Anda di halaman 1dari 24

KERAGAMAN DAN POTENSI JAMUR INDIGENOUS

MICROORGANISM (IMO) RUMPUN BAMBU SEBAGAI AGEN


PENGENDALI HAYATI Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT
LAYU BAWANG PUTIH (Alliumsativum)

LIA FAUZIAH
1710401093

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2022
KERAGAMAN DAN POTENSI JAMUR INDIGENOUS
MICROORGANISM (IMO) RUMPUN BAMBU SEBAGAI AGEN
PENGENDALI HAYATI Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT
LAYU BAWANG PUTIH (Alliumsativum)
HALAMAN JUDUL

LIA FAUZIAH
1710401093

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pertanian
pada
Program Studi Agroteknologi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2022

i
ii
PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Saya Persembahkan Untuk:

Kedua orang tua saya dan segenap keluarga besar tercinta yang senantiasa
memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan

Dosen pembimbing Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. dan ibu Ayu Lestiyani, S.P.,
M.Sc. yang senantiasa membimbing dengan sabar, memberikan doa, dan
dukungan

Seluruh staff Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Temanggung


yang telah membantu dalam penelitian

Almamaterku Universitas Tidar

Serta teman teman dan semua pihak yang turut membantu, memberikan
doa dan motivasi

MOTTO
Pengetahuan yang baik adalah yang memberikan manfaat, bukan hanya diingat
-Imam Syafi'i-

iii
INTISARI

Keragaman dan Potensi Jamur Indigenous Microorganism (IMO) Rumpun


Bambu sebagai Agen Pengendali Hayati Fusarium sp. penyebab Penyakit
Layu Bawang Putih (Alliumsativum)

Lia Fauziah1), Sugiyarto2), Ayu Lestiyani3)

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mendapatkan jamur


indigenous rumpun bambu yang berpotensi sebagai agen pengendali hayati
patogen Fusarium sp. bawang putih. Penelitian dilakukan secara in vitro di
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Kecamatan Kedu, Kabupaten
Temanggung pada Juni sampai September 2021. Penelitian terdiri dari 3 tahap
yaitu (1) Isolasi dan identifikasi jamur patogen Fusarium sp. bawang putih, (2)
Isolasi dan identifikasi jamur indigenous rumpun bambu (3) Uji antagonis jamur
Fusarium sp. dan jamur indigenous rumpun bambu. Hasil isolasi jamur
indigenous rumpun bambu diperoleh 10 isolat yang terdiri dariPenicillium1,
Fusarium2, Fusarium3, Mucor4, Trichoderma5, Curvularia6, Aspergillus7,
Aspergillus8, Rhizopus9, and Rhizoctonia10. Jamur yang berpotensi sebagai agen
antagonis yaitu Penicillium1, Mucor4, Trichoderma5, Aspergillus7, and
Aspergillus8. Daya antagonis jamur indigenous rumpun bambu yang tertinggi
pada jamur Trichoderma5 sebesar 66.71%, sedangkan daya antagonis terendah
pada jamur Penicillium1 sebesar 32.92%.

Kata kunci: Allium sativum, daya antagonis, Fusariumsp., dan rumpun bambu.

iv
ABSTRACT

Diversity and Potential ofIndigenous Microorganism(IMO) Fungi Bamboo


ClumpsasBiological Control Agent Fusarium sp. causes of Garlic Wild
(Allium sativum)
Lia Fauziah1), Sugiyarto2), Ayu Lestiyani3)

This study aims to isolation and obtainfungi of indigenous the bamboo


clump that have the potential as biological control agents for the pathogen
Fusarium sp. garlic. The research was conducted in vitro at the Pest and Disease
Observation Laboratory, Kedu District, Temanggung Regency from June to
September 2021. The research consisted of 3 stages, (1) Isolation and
identification of the pathogenic fungus Fusarium sp. garlic, (2) Isolation and
identification of indigenous fungi of the bamboo clump (3) Test of antagonists of
the fungus Fusarium sp. and fungi of indigenous the bamboo clump. The results
of the isolation offungi indigenous the bamboo clump obtained 10 isolates
consisting of Penicillium1, Fusarium2, Fusarium3, Mucor4, Trichoderma5,
Curvularia6, Aspergillus7, Aspergillus8, Rhizopus9, and Rhizoctonia10. Fungi
that have the potential as antagonistic agents are Penicillium1, Mucor4,
Trichoderma5, Aspergillus7, and Aspergillus8. Theantagonistic power offungi
indigenous highestthe bamboo clump was Trichoderma5 of 66.71%, while the
lowest antagonist was in Penicillium1 by 32.92%.

Keywords: Allium sativum, antagonist, Fusarium sp., and bamboo clump.

v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 Agustus 1999


di Purworejo, Jawa Tengah. Penulis adalah anak pertama
dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sukijan dan
Ibu Salamah. Penulis mengawali pendidikan taman
kanak kanak pada tahun 2004 di TK Al – Hidayah
Cacaban Lor, Purworejo dan selesai pada tahun 2005.
Penulis melanjutkan pendidikan dasar pada tahun 2005
di Sekolah Dasar Negeri Cacaban Lor, Purworejo dan selesai tahun 2011.
Pendidikan lanjutan tingkat pertama dimulai pada tahun 2011 dan selesai tahun
2014 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 37 Purworejo. Penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Purworejo pada tahun 2014 dan
selesai tahun 2017.
Penulis diterima di Universitas Tidar pada tahun 2017 melalui jalur SM
(Seleksi Mandiri) di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Tidar. Penulis aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (ORMADA)
dan Korp Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit Untidar periode
2017 – 2019. Penulis pernah berpartisipasidi beberapa kegiatan yaitu menjadi
panitiasebagaianggota divisi kesehatan dalam kegiatan Orientasi Tidar Muda
(OTADAMA) pada tahun 2018, panitia dalam beberapa kegiatan sosialisasi yang
diadakan KSR PMI Unit Untidar seperti sosialisasi Kesehatan Keluarga dan
Lingkungan pada tahun 2018, sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dan Digital Parenting pada tahun 2019, serta menjadi panitia dalam kegiatan
Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Petanian,
Universitas Tidar pada tahun 2019.
Penulis pernah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Balai
Pengembangan Perbenihan dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pertanian
(BP3MBTP) Yogyakarta pada tahun 2020. Penulis dapat dihubungi melalui
alamat email liafauziah380@gmail.com.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT ataslimpahan rahmat dan karunia –


Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Keragaman dan
Potensi Jamur Indigenous Microorganism (IMO) Rumpun Bambu sebagai Agen
Pengendali Hayati Fusarium sp. penyebab Penyakit Layu Bawang Putih
(AlliumSativum) sebagai syarat dalam penyelesaian pendidikan Program Studi
Agroteknologi Universitas Tidar. Penelitian dan penyusunan skripsi tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu saya ucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. selaku pembimbing I,
2. Ayu Lestiyani, S.P., M.Sc. selaku pembimbing II,
3. Ir. Usman Siswanto, M.Sc., Ph.D. selaku penguji dan dekan Fakultas
Pertanian Universitas Tidar,
4. Seluruh staff Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Temanggung
5. Orang tua, keluarga, dan teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu,
Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat dan menambah pengetahuan
berbagai pihak.

Magelang, Maret 2022


Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iii
INTISARI............................................................................................................... iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 3
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4
2.1 Tanaman Bawang Putih .................................................................................. 4
2.2 Penyakit Layu Fusarium ................................................................................. 5
2.3 Fusarium sp. ................................................................................................... 5
2.4 Pengendalian Hayati ....................................................................................... 6
2.5 Indigenous Microorganism (IMO) ................................................................. 7
2.6 Hipotesis ......................................................................................................... 8
III METODE ........................................................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 9
3.3 Metode ........................................................................................................... 9
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 16
4.1 Isolasi dan Identifikasi Patogen Fusarium sp. .............................................. 16
4.2 Keragaman Jamur Indigenous Microorganism (IMO)Rumpun
Bambu ................................................................................................................. 16
4.3 Pertumbuhan Jamur IndigenousMicroorganism (IMO)Rumpun
Bambu ................................................................................................................. 25

ix
4.4 Daya Antagonis Jamur IndigenousMicroorganism (IMO)Rumpun
Bambu terhadap Fusarium sp. ............................................................................ 27

V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 31

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Hasil Identifikasi Jamur IndigenousMicroorganism (IMO) Rumpun


Bambu ........................................................................................................ 17
2 Pertumbuhan Diameter Jamur IndigenousMicroorganism (IMO)
Rumpun Bambu ......................................................................................... 25

3 Daya Antagonis Jamur IndigenousMicroorganism (IMO) Rumpun


Bambu terhadap Fusarium sp. ................................................................... 28

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Pembuatan Perangkap Jamur Indigenous Microorganism (IMO)... ........11
2 Pengukuran Rata – Rata Diameter Pertumbuhan JamurIndigenous
Microorganism (IMO) pada Cawan Petri ................................................14
3 Skema Dual Culture Jamur Patogen dan Jamur Antagonis .....................15
4 Jamur Fusarium sp. Bawang Putih ..........................................................16
5 Jamur Indigenous Microorganism (IMO) Rumpun Bambu ....................17
6 Jamur Penicillium1 ..................................................................................18
7 Jamur Fusarium2 ......................................................................................19
8 Jamur Fusarium3 ......................................................................................19
9 Jamur Mucor4 ..........................................................................................20
10 Jamur Trichoderma5 ................................................................................21
11 Jamur Curvularia6 ....................................................................................22
12 Jamur Aspergillus7 ..................................................................................23
13 Jamur Aspergillus8 ..................................................................................23
14 Jamur Rhizopus9......................................................................................24
15 Jamur Rhizoctonia10 ...............................................................................25
16 Grafik Pertumbuhan Jamur Indigenous Microorganism (IMO)
Rumpun Bambu ......................................................................................26

17 Uji Antagonis Jamur Indigenous Microorganism (IMO)rumpun


Bambu terhadap Fusarium sp. .................................................................27

18 Daya Antagonis Jamur Indigenous Microorganism (IMO)


Rumpun Bambu terhadap Jamur Fusarium sp.........................................28

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Data Pertumbuhan Jamur IndigenousMicroorganism (IMO)
Rumpun Bambu ........................................................................................40

2 Sidik Ragam Pertumbuhan Jamur IndigenousMicroorganism


(IMO) Rumpun Bambu ..............................................................................40

3 Data Daya Antagonis Jamur Indigenous Microorganism (IMO)


Rumpun Bambu terhadap Fusarium sp. .....................................................41

4 Sidik Ragam Data Daya Antagonis Jamur Indigenous


Microorganism (IMO) Rumpun Bambu terhadap Fusarium sp. .............. 41

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A. L., 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan I. Bayumedia Publishing. Malang

Abadi, A. L., 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan III. Bayumedia Publishing. Malang

Achmad, E. N. Herliyana., dan E. A. Octaviani. 2013. Pengaruh pH,


Penggoyangan Media, dan Penambahan Serbuk Gergaji terhadap
Pertumbuhan Jamur Xylaria sp.Jurnal Silvikultur Tropika. 4 (2) : 57 – 61.

Ade, F. Y. 2013. Isolasi dan Identifikasi Jamur-Jamur Pendegradasi Amilosa pada


Empelur Tanaman Sagu (Metroxylonsagu Rottb.). Jurnal Ilmiah Edu
Research. 2 (1) : 27 – 34.

Alfizar, Marlina, dan F. Susanti. 2013. Kemampuan Antagonis Trichodermasp.


terhadap Beberapa Jamur Patogen In Vitro. J. Floratek. 8 : 45 – 51.

Amaria, W., E. Taufiq., dan R. Harni. 2013. Seleksi dan Identifikasi Jamur
Antagonis sebagai Agens Hayati Jamur Akar Putih (Rigidoporus
microporus) pada Tanaman Karet. Buletin Ristri. 4 (1): 55 – 64.

Amaria, W., R. Harni., dan Samsudin. 2015. Evaluasi Jamur Antagonis dalam
Menghambat Pertumbuhan Rigidoporus microporus penyebab Penyakit
Jamur Akar Putih pada Tanaman Karet. J. TIDP. 2(1) : 51 –60.

Andriastini, D. A., Y. Ramona., dan M. W. Proborini. 2018. Hambatan In Vitro


Cendawan Antagonis pada Fusarium sp., penyebab Penyakit pada Buah
Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose). Jurnal
Metamorfosa.5(2) : 224 – 233.

Anyanwu, C. F., S. L. Ngohayon., R. L. Ildefonso., J. L. Ngohayon. 2013.


Isolation and Characterization of Indigenous Microorganism (IMO) from
Ifugao Bamboo (Phyllostachys Aurea) Forest. International Journal of
Science and Research (IJSR). 4 (2) : 1319 – 1324.

Arifin, L., S. Indarti., dan A, Wibowo. 2021. Identification of Pathogens Causing


Bulb Rot Disease on Garlic (Allium sativum L.) in Central Java, Indonesia.
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. 25 (1) : 74–85.

Ariyanti, A. E. L., Suriani., dan S. S. Wahab. 2021. Potensi Mikroba Antagonis


Bacillus cereus dan Trichoderma sp. terhadap Patogen Penting Tanaman
Jagung. Agriculture System Journal. 1 (1) : 23 – 29.

33
Asniah., Widodo., dan S. Wiyono. 2013. Potensi Cendawan Asal Tanah Perakaran
Bambu sebagai Endofit dan Agen Biokontrol Penyakit Akar Gada pada
Tanaman Brokoli. J. HPT Tropika. 13 (1) : 61 – 68.

Barnet, H. L dan B. B. Hunter. 1998. Ilutrated Genera of Imperfect Fungi (Four


Edition). Burges Publishing. Minneapolis.

Cadha, N., R. Prasad., dan A. Varma. 2015. Plant Promoting Activities of Fungal
Endophytes Associated with Tomato Roots from Central Himalaya, India
and their Interaction With Piriformospora indica. International Journal of
Pharma and Bio Sciences. 6 (1) : 333 – 343.

Campbell, C. K., E. M. Johnson., dan D. W. Warnock. 2013. Identification of


Pathogenic Fungi (Second Edition) . Public Health Laboratory Service.
London.

Chatri, M. 2016. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Kencana. Jakarta.

Dewi, I. P., T. Maryono., T. N. Aeny., dan S. Ratih. 2015. Kemampuan


Trichoderma sp. dan Filtratnya dalam Menekan Pertumbuhan Sclerotium
rolfsii secara In Vitro. J. Agrotek Tropika. 3 (1) : 130 – 133.

Djaenuddin, N. 2016. Interaksi Bakteri Antagonis dengan Tanaman: Ketahanan


Terinduksi pada Tanaman Jagung. Iptek Tanaman Pangan. 11 (2) : 143 –
148.

Djafaruddin. 2008. Dasar – Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi


Aksara. Jakarta.

Dwiastuti, M. E., M. N. Fajri., dan Yunimar. 2015. Potensi Trichoderma spp.


sebagai Agens Pengendali Fusarium spp. penyebab Penyakit Layu pada
Tanaman Stroberi (Fragariax ananassa Dutch.). J. Hort. 25 (4) : 331 –
339.

Fety, S. Khotimah., Mukarlina. 2015. Uji Antagonis Jamur Rizosfer Isolat Lokal
terhadap Phytoptora sp. yang Diisolasi dari Batang Langsat (Lansium
domesticum Corr.). Protobiont. 4 (1) : 218 – 225.

Ghany, T. M. A. dan H. H. E. Sheikh. 2016. Mycology. OMICS Group eBooks.


Foster City.

Halwiyah, N., R.S. Ferniah., B. Raharjo., dan S. Purwantisari. 2019. Uji


Antagonisme Jamur Patogen Fusarium solani Penyebab Penyakit Layu
pada Tanaman Cabai dengan Menggunakan Beauveria bassiana Secara In
Vitro. Jurnal Akademika Biologi. 8 (2) : 8 – 17.

34
Hanudin dan B. Marwoto. 2012. Prospek Penggunaan Mikroba Antagonis sebagai
Agens Pengendali Hayati Penyakit Utama pada Tanaman Hias dan
Sayuran. Jurnal Litbang Pertanian. 31 (1) : 8 – 13.

Haryani, T. S. dan O. M. Tombe. 2011. Pemanfaatan Bakteri Antagonis terhadap


Pengendalian Jamur Patogen Fusarium oxysporum dan Phytopthora
capsici secara In Vitro. Ekologia. 11 (2) : 11 – 21.

Heriyanto. 2019. Kajian Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dengan


Trichoderma pada Tanaman Tomat. Jurnal Triton. 10 (1) : 45 – 58.

Hernita, D., E. Salvia., dan J. Hendri. 2018. Characteristic of Morphology and


Potential of Garlic Genetic Resources in Jambi Province. Proceeding for
The International Seminar on Tropical Horticulture Horticulture for The
Quality of Life. 108 – 114.

Hutabalian, M., M. I. Pinem., S. Oemry. 2015. Uji Antagonisme Beberapa Jamur


Saprofit dan Endofit dari Tanaman Pisang terhadap Fusarium oxysporum
f.sp. cubens di Laboratorium. Jurnal Online Agroekoteknologi .3 (2) : 687
– 695.

Indrawangsa, G. D., I. M. Sudarma., dan I. D. P. Singarsa. 2017. Uji Daya


Hambat Jamur Endofit Phytoptora palmivora ( Butler ) Butler penyebab
Penyakit Busuk Buah Kakao secara In Vitro. E-Jurnal Agroekoteknologi
Tropika. 6 (3) : 229 – 238.

Isniah, U. S. dan Widodo. 2015. Eksplorasi Fusarium Nonpatogen untuk


Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal pada Bawang Merah. Jurnal
Fitopatologi Indonesia. 11 (1) : 14 – 22.

Izzatinniza., U. Utami., dan A. Mujahidin. 2020. Uji Antagonisme Beberapa


Fungi Endofit pada Tanaman Kentang terhadap Fusarium oxysporum
secara In Vitro.Jurnal Riset Biologi dan Aplikasiny. 2 ( 1 ) : 18 – 25.

Karim, A., Rahmiati., dan I. Fauziah. 2020. Isolasi dan Uji Antagonis
Trichoderma terhadap Fusarium oxysporum secara In Vitro. Jurnal
Biosains. 6 (1) : 18 – 22.

Kumar, B. L. dan D. V. R. S. Gopal. 2015. Effective Role of Indigenous


Microorganisms for Sustainable Environment. Biotech. 5(6):867– 876.

Martoredjo, T. 2010. Ilmu Penyakit Pascapanen. Bumi Aksara. Jakarta.

Maulana, F. D., I. M. Sudarma., dan N. W. Suniti. 2016. Potensi Jamur Asal


Rizosfer Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens l.) Sehat dari Desa

35
Bumbungan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung dalam
Upaya Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium secara In Vitro. E-
JurnalAgroekoteknologi Tropika. 5 (2) : 151 – 159.

Mishra, R. K., R. K. Jaiswal., D. Kumar., P. R. Saabale., dan A. Singh. 2014.


Management of Major Diseases and Insect Pests of Onion and Garlic : A
Comprehensive Review. Journal of Plant Breeding and Crop Science. 6
(11) : 160 – 170.

Nail, Y. A. F., Ernawati., dan Suryani. 2020. Pemanfaatan Kulit Pisang Kepok
(Musa paradisiaca Linn.) dan Kulit Ubi Kayu (Manihot utilisma Pohl.)
sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Jamur Rhizopus sp.. Jurnal
Biosains dan Edukasi. 2 (1) : 24 – 28.

Neeraj, S., K. Sushila., D. Neeraj., P. Milind., and P. Minakshi. 2014. Garlic: A


Pungent Wonder From Nature. J. Pharm. 5 (7) : 523 – 529.

Ningsih, R., Mukarlina., dan R. Lida. 2012. Isolasi dan Identifikasi Jamur dari
Organ Bergejala Sakit pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis var.
microcarpa). Protobiont. 1 (1) : 1 – 7.

Ningsih, H., U. S. Hastuti., dan D. Listyorini. 2016. Kajian Antagonis


Thricoderma Spp. Terhadap Fusarium Solani Penyebab Penyakit
Layupada Daun Cabai Rawit (Capsicum frustescens) secara In Vitro.
Proceeding Biology Education Conference. 13 (1) : 814 – 817.

Nurliana dan N. Anggraini. 2018. Eksplorasi dan Identifikasi Thricoderma sp.


Lokal dari Rizosfer Bambu dengan Metode Perangkap Media Nasi. Jurnal
Agrohita. 2 (2) : 41 – 44.

Nursadin, I. Suswanto., dan Supriyanto. 2012. Penapisan Jamur Antagonis


Asidofilik Lignoselulolitik dari Tanah Gambut terhadap Penyakit Layu
Fusarium. J. Perkebunan & LahanTropika. 2 (1) : 27 – 33.

Octriana, L. 2011. Potensi Agen Hayati dalam Menghambat Pertumbuhan


Phytium secara In Vitro. Buletin Plasma Nutfah. 17 (2) : 138 – 142.

Pakki, S. 2016. Cemaran Mitotoksin, Bioekologi Patigen Fusarium verticillioides


dan Upaya Pengendaliannya Pada Jagung. J. Litbang Pert. 35 (1) : 11 –
16.

Pamungkas, P. B. dan Ardiyanta. 2020. Meningkatkan Pemahaman akan


Pengendalian OPT Bawang Putih pada Anggota Kelompok Tani Ngudi
Rahayu. Jurnal Pengabdian Masyarakat. 3 (2) : 104 – 110.

36
Park, H dan M. W. D. Ponte. 2010. How to Cultivate Indigenous Microorganisms.
College of Tropical Agriculture and Human Resources (CTAHR).
Honolulu.

Pratama, S. W., S. Sukamto., I. N. Asyiah., dan Y. V. Ervina. 2013.


Penghambatan Pertumbuhan Jamur Patogen Kakao Phytophthora
palmivora oleh Pseudomonas fluorescence dan Bacillus subtilis. Pelita
Perkebunan. 29 (2) : 120 – 127.

Pujiastuti, N., Hadiwiyono., dan Subagiya. 2014. Peningkatan Infeksi Patogen


Busuk Pangkal pada Bawang Putih oleh Meloidogyne dengan Variasi
Kerapatan Inokulum. Agrosains. 16 (1) : 1 – 6.

Purwantisari, S., R. S. Ferniah., dan B. Raharjo. 2008. Pengendalian Hayati


Penyakit Lodoh (Busuk Umbi Kentang) dengan Agens Hayati Jamur-
jamur Antagonis Isolat Lokal. BIOMA. 10 (2) : 13 – 19.

Putra, G. W. K., Y. Ramona., dan M. W. Proborini. 2020. Eksplorasi dan


Identifikasi Mikroba yang Diisolasi dari Rhizosfer Tanaman Stroberi
(Fragariax ananassa Dutch.) di Kawasan Pancasari Bedugul. Journal of
Biological Sciences.7(2): 205–213.

Putra, I. M. T. M., T. A. Phabiola., dan N. W. Suniti. 2019. Pengendalian Penyakit


Layu Fusarium oxysporum f.sp. capsici pada Tanaman Cabai Rawit
Capsicum frutescens di Rumah Kaca dengan Trichoderma sp. yang
ditambahkan pada Kompos. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 8 (1) :
103 – 117.

Putra, M. B. I dan S. Purwantisari. 2018. Kemampuan Antagonisme Pseudomonas


sp. dan Penicillium sp. terhadap Cercospora nicotianaeIn Vitro. Jurnal
Biologi. 7 (3) : 1 – 7.

Reddy, R. 2011. Cho’s Global Natural Farming. South Asia Rural


Reconstruction Association (SARRA). Karnataka.

Risdianto, H., T. Setiadi., S. H. Suhardi., dan W. Niloperbowo. 2007. Pemilihan


Spesies Jamur dan Media Imobilisasi Untuk Produksi Ezim Ligninolitik.
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses. Bandung

Ristiasari, N. P. N., K. S. M. Julyasih., I. A. P. Suryanti. 2018. Isolasi dan


Identifikasi Jamur Mikroskopis pada Rizosfer Tanaman Jeruk Siam
(Citrus nobilis Lour.) di Kecamatan Kintamani, Bali. Jurnal Pendidikan
Biologi Undiksha. 6 (1) : 10 – 19.

37
Sandrakirana, R., L. Fauzia., E. Nurfitria., L. Aisyawati., D. Rahmawati., W.
Handayani., I. Susanti., dan Baswarsiat. 2018. Panduan Budidaya Bawang
Putih. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.Malang.

Santoso, H. B. 1992. Bawang Putih. Kanisius. Yogyakarta.

Sarah., Asrul., dan I. Laksani. 2018. Uji Antagonis Jamur Aspergillus niger
terhadap Perkembangan Jamur Patogenik Fusarium oxysporum pada
Bawang Merah (Allium Cepa Agregatum L. aggregatum group) secara In
Vitro. e-J. Agrotekbis. 6 (2) : 266 – 273.

Sari, W., S. Wiyono., A. Nurmansyah., A. Munif., dan R. Poerwanto. 2017.


Keaneragaman dan Patogenitas Fusarium spp. Asal Beberapa Kultivar
Pisang. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 13 (6) : 216 – 228.

Satyagopal, K., S.N. Sushil, P. Jeyakumar, G. Shankar, O.P. Sharma, D. Boina,


S.K. Sain, Ram Asre, K.S. Kapoor, Sanjay Arya, Subhash Kumar, C.S.
Patni, C. Chattopadhyay, S.A. Pawar, Abhishekh Shukla, Usha Bhale, K.
Basanagoud, H.P. Mishra, Suresh D. Ekabote, A.Y. Thakare, A.S.
Halepyati, M.B. Patil, A.G. Sreenivas, N. Sathyanarayana and S. Latha.
2014. AESA Based IPM Package For Garlic. National Institute of Plant
Health Management. Fariabad.

Semangun, H. 2004. Penyakit – Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Shofiana, R. H., L. Sulistyowati., dan A. Muhibuddin. 2015. Eksplorasi Jamur


Endofit dan Khamir pada Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) serta
Uji Potensi Antagonismenya terhadap Jamur Akar Putih (Rigidoporus
microporus). Jurnal HPT. 3 (1) : 75 – 83.

Sholihin, Y., E. Suminar., Rizky. W. H., dan Pitaloka G. G. 2016. Pertumbuhan


Eksplan Meristem Bawang Putih (Allium sativum L.) Kultivar
Tawangmangu pada Berbagai Komposisi Kinetin dan GA3 In Vitro.
Jurnal Kultivasi. 15 (3) : 172 – 178.

Sideman, B. 2011. Growing Garlic. UNH Cooperative Extension. Durham.

Simangunsong, R., Rahmawati., dan Mukarlina. 2019. Isolasi dan Identifikasi


Jamur Rizosfer dari Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) di Desa
Bemban, Kecamatan Sungai Kakap, Pontianak. Protobiont. 8 (3) : 34 – 39.

Soertaningsih, M. Akil., dan N. N. Andayani. 2015. Cendawan Tular Tanah


(Rhizoctonia solani) Penyebab Penyakit Busuk Pelepah pada Tanaman

38
Jagung dan Sorgum dengan Komponen Pengendaliannya. Iptek Tanaman
Pangan. 10 (2) : 85 – 91.

Soenartiningsih., M. Aqil., dan N. N. Andayani. 2016. Strategi Pengendalian


Cendawan Fusarium sp. dan Kontaminasi Mikotoksin pada Jagung. Iptek
Tanaman Pangan. 11 ( 1 ) : 85 – 97.

Sopialena. 2018. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Potensi Mikroba.


Mulawarman University Press. Samarinda.

Stankovic, S., J. Levic., T. Petrovic., A. Logrieco., and A. Moretti. 2007.


Pathogenicity and Mycotoxin Production by Fusarium proliferatum
isolated from onion and garlic in Serbia. Eur J Plant Pathol. 118 : 165 –
172.

Suganda, T dan D. Y. Wulandari. 2018. Curvularia sp. Jamur Patogen Baru


Penyebab Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Sawi. Jurnal Agrikultura.
29 (3): 119-123.

Sujarwo, W. 2017. Bamboo Resources, Cultural Values, And Ex-Situ


Conservation In Bali, Indonesia. Reinwardtia. 17 (1) : 67 – 75.

Suryani, Y., O. Taupiqurrahman., dan Y. Kulsum. 2020. Mikologi. PT. Freeline


Cipta Granesia. Padang.

Susanti, W. I., R. Widyastuti., dan S. Wiyono. 2015. Peranan Tanah Rizosfer


Bambu sebagai Bahan untuk Menekan Perkembangan Patogen
Phytophthora palmivora dan Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Pepaya.
Jurnal Tanah dan Iklim. 39 (2) : 65 – 74.

Sutarman. 2017. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Tanaman. Umsida Press. Sidoarjo.

Sutejo, A. M., A. Priyatmojo., dan A. Wibowo. 2008. Identifikasi Morfologi


Beberapa Spesies Jamur Fusarium. Jurnal Perlindungan
TanamanIndonesia.14 (1) : 7 – 13.

Titisari, A., E. Setyorini., S. Sutriswanto., dan H. Suryantini. 2019. Kiat Sukses


Budi Daya Bawang Putih. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian. Bogor.

Tozlu, E., N. Tekiner., R. Kotan., S. Ortucu. 2018. Investigation on the Biological


Control of Alternaria alternata. Indian Journal of Agricultural Sciences.
88 (8): 1241 – 1247.

39
Watanabe, T. 1937. Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi : Morphologies of
Cultured Fungi and Key to Species. CRC Press. New York.

Zamrodah, Y. 2015. Agen Hayati: Komoditas Agribisnis Di Era Global. Agritek.


16 (2) : 69 – 77.

Ziedan, E. S. H. E., E. S. H. Farrag., dan A. F. Sahab. 2013. First Record and


Preliminary Evaluation of Mucor hiemalis as Biocontrol Agent on
Inflorescence Brown Rot Incidence of Date Palm. Archives of
Phytopathology and Plant Protection. 46 (5) : 617 – 626.

40
Lampiran 1. Data Pertumbuhan Jamur Indigenous Microorganism (IMO) Rumpun
Bambu
Diameter Jamur Indigenous Rumpun Bambu Hari ke 7 (mm)
Jumlah Rata Rata
Ulangan
No Perlakuan 1 2 3
1 Penicillium1 31 26.75 40 97.75 32.58
2 Fusarium2 88.25 85.5 76.25 250 83.33
3 Fusarium3 89 81.25 85.25 255.5 85.17
4 Mucor4 90 90 90 270 90
5 Trichoderma5 90 90 90 270 90
6 Curvularia6 36.25 25.25 48.5 110 36.67
7 Aspergillus7 63.75 78.25 86 228 76.00
8 Aspergillus8 90 90 90 270 90
9 Rhizopus9 90 90 90 270 90
10 Rhizoctonia10 62.25 74 82 218.25 72.75

Lampiran 2. Sidik Ragam Pertumbuhan Jamur IndigenousMicroorganism (IMO)


Rumpun Bambu
F tabel
Sumber 0,0
Variasi db JK KT F hitung 0,05 1
13962.4
Total 29 5
13038.7 1448.7 3,4
Perlakuan 9 8 5 31.37 ** 2,39 6
Galat 20 923.67 46.18
Keterangan :
** = sangat berbeda nyata
KV = 9.10359284

41
Lampiran 3. Data Daya Antagonis Jamur Indigenous Microorganism (IMO)
Rumpun Bambu dengan Fusarium sp.
Daya Antagonis Hari Ke 7 (%)
Ulangan
No Perlakuan 1 2 3 Jumlah Rata
Penicillium1
1 37.93 28.57 32.26 98.76 32.92
Mucor4
2 36.67 31.03 46.67 114.37 38.12
Trichoderma5
3 68.18 61.11 70.83 200.13 66.71
Aspergillus7
4 66.67 63.33 59.26 189.26 63.09
Aspergillus8
5 48.28 56.67 50.00 154.94 51.65

Lampiran 4. Sidik Ragam Daya Antagonis Jamur Indigenous Microorganism


(IMO)Rumpun Bambu terhadapFusarium sp.
Sumber F F tabel
Variasi db JK KT hitung 0,05 0,01
Total 15 2941.26
Perlakuan 4 2654.13 663.53 23.11 ** 3.48 5.99
Galat 10 287.14 28.71
Keterangan :
** = sangat berbeda nyata
KV = 10.61154

42

Anda mungkin juga menyukai