Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pompa ( Pump )

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan sutu cairan (fluida)
dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Pompa
merupakan salah satu yang tertua dari mesin. Pompa digunakan di Mesir kuno, Cina, India,
Yunani dan Roma. Pompa adalah jenis yang paling umum digunakan kedua peralatan industri
setelah motor listrik. Pompa pertama adalah pompa kekuatan dan itu adalah menarik bahwa
awal diketahui contoh, pompa digunakan oleh orang Yunani di 300 SM dimasukkan sebuah
kapal udara. Penggunaan perangkat ini dihentikan di tengah-usia dan dihidup kan kembali di
16 th abad ketika terjemahan bahasa Jerman dari karya Yunani menggambarkan pompa
diterbitkan. pompa palingawal yang akan digunakan adalah pompa tangan. Lebih pompa
canggih yang bagaimanapun dikenal dengan Roma, seperti yang ditunjukkan oleh pompa
dorong silinder ganda sekarang diawetkan di museum Inggris, tetapi penggunaannya
tampaknya hilang dalam abad ini pada akhir Kekaisaran Romawi.
Pada zaman Romawi, pompa reciprocating pertama kali muncul (250 SM) dan ini
tetap jenis pompa utama yang digunakan selama beberapa abad, dioperasikan dengan tangan,
hewan, air atau tenaga angin, skill mekanik dikembangkan,dan logam datang lebih ke
penggunaan, tetapi faktor pembatas dengan semua pompa ini lebih tua adalah output daya
yang relatif rendah yang disampaikan oleh mereka. Kekuasaan tertinggi yang dikembangkan
oleh angin mil atau roda air yang dari urutan 10 tenaga kuda (hp). Pompa reciprocating, yang
mengandalkan hisap, hanya bisa mengangkat air sedikit di atas 10 meter (Shuaibu, 2007).

2.2 Pompa Hidram

Pompa hidram sudah digunakan sejak dua abad lalu dibannyak tempat di dunia.
Pompa hidram pertama dibuat oleh john whitehurst pada tahun 1775. Kesederhanaan dan
kemudahan dalam pemeliharaan membuat pompa hidram sukses secara komersial, terutama
di eropa sebelum digunakan secara luas tenaga listrik dan mesin pompa. Di amerika, pompa
hidram terbesar pernah di buat dengan diameter 300 mm mampu memompa 1700 liter/menit
sampai ketinggian 43 meter. Namun karena perkembangan teknologi yang pesat dan
meningkatnya ketergantungan pada bahan bakar fosil, maka pompa hidram di abaikan akhir-
akhir ini dengan meningkatnya perhatian pada peralatan-peralatan untuk energi terbarukan
dan kesadaran kebutuhan teknologi di negara berkembang , pompa hidram di pake kembali.
Pompa hidram bekerja tanpa menggunakan bahan bakar atau tambahan energi dari
luar. pompa ini memanfaatkan tenaga aliran air yang jatuh dari tempat suatu sumber air dan
sebagian dari air itu dipompakan ke tempat yang lebih tinggi. Pada berbagai situasi,
penggunaan pompa hidram memiliki banyak keuntungan dibandingkan penggunaan jenis
pompa air lainnya, diantaranya tidak membutuhkan bahan bakar atau tambahan tenaga dari
sumber lain, tidak membutuhkan pelumas, bentuknya sangat sederhana, dan biaya
pembuataannya serta pemeliharaannya sangat murah dan tidak memerlukan kebutuhan
keterampilan teknik tinggi untuk membuatnya. selain itu pompa ini mampu bekerja dua puluh
empat jam per hari, Pompa hidram sangat tepat untuk daerah-daerah yang penduduknya
mempunyai keterampilan teknis yang terbatas, karena pemeliharaan dibutuhkan sederhana.

Pompa hidram adalah sebuah pompa yang energi atau tenaga penggeraknya berasal
dari tekanan atau hantaman air yang masuk ke dalam pompa melalui pipa. Untuk itu,
masuknya air yang berasal dari sumber air ke dalam pompa harus berjalan secara kontinyu
atau terus menerus agar pompa dapat terus bekerja.

Gambar 2.1. Instalasi pompa hidram

Keterangan :

A = Tangki Pemasukan
B = Pipa pemasukan
C = Lubang katup limbah
D = Pemberat Katup Limbah
E = Limbah
F = Katup limbah
G = Udara
I = Penghantar
J = Udara
K = Penghantar
L = Pengeluaran pipa penghantar
H = Vertikal antara lubang katup limbah dengan lubang pengeluaran pipa
penghantar
h = Vertikal antara permukaan air dalam tangki pemasukan dengan lubang
katup limbah
W1 = Air yang terbuang melalui katup limbah
W2 = Pompa.
Penggunaan pompa hidram dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya :
a) Untuk mengairi sawah dan ladang ataupun areal perkebunan yang membutuhkan
pasokan air secara berkesinambungan. Hal ini cocok diterapka di daerah pertanian dan
persawahan tadah hujan yang tidak terjangkau oleh jaringan irigasi dan terletak di tempat
yang lebih tinggi daripada sumber air, karena pompa hidram dapat memompa air dari
bawah ke tempat yang lebih tinggi dalam jumlah yang memadai,
b) Untuk mengairi kolam dalam usaha perikanan atau tambak,
c) Mampu menyediakan air pada usaha peternakan,
d) Mampu memasuk air untuk kebutuhan industri atau pabrik-pabrik pengolahan,
e) Air yang dihasilkan dapat menggerakan turbin yang berputar karena kekuatan air y ang
masuk dari pompa hidram, sehingga mampu menghasilkan listrik bila
dihubungkan dengan generator.

2.3. Bagian – Bagian Pompa Hidram

Dalam konstruksi pompa hidram, ada beberapa bagian atau komponen pada pompa
yang sangat menentukan bisa atau tidaknya pompa bekerja sesuai dengan syarat syarat yang
ada dilingkungan pemasangan pompa. Bagian bagian pompa harus memiliki akurasi yang
baik agar pompa hidram dapat bekerja dengan efisiensi yang sesuai karakteristiknya.

2.3.1 Pipa pemasukan (drive pipe)


Diameter dan panjang pipa pemasukan (drive pipe) sangat penting dalam
mempengaruhi kinerja pompa hidram. Untuk mengetahui kualitas dimensi pipa
pemasukan yang paling tepat digunakan untuk konstruksi pompa hidram maka dapat
digunakan persamaan rasio (perbandingan) dari panjang pipa besi (L) dan diameter
pipa besi (D) yang mana batasan perbandingan tersebut harus diantara 150 sampai
1000 dan juga rasio (perbandingan) antara panjang pipa besi (L) dan supply head (H)
harus bernilai di antara 3 - 7.
Visikositas air dan gesekan pada dinding pipa besi (friction) juga dipengaruhi
oleh diameter pipa besi pemasukan dimana rasio yang hampir sama antara pipa besi
dan volume air akan membuat visikositas air dan gesekan yang terjadi semakin
membesar yang otomatis akan menurunkan kecepatan aliran air dan mereduksi
effesiensi pompa hidram.

2.3.2 Pipa pengantar (delivery pipe)


Hidram dapat memompa air pada ketinggian yang cukup tinggi. Dengan
menggunakan pipa besi pengantar (delivery iron pipe) yang panjang akan
menyebabkan ram harus mengatasi gesekan antara air dengan dinding pipa besi. Pipa
besi pengantar dapat dibuat dari bahan apapun, termasuk pipa plastik tetapi dengan
syarat bahan tersebut dapat menahan tekanan dinamik air.

2.3.3 Katup Buang (waste valve)


Katup Buang merupakan salah satu komponen terpenting pompa hidram, oleh
sebab itu katup limbah harus dirancang dengan baik sehingga berat dan gerakannya
dapat disesuaikan. Katup limbah sendiri berfungsi untuk mengubah energi kinetik
fluida kerja yang mengalir melalui pipa besi pemasukan menjadi energi tekanan
dinamis fluida yang akan menaikkan fluida kerja menuju tabung udara.
Katup buang dengan beban yang berat dan panjang langkah yang cukup jauh
memungkinkan fluida mengalir lebih cepat, sehingga saat katup limbah menutup,
akan terjadi lonjakan tekanan yang cukup tinggi, yang dapat mengakibatkan fluida
kerja terangkat menuju tabung udara. Sedangkan katup buang dengan beban ringan
dan panjang langka lebih pendek, memungkinkan terjadinya denyutan yang lebih
cepat sehingga debit air yang terangkat akan lebih besar dengan lonjakan tekanan
yang lebih kecil. Beberapa desain katup buang yang sering digunakan diantaranya:
Gambar 2.2, Beberapa jenis katup buang (waste valve).
Adapun bagian – bagian sebuah katup buang dapat dilihat dari gambar
dibawah ini:

Gambar 2.3 Bagian – Bagian Katup Buang.


Keterangan gambar :
1) Karet katup
2) Mur penahan katup
3) Tangkai katup
4) Plat Katup
5) Mur pengikat katup (Ari Budiono, 2017).

2.3.4 Katup pengantar (delivery valve)


Katup pengantar (delivery valve) harus mempunyai lubang besar sehingga
memungkinkan air yang dipompa memasuki ruang udara (air chamber). Katup ini
dapat dibuat dengan bentuk yang sederhana yang dinamakan katup searah (non
return), katup ini dibuat dari karet kaku dan bekerja seperti pada katup kerdam.
Gambar 2.4. Beberapa jenis katup pengantar (delivery valve).

2.3.5 Ruang udara (air chamber)


Ruang udara harus dibuat sebesar mungkin untuk memampatkan udara dan
menahan tegangan tekanan (pressure pulse) dari siklus ram, memungkinkan aliran air
secara tetap melalui pipa besi pengantar dan kehilangan tenaga karena gesekan
diperkecil. Jika ruang udara penuh air, ram akan bergetar keras dan dapat
mengakibatkan ruang udara pecah. Jika hal ini terjadi ram harus dihentikan degan
segera. Beberapa ahli menyarankan bahwa volume ruang udara harus sama dengan
volume air dalam pipa besi pengantar. Pada pipa besi pengantar yang panjang hal ini
akan membutuhkan ruang udara yang terlalu besar dan untuk itu sebaiknya dirancang
ruang udara dengan ukuran yang kecil.

2.3.6 Katup udara (air valve)


Udara yang tersimpan dalam ruang udara diisap perlahan-lahan oleh turbulensi
air yang masuk melalui katup pengantar dan hilang ke dalam pipa pengantar. Udara
ini harus diganti dengan udara baru melalui katup udara (Gambar 2.5).
Katup udara harus disesuaikan sehingga mengeluarkan semprotan air yang
kecil setiap terjadi denyutan kompressi. Jika katup udara terbuka terlalu besar, maka
ruang udara terisi dengan udara dan air akan memompa udara. Jika katup kurang
terbuka sehingga memungkinkan masuknya udara yang cukup banyak maka hidram
akan bergetar. Keadaan ini harus diperbaiki dengan memperkecil lubang udara.
Gambar 2.5, Katup udara (air valve)

2.4. Mekanisme Pompa Hidram


Air mengalir dari suatu sumber atau sebuah tangki melalui pipa pemasukan dan keluar
melalui katup limbah (waste valve). Aliran air yang keluar melalui katup limbah cukup cepat,
maka tekanan dinamik yang merupakan gaya ke atas mendorong katup limbah sehingga
tertutup secara tiba-tiba sambal menghentikan aliran air dalam pipa besi pemasukan (drive
iron pipe). Aliran air yang terhenti mengakibatkan tekanan tinggi terjadi secara tiba-tiba
dalam ram, jika tekanan cukup besar akan mengatasi tekanan dalam ruang udara (air
chamber) pada katup pengantar (delivery valve) dengan demikian membiarkan air mengalir
ke dalam ruang udara dan seterusnya ke tangki penampungan. Gelombang tekanan atau
“hammer” dalam ram sebagian dikurangi dengan lolosnya air ke dalam ruang udara dan
denyut tekanan melompat kembali ke pipa besi pemasukan mengakibatkan hisapan di dalam
badan ram. Hal ini menyebabkan katup pengantar menutup kembali dan menghalangi
mengalirnya air kembali ke dalam ram.
Katup limbah turun atau terbuka dan air sumber air melalui pipa besi pemasukan
mengalir ke luar dan siklus tadi terulang lagi.Sejumlah kecil udara masuk memalui katup
udara (air valve) selama terjadi hisapan pada siklus tersebut. Air masuk ke dalam ruang udara
melalup katup pengantar pada setiap gelombang air yang masuk ke dalam ruang udara.
Ruang udara diperlukan untuk meratakan perubahan tekanan yang drastic dalam hidram.
Udara dimampatkan dalam ruang dan secara kontinyu terjadi pergantian dengan udara baru
yang masuk melalui katup udara, sebab ada sebagian udara yang telah dimampatkan bersama
dengan air ke luar melalui pipa pengantar, dan selanjutnya ke tangki penampungan. Dengan
mengatur berat katup limbah dan jarak antara lubang katup dengan lubang limbah, di
harapkan hidram dapat memompa air sebanyak mungkin dan biasanya terjadi bila siklus kira-
kira 75 kali tiap menitnya. Pada gambar 2.6 diperlihatkan diagram siklus yang menunjukan
satu siklus denyut tekanan dari hidram.
Periode 1.
Akhir siklus yang sebelumnya, kecepatan air melalui ram mulai bertambah, air
melalui katup limbah yang sedang terbuka, timbul tekanan negative yang kecil dalam
hidraulik ram.
Periode 2.
Aliran bertambah sampai maksimum melalui katup limbah yang terbuka dan
tekanan dalam pipa pemasukan juga bertambah secara bertahap.
Periode 3.
Katup limbah mulai menutup dengan demikian menyebabkan naiknya tekanan
dalam hidraulik ram. Kecepatan aliran dalam pipa besi pemasukan telah mencapai
maksimum.
Periode 4.
Katup limbah tertutup, menyebabkan terjadinya palu air (water hammer) yang
mendorong air melalui katup pengantar.Kecepatan aliran pipa besi pemasukan
berkurang dengan cepat.
Periode 5.
Denyut tekanan terupukul ke dalam pipa besi pemasukan, menyebabkan
timbulnya hisapan kecil dalam hidraulik ram. Katup limbah terbuka karena hisapan
tersebut dan juga karena beratnya sendiri. Air mulai mengalir lagi melalui katup
limbah dan skilus hidraulik ram terulang lagi.

Gambar 2.6. Diagram satu siklus kerja pompa hidram.


2.5. Mekanika Fluida
Mekanika fluida merupakan salah satu cabang tertua dari ilmu fisika dan merupakan
pondasi bagi pengetahuan dan aspek lain ilmu terapan dan keteknikan (engineering) yang
memperhatikan gerakan dan keseimbangan fluida. Ilmu ini merupakan suatu subjek yang
mendasari hampir semua bidang keteknikan seperti; mechanical engineering, civil
engineering, aerospace, naval architecture, marine engineering serta bidang-bidang lain
seperti; astrophysics, biology, biomedicine, plasma-physics Studi mengenai seluruh aspek
tingkah laku fluida kemudian dapat dibagi menjadi tiga kategori; statika fluida, kenematika
fluida dan dinamika fluida. Pada 19 kasus pertama, elemen fluida berada pada keadaan
relative terhadap lainnya sehingga bebas dari tegangan geser (shear stress). Distribusi-
distribusi tekanan statis dalam suatu fluida dan pada benda benda yang tenggelam didalam
suatu fluida dapat ditentukan dari analisa statika.Kinematika fluida berhubungan dengan studi
mengenai translasi, rotasi dan rate deformasi dari suatu partikel fluida.Analisa ini berguna
dalam menentukan metode yang menggambarkan gerakan suatu partikel dan dalam
menganalisa bentuk aliran.Selanjutnya, perlu untuk mengadakan Analisa dinamis bagi suatu
gerakan fluida untuk menentukan efek-efek fluida tersebut beserta lingkungannya terhadap
gerakan.Analisa dinamis meliputi pertimbangan terhadap gaya-gaya yang bekerja pada
partikel-partikel fluida yang bergerak. Karena adanya gerakan relative dari partikel - partikel,
maka gaya geser menjadi penting dalam analisa tersebut.

2.6. Jenis aliran fluida


Ada dua jenis aliran fluida; laminar dan turbulen yang pertama kali diperlihatkan oleh
Osborn Reynold pada tahun 1883. Ketika suatu fluida didalam tabung memperlihatkan bahwa
partikel-partikel fluida bergerak mengalir dalam keadaan sejajar dan lurus maka keadaan
aliran disebut sebagai aliran laminar yang mengartikan aliran dalam keadaan stabil atau
steady. Tetapi begitu kecepatan fluida dinaikan maka bentuk aliran fluida didalam tabung
menjadi berubah. Pertama fase fluida dalam bentuk bentuk bergelombang, kemudian pada
daerah dekat entrance menjadi putus menjadi sejumlah pusaran atau vortices. Aliran tersebut
dinamai sebagai aliran fluida turbulen 20 dimana keadaan fluida tidak stabil mengalir dalam
suatu tabung atau unsteady. Pada gambar 2.7 menunjukan perbedaan aliran laminar dan
turbelensi. Untuk suatu kasus normal dari suatu aliran yang mengalir dalam pipa lurus yang
diameternya uniform dan kekasarannya normal maka aliran tetap dalam kondisi laminar pada
angka Reynold dibawah 2000. Lebih dari nilai tersebut aliran akan menjadi turbulen.
Gambar 2.7. Aliran turbulensi dan Aliran laminar

2.7. Kecepatan dan kapasitas aliran fluida


Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk
membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga pengukuran kecepatan
merupakan fase yang sangat penting dalam menganalisa suatu aliran fluida. Kecepatan dapat
diperoleh dengan melakukan pengukuran terhadap waktu yang dibutuhkan suatu partikel
yang dikenali untuk bergerak sepanjang jarak yang telah ditentukan. Besarnya kecepatan
aliran fluida pada suatu pipa mendekati nol pada dinding pipa dan mencapai maksimum pada
tengah-tengah pipa. Kecepatan biasanya sudah cukup untuk menempatkan kekeliruan yang
tidak serius dalam masalah aliran fluida sehingga penggunaan kecepatan sesungguhnya
adalah pada penampang aliran. Bentuk kecepatan yang digunakan pada aliran fluida
umumnya menunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika tidak ada keterangan lain yang
disebutkan.

Gambar 2.8 Profil kecepatan pada saluran tertutup


Gambar 2.9. Profil kecepatan pada saluran terbuka
Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalirdalam suatu
pipa. Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume, berat atau massa fluida
dengan masing-masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume (m3/s), laju aliran
berat (N/s) dan laju aliran massa (kg/s).
2.8. Energi
Energi pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.
Kerja merupakan hasil pemanfaatan dari sebuah gaya yang melewati suatujarak dan
umumnya didefenisikan secara matematika sebagai hasil perkalian darigaya dan jarak yang
dilewati pada arah gaya yang diterapkan tersebut. Energi dankerja dinyatakan dalam satuan
N.m (Joule). Setiap fluida yang sedang bergerak selalu mempunyai energi. Dalam
menganalisa masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan adalah mengenai energi
potensial, energi kinetik dan energi tekanan. Energi potensial menunjukkan energi yang
dimiliki fluida dengan tempat jatuhnya. Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki
oleh fluida karena pengaruh kecepatan yang dimilikinya. Energi tekanan disebut juga dengan
energi aliran adalah jumlah kerja yang dibutuhkan untuk memaksa elemen fluida bergerak
menyilang pada jarak tertentu dan berlawanan dengan tekanan fluida.

2.9. Debit Aliran


Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu
tempat atau yang dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satuan waktu. Debit aliran adalah
jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Satuan debit adalah meter kubik
per detik (m3/s). Debir aliran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
(Zulfahri, 2018):
𝑉
𝑄= ..............................................................................(Lit. 7)
𝑡

Dimana;
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Volume aliran (m3)
t = Waktu (s)
2.10. Efisiensi Pompa Hidram
Efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan sebuah kegiatan yang dinilai berdasarkan
besarnya biaya atau sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Efisiensi pada sebuah instalasi pompa hidram ditentukan oleh berbagai faktor, baik dari
dimensi atau bahan yang digunakan untuk membuat pompa hidram serta tergantung dari
karakteristik instalasi pompa hidram yang berbeda pada lokasi pemasangan yang diinginkan.
Untuk mengetahui efisiensi pompa hidram biasanya dalam penelitian dapat menggunakan
dua persamaan efisiensi yaitu efisiensi D’Aubuisson dan efisiensi Rankine. Berikut beberapa
persamaan efisiensi yang dapat dilakukan;
1. Menurut D’Aubuisson
Menurut D’Aubuisson, perhitungan efisiensi pompa hidram berpatokan pada katup
limbah untuk digunakan sebagai datum. Efisiensi D’Aubuission dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
q(H + h)
𝜂 =(Q + q)H .............................................................(Lit. 6)

Dimana ;
Ƞ = efisiensi pompa hidram (%)
q = debit hasil (m3/s)
Q = debit limbah (m3/s)
h = head keluar (m)
H = head masuk (m)
2. Menurut Rankine
Sedangkan efisiensi menurut Rankine adalah perbandingan antara selisih tinggi
tekan isap dan sisi buang yang dikali kapasitas pengisapan dengan tinggi tekan isap
dikalikan kapsitas air yang dipindahkan. Efisiensi Rankine dapat dihitung mengunakan
persamaan berikut:
qh
𝜂 =QH ..................................................................(Lit. 6)

Dimana :
Ƞ = efisiensi pompa hidram (%)
q = debit hasil (m3/s)
Q = debit limbah (m3/s)
h = head keluar (m)
H = head masuk (m)
3. Efisiensi juga dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:
Q
𝜂 = q 𝑥 100% .......................................................(Lit. 7)

Dimana;
𝜂 = Efisiensi pompa hidram (%)
Q = Debit hasil (m3/s)
q = Debit buang (m3/s)
2.11. Head Pompa

Head pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti
direncanakan, dapat ditentukan dan kondisi instilasi yang akan dilayani oleh pompa.
Persamaan head pompa atau tinggi tekanan pompa dapat ditulis sebagai berikut.
1
H = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + ℎ℩ + (𝑣𝑑2 − 𝑣𝑠2 )
2𝑔

Dimana:

H = head pompa (m)

ℎ𝑎 = head statis pompa (m) head ini adalah perbedaan tinggi antara muka
air di sisi keluar sisi isap

∆ℎ𝑝 = perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air,∆
hp = 0, jika kedua sisi muka air berhubungan dengan udara.

ℎ℩ = kerugian gesek dan berbagai kerugian minor seperti kerugian bentuk


ujung pipa, kerugian katup, kerugian belokan dan kerugian
sambungan (m).

𝑣𝑑 = kecepatan aliran rata-rata sisi keluar (m/s)

𝑣𝑠 = kecepatan aliran rata-rata sisi isap (m/s)

g = percepatan gravitasi (9,81 𝑚/𝑠 2 )


2.12. DATA PENELITIAN POMPA HIDRAM SEBELUMNYA

Tabel 2.1 Data Penelitian Sebelumnya


NO. HEAD TINGGI VARIASI TEKANAN DEBIT DEBIT HAED WAKTU
AIR TABUNG BEBAN PADA AIR TERBUANG AIR (t)
MASUK UDARA KATUP TABUNG NAIK (Qw) NAIK (M)
(M) (M) (KG) (BAR) (ml)
1,3 0,75 2460 70100 12 m 60 detik
1. 3m

1,5 0,8 3860 70200 12 m 60 detik


I(0,5) (3 in)
2,2 0,8 4500 70250 12 m 60 detik

1,3 0,75 4000 71550 12 m 60 detik


2. 3m

1,5 0,75 4050 71600 12 m 60 detik


II(1)
2,2 0,7 4100 71600 12 m 60 detik

1,3 0,7 4000 72000 12 m 60 detik


3. 3m

1,5 0,8 4050 72000 12 m 60 detik


III(1,5)
2,2 0,7 4550 72200 12 m 60 detik

Anda mungkin juga menyukai