Anda di halaman 1dari 16

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN TANAMAN PURUN TIKUS (Eleocharisdulcis) SEBAGAI ALTERNATIF TEMPAT BERTELURNYA HAMA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (Scirpophagainnotata)

BIDANG KEGIATAN Program KreativitasMahasiswaPenelitian (PKM-P)

Diusulkanoleh : M. AzwarRamadhani (NIM. H1E110069) (2010) Angga Ade Saputra (NIM.H1E110063) (2010)

RinikaArdinaRahman(NIM.H1E110027) (2010)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-P PKM 1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Tanaman Purun Tikus (Eleocharisdulcis) Sebagai Alternatif Tempat Bertelurnya Hama Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophagainnotata). : PKMP : Teknlogi dan Rekayasa

2. Bidang Kegiatan 3. BidangIlmu 4. . Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : M. Azwar Ramadhani b. NIM : H1E110069 c. Jurusan : Teknik Lingkungan d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Lambung Mangkurat e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Raja Alam 1 Sambaliung Kab. Berau f. Hp : 0852 4764 0111 g. Alamat email : Azwar_enviro@rocketmail.com 5. . Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang 6. Dosen Pendamping a. NamaLengkap&Gelar : Nopi Stiyati P. S.Si, MT b. NIDN : 0018118403 c. AlamatRumah : Jl. Pendidikan kan 7 No 25 RT 5 RW 2 Sei
Paring. Martapura

HP 08195478466 7. BiayaKegiatan Total Dikti 8. JangkaWaktuPelaksanaan : Rp. 12.500.000,: 6 (enam) bulan Banjarbaru, 31 September 2012

Menyetujui Ketua Prodi StudiTeknikLingkungan

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Rijali Noor, MT) NIP. 19760707 199903 1 005 Bidang Kemahasiswaan

(M. M. AzwarRamadhani AzwarRamadhani) NIM. H1E110069 Dosen Pedamping

(Prof. Prof. Dr. Ir. H. Idiannor Mahyudin, M.Si M.Si) NIP.19590409 19590409 198103 1 002

(Nopi Nopi Stiyati P. S.Si, MT) NIDN. 0018118403 018118403

DAFTAR ISI

A. JUDUL .........................................................................................................1 B. LATAR BELAKANG .................................................................................1 C. PERUMUSAN MAKALAH .......................................................................2 D. TUJUAN ......................................................................................................3 E. LUARAN YANG DIHARAPKAN .............................................................3 F. KEGUNAAN PROGRAM ..........................................................................3 G. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3 G.1 LahanRawa ...........................................................................................3 G.2 TanamanPurunTikus (Eleocharisdulcis) .............................................4 G.3 SeranggaPenggerekBatangPadiPutih (Scirphopagainnotata) .............5 H. METODE PELAKSANAAN ......................................................................7 H.1 BahandanAlat .......................................................................................7 H.2. TeknisPelaksanaan ..............................................................................7 I. JADWAL KEGIATAN ................................................................................8 j. RANCANGAN BIAYA....................................................................................9 K. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................10 L. LAMPIRAN.................................................................................................11

A. JUDUL PEMANFAATAN TANAMAN PURUN TIKUS (Eleocharis dulcis) SEBAGAI ALTERNATIF TEMPAT BERTELURNYA HAMA

PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (Scirpophaga innotata).

B. LATAR BELAKANG

Di lahan rawa Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ditemukan beberapa jenis tumbuhan liar yang termasuk dalam 181 genera dalam 51 famili, yang terdiri atas golongan berdaun lebar 110 spesies, rumput 40 spesies, dan teki 31 spesies. Vegetasi yang tumbuh dominan di lahan rawa pasang surut dan lebak antara lain adalah purun tikus (Eleocharis dulcis (Burm.f.) Henschell), bulu babi (Eleocharis retroflata (Poir) Urb.), kelakai (Stenochiaena palutris (Burm.) Bedd), perupuk (Phragmites karka), bundung (Scirpus grosus), purun kudung (Lepironea articulata), banta (Leersia hexandra Sw), bura-bura (Panicum refens), ribu-ribu (Lycodium flexuosum), tambura (Ageratum conyzoides L.), dan patah kamudi (Sphaeranthus africanus L.). Beberapa jenis dari tumbuhan liar tersebut berfungsi sebagai inang alternatif hama dan tempat berlindung atau habitat musuh alami, serta sebagai biopestisida, biofilter, biofertilizer, dan bahan obat tradisional. Di Indonesia Penggerek Batang Padi merupakan salah satu hama utama tanaman padi yang dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan hasil. Sampai saat ini di Indonesia telah dikenal enam jenis penggerek batang padi, yaitu penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Walker (Pyralidae), Penggerek batang padi putih (S. innotata Walker (Pyralidae), Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens Walker (Noctuidae), Penggerek batang padi bergaris (Chilo suppressalis Walker (Pyralidae), Penggerek padi berkepala hitam (C. polychrysus Meyrick (Pyralidae) dan Penggerek padi berkilat (C. auricilius Dudgeon (Pyralidae). Penggerek S. incertulas merupakan jenis yang paling luas

penyebarannya dan paling dominan di Jawa, Bali, Lampung dan Kalimantan Selatan, kemudian diikuti oleh jenis S. inferens, C. suppressalis dan S. innotata. Penggerek batang padi mempunyai daerah sebar yang luas.

Penyebaran penggerek ini terutama di daerah tropika dengan aktivitas ngengat penggerek mencapai puncaknya pada suhu 21.6 - 30,6 OC, dengan kelembaban nisbi 82.7 % dan peletakkan telur mencapai maksimum pada hari-hari hujan dengan suhu tinggi. Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang. Teknologi pengendalian yang ada sekarang menurut Luckman dan METCALF dikelompokkan menjadi 7 macam yaitu pengelolaan ekosistem, pengendalian hayati, pengendalian secara mekanik, pengendalian secara fis&, pengendalian secara genetik, pengendalian dengan peraturan dan penggunaan pestisida secara selektif Salah satu cara pengendalian dengan cara pengelolaan ekosistem adalah dengan cara penanaman tanaman perangkap. Tanaman purun tikus yang memiliki kemampuan sebagai tanaman perangkap sangat berpotensi untuk pengendalian hama, selain itu tanaman ini mudah ditemukan sehingga mudah dimanfaatkan.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara memanfaatkan tanaman purun tikus sebagai alternatif tempat bertelurnya serangga penggerek batang padi putih. 2. Bagaimana keberhasilan serangga penggerek batang padi putih menyelesaikan siklus hidupnya pada tanaman purun tikus. 3. Bagaimana keuntungan pemakaian tanaman purun tikus sebagai tempat alternatif siklus hidup serangga batang padi putih.

D. TUJUAN

1. Mengantisifasi terjadi kerusakan padi oleh serangan serangga penggerek batang padi putih. 2. Mengendalian kerusakan tanaman padi yang diakibatkan oleh serangga penggerek batang padi putih.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat membantu masyarakat petani dalam menangani hama serangga penggerek batang padi putih sehingga dapat meningkatkan produksi padi.

F. KEGUNAAN PROGRAM

1. Dapat mengendalikan perkembangbiakan serangga penggerek batang padi putih yang dapat merusak tanaman padi. 2. Mengembangkan teknik pemanfaatan tanaman purun tikus sebagai alternatif tempat bertelurnya hama serangga penggerek batang padi putih.

G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 LAHAN RAWA

Menurut PP No. 27 Tahun 1991 yang dinamakan lahan rawa adalah genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat dan mempunyai cici-ciri khusus baik fisik, kimiawi maupun biologis. Penjelasan lebih lanjut dalam Kep.Men PU No 64 /PRT/1993 menerangkan bahwa lahan rawa dibedakan menjadi : (a) rawa pasang surut / rawa pantai dan (b) rawa non pasang surut / rawa pedalaman. Lahan rawa merupakan lahan basah, atau wetland, yang menurut definisi Ramsar Convention mencakup wilayah marsh, fen, lahan gambut (peatland), atau air, baik terbentuk secara alami atau buatan, dengan air yang tidak bergerak (static) atau mengalir, baik air tawar, payau, maupun air asin, termasuk juga wilayah laut yang kedalaman airnya, pada keadaan surut terendah tidak melebihi enam meter.

G.2 TANAMAN PURUN TIKUS (Eleocharis dulcis)

Purun tikus yang hidup dan tumbuh disela-sela hamparan eceng gondok. Purun tikus juga merupakan tumbuhan khas lahan rawa. Tanaman air ini banyak ditemui pada tanah sulfat masam dengan tipe tanah lempung atau humus. Biasanya purun tikus dapat ditemui pada daerah terbuka atau tanah bekas

kebakaran. Batang tegak, tidak bercabang, warna abu-abu hingga hijau mengkilat dengan panjang 50-200 cm dan ketebalan 2-8 mm. Sedangkan daun mengecil sampai ke bagian basal, pelepah tipis seperti membran, ujungnya asimetris, berwarna cokelat kemerahan. Tanaman purun tikus ini dapat dikatakan bersifat spesifik lahan sulfat masam, karena sifatnya yang tahan terhadap kemasaman tinggi (pH 2,5-3,5). Oleh sebab hal tersebut, tumbuhan ini dapat dijadikan vegetasi indikator untuk tanah sulfat masam. Karena di kawasan Tungkaran lumayan banyak tumbuh tanaman purun tikus ini, maka saya memperkirakan bahwa jenis lahan di kawasan Tungkaran merupakan jenis lahan sulfit asam . Tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) mempunyai klasifikasi sebagai berikut : Filum Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies
1

: Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Cyperales : Cyperaceae : Eleocharis : Eleocharis dulcis

(Anonim ,2012). Purun tikus (Eleocharis dulcis) merupakan gulma yang tumbuh dan berkembang di lahan rawa pasang surut yang berlumpur. Tanaman ini termasuk dalam family Cyperaceae atau golongan teki. Batangnya silindris dan berdiameter 2-3 mm, tinggi dapat mencapai 150 cm, tidak bercabang, tidak berdaun dan berwarna hijau sehingga fotosintesa dilakukan melalui batang. Bunga terletak pada bagian ujung batang. Tanaman purun tikus ini berakar rimpang di mana pada saat rimpang berumur 6-8 minggu akan membentuk anakan. Pembentukan bunga terjadi setelah anakan muncul di atas permukaan air yang tingginya kurang lebih 15 cm. Setelah berbunga tumbuhan ini akan membentuk rimpang baru pada bagian ujung stolon yang panjangnya kurang lebih 12.5 cm. Setelah berumur 7-8 bulan rimpang tidak produktif lagi sehingga batang mulai mengering dan perlahan-lahan akan mati.

Tanaman purun tikus berfungsi sebagai komponen pengendali hama padi yaitu sebagai tanaman perangkap penggerek batang padi dan makanan hama belalang.Hama penggerek batang padi putih banyak meletakan telurnya pada batang bagian atas tumbuhan tersebut sebanyak >6000.Tumbuhan ini juga berfungsi sebagai tempat berlindungnya beberapa jenis serangga musuh alami(predator dan parasitoid). Disamping itu pula tumbuhan liar purun tikus (Eleocharis dulcis) berperan juga sebagai makanan bagi serangga hama jenis belalang.

G.3 SERANGGA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (Scirpophaga

innotata). Penggerek batang padi putih merupakan serangga hama yang sering terdapat pada setiap batang padi. Jenis atau spesies penggerek akan bergantung pada agroekosistem dimana padi itu ditanam. Di Indonesia serangga ini merupakan hama kedua terluas serangannya setelah hama tikus. Rata-rata serangan dalam sepuluh tahun terakhir mencapai 84.952 ha. Serangan terbesar diseluruh provinsi, dengan intensitas serangan berfluktasu antara 0,5% sampai 0,9% . Penggerek batang menyerang tanaman padi sejak di persemaian hingga tanaman pada stadia matang. Cara masuknya hama penggerek batang ke dalam batang padi berbeda antarspesies. Gejala serangan yang disebabkan oleh semua spesies penggerek batang sama pada tanaman padi. Pada tanaman stadia vegetatif, larva memotong bagian tengah anakan sehingga aliran hara ke bagian atas tanaman terganggu yang menyebabkan pucuk layu dan kemudian mati. Gejala serangan pada tanaman stadia vegetatif disebut sundep. Kehilangan hasil padi akibat serangan penggerek batang pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat membentuk anakan baru. Namun tetap ada pengurangan hasil karena anakan yang baru lebih kecil yang menghasilkan malai yang kecil pula. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman padi masih sanggup mengkompensasi kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang sampai 30%. Di Indonesia terdapat enam spesies penggerek batang padi, yang terdiri dari lima famili Pyralidae dan satu spesies dari famili Noctuidae. Keenam spesies

tersebut adalah penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi kepala hitam Chilo polychrysus Meyrick (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi berkilat Chilo auricilius Dudgeon (Lepidoptera: Pyralidae), dan penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens Walker (Lepidoptera: Noctuidae). Bentuk larva penggerek batang padi putih mirip dengan larva penggerek batang padi kuning, panjang maksimal 21 mm dan berwarna putih kekuningan. Stadium larva 1931 hari, kecuali untuk larva yang berdiapause. Larva instar terakhir akan menuju pangkal batang dan menjadi pupa. Lama periode pupa 69 hari, dan berada di pangkal batang. Larva instar terakhir pada tanaman stadia generatif muncul pada musim kemarau, tidak langsung berubah menjadi pupa, tetapi berdiapause di dalam pangkal batang untuk kemudian berubah menjadi pupa setelah ada hujan pada awal musim hujan berikutnya. Di Australia, larva berdiapause dalam tunggul padi dan padi liar (Oryza australiensis) selama musim dingin yang kering.

H. METODE PELAKSANAAN H.I Bahan dan Alat

Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan terdiri dari : a. Ember plastik ukuran 10 liter b. Tanah sulfat masam c. Tanaman purun tikus d. Kain kasa e. Tabung kaca (test tube) f. Gunting g. Kapas h. Kuas kecil i. Imago penggerek batang padi putih j. Kurungan pemeliharaan

H.2 Teknis Pelaksanaan

Tanah yang digunakan sebagai media penanaman . purun tikus adalah tanah sulfat masam (pHnya rendah), karena tumbuhan purun tikus di lapang tumbuh baik pada kondisi tanah yang demikian. Untuk itu tanah diambil di lahan sulfat masam. Tanah dimasukkan ke dalam ember plastik yang sudah dipersiapkan sebanyak 2/3 bagian dan 1/3 bagiannya untuk diisi dengan air. Setelah ember diisi tanah clan diberi air, tumbuhan purun tikus dapat ditanam. Tumbuhan purun tikus yang ditanam diambil di lapang dan bagian atasnya dipotong hingga tersisa dari akar ke atas setinggi 15 cm. Setelah penanaman selanjutnya dilakukan pemeliharaan yaitu meliputi penyiraman dan pemberian pupuk Nitrogen dengan takaran satu sendok teh per ember. Pada umur 15 hari setelah tanam tumbuhan purun tikus sudah mulai tumbuh clan bertambah tingginya, oleh sebab itu perlu diberi ajir untuk penahan agar tumbuhan tidak roboh, karena tumbuhan ini tinggi dan mudah roboh. Pada umur hampir 3 bulan (80 hari setelah tanam) dilakukan koleksi imago penggerek batang padi putih di lapang. Imago yang diperoleh di lapang dimasukan ke dalam kurungan pemeliharaan untuk mendapatkan telumya. Telur yang dihasilkan dimasukan ke dalam tebung kaca untuk ditetaskan. Setelah umur tumbuhan mencapai tiga bulan, pertumbuhan mencapai maksimum (seperti tumbuhan dewasa di lapang) clan pada saat ini sudah bisa diinfestai dengan larva penggerek batang padi putih dengan cara meletakkan pada bagian bawah batang tumbuhan purun tikus. Namun perlu diperhatikan bahwa tumbuhan yang akan diinfestasi sebaiknya memiliki pertumbuhan yang sehat clan memiliki diameter batang >_ 2,5mm. Jumlah larva yang diinfestasikan dengan perbandingan 3 : 1 atau 3 batang purun tikus 1 larva. Hal ini dilakukan agar larva hingga menjadi imago tidak kekurangan makanan, karena pada tanaman padi ratarata satu larva dapat berpindah sebanyak 3-6 kali sebelum menjadi pupa dan kepompong . Tumbuhan yang sudah diinfestasi dengan larva penggerek batang padi putih selanjutnya dimasukkan dalam kelambu kain spon dengan bagian atas kasa, hal ini dimaksudkan agar tiupan angin tidak terlalu menggoyangkan tumbuhan purun tikus tersebut agar jika terjadi perpindahan larva tidak jatuh. Tahap

selanjutnya adalah memperhatikan keadaan air dalam pot jangan sampai kering, namun pada 25-30 hari setelah infestasi (hsi) air dalam pot harus dikurangi karena pada saat ini larva sudah mulai menjadi pupa dan biasanya berada pada pangkal batang. Pada 35-38 hsi pupa tersebut sudah menjadi imago . Persentase jumlah larva yang dapat menjadi imago menurut Djahab et al., (2000) hanya sebesar 17,50 Keberhasilan larva menyelesaikan siklus hidupnya juga sangat dipengaruhi oleh kelembaban, oleh sebab itu semakin tinggi kelembaban semakin besar keberhasilan menjadi imago.

I. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, dengan pengaturan jadwal dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel.1 Jadwal kegiatan
Kegiatan Persiapan Bulan ke1 2 3 4 5 6

a. Perizinan b. Pengadaan alat dan bahan


Pelaksanaan

a. Pengambilan sampel b. Perancangan material c. Ujicoba material d. Sosialisasi penggunaan material


Penyelesaian

a. Analisis data b. Penyusunan dan penggandaan laporan c. Pengiriman laporan

J. RANCANGAN BIAYA

Penelitian ini dianggarkan dana sejumlah Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu rupiah), dengan rekapitulasi dan rincian dapat dilihat pada Tabel. 2 Perencanaan Biaya Tabel. 2 No. Spesifikasi Jumla Satuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 11. Kertas A4 Penjilidan Tinta Hitam refill Tinta Warna refill Akses Internet Ember Plastik 10L Kain Kasa Gunting Kapas Kuas Kecil Kurungan Pemeliharaan Pemakaian Laboratorium 2 10 3 2 4 4 5 kotak 3 8 kotak 5 5 Harga Satuan Jumlah (Rp) (Rp) 39.000 15.000 12.500 22.000 95.000 20.000 14.000 7.000 5.000 3.000 30.000 78.000 150.000 37.500 44.000 380.000 80.000 70.000 21.000 40.000 15.000 150.000 6.500.000

Selama 6 6.500.000 bln

12.

Transportasi Banjarbaru penelitian

dari 3 orang @ 15.000 ketempat 20 kali

900.000

13.

Transportasi alat dan bahan

pembelian 3 orang @ 50.000 10 kali 900.000

1.500.000

14. 15.
Total

Pengangkutan Peralatan Taktis

900.000 1.634.500 12.500.000

K. DAFTAR PUSTAKA

ASIKIN, S DAN M. THAMRIN. 2004. Pengamatan hama penggerek batang padi di lahan pasang surut Kalimantan Selatan. Laporan Hasil Penelitian Balittra, Banjarbaru. THAMRIN,M., N. DJAHAB DAN M.Z. HAMIJAYA. 2005. Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi Putih di Lahan Pasang Surut. Laporan Hasil Penelitian Balittra, Banjarbaru. DJAHAB. N., M. THAMRIN, S. ASIKIN DAN M. RYSTHAM A.T. 2000. Siklus Hidup Penggerek Batang. Padi Putih Pada Purun Tikus (Eleocharis dulcis). Laporan Hasil Penelitian Balitra. PRAYUDI, B. 2008. Kinerja Kelompok Peneliti Hama Penyakit Balittra . Lokakarya Program dan Hasil Penelitian Balittra . 8p .

10

L. LAMPIRAN A. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK

1. Ketua pelaksana kegiatan a. Nama lengkap b. NIM c. Fakultas/Program studi d. Perguruan tinggi e. Alamat rumah/telp : M. Azwar Ramadhani : H1E110069 : Teknik Lingkungan : Universitas Lambung Mangkurat : Jl. Raja Alam I Kec. Sambaliung Rt.03 f. Riwayat pendidikan :

1997 1998 : TK Aisyah Tanah Grogot 1998 2004 : SDN 018 Tanah Grogot 2004 2007 : SMPN 3 Kab. Berau 2007 2010 : SMAN 1 Kab. Berau 2010 ........: Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat g. Waktu untuk kegiatan PKM : 15 jam/minggu

TTD,

M. Azwar Ramadhani NIM. H1E110069

2. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama b. NIM c. Alamat rumah/telp d. Riwayat pendidikan : Rinika Ardina Rahman : H1E110027 : Jl. Karamunting III No. 34 Banjarbaru :

1997 1998 : TK Syamsudinoor 2 Banjarbaru 1998 2004 : SDN Banjarbaru Kota 9 2004 2007 : SMPN 1 Banjarbaru 2007 2010 : SMAN 1 Banjarbaru
11

2010 ........: Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat

TTD,

Rinika Ardina Rahman NIM. H1E110027

3. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama b. NIM c. Alamat rumah/telp : Angga Ade Saputra : H1E110063 : Jl. A. Yani Km 4,5 Komp. Katamso No. 308, Banjarmasin. d. Riwayat pendidikan :

1997 1998 : TK Kartika Jaya VI-18 Banjarmasin 1998 2004 : SDN Pangambangan 5 Banjarmasin 2004 2007 : SMPN 7 Banjarmasin 2007 2010 : SMAN 5 Banjarmasin 2010 ........: Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat

TTD,

Angga Ade Saputra NIM. H1E110063

12

BIODATA DOSEN PENDAMPING

1. Nama lengkap 2. NIP 3. Pangkat/Gol. 4. Jabatan 5. Keahlian 6. Alokasi Waktu 7. Alamat

: Nopi Stiyati Prihatini, S.Si, MT. : 198411182008122003 : Tenaga Pengajar/ IIIb : Pengajar : Ilmu Lingkungan : 3 jam/minggu : Program Studi Teknik Lingkungan UniversitasLambung Mangkurat

8. HP 9. E-mail
Pendidikan

: 08195478466 :
: 2006, Sarjana (S.Si) UNLAM;

2008, Master Teknik (M.T) ITB


Pengalaman Mengajar :S-1 Prodi Teknik Lingkungan FT UNLAM

Banjarbaru, Oktober 2012 Dosen Pembimbing,

Nopi Stiyati P. S.Si, MT NIDN. 0018118403

13

Anda mungkin juga menyukai