Anda di halaman 1dari 23

Abubakar Tuhuloula

Perancangan Alat Perpindahan Panas (PAPP)


Program Studi Teknik Kimia - Unlam
 Pada perkuliahan ini akan dibahas peralatan yang berkaitan dengan
perpidahan panas atau yang sering disebut Heat Transfer. Peralatan
tersebut adalah suatu alat pemindah panas dari suatu sumber panas ke
dalam suatu aliran fluida. Dalam pabrik – pabrik banyak banyak sekali
digunakan alat penukar panas, guna memanfaatkan panas dalam suatu
aliran untuk pemanasan aliran lain yang lebih dingin. Dengan demikian
efesiensi penggunaan energi dipertinggi. Bentuk alat penukar panas yang
tersederhana berbentuk pipa ganda (double pipe heat exchanger) yang
bagannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

Cold fluid in

Hot fluid in

Hot fluid out

Cold fluid out

Gambar 1. Bagan Alat Penukar Panas Pipa Ganda


 Kalau ke dua aliran masuk pada ujung yang sama dari alat penukar panas,
maka pola aliran ini disebut aliran sejajar. Sebalikanya kalau ke dua
aliran masuk pada ujung yang berlainan disebut aliran berlawanan. Untuk
laju perpindahan panas dipakai persamaan,
q’ = U A ΔT
dengan menggunakan selisih temperatur rata – rata logaritma, sehingga
persamaan menjadi,
q’ = Ui Ai (ΔT)m …..(1)
dimana,

T1  T2
 T  m 
ln  T1 / T2 
tergantung pada tempat masuk dan keluarnyaaliran dijumpai pola – pola
yang berikut :

Gambar 2. Arah Aliran


 Alat penukar panas sering sekali berbentuk shell & tube heat exchanger.
Sejumlah pipa sejajar diselubungi sebuah silinder besar. Penukar panas
shell & tube dikenal sebagai work-horse dalam proses industry kimia.
Alat ini ada tersedia dalam cakupan luas berbentuk seperti digambarkan
oleh Tubular Exchanger Manufacturers Association. Shell & tube heat
exchanger adalah suatu alat bertekanan dengan banyak tabung di
dalamnya.

Gambar 3. Alat Penukar Panas Shell & Tube Heat Exchanger


 Dalam alat penukar panas jenis pipa dan rumah pipa, maka di dalam pipa
mengalir suatu fluida, mungkin satu kali lintas atau lebih. Pipa – pipa
disusun dengan dua pola, persegi atau segitiga, seperti berikut :
S
p j
S

p j D 1

D 1

Sn 2

2 Sn

3 3
aliran aliran
3 2 4

i 1 2 3 i 1 4
Ss

(a) (b)
Gambar 4. Susunan Pipa : a) Kerumunan Pipa Segaris (in-line square) Sp = Sn.
b) Kerumunan Pipa Bersenjangan (Staggered Triangle) Ss = Sn

Clearence (C’) = PT – 2(0,5 do) = PT - do


Selain C’ adan PT pada susunan tube tersebut dapat dicari harga de
(diameter equivalen) seperti yang terlihat pada tabel dan gambar 28
Kern.
 Dalam alat penukar panas yang panjang dipasang baffle (pembalik arah
aliran) yang dipasang tegaklurus terhadap arah pipa, tetapi tidak meliputi
seluruh diameter rumah pipa. Guna baffle adalah untuk memperbesar
laju alir dan membuat aliran melintasi pipa secara tegaklurus, namun
sebagian fluida terpaksa mengalir sejajar dengan pipa.
 Pola aliran dalam alat penukar panas jenis pipa dan rumah pipa
sebenarnya sebagian besar bukanlah sejajar atau berlawanan, akan tetapi
“aliran melintas (cross flow)”. Untuk memperoleh selisih temperature
rata – rata yang benar, maka ΔTm dikalikan dengan factor koreksi FG, yang
diambil dari diagram dibawah ini,
 Pada dasarnya ada dua macam perhitungan yang berkaitan dengan alat
perpindahan panas, yaitu :
 Sifatnya evaluasi atau analisis untuk HE yang sudah ada atau ditentukan
 Perencanaan HE yang diperlukan untuk kondisi operasi yang diperlukan
 Kriteria yang harus dipenuhi oleh alat perpindahan panas (HE) adalah :
 Mampu memindahkan panas sesuai dengan kebutuhan proses pada
keadaan kotor (bubly fouled) yang dinyatakan dalam Dirt Factor (Rd)
dihitung :
U UD …..(2)
Rd hitung  C
U C .U D

dimana : UC = tahanan panas dalam keadaan bersih, Btu/jam.ft 2.oF


UD = tahanan panas dalam keadaan kotor, Btu/jam.ft 2.oF
 Dari hasil perhitungan dapat diambil kesimpulan bahwa, apabila :
- Rdhitung = Rdketentuan, rancangan baik sekali
- Rdhitung > 5 – 10% Rdketentuan, rancanagn dapat diterima
- Rdhitung >>> Rdketentuan, rancangan tidak dapat diterima
- Rdhitung < Rdketentuan, rancangan tidak dapat diterima (under design)
 Pressure Drop (P) untuk masing-masing aliran tidak melebihi batas yang
tersedia. Harga P biasanya adalah :
 Untuk aliran liquida : maksimal (P) = 10 Psi
 Untuk aliran gas : maksimal (P) = 1 ½ - 2 Psi
Ini tergantung dari sistim atau alat penggerak media yang diperlukan.
 Karena yang dirancang adalah alat perpindahan panas, maka perlu dicari
dimensi atau ukuran peralatan tersebut. Ukuran alat tersebut berkaitan
erat dengan luas permukaan panas atau heating surface. Persamaan
perpindahan panas yang berkaitan dengan dimensi atau luas perpindahan
panas dapat dilihat dibawah ini :
Q = U . A . t ............(3)
Dimana : Q = panas yang diserap atau dipindahkan, Btu/jam
U = tahanan panas, Btu/jam.ft2.oF
t = beda temperatur rata-rata, oF
dengan diketahuinya harga A (heating surface) dapat ditentukan macam
atau type alat perpindahan panas dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Apabila A < 120 ft2, maka alat perpindahan panasnya adalah :
 Double Pipe Heat Exchanger

 Coil

 Jacket Vessel

 Apabila A > 120 ft2, maka alat perpindahan panasnya adalah :


 Shell and Tube

 Plate and Frame

Dari persamaan diatas dapat juga harga A dapat dirobah menjadi :


 Panjang pipa
 Jumlah pipa
 Sehingga dari jumlah dan panjang pipa dapat dipilih type alat
perpindahan panas yaitu,
a. Double Pipe Heat Exchanger
Pada tipe peralatan ini dapat dibagi jenisnya menjadi :
 Counter Current dan Co Current
 Seri – seri
 Seri – paralel
b. Shell and Tube
Pada tipe peralatan ini dapat dibagi jenisnya menjadi :
 Heater dan Cooler
 Condensor type Horisontal, Vertikal, Desuper Heater, Sub Cooling
 Reboiler type Kettle Reboiler, Forced Reboiler, Thermo Syphon

c. Coil
d. Jacket Vessel
Contoh yang paling mudah untuk suatu peralatan proses pada industri kimia
adalah Kolom Distilasi. Pada kolom distilasi banyak digunakan alat
perpindahan panas antara lain :
 Heater pada pemanasan umpan masuk ke dalam kolom
 Condensor pada pengembunan uap untuk dijadikan distilat
 Reboiler pada penguapan kembali liquid pada bagian bottom untuk
membuat efesiensi kolom menjadi lebih besar.
 Coil untuk mendinginkan distilat atau bottom produk.
3.1 Pengertian Condensor
Condensor adalah semacam alat Heat Exchanger yang berfungsi
untuk merubah fase gas menjadi fase liquid. Biasanya gas yang
diembunkan diletakan dibagian sheel sedangkan pendingin
diletakan dibagian pipa atau tube. Ada beberapa macam
condensor :
a. Berdasarkan peletakannya
Berdasarkan peletakannya condensor ada 2 macam, yaitu :
 condensor horisontal
 condensor vertical
b. Berdasarkan prosesnya
Berdasarkan prosesnya kondensor ada tiga macam, yaitu :
 De-superheater condensor
 Saturated condensor
 Sub-cooled condenser
c. Berdasarkan jumlah komponen yang diembunkan
Condensor dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
 Mono komponen
 Multi komponen
 Dalam condensor horisontal berlaku :
a. ho = 15 – 300 Btu/jam.ft2.oF
b. beban condensor dinyatakan :
- apabila pengembunan di luar pipa
M, t2 M, T1

M
G" 
L . Nt 2/3
- apabila pengembunan di dalam pipa : m, t1
M, T2

M
G" 
0,5 . L . Nt
 Dalam condensor vertikal berlaku :
a. ho = 90 – 150 Btu/jam.ft2.oF
b. beban condensor dinyatakan : M, T1

- apabila pengembunan di luar pipa :


M
G' 
Nt .  . do
 
- apabila pengembunan di dalam pipa :

4 . G' M, T2
 1400 (untuk uap organik) m, t2
 .f m, t1
3.2 Grafik Perpindahan Panas
a. Condensasi pada titik jenuhnya b. Condensasi di bawah titik jenuhnya

Q = M (hg – hl) Q = M (hg – hl)


T2 T1 T1
t2 T2 t2

Q = m . Cp . (t2 – t1) Q = m . Cp . (t2 – t1)


t1 t1

c. Condensasi desuperheater d. Condensasi subcooler

T1
T2 T1
t2 T2 t2

Q = m . Cp . (t2 – t1) Q = m . Cp . (t2 – t1)


t1 t1

Q1 = M . Cp . (T1 – T1’); Q2 = M (hgt1 – hl) Q1 = M (hgt1 – hl); Q2 = M . Cp . (T1 – T1')


Q = Q1 + Q2 Q = Q1 + Q2
1. Material and Heat balance
Q = Q1 + Q2 = m . cp . t
Untuk desuperheater : Q1 = M . CP . (T1 – T1’) ; Q2 = M .(hg – hl)
Untuk subcooler  : Q1 = M .(hg – hl) ; Q2 = M . CP . (T1 – T1’)
2. Menghitung TLMTD

t 1 - t 2
t LMTD  ; T = Ft . TLM
ln  t 1 / t 2 

harga Ft = 1 karena prosesnya isothermal, pada condensor type HE 1 – 2


karena Ft = 1 dimana dimulai n = 2 dan seterusnya.
3. Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Tc = ½ (T1 + T2­)
tc = ½ (t2 + t1)
4. Mencari IDS dan jumlah pipa dimulai dengan trial UD yang terletak antara
75 – 150 Btu/jam.ft2.oF (tabel 8 Kern), termasuk Cooler dimana fluidanya
antara light organic dengan air.
Q dan A
A Nt 
U D . t a" . L
Nt distandarkan dan IDs didapatkan dari tabel 9 Kern. Dan UD dikoreksi
dengan menggunakan persamaan :
Nt
U D (koreksi)  . U D trial
Nt standar

kesimpulan sementara hasil perancangan


Type HE : 1 – 2
Bagian Shell Bagian Tube
IdS = do = BWG l= Nt = n=
n’ = 1 susunan PT = de =
B = mendekati 1 x IDS a’ = a” = di =
 
Evaluasi Perpindahan Panas
Bagian Shell (........................) Bagian Tube (............................)
1. Menghitung Nre 5. Menghitung Nre pipa
ID S . C' . B Nt . a'
aS  aP 
n . PT . 144 n . 144
de dicari pada gambar 28 Kern  dicari pada gambar 14 Kern
 dicari pada gambar 14 Kern m M
GP  atau G P 
M m aP aP
GS  atau G S 
aS aS G P . di
Nre P 
G . de  . 2,42
NreS  S
 . 2,42 6. -
2. - 7. Menghitung Koefisien Film PP, hi
3. Menghitung harga Koefisien Film PP, ho Gt
Trial ho antara 150-300 Btu/jam.ft2.oF untuk
v
3600 . 
condensor horisontal dan ho antara 90-150 v yang baik apabila hasilnya antara
Btu/jam.ft2.oF untuk condensor vertikal. 4 – 6 ft/detik.
ho
tw  tc   Tc - tc  hi dicari pada gambar 25 hal. 835
 ho  hio  Kern dan dilakukan koreksi,
tf = (Tc + tw)/2  di 
h io  h i  
M  do 
G"  condensor horisontal
L . Nt 2/3
M
G'  condensor vertikal
Nt .  . do
Dari gambar 12.9 didapatkan ho dengan
catatan ho tersebut sama dengan ho trial.
Jika berbeda tidak boleh lebih dari 20%. Jika
tidak diulangi lagi ho trial.
8. Mencari tahanan panas pipa bersih (UC)
h .h
U C  i io
h i  h io
9. Mencari tahanan panas pipa terpakai (UD)
UC - UD
Rd 
UC . U D
 Diharapkan : Rd hitung > Rd ketentuan

Evaluasi P
Bagian Shell (......................) Bagian Tube (........................)
1. Menghitung Nre dan Friksi 1. Menghitung Nre pipa
de . G S di . G P
NreS  Nre P 
 . 2,42  . 2,42
f dicari pada gambar 29 Kern f dicari pada gambar 26 Kern
2. Menghitung PS hanya karena 2. Menghitung P karena panjang pipa
panjang shell.
1 fGt2 Ln
1 fG Ds  N  1 Pt 
2

Ps  s
2 5, 22 x 1010 De s
2 5, 22 x 1010 De s
3. Menghitung P karena tube passes
s = ( / 62,5) 4 n  v2  
144 .  . BM Pn   
s s  2 . gc  144
1545 .  460  T 
4. Mencari Ptotal pada bagian tube
PT = PP + Pn

Catatan : P masing – masing aliran < P ketetapan


Contoh : Condensor menggunakan shell and tube dengan pipa ¾ in OD, 16 BWG; PT = 1 in.
Ketetapan : Rd gabungan minimal = 0,003 jam.ft2.oF/Btu
Δp aliran air maksimal 10 psi
Δp aliran uap maksimal 2 psi
Rancang dan gambarlah condenser horizontal tersebut
Uap buatan jenuh
M1 = 30.000 lb/jam
T1 = 170oF ; P = 155 psia

Air pendingin
t1 = 85oF
t2 = 120oF
T2 = 170oF

Jawab :
1. Material dan heat balance
Q = m . cp . Δt = M .(hg – hl)
= m . 1 . (120 – 85)oF = 30.000 lb/jam (320 – 200) Btu/lb
Q = 3.600.000 Btu/jam; m = 102.857 lb/jam
2. Menghitung ΔT (LMTD)
t1  t2 50  85
t LM    66o F
t 50
ln 1 ln
t2 85
T1  t2 300  100 t  t 120  56
R   5,88; S  2 1   0,16
t2  t1 120  86 T1  t1 300  86
Harga Ft = 1 karena prosesnya isothermal dan type HE 1 – 2.
Jadi, Δt = Ft . ΔTLM = 1 (66) = 66oF
3. Menghitung suhu caloric (T c dan tc)
Tc = ½ (T1 + T2) = ½ (170 + 170) = 170 oF
tc = ½ (t1 + t2) = ½ (85 + 120) = 102,5 oF
4. Trial UD = 150 Btu/jam.ft2.oF yang terletak antara 75 – 150 Btu/jam.ft 2.oF table 8 Kern.

Q 3.600.000 Btu / jam


A   363, 6 ft 2
U D t 150 Btu / jam. ft . F (66 F )
2 o o

Nt distandarkan A 363, 6
Nt  danIDs didapatkan 154
dari buah
table 9 Kern :
a"L
IDs = 17 ¼ in; 0,1963(12)
n = 4; Nt = 158

Kesimpulam Nt : 154
U D terkoreksi sementara
 xU D trial  (150)  146, 2 Btu / jam. ft 2 .o F
Type HE : 2 –Nt 4 s tan dar 158
Bagian Shell Bagian Tube
IDs = 17 ¼ in do = ¾ in 16 BWG, l =12 ft, Nt = 154, n = 4
n’ = 1 susunan segitiga, PT = 1 in; de = 0,95 in
B = 16 in a’ = 0,302 in2; a” = 0,1963 ft 2/ft; di = 0,620

 
Evaluasi Perpindahan Panas

Bagian Shell (uap butan) Bagian Tube (air)


5. Menghitung Nre shell 5. Menghitung Nre pipa
IDs .C '.B 17, 25(0, 25)16 Nt.a ' 158(0,302)
as    0, 4792 ap    0, 0828 ft 2
n '.PT .144 (1)(1)144 n.144 (4)144
M 30.000 M 102.857
Gs    62604 lb / jam. ft 2 Gt    1242234 lb / jam. ft 2
as 0, 4792 at 0, 0828
G .d 62604  0,95 /12  Gt .di 1242234  0, 62 /12 
Nre  s e   209208 Nre    36835,5
 .2, 42 0, 0098(2, 42)  .2, 42 0, 72(2, 42)
6. JH dicari pada gambar 28 Kern
JH = 130 6. –
7. Menghitung harga koefisien film PP, hi
7. Trial ho = 190 Btu/jam.ft2.oF Gt 1242234
v   5,52 ft / s
ho 3600  3600(62,5)
t w  tc   Tc  tc 
(ho  hio ) dari gambar 25 Kern, didapat :
2 o
190 hi = 1330 Btu/jam.ft . F
 102,5   170  102,5  112, 4o F d 
 190  1099  hio  hi  i   1x1330 
 0, 620 

o  do   0, 750 
tf = (Tc + tw)/2 = (170 + 112,4)/2 = 141,2 F
sehingga :  1099 Btu / jam. ft 2 .o F
kf = 0,075 (tabel 4 Kern)
sf = 0,6 (tabel 6 Kern)
μf = 0,13 cp (gambar 14 Kern)
M 30.000
Gn  2/3
  85,5 lb / jam. ft
l.Nt 12(158) 2/ 3
Dari gambar 12,9 Kern di dapatkan
2 o
ho = 210 Btu/jam.ft . F (memenuhi)
8. Mencari tahanan panas pipa bersih (Uc)
hi .hio 1099(210)
Uc    176,3 Btu / jam. ft 2 .o F
hi  hio 1099  210

9. Mencari dirt faktor (faktor pengotor) pipa terpakai

U c  U D 176,3  146, 2
Rd    0, 0011 jam. ft 2 .o F / Btu
U c .U D 176,3(146, 2)
Ternyata : Rd hitung < Rd tetapan, jadi under desain
 
Evaluasi ΔP
Bagian Shell (uap butan) Bagian Tube (air)
1. Menghitung Nre dan friksi 1. Menghitung Nre pipa atau diambil dari
de.Gan tahap 5
Nre   209208 di.Gt
 .2, 42 Nre   36835,5
f = 0,00131 (gambar 29 Kern)  .2, 42
2. Menghitung Δps hanya karena panjang f = 0,00019 (gambar 26 Kern)
shell
s = (ρ/62,5) 2. Menghitung Δp karena panjang pipa
144. p.BM f .Gt2 .L.n
s pt 
1545(460  T ).62,5 (5, 22 x1010 ).di.S .s
144(155)(58,1)
 0,00019   1242234   12   4 
2
  0, 0213
1545(630)(62,5 
Menghitung harga (N+1)  5, 22.1010   0,620 /12   1  1
(N+1) = (12 x l)/B = (12 x 12)16 = 9  5, 2 psi
1 f .Gs2 .IDs .  N  1 3. Menghitung Δp karena tube passes.
p s  . Dari gambar 27 Kern,
2 (5, 22 x1010 ).de.S .s
 v2  
1  0, 0013  62604   17, 25 /12   9   0, 2
2
 
 . 2
 cg 144
 
2 5, 22.1010  0,95 /12   0, 0213  1 sehingga,
 0,374 psi (ok ) 4n  v 2   4 x4
pn     x0, 2  3, 2 psi
s  2 g c  144 1
Δp total = Δpt + Δpn = 5,2 +3,2 =8,4 psi (ok)

Anda mungkin juga menyukai