Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

LIFE TABLE Callosobruchus maculatus


PADA KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) VARIETAS SABU DAN BELU

OLEH

MARIA ULFANNY SUDIRMAN


1804060298

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
KUPANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Life Table Callosobruchus maculatus Pada Kacang Hijau


(Vigna radiata L.)Varietas Sabu dan Belu.
Nama : Maria Ulfanny Sudirman
Nim : 1804060298
Prodi :Agroteknologi
Minat : Perlindungan Tanaman

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Titik S. Harini, MP Don H. Kadja, SP. M.Sc


NIP.19650520 199003 2 001 NIP.19810723 200501 1 002

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Ir. Damianus Adar, M. Ec Prof. Ir. Agnes V. Simamora, MCP. Ph. D
NIP.19650113 199103 1 002 NIP. 19670423 199403 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang berjudul
“Life Table Callosobruchus maculatus Pada Kacang Hijau (Vigna radiata L). Va-
rietas Sabu Dan Belu.
Penyusunan proposal ini merupakan salah satu syarat untuk melakukan
kegiatan penelitian guna menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas
Nusa Cendana.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses proposal penyusunan ini. Untuk itu seiring doa dan ucapan terima kasih
penulis sampaikan pada :
1. Ibu Ir. Titik Sri Harini,MP sebagai pembimbing 1 dan Bapak Don H.
Kadja, SP., M.Sc selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu un-
tuk membimbing penulis selama penyusunan proposal penelitian ini.
2. Ibu Prof. Ir Lince Mukkun .,MS .,PhD sebagai dosen penguji yang telah
memberikan saran dan koreksi untuk penyempurnaan proposal ini.
3. Bapak Peters O. Bako SP. M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu memberi semangat dan dukungan
4. Ibu Prof. Ir. Agnes V. Simamora,MCP.,Ph.D selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana
5. Bapak Dr.Ir. Damianus Adar,M Ec, Selaku Dekan Fakultas Pertanian Uni-
versitas Nusa Cendana
6. Bapak dan Mama tercinta,adik-adik,serta keluarga yang setia mendukung
penulis baik secara moril maupun materil
7. Teman-teman Agroteknologi angkatan 2018 khususnya teman-teman mi-
nat perlindungan tanaman dan sahabat-sahabat (Indah,Muliana, lani)serta
semua pihak yang telah membantu dan selalu memberikan semangat pada
penulis.

iii
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian masih jauh dari kesempur-
naan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan proposal penelitian ini.

Kupang, 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B.Tujuan penelitian..............................................................................................2
C. Manfaat penelitian...........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
A. Gambaran Umum Kacang Hijau.....................................................................3
B. Hama Gudang Kacang Hijau...........................................................................5
C. Gejala serangan Callosobruchus Maculatus....................................................7
D. Tabel Kehidupan (Life Table )Hama..............................................................8
BAB III..................................................................................................................10
METODE PENELITIAN....................................................................................10
A. Tempat dan waktu penelitian.........................................................................10
B. Alat Dan Bahan Penelitian.............................................................................10
C. Metode Penelitian..........................................................................................10
D. Prosedur kerja Penelitian...............................................................................11
E. Variabel Pengamatan.....................................................................................12
F. Analisis Data..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata L ) merupakan salah satu tanaman kacang-


kacangan yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Kacang hijau
termasuk tanaman polong-polongan. Tanaman kacang hijau merupakan komoditi
penting (purwono, 2005). Kacang hijau banyak digemari oleh masyarakat
Indonesia. Kacang hijau memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh,
kandungan protein (Purwono dan Hartono, 2005).
Kacang hijau yang baru dipanen dan telah dijemur umumnya disimpan terlebih
dahulu di dalam gudang sebagai cadangan makanan sebelum digunakan.
Penyimpanan kacang hijau di gudang sangat menekankan kualitas produk yang
disimpan sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius (supeno, 2005). Pada
saat penyimpanan biji kacang hijau akan terjadi kemunduran biji. Oleh karena itu
diperlukan usaha untuk menjaga kemunduran biji tersebut. Salah satu pengaruh
yang mengakibatkan kemunduran biji pada biji kacang hijau adalah hama
Callosobruchus maculatus hama primer ini dapat menyerang tanaman dilapangan
dan di gudang penyimpanan. Kerugian terbesar akibat serangan hama ini terjadi di
gudang penyimpanan. Penyimpanan biji kacang hijau yang disimpan selama 3
bulan menimbulkan kerusakan oleh hama Callosobruchus maculatus sampai
100% dan dapat menghilangkan daya kecambah biji kacang hijau (Nuraini, 2006).
Larva yang sudah menetas biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya
merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek
dan merusak di sekitar tempat telur diletakkan. Produk yang diserang tersebut
akan kelihatan berlubang (Anonim, 2010).

1
Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang” Life Table Callosobruchus maculatus Pada Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Varietas Sabu Dan Belu”.

B. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tabel
kehidupan (life table ) Callosobruchus maculatus.

C. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan infor-
masi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha mencegah
kerusakan dan kehilangan hasil kacang hijau dalam penyimpanan yang
disebabkan oleh Callosobruchus maculatus.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Kacang Hijau


1. Klasifikasi
Klasifikasi kacang hijau adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata L.

Gambar 1. Kacang Hijau (Vigna radiata L).

3
2. Morfologi
Biji kacang hijau memiliki bentuk seperti polong dengan panjang 6-15 cm
dan biasanya berbulu pendek. Polong muda kacang hijau berwarna hijau dan po-
long tua berwarna kehitaman atau coklat. Setiap polong kacang hijau biasanya
berisi 10-15 biji (Marzuki dan Soeprato 2004).
Biji kacang hijau mempunyai bentuk yang bulat, dengan kulitnya yang
berwarna hijau dan isi biji berwarna putih. Perbanyakan kacang hijau dilakukan
secara generatif yaitu menggunakan biji kacang hijau. Pengelolahan benih yang
disimpan perlu dilakukan penanganan pascapanen yang tepat agar dapat meng-
hasilkan benih yang berkualitas tinggi.Tanaman kacang hijau memiliki sistem per-
akaran yang bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil akar atau bisa disebut
nodul. Nodul atau bintil akar tanaman kacang hijau mampu mengikat nitrogen be-
bas dari udara sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah (Rukmana, 1997).
Batang tanaman kacang hijau berbentuk bulat dengan ukuran yang kecil,
berbulu dengan warna hijau kecolatan atau kemerahan. Batang tanaman ini tum-
buh tegak dengan panjang 30-110cm dan bercabang. Tanaman kacang hijau
berdaun majemuk, dengan tiga helai anak daun pertangkai. Helaian daun berben-
tuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau (Rukmana, 1997).
Bunga kacang hijau berkelamin sempurna, yang berbentuk kupu-kupu
berwarna kuning. Proses penyerbukannya bunga kacang hijau terjadi pada malam
hari, sedangkan di pagi hari bunga akan mekar dan sore hari menjadi layu (Pur-
wono dan Hartono, 2012).
Kacang hijau memiliki kandungan yang baik dan bergizi bagi tubuh. Kan-
dungan protein yang terkandung dalam kacang hijau cukup tinggi, yaitu sebanyak
24% dan mengandung karbohidrat 58%. Kacang hijau juga mengandung sumber
mineral yang penting antara lain kandungan fosfor dan kalium yang bermanfaat
untuk tulang. Lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh sehingga baik untuk
jantung, juga terdapat kandungan vitamin B1, vitamin B2, vitamin A dan vitamin
E yang cukup tinggi (Khairani 2008).

4
B.Hama Gudang Kacang Hijau
1. Klasifikasi Callosobruchus maculatus

Callosobruchus maculatus F merupakan hama penting yang menyerang


bahan simpanan dan mengakibatkan kerugian secara ekonomis, serta tersebar luas
di seluruh dunia terutama daerah tropis dan sub-tropis. Serangga dewasa C.macu-
latus merupakan hama utama pada kacang-kacangan yaitu, kacang tungak (Vigna
unguiculata), lentil (lens culinaris), dan kacang hijau (Vigna radiata L.) (Sjam
2014).

Menurut Boateng dan Kusi (2008), callosobruchus maculatus diklasi-


fikasikan sebagai berikut :
Kingdom :Animalia
Filum :Arthopoda
Kelas :Insekta
Ordo :Coleoptera
Famili :Bruchidae
Genus :Callosobruchus
Spesies :Callosobruchus maculatus

Gambar 2. Imago Callosobruchus maculatus

5
2. Morfologi Callosobruchus maculatus
Callosobruchus maculatus atau biasa disebut kumbang penggerek kacang-
kacangan merupakan salah satu serangga yang menyerang jenis kacang-kacangan
di tempat penyimpanan. Serangga callosobruchus maculatus dapat berkembang
biak dengan cepat dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan siklus hidupnya
30-35 hari (Devi dan Devi 2014).

1. Telur
Telur Callosobruchus maculatus berbentuk oval dan dilekatkan pada per-
mukaan biji dengan semacam perekat. Telur berwarna putih tansparan ketika dile-
takkan dan berubah menjadi putih kekuningan. Telur memenetas 5-20 hari dengan
panjang 0,57 mm. Telur tersebut akan menetas dalam 5-20 hari dan tumbuh men-
jadi larva (Meilasari 2000).

2. Larva
Fase larva serangga merupakan fase yang paling merusak karena memakan
bagian dalam kacang yang dapat menyebabkan kerusakan kualitas benih, kehilan-
gan berat, turunnya potensi perkecambahan dan kehilangan nutrisi. larva menggu-
nakan mulutnya untuk mengunyah, biasanya larva memperoleh makanan dari biji
kacang tunggak selama 2 sampai 6 minggu untuk kemudian berkembang menjadi
pupa. Kumbang C. maculatus menggunakan mulutnya untuk mengunyah (Umar
dan Turaki 2014).
Larva biasanya berkembang dalam benih kacang polong kering. Larva
mengunyah makanan dekat permukaan kacang dan tidak memakan (mening-
galkan) lapisan tipis kacang yang berbentuk seperti lubang, kemudian larva tum-
buh dan setelah dewasa muncul dari lubang tersebut. Lubang tersebut menye-
babkan kerusakan benih, ini menyebabkan benih menjadi mati dan tidak dapat
berkecambah karena benih kehabisan sumber makanannya (Dress dan
Jackman 1999).

6
3. Imago
Imago dari hama ini berbentuk bulat telur dengan ukuran tubuh 5-6 mm.
Bagian kepala agak meruncing, pronotum halus, elytra serangga lebih pendek
dibanding abdomennya sehingga ujung abdomen kelihatan dari arah dorsal. Ely-
tranya berwarna coklat agak kekuningan dan terdapat gambaran agak gelap.
Imago betina dapat betelur hingga 150 butir. Ciri lain adalah femur tungkai be-
lakang membesar dan pada ujung nampak dua duri. Imago yang keluar dari pupa
akan menimbulkan lubang-lubang pada biji kacang hijau sehingga kerusakan
tersebut menimbulkan kerusakan secara kualitatif dan juga kuantitatif (Meilasari
2000).

Gambar 3. Callosobruchus maculatus imago

C.Gejala serangan Callosobruchus maculatus


Hama ini banyak menyerang kacang hijau dan benih dalam penyimpanan.
Tingkat kerusakan yang diakibatkan callosobruchus maculatus lebih besar pada
biji kacang hijau yang berada dipenyimpanan karena dalam waktu yang singkat,
kurang lebih 3 bulan biji kacang hijau mengalami kerusakan total (Lestari
dkk.,2011).
Pengaruh serangan Callosobruchus maculatus yang menyerang dan
merusak biji kacang hijau ditempat penyimpanan dengan cara memakan bagian
dalam kacang hijau sehingga terdapat bolongan atau lubang kecil pada biji ka-
cang hijau dan menyebabkan hilangnya berat, nutrisi, turunnya produksi perke-
cambahan dan kualitas benih. Akibat dari kehadiran Callosobruchus maculatus
yang menyebakan kerugian, maka perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah

7
semakin meningkatnya jumlah kerusakan yang disebabkan oleh hama gudang
tesebut.Penyimpanan bahan pangan dan bahan tanam merupakan tahap akhir dari
rangkaian sistem produksi tanaman yang seringkali dihadapkan pada permasala-
han serangan hama gudang. Hama gudang yang mempunyai potensi bernilai
ekonomis merugikan pada penyimpanan.

Gambar 4. gejala kerusakan callosobruchus maculatus


Kerusakan terlihat jelas pada bagian permukaan bii kacang hijau, terdapat
lubang tempat keluarnya imago callosobruchus maculatus. Kerusakan lain yang
ditimbulkan adalah penyusutan bobot dan penurunan daya kecambah. Sehingga
selain tidak aman untuk keperluan pertanian, juga tidak aman bagi kesehatan
manusia bila dikonsumsi (Lestari ., 2011).

D.Tabel Kehidupan (Life Table )Hama


Price (1984) dalam untung (2001), menyatakan bahwa tabel kehidupan
merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai per-
masalahan populasi hama, sekaligus mengetahui berbagai faktor mortalitas (biotik
dan abiotik) yang mempengaruhi perkembangan populasi hama.
Beberapa notasi yang digunakan dalam tabel kehidupan
x =umur atau interval umur pada waktu sampel diambil (telur,larva
imago)
lx =jumlah individu yang bertahan hidup sampai umur x
dx =jumlah individu yang mati selama interval umur x
100qx =presentasi mortalitas pada interval umur x
Ket. Setiap fase disajikan dalam bentuk foto

8
9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Hama tumbuhan, Fakultas
Pertanian Universitas Nusa Cendana. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
Sampai Mei 2022.

B. Alat Dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis diperlukan
untuk mencatat hasil pengamatan , mikroskop untuk mengamati serangga yang
ditemukan, jaring/kain kasa untuk menutup toples yang berisi sampel kacang hi-
jau, karet untuk mengikat jaring sebagai tutupan toples, kamera HP untuk men-
dokumentasikan hama yang ditemukan, dan toples untuk menyimpan sampel.
Bahan yang digunakan adalah biji kacang hijau dan kertas label.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dimana terlebih dahulu melakukan pembiakan Callosobruchus maculatus agar
memperoleh imago yang seragam. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yaitu terdiri dari 2 faktor yaitu varietas kacang hijau dan as-
pek biologi. Dengan 6 kombinasi perlakuan dalam 4 ulangan sehingga terdapat 24
unit percobaan.
1. Factor pertama adalah varietas kacang hijau yang terdiri dari 2
taraf yaitu :
V1 :Varietas Sabu
V2 : varietas Belu
2. Factor kedua adalah aspek biologi Callosobruchus maculatus yang
terdiri dari 3 taraf yaitu :
B1 :Fase Telur

10
B2 : Fase Larva
B3 : Fase Imago

D. Prosedur kerja Penelitian


a. Persiapan alat dan bahan
Menyiapkan alat dan bahan untuk penelitian seperti toples yang
berukuran tinggi 16 cm dengan diameter 9 cm sebanyak 24 buah, sampel
kacang hijau, mikroskop, kain kasa, karet, alat tulis menulis , kamera Hp
dan kertas label.
b. Pembiakan Callosobruchus maculatus
Imago yang digunakan diperoleh dari kacang hijau yang terserang
C. maculatus. Imago imago tersebut kemudian dibiakan secara bersama di
laboratorium agar memperoleh pasangan imago yang seragam yang selan-
jutnya akan digunakan sebagai serangga uji.
c. Cara kerja di Laboratorium
Untuk tabel kehidupan C.maculatus :
1) Stoples plastik sebanyak 24 buah diisi kacang hijau varietas
Sabu Dan Belu yang bebas dari serangga hama masing-
masing 250 gr
2) Setiap stoples diinfestasikan dengan imago C. maculatus 4
pasang
3) 7Dari 24 buah stoples plastik tersebut dibagi menjadi 3
buah untuk pengamatan stadia telur, 3 buah untuk stadia
larva dan 3 buah untuk stadia imago.
4) Pengamatan dilakukan pada hari pertama setelah infestasi
untuk melihat perkembangan pada stadia telur-imago.

E. Variabel Pengamatan
Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah :

11
1. Melihat kehidupan dari Callosobruchus Maculatus ( Fase telur, fase larva
dan fase imago) yang ditemukan kemudian didokumentasikan
2. Gejala kerusakan yang disebabkan oleh Callosobruchus Maculatus pada
komoditi kacang hijau kemudian didokumentasikan
3. Life table (Table Kehidupan) dengan mengamati jumlah individu yang di-
hasilkan pada masing-masing stadia Callosobruchus Maculatus varietas
Sabu dan Belu.

F. Analisis Data
Data life table callosobruchus maculatus dihitung menggunakan
beberapa notasi menurut price (1984) dalam untung (2001) yakni :
x =umur atau interval umur pada waktu sampel diambil (telur,larva
imago)
lx =jumlah individu yang bertahan hidup sampai umur x
dx =jumlah individu yang mati selama interval umur x
100qx =presentasi mortalitas pada interval umur x
Ket. Setiap fase disajikan dalam bentuk foto

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008


tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim.2010.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/


Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.Jakarta:Depkes RI

Atika, A. N. (2018) ‘Dampak Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Keter-
ampila Sosial Anak’, Jurnal Pendidikan.

Devi Farah Azizah. 2014. Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas Ter-
hadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2008-
2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).

Dress BM, Jackman J. 1999. Field Guide To Texas Insects. Houtson: Gulf pub-
lishing Company.

Febrianto, (2013). Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit,


Komisaris Independen, dan Audit Report Lag terhadap Integritas Laporan
Keuangan (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
bursa efek Indonesia pada tahun 2011-2012).

Marzuki, R. dan Soeprapto. 2004. Bertanam Kacang Hijau. PT Penebar Swadaya.


Meilasari R. 2000. Penggunaan Protektan botanis untuk mengendalikan hama gu-
dang Callosobruchus maculatus F. Dan mempertahankan viabilitas benih
kacang hijau vigna radiata selama penyimpanan. [skripsi ]. Bogor: jurusan
budidaya pertanian, institut Pertanian Bogor.

Purwono, & Hartono. (2008). Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Swadaya.

Purwono, M. S., Hartono, R., 2012, Kacang Hijau, Swadaya, Jakarta.

Rukmana, 2004. Bertanam Selada dan Andewi. Kansius. Yogyakarta.

13
Salvia-Trujillo, L., Qian, C., Martín-Belloso, O., & McClement, D. J. (2013). In-
fluence of particle size on lipid digestion and Ã-carotene bioaccessibility
in emulsions and nanoemulsions.Food Chemistry, 141(2), 1472±80.
http://doi.org/10.1016/j.foodchem.2013.03.050

Sjam S. 2014.Hama pascapanen dan strategi pengendaliannya. Bogor : IPB Press.


Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

14

Anda mungkin juga menyukai