1 Maret 2021
ABSTRAK
Arus awal yang besar dalam proses Starting berpotensi merusak motor induksi. Dalam
meminimalisir resiko kerusakan, dibutuhkan metode starting yang tepat. Metode Direct On Line
(DOL) merupakan metode starting yang umum digunakan pada motor induksi karena
instalasinya yang ekonomis dan efisiensi kerjanya tinggi. Metode starting yang juga memiliki
efisiensi kerja yang baik adalah Variabel Speed Drive (VSD). Perlu adanya analisis
perbandingan diantara kedua metode tersebut untuk mengetahui bagaimana performa dari
kedua metode tersebut.
Hasil penelitian, berlangsungnya unjuk kerja kedua metode starting pada motor fan
untuk cooling tower menunjukkan bahwa performa metode VSD lebih unggul dibandingkan
dengan metode DOL. Performa Starting pada motor induksi terlihat dari nilai efisiensi dan nilai
ekonomis metode DOL dan VSD. Performa tersebut tentunya dengan memperhatikan arus,
kecepatan putaran dan daya keluaran yang dihasilkan.
Kata kunci : DOL, VSD, Motor Induksi, Analisis Perbandingan Metode Starting
ABSTRACT
The large starting current in the starting process has the potential to damage the
induction motor. In minimizing the risk of damage, proper starting methods are needed. The
Direct On Line (DOL) method is a starting method commonly used in induction motors because
of its economical installation and high work efficiency. The starting method which also has good
work efficiency is the Variable Speed Drive (VSD). There needs to be a comparative analysis
between the two methods to find out how the performance of the two methods is.
Research results, the ongoing performance of the two starting methods on the fan
motor for cooling towers shows that the performance of the VSD method is superior to that of
the DOL method. Starting performance on an induction motor can be seen from the efficiency
and economic value of the DOL and VSD methods. This performance is of course taking into
account the current, rotation speed and the resulting output power.
Key Words : DOL, VSD, Induction Motors, Comparative Analysis of Starting Method
pada motor induksi perlu menjadi perhatian sinusoidal terdistorsi yang akan
untuk meminimalisir potensi kerusakan menghasilkan harmonisa sehingga akan
pada mesin. dapat menimbulkan beberapa kerugian,
Berdasarkan uraian tersebut, seperti: menurunkan kualitas sistem tenaga
penulis bermaksud melakukan analisis listrik yang mengakibatkan pemanasan
perbandingan performa pada metode pada peralatan, penurunan faktor daya,
starting motor induksi. Metode Direct On naiknya distorsi terhadap input, kegagalan
Line (DOL) dan Variable Speed Drive fungsi dari peralatan elektronik yang
(VSD) menjadi pilihan penulis untuk sensitif, menurunkan efisiensi (5).
menguji performanya terhadap Motor Fan
pada Cooling tower. 2.4 Efisiensi Motor Induksi
Efisiensi motor induksi adalah
2. KAJIAN PUSTAKA ukuran keefektifan motor induksi untuk
2.1 Motor Induksi mengubah energi listrik menjadi energi
Motor induksi selalu berputar di mekanis yang dinyatakan sebagai
bawah kecepatan sinkron karena medan perbandingan antara masukan dan
magnet yang dihasilkan di stator akan keluaran atau dalam bentuk energi listrik
menghasilkan fluks masuk rotor sehingga berupa perbandingan watt keluaran dan
rotor dapat berputar (2). Motor induksi 3 watt masukan (6).
fasa merupakan motor induksi yang
dioperasikan pada sistem tenaga 3 fasa. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Motor induksi 3 fasa dihubungkan dengan Penelitian ini dilakukan di
sumber 3 fasa sehingga pada stator Laboratorium Program Studi Teknik Elektro
mengalir arus tiga fasa yang kemudian Fakultas Teknik Universitas Udayana dan
menghasilkan medan putar (3). waktu penelitian dimulai dari bulan
November sampai Desember 2020.
2.2 Metode Direct On Line (DOL) Analisis Data dapat dilihat pada Gambar 7
Direct online starting (DOL) berikut ini :
merupakan metode starting yang umum
digunakan pada motor listrik. Starting
langsung DOL merupakan cara paling
sederhana, dimana stator langsung
dihubungkan langsung dengan sumber
tegangan, artinya tidak perlu mengatur atau
menurunkan tegangan pada saat starting.
Penggunaan metode ini sering dilakukan
untuk motor-motor AC yang mempunyai
kapasitas daya yang kecil (4).
I start
P Dari kedua data tersebut baik
3.V cos secara pengukuran maupun perhitungan,
250.000W kecepatan putaran motor dengan metode
I start
3.660V .0,89 VSD lebih kecil dibandingkan dengan
250.000W
I start kecepatan putaran motor dengan metode
1.017,41V
DOL. Hal ini disebabkan oleh frekuensi
I start 245,72 A
pada VSD bisa diatur lebih kecil dari pada
Arus yang diperoleh sebesar
frekuensi sistem. Semakin kecil frekuensi
245,72 A, sementara pada saat beroperasi
maka kecepatan putaran motor juga akan
arus yang diukur sebesar 195,6 A. Pada
semakin kecil.
VSD, besarnya arus jika dihitung secara
manual diperoleh hasil sebagai berikut.
4.4 Perbandingan Efisiensi Motor
P
I start Induksi Metode Starting DOL
3.V cos
83.000W dan VSD
I start
3.579V .0,89 Besarnya nilai efisiensi pada motor
83.000W induksi metode DOL sebagai berikut :
I start
892,54V Pin 3 V x I x cos
I start 92,99 A 3 x 660 V x 255 A x 0,89
Sementara jika dilakukan pengukuran 259.438,7 W
diperoleh arus sebesar 122,48 A. 259,44kW
Pout = 250 kW
300 Pout
η x100%
Pin
200 250 kW
Arus η x100%
259,44 kW
100 (ampere) η 0 ,9636 x 100%
0 96,36%
DOL VSD Perbandingan efisiensi yang dilihat
Gambar 2. Diagram arus metode DOL dan VSD dari kedua metode ini adalah, pada metode
DOL karena pengasutannya dilakukan
4.3 Perbandingan Kecepatan secara langsung maka efisiensi bisa
Putaran Motor dengan Metode dihitung secara langsung juga yaitu
Starting DOL dan VSD sebesar 96,36%, sementara untuk metode
Dari hasil pengukuran, besarnya kecepatan VSD, frekuensi yang diatur belum
putaran motor yang dihasilkan dengan mencapai frekuensi sistem tetapi motor
metode DOL sebesar 1489 rpm. Jika sudah bekerja dengan normal memenuhi
dilakukan perhitungan diperoleh hasil kebutuhan beban. Dari kondisi ini bisa
sebagai berikut : dikatakan bahwa efisiensi motor
120 f menggunakan VSD akan lebih unggul.
rpm
P
120 x 50,16 Hz 4.5 Perbandingan Biaya Energi
rpm
4
rpm 1.504,8 rpm Listrik Metode Starting DOL
Pada metode VSD, kecepatan dan VSD
putaran motor dari hasil pengukuran Besarnya pemakaian energi listrik
sebesar 1271 rpm. Jika dilakukan motor induksi selama sehari (24 jam)
perhitungan, diperoleh hasil : dengan metode DOL sebagai berikut.
rpm
120 f W P.t
P W 250 kW x 24 jam
120 x 42,37Hz
rpm
4 W 6.000 kWh
rpm 1.271,1 rpm
Besarnya tarif energi listrik sebesar juga cenderung lebih kecil dibandingkan
Rp 1.114,74/kWh (Penetapan Penyesuaian dengan DOL.
Tarif Energi Listrik oleh Kementerian ESDM
per 1 September 2020), maka asumsi biaya 4.6 Hubungan Kecepatan Putaran
pemakaian energi listrik 24 jam dalam dan Daya Keluaran
sehari : Besarnya kecepatan putaran VSD
Biaya energi listrik 6.000 kWh x Rp 1.114,74/kWh lebih kecil dibandingkan dengan DOL.
Rp 6.688.440 Kecepatan putaran DOL yang terukur 1489
Biaya pemakaian energi listrik rpm, sedangkan untuk VSD sebesar 1271
dalam sebulan adalah: rpm. Pada metode DOL, frekuensi yang
30 hari x Rp 6.688.440= Rp 200.653.200 digunakan sebesar 50 Hz, setelah diukur
Sementara untuk metode VSD, diperoleh frekuensi 50,16 Hz. Pada VSD
besarnya pemakaian energi listrik motor dengan beban yang sama, penggunaan
induksi dalam sehari (24 jam) sebagai frekuensi 42,37 Hz sudah menuhi daya
berikut. yang dibutuhkan. Frekuensi sebanding
W P.t dengan kecepatan putaran motor.
W 83 kW x 24 jam Frekuensi yang rendah akan mengurangi
W 1.992 kWh kecepatan putaran motor, dan frekuensi
Dengan tarif biaya energi listrik yang besar akan menaikkan kecepatan motor.
sama, maka asumsi biaya pemakaian Kecepatan putaran yang rendah inilah yang
energi listrik dengan metode VSD selama memperkecil daya motor pada
24 jam dalam sehari :
Biaya energi listrik 1992 kWh x Rp 1.114,74/kWh 2000
Rp 2.220.562,08 1500
Biaya pemakaian energi listrik 1000
dalam sebulan adalah: 500
30 hari x Rp 2.220.562,08 = Rp 66.616.862,40 0
Arus sistem yang tertera pada Kecepatan DAYA ( KW)
name plate sebesar 255 A, setelah Putaran (rpm)
dilakukan pengukuran dengan metodel DOL VSD
DOL dan VSD diperoleh hasil masing –
masing arus yang terukur 195,6 A dan Gambar 4. Diagram perbandingan daya keluaran dan
122,48 A. Sementara untuk daya keluaran kecepatan putaran DOL dan VSD
yang dihasilkan DOL dan VSD masing –
masing 250 kW dan 83 kW. 4.7 Analisis Karakteristik Metode
Starting DOL dan VSD
300
200
100
0
ARUS(A) DAYA(kW)
DOL VSD
Gambar 3. Diagram Perbandingan Arus dan Daya
DOL dan VSD
Arus yang dihasilkan pada metode
starting VSD lebih kecil dibandingkan
Gambar 5. Grafik Karakteristik metode starting DOL
dengan DOL. Hal ini sebanding dengan dan VSD
daya keluaran yang terukur pada VSD yang