Disusun oleh:
ALFISYAHRINA
(1806103010082)
Dosen Pembimbing:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
2.3 Manfaat..............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................10
3.2 Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan adalah
untuk mengetahui bagaimana menjaga kelestarian dari Pigafetta elata sebagai
tumbuhan yang bersifat endemik di Sulawesi serta mengetahui faktor lingkungan apa
saja yang menjadi abiotik dan biotik pada Pigafetta elata, sebagai tumbuhan yang
bersifat endemik di Sulawesi
BAB II
PEMBAHASAN
Wanga (Pigafetta elata) adalah sebuah genus palem yang tumbuh tegak lurus,
anggun dan indah, soliter, tinggi hingga 35-40 m. Batang dihiasi cincin-cincin
keputihan bekas melekatnya pelepah daun. Pelepah, ibu tulang daun, dan tepi anak-
anak daun dengan duri-duri yang panjang dan lentur, tersusun rapat. Berumah dua
(dioesis); dengan perbungaan yang terletak interfoliar, terkadang menjadi infrafoliar
tatkala menjadi buah. Buahnya berukuran kecil serupa buah rotan hampir bulat
(globose), tertutupi oleh 11-12 deret sisik ke arah vertikal.
(a) Pigafetta elata (b) Pelepah dan tangkai daun
Pigafetta elata berduri rapat
Bagian bawah pelepahnya penuh duri halus panjang berwarna hitam yang
mendirikan bulu kuduk. Batangnya berwarna hijau, seperti beruas-ruas, penuh bintil-
bintil akar.
(a) Pangkal batang ditumbuhi akar serabut (b) Duri pada pelepah daun
Wanga (Pigafetta elata) tidak membentuk rumpun. Batang tumbuh tegak lurus
ke atas, berwarna hijau mengkilap yang berubah menjadi kecoklatan seiring
bertambahnya usia. Bekas perlekatan pelepah cukup lebar dan terlihat jelas. Bagian
bawah pelepah ditutupi oleh duri halus yang rapat dan panjang berwarna kehitaman.
Duri-duri ini berfungsi untuk melindungi pucuk batang dari serangan hewan
pengganggu.
Buah berbentuk oval, menggantung dalam beberapa tandan dan bersisik seperti
buah rotan. Uniknya, dibandingkan pohonnya, buah palem ini berukuran sangat kecil
dengan diameter hanya sekitar 12 mm saja.
2.3 Manfaat
Di habitat aslinya di Sulawesi, Pigafetta elata kian terancam oleh alih fungsi
lahan. Pigafetta elata juga banyak ditebang untuk diambil kayu batangnya. Kulit
batang Pigafetta elata tidak terlalu keras, namun bagian dalam batang Pigafetta elata
tersusun dari zat kayu yang sangat keras. Batang tumbuhan yang sangat tinggi rawan
patah, sehingga palem ini beradaptasi dengan mengembangkan batang berkayu sangat
keras. Dari pohon yang tua diambil batangnya yang lurus, bulat torak, dan berkayu
keras, untuk digunakan sebagai tiang bangunan. Di wilayah Mamasa dan Toraja,
batang banga ini digunakan sebagai tiang lumbung padi tradisional yang
disebut alang; setelah diserut licin kayu ini sukar dipanjat oleh tikus,
sehingga padinya aman tersimpan. Bagian yang berkayu dari batang banga ini dapat
dibelah-belah menjadi semacam papan yang disebut ruyung; yang digunakan untuk
lantai atau dinding bangunan.
Daunnya yang muda (janur), pada masa lalu diproses untuk menghasilkan serat
yang dipergunakan sebagai benang. Dari bagian tertentu palem ini juga diambil serupa
bahan yang lunak seperti spons, yang digunakan sebagai pangkal anak sumpitan.
Bijinya dimakan oleh orang-orang Toraja. Buahnya pun dapat dimakan.
(a) Batang Pigafetta elata untuk tiang-tiang (b) Lumbung padi dari kulit batang
penyangga lumbung padi Pigafetta elata
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pigafetta elata di Sulawesi tersebar secara berkelompok, tetapi umumnya tidak
merata, dengan habitat yang agak spesifik dekat dengan sumber air, di sekitar sungai
kecil, perkebunan, lahan terbuka yang terletak di lereng bukit, atau bekas perladangan
berpindah yang mendapat sinar matahari langsung, dan kawasan tepi hutan. Pigafetta
elata tumbuh subur di daerah hutan hujan pegunungan (pegunungan yang lembab),
dengan keadaan topografi area tempat tumbuhnya Pigafetta elata. Tanaman ini
tumbuh baik di daerah pegunungan yang lembab pada ketinggian 788 sampai 1.540 m
dpl, dengan suhu rata-rata antara 20oC - 25oC. Pigafetta elata dapat tumbuh di N, P, K
tanah dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu N-Tot 0,08 % (sangat rendah), P-Tot
39,16 mg/100g (sedang) dan K-Tot 34,22 mg/100g (tinggi).
Keberadaan Pigafetta elata di alam sangat memprihatinkan sehingga itu
memberikan dasar yang kuat untuk mendorong itu Pigafetta elata di Sulawesi
membutuhkan strategi konservasi yang baik, baik dari masyarakat maupun dari
pemerintah daerah.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aras, M. R., Pitopang, R., & Suwastika, I. N. (2017). Kajian Autekologi Pigafetta
elata (Mart.) H. Wendl.(ARECACEAE) pada Hutan Pegunungan Dongi-Dongi
di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah. Natural Science:
Journal of Science and Technology, 6(1).
Djufri, D. (2012). Autekologi Akasia (Acacia nilotica) (L.) Willd. ex. Del di Taman
Nasional Baluran Jawa Timur. Jurnal Biologi Edukasi, 4(1), 46-55.
Kurnia, N., & Hala, Y. (2019, October). Distribution of wanga plant (piga fettaelata)
in South Sulawesi. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1317, No. 1,
p. 012089). IOP Publishing.