Anda di halaman 1dari 5

Pompa airlift, juga dikenal sebagai pompa sumur dalam, adalah jenis pompa yang menggunakan

udara yang dikompresi untuk mengangkat air dari sumur dalam atau sumber lainnya yang berada di
bawah tanah dan membawanya ke lokasi permukaan untuk digunakan dalam sistem pengadaan air.

Pokok dari kerja pompa airlift adalah dengan memasukkan udara yang dikompresi ke dalam pipa
yang tenggelam di sumber air. Udara yang dikompresi kemudian naik ke permukaan, menciptakan
aliran air yang mengikuti udara naik melalui pipa. Udara yang dikompresi dan air kemudian
dipisahkan, dan air diteruskan ke lokasi yang diinginkan untuk digunakan.

Pompa airlift sering digunakan dalam sistem pengadaan air di daerah pedesaan, di mana sistem
pengadaan air lainnya mungkin tidak mungkin atau tidak efisien biayanya. Mereka juga dapat
digunakan dalam aplikasi industri dan pertambangan di mana air perlu dipompa dari sumur dalam
atau sumber lain yang berada di bawah tanah.

Pompa airlift relatif sederhana dan memerlukan perawatan yang rendah. Mereka memiliki jumlah
bagian bergerak yang lebih sedikit dibandingkan dengan jenis pompa lainnya, sehingga lebih jarang
rusak. Mereka juga memerlukan energi yang lebih sedikit untuk dijalankan, sehingga menjadi pilihan
yang efisien biayanya untuk memompa air dari jarak jauh.

Namun, pompa airlift dapat dibatasi oleh jumlah udara yang tersedia untuk mereka. Ketika udara
yang dikompresi tidak tersedia dengan mudah, sumber udara cadangan diperlukan, seperti
kompresor udara.

lanjutkan
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa airlift, antara lain:

 Kemampuan pompa airlift dalam mengangkat air tergantung pada tekanan udara yang digunakan.
Semakin tinggi tekanan udara, maka semakin besar juga kemampuan pompa dalam mengangkat air.
 Ukuran pipa yang digunakan juga mempengaruhi kemampuan pompa airlift. Pipa yang lebih besar
akan memungkinkan aliran air yang lebih besar pula.
 Pompa airlift harus digunakan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan pada pipa yang
digunakan. Hal ini karena adanya tekanan udara yang tinggi yang digunakan dalam proses
pengangkutan air.
 Beberapa daerah mungkin memiliki batasan atau regulasi khusus untuk penggunaan pompa airlift,
seperti batasan pada kedalaman sumur atau jumlah air yang diperbolehkan untuk diambil.

lanjutkan
 Pompa airlift memerlukan sistem udara kompresor yang memadai untuk menyediakan udara yang
dibutuhkan dalam proses pengangkutan air. Jika tidak ada sistem udara kompresor yang tersedia,
pompa airlift tidak dapat digunakan.
 Pompa airlift tidak dapat digunakan untuk mengangkut air yang berisi partikel besar atau padatan
yang mungkin menyumbat pipa. Jika air yang akan diambil berisi partikel atau padatan, maka harus
dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum air dapat diangkut dengan pompa airlift.
 Pompa airlift juga harus digunakan dengan hati-hati jika air yang akan diambil berasal dari sumber
yang berbahaya, seperti sumber yang mungkin berisi bahan kimia berbahaya atau racun.

Secara umum, pompa airlift adalah pilihan yang baik untuk mengangkut air dari sumber yang berada
di bawah tanah, terutama jika sistem pengadaan air lainnya tidak mungkin atau tidak efisien
biayanya. Namun, beberapa hal perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa airlift, termasuk
ketersediaan udara kompresor dan kondisi air yang akan diambil.

analisa performanya seperti apa?


Analisa performa pompa airlift dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

1. Analisis efisiensi pompa: Efisiensi pompa dapat ditentukan dengan membandingkan jumlah energi
yang digunakan untuk mengangkut air dengan jumlah air yang sebenarnya diambil.
2. Analisis debit: Debit adalah jumlah air yang diambil oleh pompa dalam satuan waktu (misalnya liter
per detik). Debit dapat diukur dengan menggunakan flow meter atau alat ukur lainnya.
3. Analisis tekanan: Tekanan adalah gaya yang diterima oleh air yang diambil oleh pompa. Tekanan
dapat diukur dengan menggunakan manometer atau alat ukur tekanan lainnya.
4. Analisis head: Head adalah ketinggian yang dapat ditanggung oleh pompa dalam mengangkut air.
Head dapat diukur dengan menggunakan alat ukur tinggi atau level meter.
5. Analisis power: Power adalah jumlah energi yang digunakan oleh pompa untuk mengangkut air.
Power dapat diukur dengan menggunakan alat ukur daya atau power meter.
6. Analisis efisiensi sistem: Efisiensi sistem dapat diukur dengan membandingkan jumlah air yang
sebenarnya diambil dengan jumlah air yang seharusnya diambil.

Analisis performa pompa airlift ini dapat digunakan untuk menentukan kondisi pompa sekarang dan
memprediksi masa depannya. Analisis ini juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi air yang
akan diambil dan menentukan apakah perlu dilakukan proses pengolahan air sebelum air diambil.

formulanya?
Beberapa formula yang digunakan dalam analisis performa pompa airlift adalah:

1. Efisiensi pompa (ηp) = (Jumlah air yang diambil (Q) x tekanan (P)) / (daya yang digunakan (W))
2. Debit (Q) = jumlah air yang diambil dalam satuan waktu (misalnya liter per detik)
3. Tekanan (P) = gaya yang diterima oleh air yang diambil oleh pompa (misalnya dalam satuan bar)
4. Head (H) = ketinggian yang dapat ditanggung oleh pompa dalam mengangkut air (misalnya dalam
satuan meter)
5. Power (W) = jumlah energi yang digunakan oleh pompa untuk mengangkut air (misalnya dalam
satuan watt)
6. Efisiensi sistem (ηs) = (Jumlah air yang sebenarnya diambil (Q) / Jumlah air yang seharusnya diambil
(Qo))
Note: Semua formula diatas merupakan formula umum dan dapat saja berbeda untuk setiap jenis
pompa airlift yang digunakan.

contoh
Contoh analisis performa pompa airlift:

1. Sebuah pompa airlift digunakan untuk mengangkut air dari sumber air ke sebuah tangki air. Pompa
ini menggunakan daya listrik sebesar 2 kW dan mengangkut air dengan debit sebesar 10 liter per
detik. Tekanan yang diterima oleh air yang diambil adalah 2 bar.
2. Efisiensi pompa (ηp) = (10 liter/detik x 2 bar) / 2 kW = 20%. Artinya, 20% dari energi yang digunakan
oleh pompa digunakan untuk mengangkut air.
3. Head (H) dari pompa ini adalah 20 meter.
4. Efisiensi sistem (ηs) = (10 liter/detik) / (10 liter/detik) = 100%. Artinya, semua air yang seharusnya
diambil diambil oleh pompa.
5. Dengan analisis performa pompa ini, dapat diketahui bahwa pompa ini bekerja dengan efisien dan
efektif. Namun, jika efisiensi pompa rendah atau efisiensi sistem rendah, maka perlu dilakukan
perbaikan atau perawatan pada pompa tersebut.

contoh lain
Contoh analisis performa pompa airlift lainnya:

1. Sebuah pompa airlift digunakan untuk mengangkut air dari sumber air ke sebuah tangki air. Pompa
ini menggunakan daya listrik sebesar 3 kW dan mengangkut air dengan debit sebesar 15 liter per
detik. Tekanan yang diterima oleh air yang diambil adalah 1.5 bar.
2. Efisiensi pompa (ηp) = (15 liter/detik x 1.5 bar) / 3 kW = 7.5%. Artinya, hanya 7.5% dari energi yang
digunakan oleh pompa digunakan untuk mengangkut air.
3. Head (H) dari pompa ini adalah 25 meter.
4. Efisiensi sistem (ηs) = (12 liter/detik) / (15 liter/detik) = 80%. Artinya, hanya 80% dari air yang
seharusnya diambil diambil oleh pompa.
5. Dengan analisis performa pompa ini, dapat diketahui bahwa pompa ini tidak bekerja dengan efisien
dan efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kerusakan pada pompa,
tersumbatnya saluran air, atau kurangnya perawatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan atau
perawatan pada pompa tersebut.

bagaimana jika kita ingin mendesain sistem pompa airlift?


Untuk mendesain sistem pompa airlift, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. debit air yang diinginkan: debit air yang diinginkan harus ditentukan terlebih dahulu, sehingga dapat
memudahkan dalam memilih jenis dan ukuran pompa yang sesuai.
2. Head yang diinginkan: head yang diinginkan harus ditentukan terlebih dahulu, sehingga dapat
memudahkan dalam menentukan jenis dan ukuran pompa yang sesuai.
3. Tekanan yang diinginkan: tekanan yang diinginkan harus ditentukan terlebih dahulu, sehingga dapat
memudahkan dalam menentukan jenis dan ukuran pompa yang sesuai.
4. Sumber air: sumber air harus ditentukan terlebih dahulu, sehingga dapat memudahkan dalam
menentukan jenis dan ukuran pompa yang sesuai.
5. Sistem saluran air: sistem saluran air harus didesain sehingga dapat memudahkan dalam
menentukan jenis dan ukuran pompa yang sesuai.
6. Pemeliharaan dan perawatan: sistem pompa airlift harus didesain sehingga mudah untuk dilakukan
pemeliharaan dan perawatan.
7. Analisis efisiensi: analisis efisiensi sistem harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem bekerja
dengan efisien dan efektif.
8. Pemilihan pompa : Pemilihan pompa harus sesuai dengan kapasitas debit, head, tekanan, sumber air
dan kondisi sistem saluran air yang diinginkan.
9. Pemasangan dan instalasi: Pemasangan dan instalasi harus dilakukan dengan benar untuk
memastikan sistem bekerja dengan baik dan aman.

formulanya?
Beberapa formulasi yang digunakan dalam menganalisis performa pompa airlift meliputi:

1. Head pompa (H): Head pompa adalah tinggi tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dari
sumber air ke tujuan. Formulasinya adalah H = Hs + Hd + Hf + Hm (Hs = head static, Hd = head
dinamis, Hf = head frictional, Hm = head manometer)
2. Debit pompa (Q): Debit pompa adalah jumlah air yang dapat diangkut oleh pompa dalam satuan
waktu. Formulasinya adalah Q = V/t (V = volume, t = waktu)
3. Efisiensi pompa (η): Efisiensi pompa adalah perbandingan antara energi yang digunakan untuk
mengalirkan air dengan energi yang digunakan oleh pompa. Formulasinya adalah η = (Pout/Pin) x
100% (Pout = power output, Pin = power input)
4. Power pompa (P): Power pompa adalah besarnya daya yang digunakan oleh pompa untuk
mengalirkan air. Formulasinya adalah P = Q x H x SG (SG = specific gravity)
5. Kelajuan air (V): Kecepatan air yang melewati sektor pada pompa airlift. Formulasinya adalah V =
2πR/T (R = radius, T = waktu)
6. Perhitungan dimensi pipa : D = 2(Q/v)^0.5 (D = diameter, Q = debit, v = kecepatan air)

Itu hanyalah beberapa contoh dari formula yang digunakan dalam menganalisis performa pompa
airlift. Ada juga beberapa formula lain yang dapat digunakan tergantung pada kondisi dan
karakteristik sistem yang digunakan.

berikan contohnya
Contoh sederhana dari analisis performa pompa airlift adalah sebagai berikut:

1. Head pompa (H) = 100 meter


2. Debit pompa (Q) = 1000 liter/menit
3. Efisiensi pompa (η) = 75%
4. Power pompa (P) = (1000 x 100 x 1) x 0.75 = 75000 watt
5. Kelajuan air (V) = 2π x (0.2/60) = 0.2617 rad/s
6. Diameter pipa = 2(1000 / (0.2617 x 1))^0.5 = 3.2 meter

Dari contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa sistem pompa airlift dengan head 100 meter, debit
1000 liter/menit, efisiensi 75%, dan power 75000 watt memerlukan diameter pipa sebesar 3.2 meter.
Ini hanyalah contoh sederhana, dalam kondisi yang sesungguhnya harus diperhitungkan faktor-
faktor lain seperti tingkat kerusakan, kondisi operasi, dll.

Anda mungkin juga menyukai