Disusun Oleh :
NIM : 15171015065
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang
dibuat oleh :
NIM : 15171015065
Dengan Judul :
.................................. ..................................
Pembimbing 1
.................................. ..................................
Pembimbing 2
Dewan Sidang Penguji :
.................................. ..................................
Ketua Sidang
.................................. ..................................
Sekertaris Sidang
.................................. ..................................
Anggota
2
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO
LEMBAR PERSETUJUAN
Dibuat Oleh
NIM : 15171015065
(..................................................) (..................................................)
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ka. Prodi Teknik Mesin
(.................................................)
3
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat dengan judul
“ANALISA DAYA & TORSI MOBIL MERK DA 1000 CC DENGAN
MENGGUNAKAN BUSI STANDAR & IRIDIUM PADA PUTARAN
BERVARIASI” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
ada paksaan dari pihak manapun juga. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada sata apabila dikemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
meberikan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan
Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan Tugas Akhir ini
merupakan salah satu tugas mahasiswa sebagai tugas Akademik. Sehingga
laporan ini dijadikan sebagai salah satu persyaratan wajib yang harus diambil oleh
setiap mahasiswa pada jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Budi Utomo.
Dalam laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
banyak pihak , untuk itu dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H.Martin Djamin, M.Sc., selaku Rektor Institut Teknologi Budi
Utomo.
2. Dr. Ir. Suryadi, MM., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri.
3. Ir.Sri Hanto, MT, selaku pembimbing pertama dalam penyusunan tugas
akhir saya.
4. Pedro Da Siva.ST. MT., selaku pembimibing kedua dan Ketua Jurusan
Institut Teknologi Budi Utomo.
5. Seluruh Dosen dan Staff Teknik Mesin Institut Teknologi Budi Utomo.
6. Orang Tua beserta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan
baik secara moril maupun materil itu semua sangat berarti.
7. Agung Sudarsono, ST sebagai kawan yang telah banyak membantu kepada
penulis dan yang selalu memberi support kepada penulis
8. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Tenik Mesin Angkatan Tahun 2015.
9. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu,
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan laporan Tugas Rancang ini. Semoga kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis mendapatkan pahala yang berlimpah dari
ALLAH SWT.
5
Penulis menyadari akan semua kesalahan dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini Karena Keterbatasan Kemampuan, oleh karena
itu penulis menerima kritik dan saran dengan segala kerendahan hati guna
kesempurnaan penyusunan laporan ini. Pada kesempataan ini pula penulis
mohon maaf atas kekurangan, semoga penyusunan laporan ini bermanfaat
bagi penulis khususnya bagi pembaca.
(15171015065)
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR….................................................................................5
DAFTAR ISI…................................................................................................7
DAFTAR TABEL........................................................................................... 11
ABSTRAK ...................................................................................................... 12
7
2.4 Proses Pembakaran…........................................................................... 25
2.5 Sistem Pengapian ................................................................................ 26
2.6 Busi ...................................................................................................... 27
2.6.1 Pengertian Busi Standar............................................................. 27
2.6.2 Busi Iridium............................................................................... 29
2.7 Komponen – Komponen Pada Busi ..................................................... 32
2.7.1 Terminal..................................................................................... 33
2.7.2 Insulator...................................................................................... 33
2.7.3 Ribs/Corrugations...................................................................... 33
2.7.4 Ring............................................................................................ 33
2.7.5 Cangkang/Bodi........................................................................... 33
2.7.6 Gasket......................................................................................... 33
2.7.7 Inti Elektroda.............................................................................. 34
2.7.8 Elektroda Ground....................................................................... 34
2.8 Performa Mesin 4 Langkah….............................................................. 34
2.8.1 Torsi........................................................................................... 35
2.8.2 Daya........................................................................................... 35
2.8.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (KBBS).................................. 36
2.9 Spesifikasi Mobil Merk DA 1000 CC….............................................. 36
2.9.1 Menurut Jumlah Silinder............................................................ 37
8
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ................................................. 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Grafik Daya Busi Standar Dan Iridium Dengan Hitungan
Teoritis........................................................................................................... 53
10
Gambar 4.4 Grafik Torsi Busi Standar Dan Iridium Dengan Hitungan
Teoritis........................................................................................................... 54
DAFTAR TABEL
11
ABSTRAK
12
BAB I
PENDAHULUAN
13
memiliki insolator yang panjang. Untuk busi dingin proses perambatan
panas berjalan dengan cepat karena insolator pendek sehingga panas cepat
sampai ke dinding silinder.Konsumen kendaraan bermotor kebanyakan
menginginkan kendaraan mempunyai tenaga besar dan konsumsi bahan
bakar yang irit. Tentu pabrik kendaraan tidak bisa memenuhi kedua hal
tersebut. Salah satu faktor meningkatkan kinerja mesin dengan cara
menaikan tekanan kompresi, besar kecilnya tekanan kompresi
mempengaruhi tenaga yang dihasilkan oleh mesin.
14
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh daya terhadap mobil yang menggunakan busi
standar dan busi iridium pada putaran 1000,2000,3000,4000,5000
rpm?
2. Adakah pengaruh torsi terhadap mobil yang menggunakan busi
standar dan busi iridium pada putaran 1000,2000,3000,4000,5000
rpm?
15
.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan pengujian, manfaat pengujian, metode penulisan,
dan sistimatika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Berisi tentang teori-teori dasar tentang motor bakar,siklus mesin 4
langkah,prinsip kerja motor bensin 4 langkah,pembakaran,sistem
pengapian,busi,bagian-bagian busi,daya dan torsi.
BAB III : METODOLOGI PENGUJIAN
Berisikan tentang Diagram alir dan urutan dalam proses
pengujian,bahan pengujian,alat dan skema pengujian,serta prosedur
pengujian.
BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA
16
BAB II
DASAR TEORI
17
Mesin 4 take biasa juga disebut dengan mesin 4 langkah. Pada saat
ini, mesin yang digunakan pada mobil ataupun motor dalam kehidupan
sehari-hari hampir semuanya menggunakan mesin 4 take. Berbeda
dengan mesin 2 take, mesin 4 take ini memiliki sifat yang lebih ramah
lingkungan karena tidak menghasilkan gas emisi sebanyak mesin 2 take.
Selain itu, perbedaan mesin 4 take dengan mesin 2 take adalah mempunyai
katup intake dan katup exhaust dan juga mesin 4 take butuh melakukan 2
kali putaran poros engkol untuk melakukan langkah intake, compression,
power dan exhaust.Berikut adalah gambar dari diagram pv
18
Pada Titik 0 adalah titik awal dimana pada titik tersebut piston berada
di titik mati atas (TMA)
Pada titik 2 adalah titik kompresi, dimana posisi piston bergerak dari
tmb menuju tma dan melakukan langkah penekanan terhadap
campuran udara bahan bakar karena volume pada ruang bakar
berkurang yang menyebabkan tekanan pada ruang bakar(silinder) naik.
Pada titik 3 adalah titik pembakaran, dimana pada titik ini busi
memercikan bunga api dan terjadi pembakaran yang memnyebabkan
kenaikan tekanan yang sangat drastis pada ruang bakar (silinder)
sehingga mampu mendorong piston pada posisi tma menuju tmb.
Pada titik 4 adalah titik ekspansi, dimana pada posisi ini piston
bergerak dari tma menuju tmb yang disebabkan oleh kenaikan tekanan
karena adanya proses pembakaran, pada titik ini adalah titik kerja
segingga motor dapat bergerak.[2]
Pada diagram PV siklus motor bensin 4-langkah terdapat proses-proses
yang dialami.Berikut adalah proses siklus motor bensin 4 lngkah :
0 – 1 = proses langkah hisap isobarik (Tekanan konstan)
1 – 2 = proses langkah kompresi
2 – 3 = proses langkah pembakaran
3 – 4 = proses langkah usaha
4 – 1 = proses langkah buang
19
2.3 Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah
20
2.3.1 Langkah Hisap ( Intake)
21
2.3.2 Langkah Kompresi ( Compression )
Langkah kedua adalah langkah kompresi. Langkah kompresi
dimulai ketika piston mulai bergerak dari TMB ke TMA. Ketika langkah
kompresi, Katup Intake akan menutup sehingga campuran udara-bahan
bakar terperangkap di dalam silinder dan terkompresi (termampatkan)
hingga sesaat sebelum TMA, busi akan menyala dan meledakkan
campuran udara-bahan bakar. Penekanan atau pemampatan campuran
udara-bahan bakar sangatlah penting karena akan menghasilkan daya
maksimal ketika langkah tenaga (power). Adapun gerak piston terlihat
pada gambar 2.4
22
2.3.3 Langkah Usaha
23
2.3.4 Langkah Buang ( Exhaust )
24
2.4 Proses Pembakaran
25
Jika pembakaran berlangsung, diperlukan :
1. Bahan bakar dan udara dimasukan kedalam silinder.
2. Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala.
Dalam pembakaran hydrocarbon yang normal tidak akan terjadi jelaga jika
kondisinya memungkinkan untuk proses hydroxilasi. Hal ini
dimungkinkan bila pencampuran pendahuluan (premixture) antara bahan
bakar dan udara mempunyai waktu yang cukup untuk memasukan oxygen
kedalam molekul hydrocarbon.[5]
26
2.6 Busi
2.6.1 Busi (dari bahasa Belanda bougie dan aslinya bahasa Prancis,
bahasa Inggris: spark plug) adalah suatu suku cadang yang dipasang
pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar.
Busi dipasang untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston.
Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat
elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil)
di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk
suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi diberikan
secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert
Bosch. Karl Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai
perancang busi.Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin
dengan percikan, yang memerlukan busi untuk memercikkan campuran
antara bensin dan udara, dan mesin kompresi mesin diesel, yang tanpa
percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai terjadi
percikan dengan sendirinya (jadi tidak memerlukan busi).[7]
27
Bila celah elektroda busi lebih besar, bunga api akan menjadi sulit
melompat dan tegangan sekunder yang diperlukan untuk itu akan
naik.
c. Tekanan kompresi
Bila tekanan kompresi meningkat, maka bunga apipun akan
menjadi semakin sulit untuk meloncat dan tegangan yang
dibutuhkan semakin tinggi. syarat utama busi harus tahan terhadap
beberapa keadaan yang harus dihadapi busi di dalam silinder antara
lain :
1) Temperatur pembakaran.
Temperatur pembakaran yang cukup tinggi dan temperatur
campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder
sangatlah jauh berbeda sehingga busi harus tahan terhadap keadan
ini. Bahan yang dipakai pada busi tidak boleh terlalu besar
koefisien pemuaiannya. Karena apabila pemuaian busi terlalu besar
busi akan cepat rusak.
2) Tekanan yang cukup tinggi.
Tekanan yang dihasilkan dari pembakaran campuran bahan bakar
dengan udara cukup tinggi. Karena itu busi harus tahan terhadapa
tekanan yang tinggi dan juga turbulensi udara supaya busi tidak
hancur.
3) Tahan dari korosi
Dari semua keadaan busi juga harus tahan dari korosi. Sisa
pembakaran dan temperatur yang tinggi semakin mempercepat
korosi busi.Meskipun busi mengalami keadaan seperti diatas, busi
harus tetap mampu memercikkan bunga api. Tidak menuntut
kemungkinan busi mengalami penurunan fungsi dikarenakan
28
elektroda tertutup oleh kotoran atau kerak sisa pembakaran.
Kemampuan elektroda dalam menahan panas pembakaran juga
harus kuat agar tidak membara yang mengakibatkan pembakaran
sebelum busi memercikkan bunga api atau terjadi detonasi. Dengan
begitu busi dibuat dengan syarat :
a) Mempunyai isolator yang cukup baik
b) Elektroda tidak dapat meleleh
c) Tahan terhadap korosi
Elektroda busi harus dipertahankan pada suhu kerja yang tepat,
yaitu antara 4000℃ sampai 8000℃. Bila suhu elektroda tengah kurang
dari 4000℃, maka tidak akan cukup untuk membakar endapan karbon
yang dihasilkan oleh pembakaran sehingga karbon tersebut akan melekat
pada permukaan insulator, sehingga akan menurunkan tahanan dengan
rumahnya.Akibatnya, tegangan tinggi yang diberikan ke elektroda tengah
akan menuju ke massa tanpa meloncat dalam bentuk bunga api pada celah
elektroda, sehingga mengakibatkan tarjadinya kesalahan pembakaran
(misfiring). Bila suhu elektroda tengah melebihi 8000℃, maka akan
terjadi peningkatan kotoran oksida dan terbakarnya elektroda tersebut.
Pada suhu 9500℃ elektroda busi akan menjadi sumber panas yang dapat
membakar campuran bahan bakar tanpa adanya bunga api, hal ini disebut
dengan istilah pre-ignition yaitu campuan bahan bakar dan udara akan
terbakar lebih awal karena panas elektroda tersebut sebelum busi bekerja
memercikkan bunga api (busi terlalu panas sehingga dapat membakar
campuran dengan sendirinya).[7]
29
produsen busi untuk merancang busi dengan durability yang lebih
dibandingkan busi yang biasa untuk pada umumnya. Pembakaran juga
lebih fokus pada satu titik sehingga pengguna motor racing percaya bahwa
busi iridium mampu melayani mesin racing membutuhkan percikan api
yang mumpuni.
Dibilang terbaik karena busi jenis ini lebih tahan panas, selain itu memiliki
bahan elektroda lebih kecil dibanding busi reguler
Tidak membutuhkan tegangan yang tinggi untuk memicu pembakaran
sehingga jarang terjadi kegagalan saat starter
Pembakaran yang telah dihasilkan sangat presisi, konsisten serta efisien
Meningkatkan efektifitas respon gas saat di geber
Tidak perlu diragukan lagi keawetannya ya tergantung gaya
berkendaranya, keiritan disini saat sobat menggunakan motor tersebut, jika
anda menggunakan motor dengan memainkan gas motor pastinya akan
boros tapi lain halnya jika sobat memakai motor dengan stabil normal
untuk tarikan tuas gasnya. Misalnya laju jalannya standard di angkat 40
terus, atau 60 terus.
Lebih tahan lama ya tergantung desainnya. Dari beberapa penelitian busi
Iridium lebih tahan lama hingga 10 kali lipat dibanding busi standart.
Dipercaya meningkatkan tenaga mesin sekitar 1-3% , untuk tenaga
memang iya , tapi hasilnya tidak signitifikan hanya 3% pengaruhnya tidak
terlalu tinggi
Meningkatkan kualitas emisi gas buang (lebih ramah lingkungan
Inti elektrodanya kecil hanya mempunyai ukuran 0.4mm di bandingkan
dengan yang busi standar , untuk busi standard sendiri mempunyai ukuran
sekitar 2,5mm sehingga medan listrik menjadi besar pada ujung
30
elektrodanya yang kecil dan fokus sehingga untuk memercikkan api
dibutuhkan tegangan listrik yg rendah
Mesin sangat mudah dinyalakan,mengurangi kegagalan
pembakaran,sehingga bensin jadi lebih irit,
31
2.7 Komponen-Komponen Pada Busi
Busi mempunyai 2 jenis elektroda, yakni elektroda tengah dan
negatif. Setelah koil memberi arus listrik tegangan tinggi, arus tersebut
mengalir menuju distributor dan menuju busi melalui kabel tegangan
tinggi. Arus listrik inilah yang memercik dari elektroda tengah ke
elektroda negatif (massa), sehingga menimbulkan bunga api yang
dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar. Selain
elektroda, busi juga memiliki komponen lain yang masing-masing
memiliki fungsi.[7]
32
Gambar 2.7 Komponen Busi [7]
2.7.1 Terminal
Komponen yang terbuat dari baja ini terhubung dengan kabel tegangan
tinggi yang mengalirkan arus listrik dari koil. Komponen ini menggunakan
nut agar mayoritas kabel tegangan tinggi.
2.7.2 Insulator
33
terminal dan elektroda tengah dari cangkang busi. Sehingga arus listrik
tegangan tinggi tidak keluar dari ruang elektroda tengah. Fungsi lainnya
memindahkan panas ke kepala silinder.
2.7.3 Ribs/Corrugations
2.7.4 Ring
2.7.5 Cangkang/Bodi
Komponen ini fungsinya untuk menopang insulator dan agar busi bisa
dipasang di kepala silinder berkat adanya ulir. Bagian ini juga berfungsi
sebagai penghantar panas.
2.7.7 Gasket
Fungsinya sebagai core atau inti dari penyaluran energi listrik dan
terhubung ke terminal. Beberapa material digunakan sebagai elektroda.
Tapi yang paling umum digunakan adalah tembaga.
34
Komponen busi iini ada pada bagian ujung busi yang terhubung langsung
dengan ground kendaraan. Dengan adanya komponen ini, maka arus listrik
bisa berpindah dari inti elektroda. Ia pun harus memiliki daya hantar panas
yang baik dan tahan terhadap temperatur tinggi.[7]
2.8.1 Torsi ( T ) Torsi secara umum bisa diartikan sebagai gaya putar.
Gaya pada tuas yang berputar dikalikan jarak dari titik pusat putaran
disebut torsi.[8]
T = F x r .......................................................................(1)
dimana :
T = Torsi (Nm)
F = Gaya ( N )
r = 0,5 langkah piston (konstan)
35
dan :
F = P x A ..........................................................................(2)
dimana :
P = Tekanan dalam ruang bakar (Pa)
A = Luas penampang piston (m2)
dimana :
P = Daya Mesin ( Hp )
n = Putaran Mesin (Rpm)
T = Torsi ( Nm )
KBBS = ..............................................................(5)
dimana :
KBBS = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/jam/hp)
mf = Laju aliran bahan bakar (Kg/Jam)
36
P = daya ( Hp )
37
mesin tiga silinder pastinya lebih kecil dibandingkan yang empat silinder,
otomatis biaya produksi bahan baku juga lebih sedikit.Selain itu bobot
mobil juga jauh lebih ringan. Mau tidak mau, beban kerja mesin juga
semakin berkurang. Alhasil mobil jadi semakin irit atau hemat bahan
bakar.Adapun kekurangan dan kelebihan mesin tiga silinder yaitu :[10]
38
unit, begitu juga dengan jumlah piston yang mengikuti. Tidak ketinggalan
jumlah busi pun biasanya tinggal tiga.Oli yang dibutuhkan mesin tiga
silinder dapat dipastikan lebih sedikit.
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
39
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan Data
Kesimpulan
Selesai
1. Observasi Lapangan
Merupakan langkah awal yang dilakukan penulis untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan objek pengujian.
40
2. Metode Literatur
Merupakan langkah penelusuran dan penelaah buku-buku referensi,
untuk menambah wawasan teoritis yang lebih luas.
3. Proses pengujian Dyno Test dilakukan di PT. KATULISTIWA
SURYANUSA
41
f. Beban Maksimum : 4490 kg
g. Diameter Roller : 300 mm
h. Panjang Roller : 200 mm
i. Berat Roller : 190 kg
j. Standar Dynamometer : ISO 1585
42
Gambar 3.3 Tachometer [12]
Stopwatch, adalah suatu alat ukur yang dugunakan untuk mengukur waktu
yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian
sampai tingkat detik. Terlihat pada gambar 3.4 adalah gambar stopwatch.
Kunci Busi, pada pengujian ini kunci busi berfungsi untuk melepas dan
memasang busi kembali ke dalam posisi semula.Kunci busi yang
digunakan pada pengujian ini yaitu kunci busi pipa dengan ukuran kunci
16mm.Terlihat pada gambar 3.5 adalah gambar kunci busi ukuran 16mm.
43
Gambar 3.5 Kunci Busi
Kunci T, kunci T ini berfungsi untuk melepas dan memasang kembali baut
pengunci pada koil busi.Pada pengujian ini kunci T yang digunakan yaitu
kunci T dengan ukuran baut 10mm.Terlihat pada gambar 3.6 adalah
gambar kunci T ukuran 10mm.
Mesin, pada pengujian ini mesin yang digunakan adalah mesin mobil merk
DA dengan kapasitas 1000cc.Dibawah ini adalah spesifikasi dari mesin
mobil merk D.A 1000cc.
44
a. Tipe Mesin : 1KR,12 valve DOHC
b. Jumlah Silinder : 3 silinder
c. Kapasitas Mesin : 1000cc
d. Daya : 64 Hp
e. Torsi : 86 Nm
f. Jenis Bahan Bakar : Bensin
g. Jenis Transmisi : Manual
h. Konfigurasi Katup : DOHC (Double Over Head Camshaft)
i. Sistem Bahan Bakar : EFI ( Electronic Fuel Injection )
Adapun mobil DA terlihat pada gambar 3.7 di bawah ini.
Busi Standar, Pada pengujian ini busi standar yang digunakan yaitu NGK
LKR6C bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center electrode
rata – rata 2,5 mm. Jarak tempuh busi standart sampai sekitar 20 ribu
km.Adapun gambar busi standar terlihat pada gambar 3.8 di bawah ini.
45
Gambar 3.8 Busi Standar ( NGK LKR6C )
Busi Iridium, pada pengujian ini busi iridium yang digunakan yaitu Denso
SC16HR11 dengan ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan
center electrode terbuat dari iridium. Diameter elektroda 0,6 mm – 0,8
mm. Jarak tempuh busi seklitar 50 ribu sampai 70 ribu km.Adapun gambar
busi iridium terlihat pada gambar 3.9 di bawah ini.
46
1) Sebelum dilakukan proses Dyno persiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu seperti Dynamometer,Blower,Kunci busi 16mm,Kunci T
10mm,Busi standar dan Busi iridium.
2) Menaikan mobil diatas dynotest, posisikan kedua roda depan pada
roller yang terdapat pada dynotest.
3) Pasang dan kencangkan tiedown
1) Menghidupkan blower
2) Menghidupkan mesin mobil
3) Masukkan gigi persneling pada gigi 3
4) Putaran mesin dinaikkan dengan menginjak pedal gas secara
bertahap sampai putaran maksimal
5) Untuk mengaakhiri pengujian ini putaran mesin diturunkan secara
perlahan dan turunkan gigi hingga posisi normal
6) Akhiri pengujian ini dengan menurunkan putaran mesin secara
perlahan dan kemudian matikan.
47
7) Ganti variasi busi yang akan diteliti dan ulangi langkah pengujian
dari awal sampai akhir.
Data yang diambil saat pengujian yaitu torsi dan daya dengan
menggunakan alat uji dynotest di PT.KATULISTIWA SURYANUSA.
Adapun data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3.1
48
Pada pengujian ini data yang akan di analisa adalah torsi dan
daya,di bawah ini adalah tabel data dari hasil pengujian torsi dan daya dengan
menggunakan alat uji dynotest di PT.KATULISTIWA SURYANUSA.
T
a
Busi Standar
Rpm b Torsi (Nm)Daya (Hp)KBBS (kg/hp.jam) busi standar
e
2000 45,4 13 0,0058
l
3000 52,2 21,5 0,0035
3 4000 48,8 27 0,0028
.
5150 42,0 33,6 0,0022
2
6500 31,2 29 0,0026
Tabel Data Hasil Uji Pada Busi Standar
49
Tabel 3.3 Tabel Data Hasil Uji Pada Busi Iridium
Busi Iridium
Rpm Torsi (Nm)Daya (Hp)KBBS (kg/hp.jam) busi standar
2000 46,1 13 0,0058
3000 52,1 21,5 0,0035
4000 49,5 28 0,0027
5150 47,5 33,7 0,0022
6500 32,5 29,5 0,0025
BAB IV
Tabel 4.1 Data Torsi Dan Daya Berdasarkan Hasil Uji Dyno
50
BUSI STANDAR BUSI IRIDIUM
RPM TORSI (Ftlb) TORSI (Nm) DAYA (Hp) DAYA (kW) RPM TORSI (Ftlb) TORSI (Nm) DAYA (Hp) DAYA (kW)
2000 33,5 45,4 13 9,7 2000 34 46,1 13 9,7
3000 38,5 52,2 21,5 16,0 3000 38,4 52,1 21,5 16,0
4000 36 48,8 27 20,1 4000 36,5 49,5 28 20,9
5150 31 42,0 33,6 25,1 5150 35 47,5 33,7 25,1
6500 23 31,2 29 21,6 6500 24 32,5 29,5 22,0
Berdasarkan tabel 4.1 hasil perhitungan torsi dan daya yang di
dapat pada busi standar dengan menggunakan dynotest pada pengujian ini
nilai torsi tertinggi terdapat pada rpm 3000 dengan nilai torsi 52,2 Nm dan
torsi terendah terdapat pada rpm 6500 dengan nilai torsi 31,2
Nm.Sedangkan untuk daya tertinggi terdapat pada rpm 5150 dengan nilai
daya 33,6 Hp dan daya terendah terdapat pada rpm 2000 dengan nilai daya
13 Hp.
51
tertinggi pada busi standar di dapat pada rpm 3000 dengan nilai torsi 38,5
ftlb atau bila di konversikan menjadi 52,2 Nm dan torsi terendah pada rpm
6500 dengan nilai torsi 23 ftlb atau bila di konversikan menjadi 31,2 Nm.
Sedangkan torsi tertinggi pada busi iridium di dapat pada rpm 3000
dengan nilai torsi 38,4 ftlb atau bila di konversikan menjadi 52,1 Nm dan
torsi terendah pada rpm 6500 dengan nilai torsi 23 ftlb atau bila di
konversikan menjadi 32,5 Nm. Adapun grafik torsi terlihat pada gambar
4.1
52
Gambar 4.2 Grafik Daya Busi Standar Dan Iridium
4.3.1 Perhitungan Teoritis Dan Grafik Pada Busi Standar Dan Iridium
Busi Standar
RPM 2000
P: = 9,5 kW
53
RPM 3000
P: = 16,4 kW
RPM 4000
P: = 20,4 kW
RPM 5150
P: = 22,7 kW
RPM 6500
P: = 21,2 Kw
Busi Iridium
RPM 2000
= 9,6 kW
RPM 3000
P: = 16,0 kW
RPM 4000
P: = 20,7 kW
RPM 5150
P: = 25,6 kW
RPM 6500
P: = 22,1 Kw
54
Gambar 4.3 Grafik Daya Busi Standar Dan Iridium Dengan
Hitungan Teoritis
Gambar 4.4 Grafik Torsi Busi Standar Dan Iridium Dengan Hitungan
Teoritis
55
4.3.2 Tabel Data Perhitungan Secara Teoritis Torsi Dan Daya
Berdasarkan Hasil Uji Dyno
56
Mf : v x
Busi Standar
rpm Daya (hp) busi standar t (jam) masa jenis bensin (kg/cc) kbb (kg/hp.jam) busi standar
2000 13 0,1 0,0075 0,0058
3000 21,5 0,1 0,0075 0,0035
4000 27 0,1 0,0075 0,0028
5150 33,6 0,1 0,0075 0,0022
6500 29 0,1 0,0075 0,0026
Busi Iridium
rpm Daya (hp)busi iridium t (jam) masa jenis bensin (kg/cc) kbb (kg/hp.jam) busi iridium
2000 13 0,1 0,0075 0,0058
3000 21,5 0,1 0,0075 0,0035
4000 28 0,1 0,0075 0,0027
5150 33,7 0,1 0,0075 0,0022
6500 29,5 0,1 0,0075 0,0025
57
Daya yang dihaslkan diketahui untuk RPM 3000 adalah 21,5 Hp
dengan waktu 6 menit, maka 21,5 x ( ) = 2,15 Hp, maka konsumsi
bahan bakarnya adalah
KBBS :
58
Daya yang dihaslkan diketahui untuk RPM 5150 adalah 33,7 Hp
dengan waktu 6 menit, maka 33,7 x ( ) = 3,37 Hp, maka konsumsi
bahan bakarnya adalah
KBBS :
Gambar 4.5 Grafik Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Busi Standar Dan
Iridium Dengan Hitungan Teoritis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan data-data hasil penelitian, maka
dapat diambil suatu kesimpulan dari percobaan mengenai pengaruh daya
dan torsi pada mobil merk DA 1000 CC pada putaran bervariasi dengan
59
menggunakan busi standar (NGK LKR6C) dan busi iridium ( Denso
SC16HR11) pada proses pengujian torsi dan daya terhadap putaran yang
bervariasi adalah sebagai berikut :
1. Ada pengaruh penggunaan busi iridium dan standar namun tidak terlalu
signifikan torsi tertinggi di dapatkan pada busi standar yang mencapai 52,2
Nm pada putaran 3000 rpm, sedangkan torsi terendah di dapatkan pada
busi iridium yang mencapai 52,1 Nm pada putaran 3000 rpm. Dan
dibuktikan melalui pengujian dengan alat uji dynotest sehingga hasil dari
setiap busi memiliki perbedaan yang tidak signifikan.
2. Ada pengaruh penggunanan busi iridium dan standar namun tidak teralu
signifikan power tertinggi didapatkan pada busi iridium mencapai 33,7
Hp pada putaran 5150 rpm sedangkan power terendah pada busi standar
mencapai 33,6 Hp pada putaran 5150 rpm. Dan dibuktikan melalui
pengujian dengan alat uji dynoest. sehingga hasil dari setiap busi memiliki
perbedaan yang tidak signifikan.
3. Konsumsi bahan bakar terendah didapatkan pada kedua busi standard dan
iridium yang mencapai 0,0022 Kg/Hp.h pada putaran 5150 rpm.
Sedangkan konsumsi bahan bakar tertinggi di dapatkan pada kedua busi
standart dan iridium mencapai 0,0058 Kg/Hp.h pada putaran 2000 rpm.
Dan dibuktikan melalui pengujian dengan alat uji dynotest
5.2 Saran
Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan, peneliti
ingin memberikan saran yang diharapkan dapat membantu para pembaca
tugas akhir ini dan untuk peneliti berikutnya :
60
3. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan beban yang
berbeda dan putaran yang lebih tinggi untuk mengetahui performa
mesin.
4. Untuk menaikan torsi dan daya mesin secara signifikan yaitu
dengan cara memapas silinder head mesin atau mengganti piston
dengan ukuran yang lebih besar.
5. Untuk penggunanaan busi iridium dan standar keduanya dapat
digunakan pada mobil sehari hari
61