HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Tambang Bawah Tanah Kencana PT. Nusa
Halmahera Minerals area KN-EKSPLORASI. Pada area ini masih dalam tahap
proses Eksplorasi dan belum dilakukan penambangan bijih. Data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil perhitungan dari
data aktual yang telah didapat, selanjutnya akan dikaji dan dibandingkan dengan
data perhitungan yang direncanakan. Data yang diperoleh pada lokasi penelitian
meliputi:
a. Data primer didapatkan dari pengukuran langsung di lapangan, sedangkan data
sekunder diperoleh dari pendekatan berbagai referensi yang dibutuhkan. Data
primer meliputi data debit rembesan air tanah, debit aktual pompa, volume
aktual ceruk.
b. Data sekunder meliputi data curah hujan, peta topografi, peta rancangan
tambang bawah tanah, peta geologi, serta spesifikasi pompa dan pipa.
41
2009 dan Mei 2017 dengan nilai curah hujan 557 mm, dan curah hujan terendah
terjadi pada tahun 2015 dengan nilai curah hujan 2 mm. Kondisi curah hujan harian
maksimum dalam periode 10 tahun dapat dilihat pada Gambar 4.1, untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.
88 85
80
67
60
40
20
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Gambar 4.1
Grafik Curah Hujan Harian Maksimum (2008-2017)
42
4.1.3. Dimensi Tambang Bawah Tanah
Dimensi tambang bawah tanah yang mempengaruhi debit rembesan air
tanah ialah nilai jari – jari penampang terowongan. Jari - jari tersebut
mempengaruhi total debit rembesan, serta mempengaruhi nilai h yaitu kedalaman
pusat terowongan tambang. Berdasarkan data dari divisi mine plan, jari – jari yang
didapat sebesar 2.5 m. Dimensi penampang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Dimensi Penampang Tambang
Gambar 4.3
Penampang Lapisan Batuan pada Tambang Bawah Tanah (PT.NHM, 2018)
43
4.1.5. Debit Rembesan Air Tanah
Air yang masuk ke dalam tambang bawah tanah salah satunya berasal dari
air rembesan yang mengalir di sepanjang tambang tersebut. Debit air rembesan
dihitung menggunakan rumus El Tani (2003). Parameter untuk menghitung debit
air rembesan ialah konduktivitas hidraulik, elevasi muka air tanah, kedalaman pusat
tambang bawah tanah, dan jari – jari penampang tambang. Besarnya debit air
rembesan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Debit Rembesan Air Tanah
Kedalaman Lubang
Elevasi muka air tanah
Bukaan Q (L/detik) Q (m3/detik)
(m)
(m)
73.87 m 330 m 4.548 x 10-3 4.548 x 10-6
44
masalah yang ada di lokasi tambang bawah tanah Kencana PT.NHM area KN-
EKSPLORASI. Salah satu permasalahan yang ada ialah sering terjadi banjir
dikarenakan meluapnya debit air yang berada di sump dan menggenangi jalan
tambang. Hal ini terjadi karena volume sump yang terlalu kecil. Gambar 4.3
menunjukan keadaan sump setelah banjir.
Gambar 4.4
Banjir pada Front Kerja
4.2.1. Debit Bocoran Air Tambang
Debit air yang masuk ke lokasi tambang merupakan bocoran air tanah yang
berasal dari akuifer rekahan serta debit air dari peralatan penambangan. Debit
bocoran air diperoleh dari pengambilan data langsung dilapangan. Berdasarkan
pengukuran, debit bocoran air rata – rata sebesar 8,33 x 10-4 m3/detik. Pada daerah
front kerja debit dari peralatan penambangan juga memengaruhi debit air tambang
dengan rata – rata sebesar 0,005 m3/detik.
Gambar 4.5
Debit Bocoran Air Tambang Pada Dinding Tambang
45
4.2.2. Sumuran (Sump)
Sump pada tambang bawah tanah PT NHM digunakan untuk menampung
air rembesan lalu air dipompa menuju sump yang lebih tinggi elevasinya secara
bertingkat hingga keluar lubang bukaan, untuk kemudian dipompa menuju area
Settling pond (Kolam Pengendapan) menggunakan Pompa Challenger Weartuff
WT106. Terdapat tiga ceruk dan pada setiap ceruk pompa yang digunakan adalah
pompa merk FLYGT tipe B2151 HT sebanyak 1 pompa. Kondisi ceruk secara
aktual dapat dilihat pada Gambar 4.7. Volume ceruk aktual sebesar 11 m3 dengan
kedalaman ceruk sebesar 0,5 m. Berdasarkan perhitungan, masing – masing ceruk
masih tidak mampu menampung debit air rembesan serta debit pemompaan dari
ceruk dibawahnya. Tinggi air pada ceruk hampir sama dengan kedalaman ceruk.
Pompa bekerja secara otomatis apabila ketinggian air mendekati bibir ceruk dan
pompa tidak bekerja apabila ketinggian air terlalu rendah Perhitungan ceruk dapat
dilihat pada Lampiran.
Gambar 4.6
Kondisi ceruk di Tambang Bawah Tanah
4.2.3. Pompa
Pompa yang digunakan terdapat dua jenis yaitu FLGT BS2400, FLYGT
BS2151. Pompa FLYGT BS2400 ialah pompa berbahan dasar alumunium dengan
sumber tenaga udara bertekanan sebesar 3 bar. Pompa ini mengalirkan air dari fish
tank KN-Decline SP04 menuju Fist Tank KN-Decline EW09 dengan debit aktual
sebesar 0,0224 m3/detik menggunakan pipa polypipe berdiameter 8 inch yang
46
memiliki panjang 444 m. Pompa bekerja dengan cara otomatis karena dipasang
sensor air jika sudah mengenai sensor tersebut maka pompa bekerja. Kondisi
Pompa FLYGT BS2400 pada tambang dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.7
Pompa FLYGT BS2400
Gambar 4.8
Pompa FLYGT B2151
Pompa dengan merk Flygt B2151 tercantum pada Gambar 4.7, ialah pompa
yang casing luarnya berbahan besi dengan sumber tenaga listrik 20 Kw dengan
efisiensi 65 %. Pompa ini beroperasi pada tiap sump dan sebagai pompa booster
antar sump. Pompa ini menggunakan pipa polypipe berdiameter 4 inch. Pompa
47
bekerja secara otomatis, sehingga ceruk tidak mengalami kondisi meluap. Debit
aktual pompa dan head total yang harus diatasi berbeda – beda pada setiap ceruk.
Debit pada tiap ceruk dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6.
Debit Aktual Pompa FLYGT dan Panjang Pipa pada Tiap Ceruk
Lokasi Panjang Pipa Keluaran (m) Debit (m3/s)
Sump KN-Bottom 64,9 0,00274
Sump KN-Decline 296,2 0,00560
Sump KN-Decline 01 SP04 22,2 0,0112
4.2.4. Pipa
Jaringan pipa pada tambang bawah tanah berfungsi untuk menghubungkan
antara ceruk satu dengan yang lainnya serta berfungsi untuk mengangkut air hingga
keluar tambang. Sambungan pipa menggunakan fitting merk Elbow sedangkan pipa
yang digunakan berbahan polypipe memiliki diameter dalam sebesar 4 inch dan 8
inch (Gambar 4.8). Pipa diletakkan pada dinding terowongan sehingga beda tinggi
dan belokan pada tambang bawah tanah akan mempengaruhi head total yang harus
diatasi oleh pompa. Head Total dalam jaringan pemipaan dapat dilihat pada
tambang bawah tanah dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8.
Gambar 4.9
Pipa Polypipe 4 Inch
48
Gambar 4.10
Pipa Polypipe 8 Inch
Tabel 4.7
Head Total Pipa pada Pompa Flygt BS2400
Head Loss
Head Head Head
(m)
Lokasi Statis Kecepatan Total
Kerugian
(m) (m) Belokan (m)
Gesek
FT KN-Decline SP04 60 0.024 1,194 0,0129 61,589
FT KN-Decline 01 EW09
32 0,098 3,424 0,055 35,577
Tabel 4.8
Head Total Pipa pada Pompa Flygt B2151
Head Loss
Head Head Head
(m)
Lokasi Statis Kecepatan Total
Kerugian
(m) (m) Belokan (m)
Gesek
Sump KN-bottom 4 0.006 0.094 0.00123 4,7438
49