari pompa
sentrifugal adalah mengubah energi pernggerak (mekanis) menjadi energi
kinetis. Zat cari akan diarahkan ke outlet dengan menggunakan tekana
yang berasal dari impeller yang berputar pada casing. Casing terhubung
pada suction dan discharge. Saluran hisap (suction) dilengkapi dengan foot
valve, hal ini berguna untuk menjaga zat cair selalu terisi didalam casing.

Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal (Sidiq, 2008)

Impeller merupakan bagian yang berotasi (berputar) yang mengubah


energi mekanis menjadi energi kinetis. Volute dan diffuser adalah abgain
yang tidak bergerak (Stationer) yang mengubah energi kinetic menjadi
energi tekan.
2.1.1. Klasifikasi Pompa Sentrifugal
1) Kapasitas
- Kapasitas rendah : < 20 m3/jam
- Kapsitas menengah : 20 – 60 m3/jam
- Kapasitas tinggi : > 60 m3/jam

2) Tekanan Discharge
- Tekanan rendah : < 5 kg/cm2
- Tekanana menengah : 5 – 50 kg/cm2
- Tekanan tinggi : > 50 kg/cm2

3) Jumlah Impeller
- Single Stage : terdiri dari satu impeller dan satu casing.
- Multi Stage : terdiri dari beberapa impeller yang tersusun
secara seri dalam satu casing.
- Multi impeller : terdiri dari beberapa impeller yang tersusun secara
pararel dalam satu casing
- Multi impeller and multi stage : kombinasi multi impeller dan multi
stage.

2.1.2. Macam-macam pompa sentrifugal


a) Radial Flow Pump

Pompa jenis ini termasuk pompa sentrifugal yang diklasifikasikan menurut


jenis aliran impeller nya.

Prinsip Kerja

Zat cair diisap oleh pompa melalui sisi hisap karena impeller berputar
yang menghasilkan tekanan vakum pada sisi hisap. Selanjutnya, zat cair
tersebut akan terlempar keluar dari impeller akibat adanya gaya sentrifugal
yang dimiliki oleh zat cair tersebut. Pada rumah pompa akan menampung
zat cair tersebut sebelum dikeluarkan melalui discharge.
Kelebihan

- Harga yang lebih murah


- Biaya perawatan yang rendah, karena design yang sederhana
- Lebih sedikit memerlukan tempat
- Jumlah putaran yang tinggi sehingga memungkinkan digerakkan
langsung oleh motor listrik atau turbin
- Jalannya tenang sehinggan pondasi dapat dibuat ringgan
- Aliran yang diperoleh tidak terputus-putus

Kekurangan

- Rendaman yang rendah dan daya dorong yang tinggi


- Dalam kodisi normal tidak mampu menghisap sendiri
- Tidak cocok untuk memompa zat cair yang kental.
- Kemmapuan head dan kapasitas yang dapat ditimbulkan oleh pompa
jenis ini terbatas, karena pada nilai yang tinggi membuat efesiensi
pompa turun.

Pengaplikasian pompa jenis ini umumnya banyak digunakan untuk


kebutuhan proses pengisian ketel, pompa-pompa rumah tangga.

b) Axial flow pump


Pompa jenis ini adalah salah satu jenis pompa yang masuk ke dalam
kelompok pompa dinamik, karena adanya perputaran dari blade yang
mempunyai kedudukan sudut tertentu sehingga tekanan dari sisi hisap,
blades pada daerah suction menjadi lebih rendah, akibatnya zat cair
mengalir ke sisi hisap, blades tersebut yang selanjutnya masuk ke sisi
tekan blades, pada daerah discharge yang bertekan lebih tinggi, dan dari
sini fluida bergerak atau mengalir ke tempat yang bertekanan lebih rendah.
Pada pompa aksial ini zat cair, mengalir pada suatu pipa yang sama
sehingga dapat diasumsikan bahwa kecepatan aksial sebelum dan sesudah
runner blades adalah sama.
Kelebihan pompa aksial

- Kontruksi yang sederhana dan kuat


- Operasinya handal dan tangguh
- Keausan yang cukup kecil
- Mempunyai kapasitas yang besar
- Dapat digunakan dalam suhu yang tinggi
- Aliran yang tidak terputus putus

Kekurangan pompa aksial

- Kerja yang kurang optimal dalam mengerjakan zat cair yang kental,
terutama pada volume yang kecil
- Tidak cocok untuk kapasitas yang kecil
- Dalam keadaan normal tidak mampu menghisap sendiri

Pengaplikasian pompa ini dalam kehidupan sehari-hari adalah banyak


digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak pelumas pada mesin
industry. Pompa jenis ini juga digunakan dalam motor bakar sebagai
pompa pelumas, bensin atau air.

c) Mixed flow pump

Pompa jenis ini adalah pompa yang aliran zat cair akan ber-geak sepanjang
permukaan kerucut saat meninggalkan impeller sehingga komponen
kecepatannya berarah radial dan aksial.

Prinsip kerja dari mixed flow pump yaitu aliran zat cair yang radial akan
menimbulkan efek sentrifugal dari impeller. Jenis pompa sentrifugal
campuran ini memiliki head yang tinggi tetapi kapasitasnya rendah. Zat
cair masuk melalaui bagian tengah impeller dalam arah yang pada
dasarnya aksial. Zat cair keluar melalui rongga-rongga antara sudut dan
piringan, selanjutnya zat cair meninggalkan bagian luar impeller pada
tekanan yang tinggi dan kecepatan yang sedang ketika memasuki casing.
Pompa sentrifugal jenis ini umumnya digunakan untuk aliran dengan
volume yang besar namun memilki daya dorong yang rendah.

2.2. MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR BERSIH


Sebagai contoh menghitung kebutuhan air disebuah gedung.
Menurut hasil peniliatian (Slamet, 1996), kebutuhn kosumsi rata-rata iar
bersih di 8 kota di Indonesia adalah 138,5 liter/orang/hari, yaitu:
1. Mandi, cuci, kakus : 12 liter/orang/hari
2. Minum : 2 liter/orang/hari
3. Cuci pakaian : 10,7 liter/orang/hari
4. Kebersihan rumah : 31,4 liter/orang/hari
5. Taman : 11,8 liter/orang/hari
6. Cuci kendaraan : 21,1 liter/orang/hari
7. Lain-lain : 49,5 liter/orang/hari

Misalkan, pada gedung pekantoran berlantai 5 sampai dengan 8.


Ratio kebutuhan air bersih = 100 liter/orang/hari
Ratio kebutuha air panas = 10 liter/orang/hari
Waktu pemakaian = 2 jam
Kapasitas bangunan = 8 m3/orang
Luas lantai =
1.200 m3 x 4 = 4.800 m2
4.800 – (10% x 4.800) = 4.320 m3
Jumlah pemakai = 4.320 m3 /8 m3/orang = 540 orang
Jumlah kebutuhan air bersih dalam 1 jam
= (540 orang x 100 lt/orang/hari) / 24 jam = 2.250 liter/jam
Kebutuhan air bersih terpadat =
2.250 x 1,5 x 2 = 6.750 liter/orang
Kebutuhan air panas selama 1 jam
(540 orang x 10 liter/orang/hari)/24 jam = 225 liter/orang
Kebutuhan air panas terpadat
225 x 2 = 450 liter/orang
Sehingga kebutuhan air panas dan air dingin pada gedung tersebut
dari lantai 1 sampai dengan 8 adalah =
10.125 + 6750 + 450 = 17.325 lt/orang = 17.325 m3
Kebutuhan statis dan pemadam kebakaran:
30% x 17.325 = 5,1975 m3
Kebutuhan sirkulasi akibat kebocoran dan hal-hal yang tidak
terduga
20% x 17,325 = 3,465 m3
Total kebutuhan air bersih :
= 17,325 + 5,1975 + 3,465
= 25,9875 m3

Contoh selanjutnya;
Diketahui sebuah bangunan yang berlantai 8, dengan spesifikasi
berikut;
- Luas lantai typical (termasuk core) = 1200 m2 – 1500 m2
- Luas core 10 % = 10 % x 1500 m2 = 150 m2
- Jarak lantai ke lantai berikutnya = 4 m
- Jumlah lantai = 8
- Kebutuhan lantau 1- 4 = asumsi 6 m2 / orang
- Kebutuhan lantai 5 – 8 = asumsi 8 m2 /orang

Hitunglah kebutuhan air bersih, air panas dan air dingin pada gedung
tersebut?

 Lantai 1 – 4
- Ratio kebutuha air bersih = 60 liter/orang
- Pemakaian terpadat = 3 jam
- Asumsi kepadatan = 6 m2/orang
- Luas lantai 1 – 4 = 1500 m2 x 4 = 6000 m2
- Luas lantai efektif lantai 1 – 4 =
6000 – (10% x 6000) = 5400 m2
- Asumsi jumlah pemakai = 5400 m2 : 6 m2/orang = 900 orang
- Jumlah kebutuhan air bersih selama 1 jam =
(900 orang x 60 liter/orang) : 24 jam = 2250
liter/jam
- Jumlah air bersih terpadat =
2250 x 1,5 x 3 jam = 10.125 liter/orang
 Lantai 5 – 8
- Ratio kebutuhan air bersih = 100 liter/orang/hari
- Ratio kebutuhan air panas = 10 liter/orang/hari
- Waktu pemakaian terpadat = 2 jam
- Kepadatang bangunan = 8 m2/orang
- Luas lantai untuk perkantoran

1.200 m2 x 4 = 4.800 m2

4.800 – (10% x 4.800) = 4.320 m2

- Jumlah pemakai = 4.320 m2 / 8 m2/orang= 540 orang


- Jumlah kebutuhan air bersih selama 1 jam
(540 x 100)/24 = 2.250 liter/jam
- Kebutuhan air bersih terpadat =
2.250 x 1,5 x 2 = 6.750 liter/orang
- Kebutuhan air panas selama 1 jam
(540 x 10) / 24 = 225 liter/jam
- Kebutuhan air panas terpadat
225 x 2 = 450 liter/orang

Sehingga kebutuhan air panas dan air dingin pada gedung ini adalah:

(10.125 + 6.750 + 450) liter/orang = 17.325 liter/orang = 17,325 m3

- Kebutuhan statis dan pemadam kebakaran:


30% x 17.325 = 5,1975 m3
- Kebutuhan sirkulasi akibat kebocoran dna hal-hal yang
tidak terduga = 20% x 17,325 = 3,465 m3
- Total kebutuhan air bersih =
17,325 + 5,1975 + 3,465 = 25,9875 m3
 Kapasitas Bak
- Total kapasitas bak
75% x 25,9875 m3 = 19,491 m3
Jika panjang dna lebar nya adalah 3 m x 3 m
Maka;
Tinggi = 19,491 m3 / (3 x 3) = 2,165 m ~ 2,5 m
 Kapasitas kebutuhan pompa
Dik:
- Tinggi pipa (H) = 12 feet x 10 = 120 feet
- Kapasitas bak (R ) = 19,491 m3
- Waktu pemakaian (T) 3 jam = 180 menit.
- Kapasitan pompa/menit = Q
- Koefesien gesek pipa baja per 100 feet = 0,7 (M)

Kapasitas pompa :
((M x H) / (100 x R)) / (T/R) = 0,1819 liter/menit

TABEL KEBUTUHAN AIR BERSIH DI BEBERAPA GEDUNG

BANGUNAN PEMAKAIAN
Rumah mewah 250 liter/orang/hari
Rumah biasa 150 liter/orang/hari
apartment 250 liter/orang/hari
Rumah susun 100 liter/orang/hari
Asrama 120 liter/orang/hari
Puskesamas 3 liter/orang/hari
Rumah sakit menengah 750 liter/orang/hari
Rumah sakit umum 425 liter/orang/hari
SMP 50 liter/orang/hari
SD 40 liter/orang/hari
SMA 80 liter/orang/hari
Perguruan tinggi 80 liter/orang/hari
Bandara 3 liter/orang/hari
Industri 50 liter/orang/hari
Hotel 250 liter/orang/hari
Pasar 40 liter/kios/hari
(Sumber: Pergub DKI Jakarta No: 122/2005)

2.3. HEAD POMPA


Istilah head pada pemompaan bearti adalah untuk menyatakan tekanan. Head
memiliki satuan panjang yaitu meter atau feet. Head pompa merupakan energi per
satuan berat yang disediakan untuk aliran sejumlah zat cair yang direncanakan
sesuai situasi instalasi pompa tersebut.

Gambar 2.2 Head Pompa (Sidiq, 2008)

Dari penjelasan gambar diatas diperoleh persamaan:

H = ha + Δhp + hl + (vd2/2g)

Dimana;

H = Head system pompa (m)


ha = head statis total (m)

Δhp = perbedaan tekanan head pada kedua permukaan (m), { hp2 – hp1 }

hl = kerugian head (m), { hld + hls }

vd2/2g = head kecepatan keluar (m)

jika permukaan fluida berubah-ubah dengan suatu ratio yang besar, head
statis total ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik pompa, besarnya
selisih dari perbedaan permukaan fluida dan dasar digunakan untuk menentukan
jumlah fluida yang harus dimpompa.

Keterkaitan/hubungan antara tekanan dan head tekanan dapat ditentukan


berdasarkan persamaan berikut:

hp = 10 x (p/ϒ) ............................................ (2-1)

Dimana;

hp = Head tekanan (m)

p = Tekanan (kgf/cm3)

ϒ = berat per satuan volume zat cair yang dipompa (kgf/liter)

Namun, jika tekanan dalam satuan KPa, maka dapat diselesaikan dengan
persamaan berikut:

hp = (1/9,81) x (p’/ϒ) ………………………………. (2-2)

2.3.1. Istilah Pada Head Pompa


a) Head Ratio
Head ratio merupakan sebuah perbandingan antara head pada diameter
impeller rated/trimmed dengan head yang berada di diameter impeller
maksimum.
b) Rated Head
Rated head merupakan head yang digunakan sebagai sebuah dasar
dalam pemilihan serta pengujian pompa.
c) Suction Head
Suction head ini aka nada apabila level sumber cairan yang dipompa
berada di atas pusat pompa.
d) Shut-off Head
Shut-off Head merupakan head yang didapat dari kapasitas yang sama
dengan nol. Pada umumnya shut-off head adalah head pada pompa yang
paling tinggi.
e) Total Suction Head
Total suction head merupakan static suction head yang ditamabh
dengan velocity head pada suction flange pompa lalau dikurangi dengan
total head gesekan yang berada padapipa suction.
f) Head rise to shut-off
Head rise to shut-off atau biasa di singkat dengan HRTSO merupakan
kenaikan dari head ari rated head ke head pada kondisi shut-off.
g) Static suction head
Static suction head merupakan sebuah jarak vertical dalam satuan
panjang (feet atau meter) dari datum ke level dari zat cair yang akan
dipompa apabaila zat cair yang dipompa tersebut berada di atas pompa.
h) Total Suction lift
Total suction lift atau biasa dikenal dengan static suction merupakan
velocity head pada suction flange pompa yang ditambah dengan total
head gesekan pada pipa suction.
i) Friction head
Friction head merupakan head yang dibutuhkan untuk mengatasi
sebuah gesekan yang ada didalam pipa dan fitting.
j) Velocity Head
Velocity head merupakan sebuah energi kinetic dari zat cair pada cross
suction yang diberikan.
Velocity head pada umumnya dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut;
hv = V2 / 2g
dimana;
hv = velocity head (ft atau m)
V = kecepatan rata-rata cairan (m/sec) (ft/sec)
g = gravitasi (9,81 m/sec2)
k) Static discharge head
Static discharge head merupakan sebuah jarak vertical yang dinyatakan
dalam feet atau meter antara datum dan titik discharge atau permukaan
zat cair pada tangki discharge.
l) Total Head
Total head merupakan head yang dihasilkan oleh pompa pada saat
pompa sedang dijalankan.

2.3.2. DATUM POMPA


Datum pompa merupakan sebuah garis datar berarah horizontal yang
umumnya digunakan sebagai referensi untuk sebuah pengukurna head
yang diambil pada saat pengetesan pompa.

2.3.3. HUBUNGAN HEAD DAN TEKANAN


Head dan tekanan memiliki sebuah hubungan yang saling berkaitan
satau dengan yang lainnya yang dinyatakan dalam sebuah persamaan
berikut:
Dalam Satuan Metrik atau SI
Head = ( Tekanan x 10 ) / (specific gravity)
Dimana:
Head dalam satuan meter; tekanan dalama satuan kg/cm2.
Dalam satuan British
Head = (Tekanan x 2.31) / (specific gravity)
Dimana:
Head dalam satuan ft; tekanan dalam satuan psi.
2.3.4. Contoh Soal dan Penyelesaian
Tentukan total head untuk sebuah sistem pompa yang digunakan untuk
memompa suatu cairan dnegan s.g = 1,3 dengan kapasitas 300 gpm.
Viskositas zat cair tersebut sama dengan viskositas air. Tekanan pada
sisi suction = 15,3 psig. Tekanan pada sisi discharge = 120 psig. Ukuran
pipa suction = 3 inc dan discharge = 2 inc. tekanan atmosfer = 14,7
psia. Jarak anatara titik pusat discharge pressure gauge dengan datum =
4 ft (Zd). Jarak antara titik pusat suction pressure dengan datum = 1 ft
(Zs). (Sumber: Buku pompa sentrifugal)

Penyelesaian:
Hal pertama tentukan total discharge head:
Mengkonversikan tekanan discharge (hgd) menjadi discharge head
hgd = (120 x 2,31) / 1,3 = 213,23 ft
selanjutnya, menghitung discharge velocity head (hvd)
diketahui dari tabel friction loss for water bahwa untuk pipa ukuran 2
inch dengan kapasitas 300 gpm didapat hvd = 12,8 ft.
sehingga ;
total discharge head = hgd + hvd + Zd
= 213,23 + 12,8 + 4
= 230,03 ft
Langkah berikutnya menghitung total suction head
Pertama konversikan tekanan suction (hgs) menjadi suction head.
hgd = (15,3 x 2,31) / (1,3) = 27,19 ft

selanjutnya menghitung suction velocity head (hvs)

diketahui dari tabel friction loss for water bahwa untuk pipa ukuran 3
inch dengan kapasitas 300 gpm didapat hvd = 2,63 ft.
jadi;
total suction head = hgs + hvs + Zs
= 27,19 + 2,63 + 1
= 30,82 ft.
Dari penyelesaian diatas, kita dapat menghitung total head.
Total head = total discharge head – total suction head
= 230,03 – 30,82
= 199,21 ft.

2.4. KAPASITAS POMPA


Kapasitas dari sebuah pompa adalah salah satu hal terpenting, karena tanpa
diketahuinya kapasitas dari pompa, maka akan menyebabkan kesulitan
dalam pemilihan, membeli atau bahkan membuat sebuah pompa.
Pengerttian dari kapasitas yaitu besarnya suatu aliran dari zat cair yang di
hasilkan oleh sebuah pompa dalam satuan volume per satuan waktu.

2.4.1. Istilah dalam kapasitas pompa


1) Minimum Flow
Minimum flow merupakan kapasitas minimum pompa yang dihasilkan
oleh sebuah pompa. Setiap jenis pompa sntrifugal memiliki minimum
flow. Suatu pabrik industry pembuatan pompa tidk diizinkan pompa
dioperasikan pada kapasitas yang lebih kecil daripada minimum flow.
2) Rated Flow
Rated flow merupakan kapasitas yang dijadikan dasar untuk pengujian
serta pemilihan pompa. Menurut API 610, rated flow harus diantara
80% - 110 % dari kapasitas pada best efficiency point (BEP), yaitu
pada rated capacity region-nya.
3) Best Efficiency Point
Ini merupakan kapasitas pompa yang tertinggi. Setiap jenis pompa
sentrifugal memiliki BEP. Jika pengoperasian pompa pada kondisi
BEP, maka pompa dalam kondisi ideal, efisiensi pompanya berada
pada puncaknya dan menimbulkan vibrasi yang seidkit/kecil.
4) Flow Ratio
Flow ratio merupakan perbandingan antara rated flow dengan BEP.
Kapasitas flow ratio harus berada antara 80% - 110% , hal ini menurut
standar API 610.
5) Shut-off Flow
Shut-off flow merupakan kapasitas yang terjadi pada saat katup
discharge tertutup yang tidak ada aliran yang mengalir. Ketika pompa
sedang dioperasikan tidak dianjurkan katup discharge tertutup kareana
dapat mengakibatkan pompa rusak serta bagiaan-bagian lainnya juga
terpengaruh. Saat ingin mengetahui shut-off pressure nya, proses shut-
off flow hanya boleh di lakukan dalam waktu yang sangat singkat.
Jenis pompa yang memiliki head yang tinggi tidak diizinkan untuk
dilakukan proses shut-off flow.
6) Preferred Operating Region (POR)
Ini merupakan bagian dari hydraulic coverage pompa yang memiliki
vibrasi pompa pada basic limit. Pada standar API 610 mensyaratkan
POR harus berada anatar 70% - 120% dari kapasitas BEP.
7) Allowable Operating Region (AOR)
AOR adalah bagian dari hydraulic coverage pompa yang
memperbolehkan pompa dioperasikan berdasarkan batas atas vibrasi
atau batasan lain yang ditentukan oleh pabrik pompa.

2.5. PEMILIHAN POMPA


Dalam pemilihan suatu pompa untuk kebutuhan tertentu, maka perlu
diketahui mengenai kapasitas aliran head yang dibutuhkan untuk memompa
fluida. Tekanan minimum pada sisi masuk pompa juga perlu diketahui agar
pompa tidak mengalami kavitasi.
Pada pemilihan pompa sentrifugal, hal-hal yang umum diperhatikan adalah :
1. Kapasitas
Kapasitas menunjukan jumlah debit yang dapat dialirkan. Umumnya
dinyatakan dalam satuan isi per waktu (m3/jam, m3/detik, liter/detik,
dan sebagainya). Dalam pemilihan pompa dangat penting mengetahui
berapa kapasitas maksimum dan kapasitad minimum yang dapat
dialirkan oleh pompa tersebut. Kapsitas suatu pompa adalah
kemampuan mengalirkan sejumlah fluida dalam satuan kapasitas.
2. Head Total Pompa
Head total pada pemilihan pompa tergantung bagaimana kondisi isap
dan kondisi keluar pompa. Total head umumnya dinyatakan dalam
satuan jarak (meter, ft, dan sebagainya). Head dari sebuah pompa
merupakan energi mekanik. Didalam pompa sentrifugal head yang
ditimbulkan adalah sama untuk semua jenis fluida .
Seperti yang telah dijelaskan diatas, pada kondisi isap dan kondisi
keluar perlu diperhatikan hal-hal berikut:

Kondisi Isap
- Level isap dari permukaan fluida ke level pompa yang
digunakan
- Tingginya fluktuasi permukaan pompa
- Tekanan yang bekerja pada permukaan fluida
- Kondisi pada pipa
Kondisi keluar
- Level keluar dari permukaan fluida ke level pompa
- Tinggi fluktuasi permukaan keluar
- Tekanan yang berkerja pda permukaan fluida
- Kondisi pada pipa

3. Jenis Fluida/Zat Cair


Penentuan jenis fluida/cairan juga merupakan hal penting dalam
pemilihan pompa. Hal tersebut dikarenakan fluida/cairan akan
berhubungan secara langsung dengan kebutuhan daya dari penggerak
mula dan memiliki berat jenis yang berbeda-beda.
Jika terjadi kesalahan/kekeliruan dalam pemilihan zat cair pompa,
maka akan mengakibatkan beberapa hal:
1) Kapasitas pada pomp akan mengalami penuruanan
2) Head total pompa menjadi turun
3) Efesiensi pompa akan menaglami penurunan
4) Serta, daya yang diperlukan akan mengalami peningkatan
4. Penggerak
Untuk menggerakan suatu pompa perlu adanya penggerak mula antara
lain motor listrik, motor bakar torak dan turbin. Dalam pemilihan
suatu penggerak untuk pompa, perlu diperhatikan keadaan disekitar.
Hal tersebut dikarenakan jika suatu tempat tidak memungkinkan
adanya sumber listirk, kita tidak bias menggunakan motor listrik
sebagai penggerak.

2.6. TROUBLESHOOTING
Masalah pada teknik pemompaan banyak kita dapati pada dunia pompa.
Kerusakan maupun masalah pada pompa tidak bisa kita hindari. Oleh
sebab itu, diperlukan perawatan dan perbaikan untuk membuat pompa
bisa berumur lebih lama dan dapat digunakan lembali sesuai fungsinya.
Berikut adalah beberapa permasalahan yang terjadi pada teknik
pemompaan:
1. Mesin menyala tapi air tidak keluar
Permasalahan ini bisa disebabkan karena beberapa hal. Jika terjadi
masalah seperti ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengecek bak penampungan air, apakah sudah kosong atau tidak. Jika
benar bakair kosong, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah
mengisi air ke dalam bak penampungan air tersebut.
Masalah kedua adalah spesifikasi pada pompa yang tidak sesuai.
Pemilihan pompa sangat penting demi kelancaran kinerjanya. Pilihlah
pompa yang sesuai dengan daya hidap.
Kemungkinan selanjutnya adalah saluran pipa hisap yang bocor, yang
mengakibatkan air keluar sebelum mencapai tempat yang diinginkan.
2. Pompa gagal menyala
Jika terjadi masalah pada pompa yang tidak menyala, maka hal yang
perlu dilakukan adalah mengecek apakah sambungan kabel listrik
sudah terhubung dengan sumbernya. Jika tidak, maka sambungkan
kabel listrik tersebut.
3. Priming Fail
Priming fail adalah kegagalan dalam memancing pompa. Hal-hal
yang menyebabkan permasalahan ini adalah:
- Adanya kebocoran pada stuffing box
Cara mengatasinya adalah pertama kencangkan screws glad
nya, menambangkan sejumlah cairan pendingin pada
stuffing box, jika ternyata gald packing nya rusak, maka
perlu diganti.
- Mechanical seal yang bocor
Jika bagian ini mengalami kebocorn/kerusakan maka solusi
nya adalah dengan mengganti ke yang baru
- Casing pada pompa yang belum terisi cairan
Periksalah dan pastikan bahwa casing sudah terisi dengan
carian.
4. Head yang terlalu tinggi
Pastikan bahwa alat ukur dalam kondisi prima dan tidak mengalami
kerusakan. Jika terjadi masalah pada alat ukur, cara mengatasinya
dengan mengkalibari ulang.
Putaran motor yang memang terlalu tinggi. Jika demikian, maka
tinggal menurunkan rpm motornya.
Diameter impeller yang tidak sesuai. Pastikan bahwa impeller sudah
sesuai dengan yang semestinya.
5. Loos of Prime
Penyebab terjadi nya loss of prime adalah
- NPSH yang tidak mencukupi
Tindakan perbaikannya:
o Menghitung kembali NPSHnya
o Mendesain ulang pompa dan ukuran elbownya
dibuat seminimal mungkin
- Adanya kebocoran udara pada sisi atmosfer pada sisi hisap
Tindakan perbaikannya:
o Mengecek kerapatan pada gasket dan ulir
o Periksa kedalaman ujung pipa hisap yang tercelup
dengan fluida.
6. Pump Overheats
Dalam kasus permasalahan ini hal yang perlu diperhatikan adalah
apakah margin anatara tekanan hisap tekanan uap sudah cukup, jik
abelum makan perlu menaikkan tekanan hisapnya dan menurukan
suhu cairannya.
Kemungkinan selanjutnya adalah misalignment, maka hal yang perlu
menjadi tindakan adalah memeriksa alignment pararel, angular dan
kombinasi, memeriksa tegangan pada pipa, pastikan kedudukan
pompa sudah sesuai.
Selanjutnya adalah pompa tidka terpancing dengan benar dan bearing
mengalami ke-aus-an.
7. Kebocoran Mechanical Steal
Kebocoran pada bagian ini bisa disebakan karena mur pada gland
yang kurang erat atau gasket pada gland yang sudah rusak, jika rusak
maka perlu diganti.
8. Seizing
Masalah ini terjadi karena beberapa kemungkinan yaitu pompa tidak
dipancing dengan benar, suction strainer nya tersumbat maka perlu
dibersihkan, terjadi sebuah resonansi karena terlalu dekat dengan
critical speed nya pada saat pengoperasiaan,
9. Pompa yang tidak mencapai rated head nya
Kemungkinan bahwa kapasitas pompa yang terlalu besar, maka
diperlukan tindakan mencekik atau mengatur discharge valve nya.
10. Motor Overheats
Masalah teknis seperti ini kemungkinan penyebabnya adalah suplai
voltase yang tidak sesuai maka diperlukan voltase yang sesuai.
Specific gravity atau viskositas berbeda dengan kondisi desain, maka
perlu penggantian motor dengan yang lebih besar.
Kemungkinan lainnya adalah saya motor yang tidak mencukupi dan
jenis pelumas yang tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai