OLEH :
KELOMPOK II
RAINAL AKBAR
PANJI MAHENDRA
AUDREY FUADI
M. YUNGKI PIRANDA
FIKKY SOFYAN
REZA NOVIARDI
PRIANDIKA
OGI SEPTIAN
ATTAQI YURRAHMAN
RAHMAD RIFWANDI
Dosen :
ANDI PAWAWOI, M.T.
TEORI RANCANGAN
1.1. Keluaran Transformator
1.1.1. Simbol-simbol dan Satuan-satuan
m
Bm
Agi
Ai
Ac
Aw
Kw
Np
Ns
= frekuensi [Hz]
Ei
Vp
Vs
Ip
Is
ap
as
Li
Lmt
Gi
Gc
gi
gc
pi
pc
E
4,44 fm
T
(1-1)
Ip
dan a st
Is
N pI p
N s I s N p I p N s I s 2 AT
(1-2)
(1-3)
Atau
AT
K w Aw
2
(1-4)
( 1-5 )
Atau
( 1-7 )
Luas penghantar total juga sama dengan
Atau
. Jadi
( 1-8 )
Daya transformator tiga fasa dalam kVA adalah
( 1-9 )
( 1-10 )
[ k VA ]
( 1- 11)
Sehingga:
m 4,44. f
r.10 3
Q
4,44 f
r.10 3
Q
4,44 f
( 1-12 )
Dengan
( 1-13 )
Karena perbandingan
itu K juga merupakan konstanta yang nilainya tergantung pada jenis, kondisi
pelayanan dan metode pembuatan.
Besar harga K untuk berbagai jenis inti transformator adalah seperti pada
table 1.1 dibawah ini.
Table 1.1 Harta konstanta K untuk berbagai jenis inti transformator
Jenis
a. Trafo 1 fasa jenis cangkang
K
1 1,2
b.
c.
d.
e.
0,75 0,85
1,3
0,45
0,67 0,7
( 1-14 )
[watt/kg]
( 1-15 )
Dengan = kerapatan arus (A/m2)
Selain hal-hal yang sudah diperhatikan diatas, harus juga dipertimbangkan
rugi beban menyimpang (stray load loss) yang berkisar antara 5% sampai
dengan 25% dari rugi tembaga. Rugi tembaga total:
Wc = PcGc [W]
( 1-16 )
Rugi besi total per kg yuitu rugi specific Pi bias didapat dari kurva-kurva
rugi. Rugi besi total adalah
Wi = PiGi [W]
( 1-17 )
Perbandingan antara besi dan tembaga umumnya berkisar antara 1,5 sampai
dengan 3,0 untuk transformator distribusi. Untuk transformator-transformator
jenis satu fasa kapasitas kecil, perbandingan antara berat-beratnya biasanya
kurang dari 1,5. Untuk transformator-transformator daya tegangan tinggi,
bias dua kali nilai-nilai yang diberikan di atas.
1.4. HUBUNGAN ANTARA LUAS INTI DENGAN BERAT BESI DAN
TEMBAGA
Dari persamaan (1-6) keluaran KVA dari transformator satu fasa adalah
Sekarang berat besi adalah
Dan berat tembaga adalah
Karena
Atau
Dimana
( 1-18 )
Dengan
( 1-19 )
Dengan mengambil
dan
didapat
( 1-20 )
Umumnya besarnya harga perbandingan panjang rata-rata belitan dan
panjang rata-rata rangkaian medan magnet sudah tertentu untuk jenis tertentu,
sesuai dengan tabel 1.2 dibawah ini:
Tabel 1.2
Jenis
1-Phasa jenis inti
LLmt/li
0,3 0,55
0,17 0,5
1,2 2
. Bila
dipilih nilai r yang tinggi dengan cara memperkecil nilai AT maka volume,
berat dan biaya tembaga akan berkurang dan rugi-rugi I 2R juga berkurang.
Jadi nilai r merupakan faktor pengontrol (controlling factor) untuk besaran
yang disebut di atas.
1.5.1.
Oleh karena itu masalah desain optimum adalah penentuan nilai minimum
dari biaya total. Karena
maka
( 1-22 )
Dengan hanya merupakan fungsi r karena Bm dan konstan.
Dari (i) dan (ii) didapat:
Bila
Ct = biaya total bahan aktif transformator
Ci = biaya total besi
Cc = biaya total penghantar
Maka
Ct = Ci + Cc = ciGi + ccGc
= cigiliAi + ccgiliAi + ccgcLmtAc
Dengan ci dan cc adalah biaya spesifik besi dan tembaga. Dengan
memasukkan nilai-nilai Ai dan Ac pada persamaan (iii) maka persamaan (iv)
menjadi
1.5.2.
Jika Q ialah keluaran pada beban penuh maka keluaran pada bagian x dari
beban penuh adalah xQ. Sehingga:
Efisiensi pada keluaran xQ, x
xQ
xQ Pi x 2 Pc
d x xQ Pi x 2 Pc Q xQ Q 2 xPc
dx
xQ Pi x 2 Pc 2
Efisiensi ini akan maksimum bila
d x
0,
dx
xQ P x P Q xQ Q 2 xP 0
2
0,58
luas lingkaran luar 2
4d
luas int i kotor
0,5d 2
0,64
luas lingkaran luar 2
4d
b.
Inti bertingkat
Gambar 1.2 memperlihatkan 2 inti bertingkat atau cruciform.
Bila
dAgi
d
0,71
luas lingkaran luar 2
4d
luas int i kotor
0,61d 2
0,79
luas lingkaran luar 2
4d
tingkat untuk ini banyak tingkat (multi steps) bisa dihitung. Hasil-hasilnya
dicantumkan dalam table 1.3.
Table 1.3
Persentase luas lingkaran
Penampang Inti
Luas inti kotor Agi
Bujur
Bentuk
Tiga
Empat
Sangkar
64
Salib
79
Tingkat
84
Tingkat
87
58
71
75
78
0,49
0,56
0,60
0,62
Laminasi diberikan dalam ukuran lebih standar, biasanya 0,75 m atau 1 m. ini
dilakukan untuk menghindari ukuran laminasi yang terlalu banyak variasi dan
untuk meminimalkan terbuangnya baja selama pelubangan laminasi. Oleh
karena itu, inti harus hanya terdiri dari laminasi-laminasi ukuran standar (dan
tidak persis sama dengan ukuran yang diberikan oleh perbandinganperbandingan seperti yang terlihat pada gambar 1.3).
1.7. PENGHITUNGAN LUAS INTI
Tegangan perlilitan dihitung dari persamaan (1-12)
Et K Q
Nilai K yang sesuai bisa dipilih dari table 2 dan dengan demikian nilai E t bisa
diperoleh dan fluks adalah:
m
Em
44. f
Oleh Karena itu nilai fluks pada inti bisa dihitung. Luas inti bisa didapat
dengan menganggap/ mengambil suatu nilai. Luas inti bisa didapat dengan
menganggap/ mengambil suatu niali rapat fluks maksimum Bm. Dengan
demikian luas inti bersih yang diperlukan:
dengan Ki adalah factor penumpukan (stacking factor )
1.8. PEMILIHAN RAPAT FLUKS
Nilai rapat fluks yang dipilih tergantung pada kondisi pelayanan transfomator.
Karena transfomator pembangkit (Daya) harus dirancang untuk efisiensi
tinggi maka nilai rapat fluks harus rendah agar rugi_rugi besi tetap rendah.
Nilai rapat fluks maksimum
:1,55 WB/m2
:1,6 WB/m2
:1,7 WB/m2
Jumlah lilitan pada belitan tegangan rendah biasanya ditentukan pada disain
permulaan dengan mengatur tegangan per lilitan untuk mendapatkan jumlah
lilitan belitan tegangan rendah per fasa sebagai bilangan bulat.
N T .R
VT . R
bilangan bulat
Et
Oleh karena itu jumlah liliatan pada belitan tegangan tinggi per fasa adalah
N T .T
VT .T
N T .R
VT . R
Vp
Vs
ap
Ip
Is
Rapat arus pada kedua belitan harus diambil sama untuk mendapatkan rugi
tembaga minimu. Jadi bila
Up dan Us = volume penghantar pada belitan primer dan sekunder,
Uc = volume penghantar total = Up + Us = Konstan,
Maka
Rugi I2R pada primer = 2pUp rugi I2R pada sekunder = 2sUs , sehingga
rugi I2R total Pc = [2pUp + 2(Uc Up)]
Diferensiasi Pc terhadap Up :
dPc
p2 s2
dU p
1.9.1.
dPc
p2 s2 0 atau p s
dU p
Jenis
Daya
Tegangan
Belitan
(kVA)
(kV)
Jumlah
Per
Penghantar
penghantar
Penghantar
(mm2)
(strip)
(A)
1.
Dalam
s/d 13
s/d 80
s/d 30
parallel
1 s/d 2
s/d 6
10 100
5 200
1 s/d 4
0,413)
s/d 40
s/d 15
s/d 1000
s/d 33
dari 300
dari 160
s/d 15
keatas
dan keatas
s/d
tetapi
puluhan
kadang
ribu
kala s/d 33
200
dari 200
3,3 220
keatas
Silinder
5000
(penghantar
10000
bulat) silinder
(penghantar segi
5000
empat)
8000
Bersilang
berbentuk spiral
Cakram kontinu
(biasanya
(kadangkadang
12 keatas
s/d
(kadang-
s/d
kadang
puluhan
lebih
ribu
1.9.2.
Posisi penghantar relative terhadap inti adalah seperti yang tampak pada
gambar 1.4
DESAIN ISOLASI
Selama proses transfer (pemindahan) daya dari satu rangkaian listrik ke
rangkaian listrik terjadi gejala termis dan mekanis pada transformator.
Tegangan-tegangan belitan menghasilkan suatu medan elektrostatik pada
dielektrik dan dengan demikian mengakibatkan stress (ketegangan) pada
isolasi. Arus-arus pada belitan-belitan membangkitkan medan-medan
magnet yang mengakibatkan kenaikan gaya-gaya elektromagnetika di
belitan-belitan dan kenaikan tegangan-tegangan mekanis pada isolasi.
Akhirnya
rugi-rugi
pada
transformator
mengakibatkan
kenaikan
Tagangan
[kV]
T.R
A2
8,5
C2
2,5
belitan ke yoke
H
W
20
A3
10
C3
2
125 630
12,0
2,5
20-30
10
800 keatas
17,0
17,0
20-50
10
12,0
30
30
14
17,0
50
30-
14
15,0
3,5
50
40
17
17,0
5,0
40-
17
27,0
5,0
50
60
30
27,0
5,0
75
30
25 100
25 630
11
800 keatas
25 630
15
800 keatas
10-800
1000 keatas
33
ujung
Tabel 1.6 ketebalan isolasi utama belitan T.T s/d 33 kV (semua ukuran)
Daya [kVA]
Tegangan [kV]
Cl
25-630
25-630
800 keatas
25-630
s/d 1
3,3 dan 6;6
s/d 1, 3,3 dan 6,6
11
5
12
15
18
2,5
50
3,0
800 keatas
25-630
15
18
21
5,0
4,0
33
23
27
5,0
5,0
800 keatas
Berbagai kVA
1.11.
30 kV
10
30 kV
12
30 kV
DIMENSI JENDELA
Tinggi dan lebar jendela bisa diatur untuk mendapatkan susunan belitan
yang pantas dan juga untuk mendapatkan nilai reaktansi bocor yang
diinginkan.
Luas jendela tergantung pada luas penghantar total dan factor ruang
jendela.
luas penghantar total
2 apN p
Kw
2 apN p
Kw
Jadi untuk
suatu
dengan d2.
ITh = ggm per satuan tinggi = .a.Th
Dengan a = luas tiap penghantar dan = rapat arus.
aTh = tinggi penghantar x lebar penghantar.
= lebar penghantar (bila tingginya adalah 1)
Jadi ITh sebanding dengan ( x lebar tembaga pada jendela) atau IT h
sebanding dengan (D-d) untuk nilai rapat arus yang konstan.
Dengan demikian S = Ad2 (D-d) = Ad2 d3 dengan A adalah konstan.
Untuk
menentukan
keluaran
maksimum
pada
suatu
nilai
D:S
ds
2 AD ' d 3 Ad 2 0 . Jadi D = 1,5d.
dd
ds
0 atau 2 AD' d 3 Ad 2 0 . Jadi D =
dd
1,5d.
Untuk disain normal, nilai m diambil 0,2d. karena D = D + d maka D =
1,7d. jadi lebar jendela yang memberikan keluaran maksimum adalah W w
= D d = 0,7d.
1.14.
PERENCANAAN YOKE
Luas yoke diambil 15 s/d 25 persen lebih besar dari inti transformatortransformator yang menggunakan hot rolled silicon steel. Ini mengurangi
nilai rapat fluks pada yoke dan dengan demikian mengurangi rugi besai
serta
arus
magnetisasi.
Untuk
transformator-transformator
yang
menggunakan cold rolled grain oriented steel maka luas yoke diambil
sama dengan luas inti.
Penampang yoke bisa berbentuk segi empat atau bertingkat. Pada
penampang segi empat, didalamnya yoke sama dengan dalamnya inti.
Dalamnya inti ini sama dengan jarak terbesar ketika menggunakan inti
bujur sangkar atau bertingkat.
Untuk penampang yoke segi empat:
Luas yoke Ay = dalam yoke x tinggi yoke = Dy x Hy
Dengan Dy = lebar jarak inti terbesar = a
Ay
1.15.
DIMENSI KESELURUHAN
Untuk menentukan dimensi keseluruhan maka perlu memperhatikan
rincian-rincian dan diagram pada gambar 1.6
a = lebar jarak
d = diameter keliling luar
d = jarak antara pusat dari kaki-kaki yang berdekatan
Ww = lebar jendela
Hw = tinggi jendela
= panjang kaki
Hy = tinggi yoke
W = panjang yoke = panjang keseluruhan dari bingkai
Persamaan-persamaan untuk transformator tipe inti satu fasa (gambar 1.6):
D = d + Ww
Dy = a
H = Hw + 2Hy
W=D+a
Lebar total dua kaki = D + diameter luar tegangan belitan tegangan tinggi
Lebar total satu kaki = diameter luar belitan tegangan tinggi
Untuk transformator tipe inti 3 fasa (gambar 1.7)
: 20 kVA
Tegangan (HV)
: 20 kV
(LV)
: 380 V
Frekuensi
: 50 Hz
Hubungan belitan
: DYn-5
Et
2,01
0,009Wb
4,44 f 4,44 50
m
Bm
0,009
0,007 m 2 7 10 3 mm 2
1,35
Ai
7 10 3
mm 2 7,5 10 3 mm 2
stacking / factor
0,9
Ai
0,56
7,5 10 3
114,01mm
0,56
nilai
pembilang
pada persamaan
factor
jendela
untuk
X 10
10
10
0,2
30 kV 30 20
Q
m2
3,33 f Bm Ai K w 10 3
20000
mm 2
3,33 50 1,35. 0,007 0,2 2,5
Aw 0,025422m 2 25.422mm 2
Karena Aw H w Ww , maka
Aw 2Ww Ww 2Ww
Demikian:
Lebar jendela: Ww
Aw
25422
112 ,74mm ,
2
Dan
Tinggi jendela: H w 2Ww 2 112,74,3mm 225,48mm
PERENCANAAN YOKE
Luas penampang bersih yoke diambil 1,20 x penampang kaki.
Ai yoke 1,15 16,67 10 3 mm 2 9 10 3 mm 2
9 10 3
mm 2 10 10 3 mm 2
0,9
Karena lebar yoke (Dy) = a = 96,91 mm, maka didapat tinggi yoke:
Agy
Hy
Dy
10 10 3
mm 103,18mm
96,91
DIMENSI KESELURUHAN
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dimensi utama dari trafo adalah:
Tinggi keseluruhan:
H H w 2H y
225,48 2 103,18
431,84mm
Lebar keseluruhan
W 2D a
2 W w d a
380
220 Volt
3
Vs
220
110 lilitan
Et 2,01
Q
20 10 3 VA
Is
52,48
20,992mm 2
2,5
Dengan menggunakan isolasi setebal 0,5 mm2, maka ukuran setiap strip
penghantarnya menjadi 8,2 x 2,7 mm2. dimensi penampang penghantarnya
78,2 x 20,5 mm2.
Jumlah lilitan belitan sekunder adalah 110 lilitan maka kedalaman poros (L cs)
adalah:
Dengan menggunakan sekat silinder diantara lapisan setebal 0,5 mm, maka
akan didapat kedalam radial:
bs 5 2,5 110 0,5 67,5mm
Vp
Vs
Ns
20.000
110 10.000 lilitan
220
As5% daerah tapping setiap periode, karena itu kumparan N p harus dikalikan
lagi dengan 1,05.
N p 1,05 N p 1,05 10.000 10.500 lilitan
Karena tegangan per kumparan tidak boleh melebihi 1500 volt, maka kita
menggunakan 14 kumparan.
Jadi tegangan per kumparan:
Vc
20000
1428,6 volt
14
500
50 lilitan
10
Arus primer:
Ip
Q
3V p
20 10 3
3 20000
0,58A.
Dengan rapat arus (p)2,5 A/mm2. didapat luas penampang penghantar primer.
Luas penampang primer:
ap
Ip
0,58
0,232mm 2
2,5
3,14
dp
Tinggi dari jendela adalah 225,48 mm. jadi ruang yang tersisa diantara lilitan
dengan jendela adalah:
H w Lep 225,48 450 224,52mm
Tebal isolasi diantara lilitan adalah 0,5 mm, sehingga kedalaman radikal
kumpalan:
b p 10 1,05 58 0,5 39,5mm
d d
pi
so
2 23 249,01 2 23 295,01mm
d PO d PI
PERHITUNGAN RESISTENSI
Diameter rata-rata belitan primer:
Dmp
d pi d po
2
295,01 374,01
334,51mm
2
rp
ap
10.000 0,0211,05
95ohm
0,232
183,01mm
2
2
0,06ohm
as
20,992
rs 95
R p rp
0,06 393,5ohm
2,01
Et
I p Rp
Vp
0,58 393,5
0,011ohm
20000
PERHITUNGAN REAKTANSI
Diameter rata-rata lilitan:
Dmt
183,01mm
2
2
Tinggi lilitan :
Lc
Les Lep
2
8602 450
4526mm
2
X p 2 f o N p2
Lmt
Lc
b p bs
10 3
3
39,5 67,5
0,57
3
46
10 405,61ohm
4
,
526
3
Ip Xp
20000
0,58 405,6
0,012 p.u
20000
t 2 x 2
2,01 2 0,012 2
2,01 p.u
PERHITUNGAN RUGI-RUGI
Perhitungan Rugi-rugi Tembaga
Wc 3 I p2 R p
3 0,58 2 393,5
397,12Watt
Wik G k Pk
G k 3 berat kaki 3 Ai H w B j
3 0,009 0,22452 7,6 10 3 46,07 kg
kg
m3
Wiy Gk Bm
G k 2 Aiy W B j 2 0,009 0,55 7,6 10 3 75,29kg
Bm yoke 0,833Wb
m2
Wit
119, 28
0.53
Wct
397.12 19,86
P0
17000
100% 96%
P0 Wtot 17000 536, 26
DAFTAR PUSTAKA
Parker smith, Elektrical Engineering Design Manual, 2nd Edition Reversed,
Chapman And Hall Ltd, London, 1950.
Shanmugasundaram. A, Gangdaran. G,Palni.R, Elektrical Machine Design Data
Book, Wliley East Tern Limited, New Delhi.
Sumanto, Drs.MA,Teori Transformator ,Andi Offset Yogyakarta, 1991.