Anda di halaman 1dari 11

Perbandingan Power Supply Jenis Linear dan Switching

dari Segi Efisiensi dan Aplikasinya

Oleh:

Nama: Angga Reza Fardana

NIM: 03061004056

Mata Kuliah: Metode Penulisan Ilmiah


Dosen: Ir. Hendra Martha Yudha, MSEE
Tanggal: 15 Desember 2008
Perbandingan Power Supply Jenis Linear dan Switching
dari Segi Efisiensi dan Aplikasinya

Pernyataan Thesis

Power supply jenis switching lebih efisien dibandingkan jenis linear, serta

memiliki aplikasi yang lebih banyak karena sifat outputnya yang lebih fleksibel.

Garis Besar

I. Penjelasan mengenai power supply dan jenis-jenis power supply


A. Pengertian power supply
B. Jenis-jenis power supply
1. Linear
2. Switching
II. Pembahasan efisiensi power supply linear dan switching
A. Efisiensi power supply linear
B. Efisiensi power supply switching
III. Kelebihan & Kekurangan power supply linear dan switching dari segi
aplikasinya
A. Kelebihan & kekurangan power supply jenis linear
B. Kelebihan & kekurangan power supply jenis switching
Perbandingan Power Supply Jenis Linear dan Switching

dari Segi Efisiensi dan Aplikasinya

Berdasarkan definisi yang didapat dari Wikipedia (diambil 14 Desember

2008), power supply (catu daya) adalah alat elektronik/sistem yang memberikan

pasokan tenaga listrik ke sebuah atau banyak beban elektronik. Dengan

demikian, fungsi sebuah power supply adalah memberikan tegangan dan arus

yang stabil, sesuai dengan yang dibutuhkan beban tersebut. Sebuah power

supply juga harus mampu menangani permintaan daya oleh beban yang

besarnya mungkin berubah-ubah terhadap waktu. Dalam paper ini, penulis

mencoba menjelaskan hal-hal dan sifat apa saja yang dimiliki oleh power supply,

kemudian menganalisanya untuk membandingkan tingkat efisiensi dan

aplikasinya.

Ada 2 jenis power supply secara umum, yaitu power supply linear dan

power supply switching. Menurut Brown (2001, hal 4), pada power supply jenis

linear, tegangan keluaran yang dihasilkan lebih kecil daripada tegangan masukan.

Brown kemudian menjelaskan bahwa power supply jenis ini bekerja dengan

memanfaatkan sebuah pass transistor yang berfungsi menurunkan tegangan dan

melepaskan kelebihan dayanya dalam bentuk panas. Dalam esensinya, pass

transistor tersebut bekerja dengan menghantarkan arus listrik secara sebagian

demi sebagian (tidak menghantar penuh atau 100%).

Selain jenis linear, ada pula power supply berjenis switching. Power

supply jenis switching bekerja dengan memanfaatkan prinsip PWM (Brown,


2001, p21-22) sehingga pada hakikatnya, power supply ini memutus dan

menyambungkan tegangan masukan DC menjadi pulsa-pulsa yang amplitudonya

merupakan besar tegangan input dengan siklus kerja (duty cycle) yang diatur

oleh pengendali regulator switching. Siklus kerja adalah lamanya sebuah sinyal

berada pada kondisi tinggi (high) relatif terhadap periode sinyal PWM. Sekali

diubah ke bentuk gelombang kotak AC, besarnya tegangan input dapat dinaik-

turunkan menggunakan sebuah transformator. Tegangan keluaran tambahan

bisa dibuat dengan menambah lilitan sekunder pada transformator. Akhirnya

gelombang-gelombang AC ini kemudian disaring untuk mendapatkan keluaran

DC. Dengan demikian, transistor yang digunakan sebagai switching di sini bekerja

dengan efisiensi teoritis 100%, karena hanya ada 2 kemungkinan keadaan, yaitu

on 100% atau off. Hal ini berpengaruh pada efisiensi PSU switching yang akan

dijelaskan di bagian selanjutnya dalam tesis ini.

Ilustrasi umum diagram blok sebuah power supply switching dapat dilihat

pada gambar di bawah ini (diambil dari ensiklopedia Wikipedia dengan entri

Switched-mode power supply).

Berdasarkan gambar di atas, dapat kita lihat bahwa pertama kali,

tegangan input (yang biasanya berupa arus bolak-balik atau AC) disearahkan
terlebih dahulu dan diratakan menggunakan low-pass filter. Kemudian, tegangan

DC yang dihasilkan dipotong-potong dengan siklus kerja tertentu menggunakan

PWM dan diumpankan ke transformator keluaran. Tegangan yang dikeluarkan

oleh transformator ini kemudian disearahkan dan diratakan kembali menjadi

tegangan keluaran dalam bentuk DC. Untuk menjaga kestabilan, tegangan

keluaran ini diumpan-balik ke sebuah pengendali PWM (chopper controller) agar

tegangan keluaran yang berasal dari transformator keluaran tetap terjaga

besarnya.

Kedua jenis power supply ini pada dasarnya memiliki fungsi yang sama

seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu menyediakan pasokan daya bagi

peralatan elektronik. Namun, apabila dilihat dari segi efisiensi kerjanya, akan

terlihat bahwa power supply switching memiliki efisiensi kerja yang lebih tinggi

(sehingga lebih hemat energi) dibandingkan power supply jenis linear.

Daya merupakan perkalian antara beda potensial dengan arus yang

melewati sebuah rangkaian elektronik. (Bird, 2003, hal. 15). Maniktala (2006,

hal.5-6) menyebutkan bahwa pada setiap perhitungan yang melibatkan efisiensi,

diketahui rumus umum efisiensi sebuah alat merupakan perbandingan daya

keluaran terhadap daya masukan, yang secara matematis yaitu:

PO
=
PIN
dengan PO sebagai daya keluaran dan PIN sebagai daya masukan pada alat. Ia juga

menjelaskan bahwa daya yang dikeluarkan pada sebuah komponen secara

definisi adalah perkalian V I, dimana V adalah tegangan jatuh komponen

tersebut serta I merupakan arus yang melewatinya. Selanjutnya, pada transistor


yang digunakan di PSU Linear, kedua nilai V dan I sebenarnya konstan (tetap)

terhadap waktu, sehingga V = VIN VO, dengan arus IO (karena transistor ini selalu

seri dengan beban). Sehingga dapat kita lihat bahwa perkalian V I merupakan

daya yang dikeluarkan sebagai panas dan inilah yang menyebabkan rendahnya

efisiensi PSU Linear.

Di halaman 9, Maniktala mengilustrasikan sebuah contoh perhitungan

efisiensi PSU linear. Diumpamakan tegangan masukan yang diberikan adalah

sebesar 12 V. Jika tegangan keluaran yang dikehendaki adalah sebesar 5 V, maka

pada arus beban 100 mA, pelepasan daya dalam bentuk panas pada PSU adalah

V IO = (12 5) V 100 mA = 700 mW. Akan tetapi, daya keluaran yang dapat

digunakan hanyalah sebesar VO IO = 5V 100 mA = 500 mW. Hal ini

mengisyaratkan bahwa besar efisiensi PSU linear tersebut adalah P O/PIN =

500/(700 + 500) = 41.6%.

Apabila kita meninjau cara kerja sebuah PSU switching, dapat kita lihat

bahwa tidak seperti PSU linear yang memanfaatkan pass-transistor untuk

menurunkan tegangan dengan pelepasan daya yang proporsional dengan beda

tegangan input dan output, PSU switching menurunkan tegangan dengan

memberikan keluaran yang merupakan rata-rata siklus kerja pengendali PWM-

nya, sehingga transistor yang digunakan sebagai pemotong tegangan input hanya

bekerja di dua kondisi, yaitu hidup 100% dan mati (0%). Sangat kontras apabila

dibandingkan dengan pass-transistor PSU linear yang memiliki kondisi hantaran

(conductivity) berubah-ubah (diantara 0 sampai 100%). Hal ini mengindikasikan

efisiensi yang secara teoritis adalah sebesar 100%.


Frekuensi PWM yang digunakan pada sistem PSU switching diusahakan

setinggi mungkin, karena menurut Maniktala (2006, hal 3) hal ini bertujuan untuk

mengurangi ukuran paket-paket energi, dan pada akhirnya juga ukuran

komponen yang diperlukan untuk menyimpan dan mengirimkan paket-paket

energi tersebut. Hal ini dapat turut meningkatkan efisiensi kerja sistem secara

keseluruhan.

Brown (1990, hal. 2) menyebutkan ada beberapa kelebihan dan

kekurangan power supply jenis linear. Menurutnya, tiga keuntungan

menggunakan PSU Linear, yaitu:

1. Kemudahan. PSU Linear biasanya tersedia dalam satu paket sehingga

tidak diperlukan proses perancangan yang rumit.

2. Tidak atau sedikit menghasilkan derau (noise) pada outputnya. Selain itu,

sistem PS linear memiliki waktu respon yang sangat singkat terhadap

perubahan ukuran beban.

3. Untuk keluaran lebih kecil atau sama dengan 10W, biaya komponen dan

biaya pembuatannya lebih murah ketimbang regulator switching.

Selain itu, ada tiga kerugian menggunakan PSU Linear, yaitu:

1. Hanya dapat digunakan untuk menurunkan tegangan, sehingga tegangan

masukan untuk power supply harus berada 2-3V di atas tegangan

keluaran yang dikehendaki.

2. Setiap PSU Linear hanya memiliki satu keluaran saja, diperlukan satu PSU

untuk setiap tegangan keluaran.


3. Efisiensinya rendah. Umumnya PSU Linear memiliki efisiensi 30 sampai 60

persen. Hal ini membuat diperlukannya pendingin berbasis aluminium

yang menambah biaya keseluruhan sistem.

Selanjutnya, di halaman 3 terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan

PSU switching. Keuntungan menggunakan PSU Switching:

1. Efisiensi tinggi. Berkisar antara 60 sampai 90 persen, sehingga

mengurangi kebutuhan akan pendingin yang besar serta mengurangi

biaya pembuatan secara menyeluruh.

2. Dapat mempunyai lebih dari satu keluaran, karena sistem PSU

menggunakan transformator yang dapat ditambah lilitan sekundernya.

3. Dapat digunakan untuk menurunkan ataupun menaikkan tegangan

keluaran terhadap masukan.

4. Ukuran yang lebih kecil serta biaya yang lebih ekonomis pada daya yang

lebih tinggi.

Namun, disamping kelebihan-kelebihan seperti yang telah disebutkan di

atas, ada pula kerugian menggunakan PSU Switching sebagai berikut.

1. PSU Switching lebih kompleks dibandingkan PSU Linear, sehingga perlu

perencanaan.

2. Sejumlah derau (noise) dihasilkan dan dipancarkan ke lingkungan saat

PSU beroperasi.

3. Waktu respon yang lebih lambat. Hal ini karena terdapat durasi tertentu

ketika PSU memotong tegangan masukan sehingga waktu responnya

lebih lambat dibandingkan PSU Linear.


PSU Linear dan Switching memiliki aplikasi yang berbeda satu sama lain.

Perbedaan ini terletak pada daya keluaran yang diinginkan. Menurut Brown

(2001, hal. 4-5), PSU Linear digunakan untuk sistem level-pcb berdaya rendah

dimana sistem distribusi daya pada produk berubah-ubah dan keperluan catu

pada beban bersifat terbatas. Juga digunakan pada rangkaian elektronik yang

membutuhkan keluaran tegangan yang bersih dan tanpa gangguan derau seperti

rangkaian analog, audio (penguat suara) maupun rangkaian-rangkaian

antarmuka. PSU ini juga digunakan untuk aplikasi yang menginginkan biaya

keseluruhan yang minimal dan panas yang dihasilkan bukan merupakan masalah.

PSU Switching digunakan untuk sistem yang memerlukan efisiensi tinggi

dalam operasinya dan pengeluaran panas tidak diinginkan, misalnya pada alat-

alat portabel atau yang menggunakan baterai dimana masa pakai serta suhu

dalam/luar adalah penting. Dari Wikipedia (28 Oktober 2008), beberapa aplikasi

PSU Switching adalah:

1. Power Supply Komputer

2. Pesawat Terbang

3. Televisi

4. Charger Peralatan Elektronik

Kesimpulan yang dapat ditarik dari tesis ini adalah bahwa PSU switching

ternyata memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada PSU jenis linear, karena

pada PSU switching, daya sampingan yang dikeluarkan dalam bentuk panas jauh

lebih kecil dibandingkan pada PSU jenis linear. Dengan tingginya efisiensi PSU

switching, aplikasi pada alat-alat elektronik mengarah lebih banyak kepada


penggunaan PSU jenis ini. Dapat dilihat pula bahwa PSU berjenis switching lebih

menguntungkan dan lebih diminati untuk diaplikasikan sebagai sumber daya bagi

alat-alat elektronik, karena efisiensinya yang lebih tinggi serta ketahanan yang

lebih baik serta biaya yang lebih kecil untuk beban yang cukup besar.
Bibliografi

Bird, J. (2003). Electrical and electronic principles and technology, 2nd ed. Oxford:
Newnes.
Brown, M. (1990). Practical switching power supply design. California: Academic
Press.
Brown, M. (2001). Power supply cookbook, 2nd ed. Oxford: Newnes.
Coughlin, R. F. (2000). Penguat dan rangkaian tepadu linear, edisi kedua. Jakarta:
Erlangga.
Hellebuyck, C. (2008, September). Pulse width modulation. Nuts and Volts, 9, 16-
21.
Maniktala, S. (2006). Switching power supplies A to Z. Oxford: Newnes.
Rozenblat, L. (2007). Power supply. Available: http://www.smps.us/power-
supply.html
Rusmadi, D. (2001). Aneka catu daya (power supply). Bandung: Pionir Jaya.
Wikipedia. (2008, Desember 14). Power supply. Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Power_supply
Wikipedia. (2008, Oktober 14). Linear regulator. Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Linear_regulator
Wikipedia. (2008, Oktober 28). Switched-mode power supply. Available:
http://en.wikipedia.org/wiki/Switched-mode_power_supply
Yuri, Rm. F. D. (1993). Teknik elektronika catu daya. Pekalongan: Bahagia.

Anda mungkin juga menyukai