HASIL PENELITIAN
38
4.1. Permodelan Cadangan Batubara
Permodelan cadangan merupakan suatu pekerjaan yang penting dalam
evaluasi suatu proyek pertambangan minerba (mineral dan batubara). Seluruh
keputusan teknis sangat bergantung pada pekerjaan tersebut. Dalam penelitian ini
permodelan cadangan batubara dilakukan untuk mengetahui volume lapisan tanah
penutup yang harus dibongkar pada P1B5.
Pada penelitian ini, pembuatan rancangan pembongkaran P1B5 dilakukan
dengan menggunakan software minescape. Tahapan pertama permodelan adalah
menyiapkan basis data komputer yang bersih. Pengecekan data dimulai setelah
semua data dimasukan kedalam komputer.dalam penelitian ini menggunakan
software minescape, data masukan yang diperlukan adalah peta topografi, data
collar,data litologi dan data kualitas batubara.
39
a) Data Collar
Data collar yang dimaksud adalah data yang menunjukan koordinat
(easting,northing,dan elevasi surface) dari suatu lubang bor. Data ini digunakan
untuk menujukan posisi lubang bor pada model topografi. Data ini dapat dilihat
pada Lampiran P
b) Data Litologi
Data litologi yang dimaksud adalah data yang menunjukan hasil dari core dari
lubang bor. Data litologi terdiri dari nama lubang bor,kode bahan galian,kode
litologi,top depth dan bottom depth. Data Litologi terlampir pada lampiran O
c) Data Quality
Data quality yang dimaksud adalah data kualitas batubara dari tiap lapisan yang
ada pada core. Data quality Memberikan informasi tentang kualitas batubara berupa
relative density, index moisture, kadar debu, kadar mineral pengotor, kadar carbon,
kadar sulfur, nilai kalori. Data Quality terdapat pada Lampiran Q
40
4.1.5. Kontur Striping Ratio
Kontur striping ratio adalah kontur yang menyatakan batasan area dengan
striping ratio tertentu. Kontur stripping ratio di dapatkan dengan cara membuat
suatu fungsi expression pada minescape yang merumuskan semua volume material
bukan batubara dibagikan dengan tonase batubara. Peta kontur stripping ratio
terlampir pada lampiran V
4.1.6. Reservegraphic
Resgraphic adalah suatu menu dalam minescape untuk mengambarkan
nilai-nilai yang berada dalam table menjadi sebuah bentuk grafis gradual-gradasi
warna, resgraphic dapat kita lakukan untuk nilai-nilai SR dan Qualitas.
Sebelum dapat membuat resgraphic,area dibagi menjadi beberapa block
dengan ukuran yang sama,dalam penelitian ini ukuran blok adalah 10m x 10 m. area
reserve graphic ditentukan dengan cara membuat area yang dibatasi oleh kontur
struktur dan kontur striping ratio.
Hasil dari reserve graphic adalah tonase batubara disetiap blok dan nilai
striping ratio di tiap blok dan nilai striping ratio komulatif dinyatakan dengan
warna,sehingga kita dapat menentukan batas area penambangan (Pit limit)
berdasarkan nilai stripping ratio yang dinyatakan pada peta. Peta reservegraphic
terdapat pada Lampiran W
41
Gambar 4.1
Luas area Pit 1 Blok 5
Gambar 4.2
Total Tonase batubara dan Volume tanah penutup
42
4.2.1. Dimensi Jenjang Tunggal ( BFA)
Berdasarkan rekomendasi geoteknik tersebut maka dibuat jenjang tunggal dengan
dimensi sebagai berikut
. Geometri jenjang yang direkomendasi kan adalah :
a) Tinggi jenjang : 10 m
b) Lebar jenjang :5m
c) Kemiringan jenjang tunggal ( BFA) : 65o
Gambar 4.1
Dimensi jenjang Tunggal
Gambar 4.2
Dimensi jenjang keseluruhan
43
4.2.3. Jalan Tambang
Peran jalan tambang dalam suatu kegiatan penambangan sangat penting.
Pembuatan jalan tambang diperlukan untuk transportasi pengangkutan perlatan
maupun hasil penambangan sehingga proses penambangan dapat berjalan dengan
lancar. Merancang jalan angkut di dalam tambang dilakukan dengan
mempertimbangkan lokasi front penambangan dan lokasi crushing plant. Jalan
angkut yang berada di dalam front penambangan akan mengikuti tahapan
penambangan yang ada karena nantinya akan berubah sesuai dengan tahapan
penambangan.
1. Lebar Jalan Angkut pada Jalan Lurus
Jalan tambang dirancang untuk dua jalur pengangkutan NISSAN CWE450HD
dengan dimensi lebar jalan angkut direkomendasi adalah minimal 8.75m (lihat
Lampiran H).
2. Lebar Jalan Angkut pada Tikungan
Lebar jalan minimum untuk dua jalur pada tikungan didasarkan pada lebar atau
jarak antar jejak roda kendaraan, lebar tonjolan atau juntai truk bagian depan dan
bagian belakang pada saat menikung. Diperhitungkan pula jarak antar truk pada
saat bersimpangan serta jarak sisi luar truk dari tepi jalan. Dari hasil perhitungan
didapatkan lebar jalan pada tikungan sebesar 11m. Perhitungan lebar jalan angkut
terdapat pada Lampiran H.
3. Super elevasi.
Superelevasi adalah kemiringan melintang permukaan pada lengkung
horizontal. Superelevasi bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan
mekanis untuk mengimbangi gaya sentrifugal. Nilai superelevasi pada tikungan
ialah 0,04 m/m dan lebar jalan angkut pada tikungan dengan asumsi kecepatan
kendaraan pada saat melintas pada tikungan sebesar 25 km/jam, maka didapat beda
tinggi antara tepi jalan bagian luar dengan tepi jalan bagian dalam sebesar 0,44 m .
Lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran H
4. Kemiringan Permukaan Jalan Angkut (Cross Slope)
Untuk mengatasi terjadi genangan air pada jalan angkut lurus saat hujan, maka
dilakukan pembuatan cross slope dengan cara membuat bagian tengah jalan lebih
tinggi dari bagian tepi jalan. Besarnya kemiringan jalan dipengaruhi oleh lebar
44
badan jalan, dimana besarnya 1/4 sampai ½ inchi per feet lebar jalan angkut (20-40
mm/m). Harga Cross Slope yang diambil adalah 20 mm/m berdasarkan buku
Hustrulid, 2013 karena material permukaan jalan yang dipakai adalah tanah
Lempung. Maka, kemiringan melintang adalah :
P = ½ x 9 m (lebar jalan angkut)
= 4.5 m
Sehingga beda tinggi dibuat :
Q = 4.5 m X 40 mm/m
= 180 mm
= 0,18 m
5. Kemiringan (Grade) Jalan
Kemiringan jalan yang digunakan pada PT.DRM agar dapat dilalui alat
angkut dengan baik adalah 8%
45
(bucket) alat muat. Besarnya faktor pengisian untuk alat muat Komatsu
PC400LC adalah 80,84% (Lampiran E).
07.00 - 07.00 -
Kerja produktif 5 5
12.00 12.00
12.00 - 12.00 -
Istirahat 1 1.5
13.00 13.30
13.00 - 13.30-
Kerja produktif 5 4.5
18.00 18.00
Jumlah (jam) 11 11
46
masing rangkaian kerja yang telah ditetapkan. Data kemampuan produksi alat muat
dan alat angkut dalam kegiatan pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan saat
ini diperoleh dari pengamatan seperti waktu edar alat, kapasitas bucket alat muat
dan kapasitas bak alat angkut, bucket fill factor dan efisiensi kerja.
a) Produksi Alat Muat Aktual
Kegiatan pembongkaran dan pemuatan overburden dilakukan dengan
menggunakan alat muat Komatsu PC400LC. Produksi alat muat aktual Komatsu
PC400LC sebesar 251,16 BCM/jam. Perhitungan produktifitas alat muat dapat
dilihat pada Lampiran K
b) Produksi Alat Angkut Aktual
Kegiatan pengangkutan material overburden dilakukan dengan
menggunakan alat angkut Nissan CWB450HD. Produksi alat angkut Nissan
CWB450HD ( 5 Unit ) sebesar 229,28 BCM/jam. Pada Lampiran L dapat dilihat
perhitungan Produktifitas alat angkut
47
Berdasarkan kapasitas produksi alat muat dan alat angkut, kegiatan
penambangan belum mencapai target produksi 150.000 BCM/bulan. Penyebabnya
adalah banyaknya hari libur yang menghambat kegiatan penambangan pada P1B5.
Dapat dilihat pada Lampiran B, maka untuk memenuhi target produksi lapisan
tanah penutup perlu ditambahkan jam kerja atau lembur.
Jam lembur dimulai pada jam 19.30 sampai jam 23.30 dan disesuaikan dengan
kegiatan bulan puasa. Setelah adanya tambahan jam lembur maka target produksi
dapat dipenuhi. Dapat dilihat pada lampiran X
48