Mesin listrik memerlukan pengontrolan untuk memulai
motor (mengasut), mengatur kecepatan motor dan menghentikan putaran motor (mengerem). Mesin listrik terdiri dari tiga bagian terpisah yang terdiri dari: 1. Mesin itu sendiri, yang dirancang untuk melakukan pekerjaan tertentu dan sesuai dengan yang dikehendaki. 2. Motor listrik, yang dipilih sesuai dengan kapasitas mesin. 3. Sistem kontrol atau pengendalinya. 1.1 Pengertian Kontrol Listrik
Kata kontrol berarti mengendalikan atau mengatur,
jadi ketika kita bicara tentang kontrol motor atau mesin, kita membahas mengenai pengendalian dan pengaturan fungsi dari motor atau mesin tersebut. Ketika diaplikasikan pada motor, maka kontrol listrik melakukan beberapa fungsi seperti pengasutan (starting), pengaturan kecepatan, sistem proteksi, putar balik (reverse) dan pengereman (stop). Berbagai perlengkapan yang dipergunakan untuk mengendalikan fungsi motor listrik tersebut disebut sistem kontrol atau kontrol komponen. 1.2 Kontrol Manual 1.2 Kontrol Manual
Kontrol manual hanya mempunyai pengendalian yang
dilakukan oleh tangan. Kontrol manual sering digunakan ketika hanya mengendalikan fungsi motor untuk start dan stop saja. Kontrol manual hanya memerlukan seorang operator untuk memindah toggle-switch atau menekan push- buttons untuk mengoperasikan atau mematikan mesin. 1.3 Kontrol Semiautomatis 1.3 Kontrol Semi-automatis
Kontrol semi-automatis menggunakan sakalar
magnetik dan beberapa perangkat lainnya seperti push-button, saklar-toggle, drum-switches dan perangkat serupa lainnya. Akan tetapi komponen yang sering digunakan adalah push-button karena sangat kompak dan relatif murah. Sebuah sistem kontrol yang mempergunakan perangkat saklar magnetik atau biasa disebut kontaktor magnetik dikategorikan ke dalam sistem kontrol semi-automatis. Sebagai sistem proteksinya adalah dengan menggunakan thermal overload. 1.4 Kontrol Automatis 1.4 Kontrol Automatis
Sebuah kontrol automatis dalam bentuk yang paling
sederhana adalah magnetik starter atau kontaktor yang dikontrol (dikendalikan) oleh satu atau lebih perangkat switch otomatis seperti limit switch, proximity switch, timer dll. Perangkat switch otomatis tersebut adalah sebagai sumber informasi untuk mengendalikan sistem rangkaian. Sebagai contoh thermostat, level switch, pressure switch atau flow switch dapat digunakan untuk menyediakan informasi pengontrolan variable- process. 1.4 Kontrol Automatis
Dalam kontrol automatis, dikenal istilah kontrol loop
tertutup dan kontrol loop terbuka. Kontrol loop terbuka masih menggunakan sistem kontrol manual dimana seorang operator memberikan keputusan, seperti kapan motor akan start dan kapan motor akan stop dan sebagai contoh masih menggunakan switch untuk melakukan perintah motor start dan stop. Kontrol loop tertutup dicontohkan oleh kontrol level switch untuk mengatur liquid (cairan) dalam tangki. 1.4 Kontrol Automatis 1.4 Kontrol Automatis
Pada sistem loop tertutup dapat kita lihat feed back
(umpan balik) informasi mengenai proses parameter (sebagai contohnya adalah level) dan perbandingan informasi menggunakan referensi (untuk mengatur level liquid yang diinginkan), sebuah keputusan dapat dilakukan oleh eror-detector dengan maksud ketika magnetic starter dan motor harus distart untuk menaikkan level liquid dalam tangki. Dalam sebuah sistem loop tertutup, dapat diketahui dengan jelas melalui proses kontrol itu sendiri dengan adanya feed back (umpan balik) dari pengontrolan tersebut. 1.4 Kontrol Automatis
Perbedaan dasar antara kontrol manual, kontrol semi-
automatis dan kontrol automatis adalah terletak pada tingkat flexibilitasnya. Pada kontrol manual, operator harus melakukan pengoperasian mesin (motor listrik) secara langsung dengan tangan dalam hal ini maksudnya adalah langsung melalui komponen untuk menyalurkan tenaga listrik ke beban. Kontrol semi-automatis dimana tidak memerlukan seorang operator untuk langsung menyalurkan tenaga listrik ke beban, melainkan sistem kendalinya dapat ditempatkan pada lokasi yang nyaman sesuai dengan yang dikehendaki. 1.4 Kontrol Automatis
Dalam kontrol automatis, operator tidak perlu banyak
melakukan apapun untuk mengoperasikan mesin, karena sistem input perintah-perintahnya telah dilakukan oleh kendali otomatis. Pada industri pabrik modern sebuah kontrol automatis yang digunakan, seorang operator hanya perlu melakukan starting awal dan stop, untuk kemudian mesin akan beroperasi secara otomatis. Sebuah kontrol automation pada industri terdiri dari sistem elektrikal, elektronik, fluida, hidraulik dan perangkat pneumatik. Sebuah sistem kontrol yang terintegrasi memanfaatkan berbagai variasi yang luas dari sebuah perangkat analog dan digital elements serta menggabungkan dari berbagai fungsi modul sesuai dengan yang dipersyaratkan. Daftar Pustaka : Arindya, Radita, S. T., M. T., Penggunaan dan Pengaturan Motor Listrik, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013.