Oleh:
NIM: 03061004056
Pernyataan Thesis
Power supply jenis switching lebih efisien dibandingkan jenis linear, serta
memiliki aplikasi yang lebih banyak karena sifat outputnya yang lebih fleksibel.
Garis Besar
2008), power supply (catu daya) adalah alat elektronik/sistem yang memberikan
demikian, fungsi sebuah power supply adalah memberikan tegangan dan arus
yang stabil, sesuai dengan yang dibutuhkan beban tersebut. Sebuah power
supply juga harus mampu menangani permintaan daya oleh beban yang
mencoba menjelaskan hal-hal dan sifat apa saja yang dimiliki oleh power supply,
aplikasinya.
Ada 2 jenis power supply secara umum, yaitu power supply linear dan
power supply switching. Menurut Brown (2001, hal 4), pada power supply jenis
linear, tegangan keluaran yang dihasilkan lebih kecil daripada tegangan masukan.
Brown kemudian menjelaskan bahwa power supply jenis ini bekerja dengan
Selain jenis linear, ada pula power supply berjenis switching. Power
merupakan besar tegangan input dengan siklus kerja (duty cycle) yang diatur
oleh pengendali regulator switching. Siklus kerja adalah lamanya sebuah sinyal
berada pada kondisi tinggi (high) relatif terhadap periode sinyal PWM. Sekali
diubah ke bentuk gelombang kotak AC, besarnya tegangan input dapat dinaik-
DC. Dengan demikian, transistor yang digunakan sebagai switching di sini bekerja
dengan efisiensi teoritis 100%, karena hanya ada 2 kemungkinan keadaan, yaitu
on 100% atau off. Hal ini berpengaruh pada efisiensi PSU switching yang akan
Ilustrasi umum diagram blok sebuah power supply switching dapat dilihat
pada gambar di bawah ini (diambil dari ensiklopedia Wikipedia dengan entri
tegangan input (yang biasanya berupa arus bolak-balik atau AC) disearahkan
terlebih dahulu dan diratakan menggunakan low-pass filter. Kemudian, tegangan
besarnya.
Kedua jenis power supply ini pada dasarnya memiliki fungsi yang sama
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu menyediakan pasokan daya bagi
peralatan elektronik. Namun, apabila dilihat dari segi efisiensi kerjanya, akan
terlihat bahwa power supply switching memiliki efisiensi kerja yang lebih tinggi
melewati sebuah rangkaian elektronik. (Bird, 2003, hal. 15). Maniktala (2006,
PO
=
PIN
dengan PO sebagai daya keluaran dan PIN sebagai daya masukan pada alat. Ia juga
terhadap waktu, sehingga V = VIN VO, dengan arus IO (karena transistor ini selalu
seri dengan beban). Sehingga dapat kita lihat bahwa perkalian V I merupakan
daya yang dikeluarkan sebagai panas dan inilah yang menyebabkan rendahnya
pada arus beban 100 mA, pelepasan daya dalam bentuk panas pada PSU adalah
V IO = (12 5) V 100 mA = 700 mW. Akan tetapi, daya keluaran yang dapat
Apabila kita meninjau cara kerja sebuah PSU switching, dapat kita lihat
nya, sehingga transistor yang digunakan sebagai pemotong tegangan input hanya
bekerja di dua kondisi, yaitu hidup 100% dan mati (0%). Sangat kontras apabila
setinggi mungkin, karena menurut Maniktala (2006, hal 3) hal ini bertujuan untuk
energi tersebut. Hal ini dapat turut meningkatkan efisiensi kerja sistem secara
keseluruhan.
2. Tidak atau sedikit menghasilkan derau (noise) pada outputnya. Selain itu,
3. Untuk keluaran lebih kecil atau sama dengan 10W, biaya komponen dan
2. Setiap PSU Linear hanya memiliki satu keluaran saja, diperlukan satu PSU
4. Ukuran yang lebih kecil serta biaya yang lebih ekonomis pada daya yang
lebih tinggi.
perencanaan.
PSU beroperasi.
3. Waktu respon yang lebih lambat. Hal ini karena terdapat durasi tertentu
Perbedaan ini terletak pada daya keluaran yang diinginkan. Menurut Brown
(2001, hal. 4-5), PSU Linear digunakan untuk sistem level-pcb berdaya rendah
dimana sistem distribusi daya pada produk berubah-ubah dan keperluan catu
pada beban bersifat terbatas. Juga digunakan pada rangkaian elektronik yang
membutuhkan keluaran tegangan yang bersih dan tanpa gangguan derau seperti
antarmuka. PSU ini juga digunakan untuk aplikasi yang menginginkan biaya
keseluruhan yang minimal dan panas yang dihasilkan bukan merupakan masalah.
dalam operasinya dan pengeluaran panas tidak diinginkan, misalnya pada alat-
alat portabel atau yang menggunakan baterai dimana masa pakai serta suhu
dalam/luar adalah penting. Dari Wikipedia (28 Oktober 2008), beberapa aplikasi
2. Pesawat Terbang
3. Televisi
Kesimpulan yang dapat ditarik dari tesis ini adalah bahwa PSU switching
ternyata memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada PSU jenis linear, karena
pada PSU switching, daya sampingan yang dikeluarkan dalam bentuk panas jauh
lebih kecil dibandingkan pada PSU jenis linear. Dengan tingginya efisiensi PSU
menguntungkan dan lebih diminati untuk diaplikasikan sebagai sumber daya bagi
alat-alat elektronik, karena efisiensinya yang lebih tinggi serta ketahanan yang
lebih baik serta biaya yang lebih kecil untuk beban yang cukup besar.
Bibliografi
Bird, J. (2003). Electrical and electronic principles and technology, 2nd ed. Oxford:
Newnes.
Brown, M. (1990). Practical switching power supply design. California: Academic
Press.
Brown, M. (2001). Power supply cookbook, 2nd ed. Oxford: Newnes.
Coughlin, R. F. (2000). Penguat dan rangkaian tepadu linear, edisi kedua. Jakarta:
Erlangga.
Hellebuyck, C. (2008, September). Pulse width modulation. Nuts and Volts, 9, 16-
21.
Maniktala, S. (2006). Switching power supplies A to Z. Oxford: Newnes.
Rozenblat, L. (2007). Power supply. Available: http://www.smps.us/power-
supply.html
Rusmadi, D. (2001). Aneka catu daya (power supply). Bandung: Pionir Jaya.
Wikipedia. (2008, Desember 14). Power supply. Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Power_supply
Wikipedia. (2008, Oktober 14). Linear regulator. Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_regulator
Wikipedia. (2008, Oktober 28). Switched-mode power supply. Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Switched-mode_power_supply
Yuri, Rm. F. D. (1993). Teknik elektronika catu daya. Pekalongan: Bahagia.