Anda di halaman 1dari 25

TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.

)
DI P4S (PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA)
TRANGGULASI GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktik Kerja Lapangan

Disusun oleh :

M Najibbudin Dhuha

NIM : 18104011099

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2020

i
TEKNIK BUDIDAYA WORTEL (Daucus carota L.) ORGANIK DI P4S
(PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA)
TRANGGULASI GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Proposal Praktek Kerja Lapangan ini Telah disetujui Oleh Pembimbing

Pada Tanggal : ……………………………………………………………

Oleh :

M Najibbudin Dhuha

NIM : 18104011099

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian Dosen Pembimbing

Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lutfi Aris Sasongko,S.TP.,M.Si. Istanto, SP., M.Si

NPP.06.02.1.0074 NPP.06.16.2.0407

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1Latar Belakang ...........................................................................................2

1.2Rumusan Masalah ......................................................................................2

1.3Tujuan ........................................................................................................2

1.4 Manfaat......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3

2.1 Sejarah Tanaman Wortel...........................................................................3

2.2 Takstonomi Tanaman Wortel...................................................................3

2.3 Morfologi Tanaman Wortel.......................................................................4

2.4 Syarat Tumbuh .........................................................................................5

2.5 Tehnik Budidaya........................................................................................6

2.6 Pemasaran..................................................................................................9

BAB III METODE PELAKASANAAN.....................................................11

3.1 Waktu Dan Tempat Praktik Kerja Lapangan............................................11

3.2 Teknik Pengambilan Data.........................................................................11

3.3 Jadwal Kegiatan........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Wortel (Daecus carota) adalah tanaman penyimpan karbohidrat dalam


jumlah besar untuk dapat tumbuh dan berbunga Wortel termasuk tanaman
umbi akar yang dikategorikan ke dalam sayuran Wortel memiliki susunan
tubuh yang terdiri dari daun, batang dan akar. Struktur batang pendek,
akarnya tunggang tumbuh pada musim kemarau dan hujan, memiliki siklus
hidup 1-2 tahun. Wortel memiliki umbi yang berwarna kuning kemerah-
merahan, karena mengandung betakaroten dan flavonoid yang bersifat
sebagat antioksidan yang bermantant bagi tubuh (Lesmana 2015)
Wortel juga biasanya diolah untuk membuat masakan sup, capcay, bistik,
kari, mie setan dan sebagainya (Cahyono, 2002). Untuk memperpanjang masa
simpan, kini wortel dapat diolah menjadi permen jelly yang sehat. Permen
jelly yang berbahan dasar dari wortel, tentunya akan disukai oleh anak-anak
karena berbentuk seperti permen. Selain itu, kandungan seperti betakaroten
(Vitamin A). Vitamin B (B B1. Be dan B). Vitamin C dan mineral merupakan
zat gizi yang hermanfanat bagi anak-anak dan orang dewasa (Lesmana.
2015).
Permen atau kembang gula adalah jenis makanan selingan yang berbentuk
padat dibuat dari gula atau pemanis lainnya dengan atau tanpa tambahan
makanan lainnya yang lazim. Permen berdasarkan teksturnya di kategorikan
dalam tiga jenis, yaitu permen keras, permen renyah dan permen lunak
(Koswara, 2009)
Salah satu contoh dari permen lunak yaitu permen jelly. Permen jelly
memiliki penampilan jernih, transparan, serta mempunyai tekstur kekenyalan
tertentu(Atmaka, 2013)

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teknik budidaya wortel (Daucus carota L.) dikelompok tani


Trangulasi?
2. Bagaimana proses perawatan agar tidak terkena hama tanaman wortel
(Daucus carota L.) di kelompok tani Trangulasi?
3. Bagaimana pemasaran tanaman wortel (Daucus carota L.)?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui teknik budidaya wortel (Daucus carota L.) di kelompok tani
Trangulasi
2. Mengetahui proses perawatan tanaman wortel (Daucus carota L.) di
kelompok tani Trangulasi
3. Mengetahui sistem pemasaran tanaman wortel (Daucus carota L.)?
1.4 Manfaat Kegiatan PKL
Manfaat yang didapat oleh ledua pihak yang berkaitan langsung dalam
praktek kerja lapangan (PKL) dan sebagai mitra antara lain:
1. Mahasiswa peserta PKL yakni dapat memperoleh pengetahuan tentang
cara budidaya dan pemasaran wortel (Daucus carota L.)
2. Bagi pemilik usaha yakni dapat menjalin kerjasama dengan pihak
perguruan tinggi sebagai sarana publikasi akan usaha tersebut serta profil
dalam perusahaan tersebu terhadap civitas akademi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Tanaman Wortel

Wortel termasuk sayur-sayuran yang paling luas dikenal manusia.


Manusia mulai mengkonsumsi wortel setelah mengetahui beberapa manfaat
kesehatan yang terkandung di dalamnya. Konon, orang-orang Yunani dan
Romawi yang pertama kali mempublikasikan manfaat wortel ini. Dan
informasi mengenai manfaat wortel ini didapat dalam buku-buku mereka yang
telah ditulis sejak 230 tahun sebelum masehi (Sunanto, 2002).
Di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti awal mula tanaman wortel
mulai dibudidayakan secara itensif. Namun, rintisan budidaya wortel mula-
mula diketahui terpusat di daerah Jawa Barat (Lembang dan Cipanas).
Selanjutnya, berkembang luas ke daerah-daerah sentra sayuran di dataran
tinggi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Bali, Kalimantan
Timur, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, dan Maluku.
(Rukmana,R., 1995).
Penyebaran wortel di berbagai wilayah di Indonesia menyebabkan wortel
memiliki sebutan yang berbeda-beda di setiap tempat atau daerah. Misalnya
brotol (Sunda); wertel, wertal, wortol, dan bortol (Jawa); dan ortel (Madura).
Di dunia internasional, wortel dikenal dengan nama carrot.(Cahyono,
Bambang, 2002).

2.2 Takstonomi Tanaman Wortel

Dalam sistem tumbuh-tumbuhan (takstonomi), tanaman wortel


diklasifikasikan sebagai berikut :

Devisio : Spermatophyta

3
Sub divisio: Angiospermae

Kelas : Dicotyledon

Ordo : Umbelliferales

Family : Umbelliferae

Genus : Daucus

Species : Daucus carota L.

2.3 Morfologi Tanaman Wortel


Wortel digolongkan pada tanaman semusim karena hanya
berproduksi satu kali kemudian mati. Tanaman wortel berumur pendek
yaitu berkisar 70 -120 hari bergantung pada varietasnya.( Anonim. 2003)
Wortel juga merupakan tanaman budidaya yang sudah di
manfaatkan oleh manusia sejak dahulu. Selain di kenal sebagai gudang
vitamin A, wortel menjadi bahan pelengkap makanan utama manusia dan
juga hewan ternak. Tanaman wortel terdiri dari daun dan tangkai, batang
dan akar. Dengan pertumbuhan yang tegak keatas dari umbi sampai daun
mencapai 30-50 cm, berbentuk silindris, dan berwarna orange.

2.3.1 Daun
Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga, anak-
anak daun berbentuk lanset (garis-garis). Setiap tanaman memiliki 5-7
tangkai daun yang berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal
dengan permukaan yang halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis..
2.3.2 Batang
Batang tanaman wortel sangat pendek sehingga hampir tidak
nampak, batang bulat, tidak berkayu, agak keras, dan berdiameter kecil
(sekitar 1-1,5 cm). Pada umumnya batang berwarna hijau tua. Batang
tanaman tidak bercabang, namun di tumbuhi oleh tangkai daun yang
berukuran panjang, sehingga kelihatan seperti bercabang.

4
2.3.3 Bunga
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk
payung berganda, dan berwarna putih atau merah jambu agak pucat.
Bunga memiliki tangkai yang pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga
terletak pada bidang yang sama. Bunga wortel yang telah mengalami
penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji yang berukuran kecil
dan berbulu (Cahyono, 2002)
2.3.4 Akar
Tanaman wortel memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut.
Dalam pertumbuhannya akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk
dan fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar
akan berubah menjadi besar dan bulat memanjang, hingga mencapai
diameter 6 cm dan panjang sampai 30 cm, tergantung varietasnya. Akar
tunggang yang telah berubah bentuk dan fungsi inilah yang sering di sebut
atau di kenal sebagai “Umbi Wortel”.
2.4 Syarat Tumbuh
2.4.1 Keadaan Iklim
Tanaman wortel pada permulaan tumbuhnya menghendaki cuaca
agak dingin dan lembab. Di negara yang beriklim sedang (sub tropis).
Perkecambahan benih wortel membutuhkan suhu minimum 90C dan
maksimum 200C. Namun untuk pertumbuhan dan produksi umbi yang
optimal membutuhkan suhu udara antara 15,6-21,10C untuk negara tropis
tanaman wortel bisa ditanam di sepanjang tahun baik musim kemarau
maupun musim penghujan.( Rismunandar. 1999)
Wortel merupakan tanaman sub tropis yang memerlukan suhu
dingin lembab dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu
biasanya terdapat di daerah dengan ketinggian antara 1.200-1.500 m di
atas permukaan laut. Tetapi sekarang wortel sudah dapat ditanam pada
ketinggian 600 m dpl.( Rismunandar.1999)

5
Suhu udara yang tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi
tumbuh kecil-kecil (abnormal) dan warnanya pucat atau kusam, sebaliknya
bila suhu udara terlalu rendah maka umbi yang terbentuk menjadi panjang
dan kecil.( Rismunandar. 1999)
Tanaman wortel termasuk sayuran yang tahan terhadap hujan dan
dapat ditanam sepanjang tahun selain itu juga angin tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman wortel, karena tanaman wortel batangnya rendah
(hampir tidak ada) sehingga tiupan angin tidak akan mempengaruhi umbi
yang berada di dalam tanah.( Rismunandar. 1999)
2.4.2 Keadaan Tanah
Tanaman wortel akan tumbuh baik dan bagus pada tanah
berstruktur remah, dalam dan subur. Tanah yang gembur sangat membantu
perkembangan akar wortel merubah bentuknya menjadi umbi sedangkan
tanah yang subur (banyak mengandung humus) diperlukan untuk
memenuhi zat-zat makanan yang dibutuhkan wortel bagi tanah yang
kurang subur sebaiknya diberi pupuk. Derajat keasaman tanah (pH)antara
6,1-7,0. Jenis tanah yang paling baik adalah andosol dan umumnya
terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan).( Warsito.1990)
Pada tanah yang asam (pH-nya rendah, kurang dari 5,0) tanaman
wortel sulit membentuk umbi demikian pula tanah yang mudah becek
ataupun mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan sering
menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang dan berambut. ( Warsito.
1990)
2.5 Teknik Budidaya
2.5.1 Benih
Gunakan bibit berkualitas, penggunaan bibit berkualitas dapat
membuat hasil panen menjadi maksimal. Untuk mendapatkan bibit yang
maksimal anda dapat memperolehnya dengan dua cara.
Cara pertama membeli langsung dari toko pertanian, dan cara
kedua buatan sendiri dari indukan yang unggul.

6
2.5.2 Persiapan Lahan
Persiapan tanah diperlukan untuk mendapatkan tanah yang subur
dan gembur  (kelembaban tanah yang cukup dan aerasi yang baik).  Selain
itu juga  untuk menghilangkan gulma dan sisa pertanaman sebelumnya
agar tidak mengganggu pertumbuhan perakaran wortel dan tanaman dapat
tumbuh dengan baik.
Tanah dibajak dengan  kedalaman 40-50 cm. Persiapan lahan sebaiknya
dilakukan beberapa minggu sebelum tanam untuk  memberikan
kesempatan bagi bahan organik dapat terdekomposisi dengan baik.
Pembuatan bedengan disesuaikan dengan ukuran dan kondisi
lahan. Pembuatan bedengan perlu dilakukan agar drainase dan aerasi dapat
berlangsung baik serta dapat mempermudah pemeliharaan. Persiapan
tanah dapat juga dilakukan dengan tanpa olah tanah atau dengan minimum
tillage. Cara ini dapat mengurangi biaya, tenaga dan mengurangi
kerusakan tanah.
2.5.3 Penanaman
Untuk pertanaman wortel, sebaiknya biji langsung ditanam dengan
cara disebar di lahan pertanaman, hal ini dianjurkan karena bila
menggunakan persemaian, biasanya saat pemindahan semaian ke lahan
tanam banyak terjadi kerusakan perakaran sehingga  pertumbuhan
tanaman tidak baik. Ukuran biji wortel sangat kecil, sehingga untuk
mempermudah penanaman biji dicampur dengan  lempung sehingga
terbentuk butiran yang lebih besar dan mudah ditabur. Seed treatment 
(perlakuan benih) perlu dilakukan baik dengan fungisida maupun dengan
perendaman biji dalam air panas untuk mencegah perkembangan patogen
tular benih.
Biji wortel ditanam dengan kedalaman tanam kurang lebih 3-5 cm,
atau bahkan ditanam di permukaan tanah tanpa ditutup kembali.
Kecepatan angin yang tinggi dapat merusak bibit yang baru tumbuh,
sehingga disarankan untuk menanam tanaman barrier misalnya turnip
sepanjang baris tanaman dan kemudian memanennya  saat tanaman  wortel

7
sudah tumbuh dengan baik. Kerapatan tanaman yang dianjurkan berbeda-
beda tergantung tujuan penanaman wortel. Bila ditanam untuk dijual
dalam bentuk produk segar wortel ditanam dengan kerapatan 175
tanaman/m2, bila menghendaki produk berukuran kecil kerapatan
tanamnya 250 tanaman/m2, dan bila menghendaki produk berukuran besar,
tanaman ditanam dengan kerapatan tanam 100 tanaman/m2.
2.5.4 Pemupukan
Tanah yang baik untuk budidaya wortel adalah tanah yang kaya
bahan organik, dengan salinitas rendah dan tidak mengandung senyawa
toksik. Pupuk kandang digunakan sebagai pupuk dasar sebanyak 1,5
kg/m2. Pupuk buatan berupa Urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCl 30
kg/ha.
2.5.5 Pemeliharaan
pengairan dilakukan sesuai dengan kondisi tanah sampai kondisi 
kapasitas lapang. Jika udara sangat panas, penyiraman dilakukan 1-2 kali
sehari. Penyiraman juga bisa ddilakukan dengan menggenangi parit.
Penyiangan gulma dilakukan dengan hati-hati menggunakan tangan. Hal
ini dilakukan karena dengan kondisi kerapatan tanaman yang tinggi,
pencabutan gulma yang kurang hati-hati dapat merusak perakaran
tanaman.
Penyiangan gulma dapat dilakukan bersamaan dengan penjarangan
tanaman. Penjarangan dilakukan dengan mencabut tanaman yang lemah
dan meninggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Penjarangan dilakukan
untuk memberi jarak dan tercukupinya sinar matahari. Pembumbunan
perlu dilakukan untuk menutupi umbi akar agar tidak muncul warna hijau
pada umbi.
2.5.6 Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Hama yang sering menyerang tanaman wortel yaitu Semiaphis
danci menyebabkan tanaman wortel menjadi kerdil, daun-daun menjadi
keriting dan menyerang pada tanaman muda. Pemberantasan yaitu dengan
menyemprot polydol 20 gram.dicampur dengan air 100 liter atau dengan

8
menggunakan Metasytox 50 gram dicampur dengan air 100 liter.
(Sunarjono, H. 1994)
Sedangkan hama psilliarosae dapat menyebabkan tanaman wortel
berlubang-lubang dan membusuk akibat gigitannya. Pengendaliannya
yaitu dengan mencabut tanaman yang telah terserang atau menggunakan
polydol dengan dosis yang sama dengan di atas.
Penyakit yang biasa menyerang tanaman wortel adalah busuk
hitam dan bercak daun Ceroospora. Penyakit bercak daun ditandai dengan
bercak-bercak bulat yang memanjang yang terletak di pinggir sehingga
daun mengeriting. Pengendaliannya yaitu dengan mencabut tanaman yang
rusak dan kemudian dibakar atau dibuang. Untuk tanaman wortel yang
terserang penyakit busuk hitam ditandai dengan bercak-bercak kecil
berwarna hitam pada tepi daun. penyakit ini disebabkan oleh alternaria
dauci. Pengendaliannya sama dengan pengendalian penyakit busuk hitam.
(Sunarjono, H. 1994)

2.6 Pemasaran

Menurut Kotler (2000), pemasaran adalah suatu proses sosial yang


di dalamnya individu dan kelompok sosial mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Adapun
menajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan,
pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,barang,dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
individu dengan organisasi.
pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi
produk, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan. Konsep
pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi
adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing
dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran berdiri di
atas empat pilar ; pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu,
dan kemampuan menghasilkan laba. Kotler (2000)

9
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa, dan komoditi dari
produsen ke konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan
usaha atau individu lainnya. Lembaga-lembaga pemasaran dalam
menyampaikan komoditi pertanian dari produsen berhubungan satu sama
lain yang membentuk jaringan tataniaga (Sudiyono, 2004).
Pemasaran adalah semua kegiatan sebelum dan sesudahnya yang
bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke
konsumen secara efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan
efektif (Nitisemito, 1991).
Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia
usaha, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan
kegiatan, yang bertujuan untuk merencanakan dan menentukan harga
sehingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan pembeli baik yang actual maupun potensial
(Soedarsono, 1992).
Istilah tataniaga di negara kita diartikan sama dengan pemasaran
atau distribusi yaitu kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau
menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, disebut tataniaga
karena sesuatu yang menyangkut aturan permainan dalam hal perdagangan
barang sedangkan disebut pemasaran karena sering terjadi transaksi di
pasar (Mubyarto, 1994)

Menurut ginting (2006) terdapat tiga saluran pemasaran yaitu :

1. Fungsi pertukaran, yaitu semua tindakan milik untuk memperlihatkan


pemindahan hak milik atas barang dan jasa (fungsi penjualan dan
fungsi pembelian)
2. Fungsi fisik, yaitu semua tindakan atau perlakuan terhadap barang,
sehingga memperoleh kegunaan tempat dan waktu ( fungsi
penyimpanan dan fungsi pengangkutan)
3. Fungsi fasilitas, yaitu semua tindakan yang menunjang kelancaran
pelaksanaan fungsi penanggungan resiko, fungsi pembiayaan, dan
fungsi informasi pasar.

10
4.

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada
tanggal 12-27 Desember 2020. Bertempat di P4S (Pusat Pelatihan Petanian
Pedesan Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten Semarang.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan saat pengumpulan data sebagaiberikut:
3.2.1 Observasi
Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap kondisi di lokasi Praktek Kerja
Lapangan selama kegiatan praktek dilakukan, antara lain mengenai
permasalahan yang dihadapi, solusi dalam pemecahan masalah
tersebut dan hal-hal yang relevan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan
praktek.
3.2.2 Wawancara
Wawancara yaitu proses memperoleh dan mengumpulkan data
yang dilakukan kepada narasumber melalui pertanyaan yang berkaitan
dengan aspek yang dikaji.
3.2.3 Tindakan
Tindakan yaitu mahasiswa secara aktif mengikuti langsung
kegiatan yang ada di P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan
Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten Semarang. Mahasiswa
mengikuti semua aktifitas untuk mengetahui, memahami dan
mempraktekkan secara detail seluruh proses manajemen mutu dan
pengaruh jarak tanam terhadap produksi buncis perancis.
3.2.4 Pencatatan
Mahasiswa melakukan pencatatan data yang berupa informasi yang
berasal dari sumber-sumber relevan dan dapat dipercaya.

12
3.2.5 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar terhadap
kegiatan yang dilakukan di P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan
Swadaya) Tranggulasi Getasan Kabupaten Semarang.
3.2.6 Kajian Pustaka
Mahasiswa mengumpulkan data-data sumber pustaka atau
penelitian terdahulu dengan tujuan untuk menguatkan data yang
diperoleh dalam Praktek Kerja Lapangan.

3.3 Rencana Jadwal Kegiatan


Kegiatan yang akan direncanakan dan dilakukan bulan. Adapun
jadwal kegiatan sebagai berikut:
Tabel 1. Rencana Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

No Jenis Kegiatan Waktu


.

1. Survei Lapangan 30 Agustus 2020

2. Penyusunan Proposal 10 September 2020 – 3 Oktober


2020

3. Perizinan 12-11 Januari 2021

4 Pelaksanaan 12-27 Desember 2020

5. Penyusunan Laporan 3-9 Januari 2021

13
BAB IV

Hasil Dan Gambaran

4.1 Gambaran Umum Di P4S Tranggulasi

Kelompok tani Tranggulasi, yang terletak di Dusun Selongisor Desa Batur


Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang mempunyai spesialisasi kegiatan
agribisnis komoditas sayuran organik. Usaha tersebut telah dilakukan kelompok
tani Tranggulasi sejak tahun 2000-an.Awalnya adalah karena keterbatasan
kemampuan para anggota untuk saprodi berupa pupuk dan pestisida karena
mahalnya pupuk-pupuk dan bahan kimia tersebut, maka kelompok mencoba
membuat sendiri pupuk organik berupa fermentasi urin sapi, urin kelinci, pupuk
bokashi agensia hayati dll. Selain bisa menghemat pengeluaran juga
berpengaruh terhadap lingkungan yang sehat, manusia dan juga produk yang
dihasilkannya.
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Tranggulasi
adalah lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki,
dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok dan
diharapkan dapat secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok dan
diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian
melalui pengembangan sumber daya manusia. Dalam pelaksanaannya pusat
pelatihan dan pedesaan swadaya tranggulasi menerapkan asas kekeluargaan
yang saling bahu membahu dan gotong royong dalam hal menanam merawat
memanen dan lain lain.
Keberadaan kelompok tani Tranggulasi juga sangat strategis , selain
menjadi wahana belajar dan mengajar antar anggota kelompok. Untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bertani. Juga sebagai kelompok
usaha yang menjalin kerjasama dengan pihak pihak lain untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Seperti PPL dan IPPHTI yang semuanya
mendukung program sayuran organik.

14
4.1.1 Visi dan Misi
Potensi yang ada serta jangkauan ke depan kelompok tani Tranggulasi
mempunyai cita-cita yang ingin dicapai melalui visi dan misinya sebagai
berikut:
VISI: Menjadikan desa batur sebagai Agrowisata Sayuran Organik
Agribisnis yang mampu meningkatkan ekonomi petani.
MISI:
1. Memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk
meningkatkan pendapatan petani
2. Menjadikan pertanian berkelanjutan bagi petani yang ramah
lingkungan
3. Membangun hubungan kerjasama kemitraan untuk pemasaran hasil
sayuran organik
4. Menumbuh kembangkan sains petani.
4.1.2 Stuktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI

KELOMPOK TANI “ TRANGGULASI “

KETUA
1. Pitoyo Ngatimin
2. Slamet Harto

SEKRETARIS BENDAHARA
1. Abdul Wahab 1. Jumari
2. Supar 2. Saefrudin

SEKSI - SEKSI

USAHA SAPRODI
HUMAS
1. Jumarno 1. Supardi
2. Ngatemin 2. Parman 1. Rebo
2. Sumadi

15
PETERNAKAN PEMBERDAYAAN
1. Poyo 1. Siti Jumiati
2. Mujar 2. Siti Imronah

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi

Berdasarkan struktur organisasi di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan


Swadaya Tranggulasi, tugas dari masing-masing bagian sebagai berikut:

a) Ketua
Ketua memiliki tugas untuk mengawasi kinerja para anggota
dikelompok tani. Ketua dalam hal ini juga memberikan motivasi,
masukan, kritikan kepada anggotanya karena akan berpengaruh langsung
dalam kerja para anggota. Ketua juga wajib mengambil suatu keputusan
atau kebijakan dan juga memimpin dalam rapat bersama kelompok tani.
b) Wakil ketua
Wakil ketua memiliki tugas yaitu membantu ketua dalam
menyelesaikan semua kendala maupun urusan-urusan yang berkaitan
dengan kinerja para anggota. Wakil ketua dapat menggantikan ketua
dalam pengambilan keputusan apabila ketua tidak dapat hadir.
c) Sekretaris
Sekretaris memiliki tugas untuk menulis seluruh agenda kegiatan
kelompok tani, mengurus administrasi pembukuan kelompok tani,
menyiapkan kebutuhan-kebutuhan yang diminta oleh ketua
berhubungan dengan kelompok tani, dan juga menjadi notulen saat
rapat kelompok tani.
d) Bendahara
Bendahara memiliki tugas untuk mengelola keuangan dalam
kelompok tani, mengumpulkan sumber dana untuk segala kegiatan
kelompok tani, dan membuat laporan keuangan setiap periode yang
sudah ditentukan.
e) Seksi produksi
Seksi produksi memiliki tugas yaitu bertanggung jawab terhadap
penyiapan serta pengadaan saprodi dan juga penataan usaha tani.
f) Seksi pemberdayaan
Seksi pemberdayaan memiliki tugas membuat dan menyebarkan
informasi secara teknologi menggunakan metode yang sesuai dengan
kebutuhan dan kesesuaian lingkungan, melaksanakan proses

16
pembelajaran model usaha tani dengan cara langsung member contoh
cara mengembangkan bagi anggota kelompok tani.
g) Seksi humas

Seksi humas memiliki tugas untuk menyampaikan informasi


mengenai kegiatan kelompok tani kepada anggotanya. Seksi humas
juga melayani kepentingan anggota yang berkaitan dengan surat surat.
Humas juga melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua berkaitan
dengan kegiatan kelompok tani.

h) Seksi usaha
Seksi usaha memiliki tugas menyiapkan tempat untuk jalannya
rapat atau kegiatan kelompok tani. Seksi usaha bertugas juga dalam
mempublikasikan undangan untuk rapat kepada para anggota. Tugas
lainnya yaitu menyiapkan saprodi dalam proses budidaya tanaman,
mengatur pola tanam, mengkoordinir mutu barang yang akan
dipasarkan serta menjalin kemitraan dengan pembeli.
i) Seksi peternakan
Seksi peternakan memiliki tugas dalam hal yang berkaitan dengan
ternak menghasilkan kotoran yang mana bisa digunakan untuk
kebutuhan budidaya tanman secara organik.

Skema Pemasaran Produk Sayuran Organik Kelompok Tani Tranggulasi

4.1.3Pengembangan SDM dan Kegiatan Sosial

1. Guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengurus dan kelompok

tani mengikuti berbagai macam pelatihan diantarannya sebagai berikut:

a. Pertemuan bulanan yang dilaksanakan setiap tanggal 5

b. Pelatihan PRA

c. Pelatihan TOT Ekologi Tanah

d. Pelatihan koperasi tingkat Jawa Tengah

e. Pelatihan Pertanian Organik Tingkat Tingkat Jawa Tengah

f. Pelatihan Kewirausahaan di Bogor

g. Pelatihan penangkaran bibit kentang di Bandung

h. Pelatihan pelatihan P4S di Ketindan Malang(BBPP)

17
i. Study Banding di STA Malang

j. Study Banding Tanaman Stevia di Tawang Mangu

k. Magang managemen di BMT Mandiri

l. Magang Pacing House di MTJ Bandung

m. Seminar Champion sayuran di Serang

n. Workshop Champion tingkat Jawa Tengah

o. Workshop Champion tingkat nasional

2. Sebagai Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) yang pernah

magang atau studi banding diantaranya:

a.Magang bagi siswa sekolah pertanian

b. PKL Universitas Wahid Hasyim Semarang

c. Studi lapang BPTP Jateng

d. One day Tour

e. Kelompok tani Canggalan dari Temanggung

f. Kelompok tani Kledung Temanggung

g. Kelompok Tani Sri Rejeki Sukoharjo

h. Kunjungan peserta pelatihan bersama direktur hortikultura dan bio


farmaka pusat.

18
4.2 Budidaya Tanaman Wortel

4.2.1) Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan ialah proses pengubahan sifat tanah dengan


menggunakan alat pertanian supaya tanah menjadi gembur, dengan cara
membalikkan tanah agar gulma pada tanah tidak tumbuh kembali.
Setelah membalikkan tanah diberikanlah pupuk kandang yang
sudah di fermentasikan selama satu minggu dengan mencampur dedaunan,
selanjutnya pupuk kandang yang sudah di fermentasikan di taruh di ladang
yang sudah di beri tempat untuk menaruh pupuk kandang.
Tanah yang sudah di beri pupuk tersebut di tutup kembali hingga
membentuk bedengan dengan luas 80cm dan panjang sesuai lahan dengan
ketinggian 20cm sehingga akar pada tanaman dapat menyerap unsur hara
yang diberikan di dalam bedengan tersebut,setelah bedengan sudah
berbentuk di taburilah kapur dolomit untuk menetralkan tanah sehingga
tanaman bisa tumbuh dengan efektif
Bedengan yang telah di buat tersebut selanjutnya di pasang mulsa
untuk menjaga kelembapan pada tanah, Selain itu pemasangan mulsa pada
bedengan dapat mengurangi pembusukan pada tanaman karena mulsa
memantulkan cahaya pada bagian tanaman yang tidak terkena sinar
matahari sehingga jamur pada tanaman bisa di hindari dan mulsa juga
dapat mengurangi tumbuhnya gulma pada tanaman sehingga tanaman bisa
tumbuh dengan subur.
Mulsa yang di pasang di bedengan diberikan lubang dengan jarak
antar lubang yaitu 30cm agar tanaman tidak terlalu rapat hingga tanaman
bisa tumbuh dengan sesuai.

4.2.2 Pemilihan Benih

Benih yang digunakan di P4S Tranggulasi ialah benih wortel lokal


karena bibit ini hampir sama dengan bibit wortel impor selain itu untuk
mendapatkan bibit wortel lokal juga sangat mudah didapat
Untuk proses menyeleksi bibit yang bagus dan tidak bibit wortel
cukup di seleksi dengan menggunakan mata telanjang karena ukurannya
yang cukup besar sehingga lebih mudah menyelesinya dengan mata
telanjang.
Bibit yang sudah di sortir di rendam dalam pupuk organik cair
agar tanaman bisa tumbuh subur dan terhindar dari gangguan penyakit.

19
4.2.3 Penanaman

Penanaman dilakukan di pagi hari karena cuacanya yang tidak


terlalu panas sehingga tanaman tidak menjadi layu bahkan bisa sampai
mati sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik penanaman di tanam
sekitar 30cm sesuai lubang yang ada pada mulsa
Setelah itu tanaman di tutup kembali dengan tanah hingga
menutupi umbi pada tanaman wortel karena jika tidak di tutupi kembali
tanaman susah untuh tumbuh sehingga tanaman bisa membuat mati.

4.2.4 Pemeliharaan Tanaman

1) Pemupukan

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan kegiatan pemupukan yang


dilakukan dikelompok tani Tranggulasi adalah menggunakan dua sasaran
aplikasi, yaitu pemupukan yang diaplikasikan melalui daun dengan
penyemprotan dan akar dengan pengecoran. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk organik.
Pemberian pupuk organik cair dilakukan setiap seminggu sekali pada
saat awal tanam hingga tanaman mulai muncul umbi. Waktu pemberiannya
dilakukan secara bergulir antara disemprot dan dikocor, yaitu setiap satu
minggu sekali dilakukan penyemprotan dan satu minggu kemudian dilakukan
pengocoran. Pupuk diberikan ketanaman dengan cara dilarutkan dalam air,
dimana setiap 10cc atau 1 tutup botol diberikan 2 liter air. Pada lahan kurang
lebih 240m 2, biasanya pemberikan pupuknya adalah sekitar 120cc untuk 24
liter air.
2) Penyulaman
Selain itu juga pemeliharaannya dengan cara menyulami atau
mengganti tanaman yang layu atau mati, penyulaman dilakukan 2 hari
sesudah tanam dan sebelum berumur 15 hari untuk membuat tanaman tumbuh
dengan sama.
3) Pengocoran
Pengocoran dilakukan menggunkan air supaya tanah tetap lembab
dan tanaman tidak kekuarangan air, Pengocoran dilakukan biasanya 1-2
kali sehari sesuai kondisi tanah jika tanaman tidak dikocor bisa membuat
tanaman menjadi layu karena kekurangan air.
4) Penyiangan Gulma
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara fisik dan mekanik.
Cara fisik yaitu cara pengendalian dengan mencabuti gulma menggunakan
tangan sedangkan cara mekanik yaitu cara pengendalian gulma dengan
menggunakan cangkul kemudian gulma ditimbun dalam tanah yang

20
dimaksudkan agar dapat mematikan gulma dan gulma tidak dapat melakukan
fotosintesis. Biasanya untuk pengendalian secara mekanik dilakukan di
sekitar bedengan yang telah ditumbuhi dengan gulma. Selain itu,
pengendalian gulma secara mekanik dilakukan secara hatihati karena
dikhawatirkan dapat merusak mulsa.
Gulma yang biasanya tumbuh liar biasanya ialah bayam, krokot
dan rumput, gulma di singkirkan dari tanaman wortel karena dapat
menggangu tumbuh kembang tanaman karena menyerap unsur hara yang di
butuhkan tanaman wortel sehingga membuat tanaman tumbuh kurang
maksimal.
5) Pembumbunan
Pembubunan dilakkan untuk menutupi umbi akar dengan tanah
agar tidak terlihat hijau pada umbi, pembubunan sangat penting pada tanaman
karena mencegah terkena langsung umbi dengan sinar matahari karena bisa
membuat umbi berwarna hijau dan terdapat solani atau beracun.
6) Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan dengan cara mengambilnya secara
manual maupun secara kimia, Berikut contoh hama dan cara pengendalianya.
a) Lalat atau Magot: membuat tanaman berlubang dan di dalamnya
membusuk
cara pengendaliannya ialah membuat perangkap untuk membunuhnya,
sedangkan dengan cara lainya menyemporotkan insektisida decis

b) Ulat tanah: menyerang bagian pucuk wortel yang masih mudah


hinggatanaman menjadi layu dan mati.
Cara pengendaliannya ialah mengumpulkan dan membakarnya
sedangkan cara kimianya menyemprotkan insetisida furadan

4.2.5 Panen Dan Pasca Panen

1) Panen

Kelompok Tani Tranggulasi Melakukan Pemanenan saat berumur


100 hari jika usia panen melebihi batas bisa membuat tanaman wortel
berkayu sehingga konsumen tidak menyukainya, pemanenan biasanya
dilakukan saat masih pagi hari karena tanah masih gembur dan mudah
untuk di panen

21
2) Pasca Panen

Wortel yang sudah di panen di kumpulkan dan di bersihkan umbi


wortel dari tangkai daun dan akarnya, setelah itu di lakukan pencucin agar
wortel bersih dari tanah setelah itu wortel di kerinngkan agar kandungan
air pada wortel berkurang

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Budidaya Tanaman Wortel.


http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/berita-363-budidaya-tanaman-
wortel.html ( Diakses pada tanggal 12 September 2020)

Desti Furi Purnama H. 2009. Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis .Institut Pertanian Bogor: Bogor

Enceng Sobari, dan Fathurrohman Ferdi. 2017. Efektifitas Penyiangan Terhadap


Hasil Tanaman Wortel (Daucus Carota L.) Lokal Cipanas Bogor. Jurnal
Biodjati, 5-7

Finka Erika Dongi, Noortje M. Benu, dan Grace Adonia Josefina R. 2019.
Analisis Marger Pemaaran Wortel Di Desa Sinilir Kecamatan Modoiding.
Jurnal Agri-Sosio Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, 2

Mubyarto. 1994. Pengantar ekonomi pertanian. LP3ES, Jakarta

Nitisemito, A. S. 1991. Marketing. Ghalia Indonesia, Jakarta..

Pohan, R. A. 2008. Analisis Usaha Tani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pendapatan Petani.Skripsi. Universitas Sumatera Utara: Medan

Sigit Suseno. 2012. Budidaya Tanaman Wortel Lokal Tawangmangu Secara Intensif dan
Nilai Ekonomisnya di Kebun Benih Hortikultura. Tugas Akhir. Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

Sodiyono, A. 2004. Pemasaran pertanian. Jurnal, Universitas Muhammadiyah.


Malang.

22

Anda mungkin juga menyukai