Anda di halaman 1dari 10

Nama : Annnisa Ramadani

NIM : 214621518015
Mata Kuliah : Manajemen Wilayah Pesisir dan Laut
Dosen : Dr. K. Susanto Kusumahadi, M.Si

TUGAS PAPER:
POTENSI MUARAGEMBONG SEBAGAI WISATA BAHARI DAERAH BEKASI

PENDAHULUAN
Muaragembong secara geografis dekat dengan Pantai Utara Kabupaten Bekasi dan
berhadapan dengan Teluk Jakarta. Ia berbatasan dengan Laut Jawa (Utara dan Barat),
Kabupaten Karawang (Timur), Kecamatan Cabangbungin, Kecamatan Tambelang dan
Kecamatan Babelan (Selatan), dan DKI Jakarta (Barat). Wilayah tersebut memiliki luas
sebesar ± 132.057.026 M² atau 13.205.702 Ha yang terdiri dari enam desa, yaitu Pantai Bakti,
Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, Pantai Harapanjaya, Pantai Mekar, Desa Jayasakti
(Saribanon et al, 2017).
Wisata bahari merupakan kegiatan yang dilakukan pada tempat, seperti pantai,
pulau-pulau, maupun taman laut. Aktivitas yang biasa dilakukan dapat berupa berenang,
snorkeling, diving, menyelam, berlayar, berselancar, memancing, berjemur, sky air, jet sky,
speed boat, dan aktivitas lainnya yang dapat dilakukan di laut. Muaragembong menawarkan
aktivitas lainnya yang berbeda dengan wisata bahari pada umumnya, seperti pengamatan
satwa liar dan mengelilingi hutan mangrove (Rahardjo, 2002; Putra, 2018; Yani, 2018).
Aktivitas yang berbeda tersebut menjadi salah satu potensi Muaragembong yang
sangat menarik untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut menjadi wisata bahari.
Muaragembong menawarkan ekosistem berupa kawasan pesisir. Pesisir merupakan peralihan
wilayah daratan dan laut, sehingga perlu adanya hutan mangrove untuk mencegah abrasi.
Selain itu, hutan tersebut juga menjadi habitat bagi beberapa satwa liar dan secara tidak
sengaja kawasan tersebut berdekatan dengan pemukiman, maka mau tidak mau satwa liar
hidup berdampingan dengan manusia (Saribanon et al, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui
potensi yang dapat ditawarkan Muaragembong sebagai wisata bahari, melihat penyebab
kurang berkembangnya wisata tersebut, serta menawarkan upaya dalam meningkatkan daya
tariknya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Potensi Wisata Bahari Muaragembong, Bekasi
Muaragembong berada di wilayah yang strategis dengan pesona pantai dan
bentangan alam yang menjanjikan untuk dijadikan wisata bahari. Adapun destinasi yang
ditawarkan berupa wisata hutan bakau, wisata tambak, dan wisata pengamatan satwa liar
seperti lutung jawa yang dapat menjadi daya tarik utama turis, baik domestik maupun
mancanegara. Selain berwisata, kalian juga dapat menikmati kuliner yang merupakan hasil
tangkapan laut nelayan dari Pantai Bahagia. Jadi, berwisata sambil kulineran akan sangat
diminati oleh para wisatawan (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2017; Prasetia FA. 2020).
1. Keanekaragaman hayati
Berdasarkan hasil pengamatan Saribanon et al (2017), habitat yang mendominasi
berupa hutan mangrove dengan 37 jenis burung yang berasosiasinya, sebagian besar burung
rawa seperti kuntul. Selain itu, terdapat primata seperti monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis) dan lutung jawa (Trachypetus auratus).
a. Mangrove
Mangrove (Gambar 1) merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil
dari alam, sehingga tidak dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman
tersebut. Manfaat utamanya tentu untuk menahan abrasi pantai dan sebagai tempat hidup
biota lain, ia juga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku kosmetik/farmasi atau
bahan tambahan tekstil. Selain itu tanaman bakau juga dapat membuat suasana sekitar pantai
menjadi lebih indah yang berpotensi sebagai tempat wisata. Pengunjung dapat
mengggunakan kapal yang sudah disediakan oleh warga sekitar untuk mengelilingi hutan
mangrove, agar dapat melihat dan mengetahui tanaman mangrove lebih dekat. Pengunjung
hanya perlu duduk santai diatas kapal sambil meikmati keindahan yang disajikan (Prasetya
2012; Darmayanti. 2018)

Gambar 1. Hutan Mangrove (Dokumentasi pribadi)


Berdasarkan hasil penelitian Saribanon et al (2017) ditemui 23 jenis mangrove di
Pantai Muaragembong. Berikut daftar jenis mangrove yang dijumpai:

Tabel 1. Daftar mangrove Muaragembong (Saribanon et al, 2017)


No Nama Lokal Nama Indonesia Nama Ilmiah
1 Sia-sia Api-api Avicennia alba
2 Sia-sia putih Api-api putih Avicennia marina
3 Bako kurap Bakau Rhizophora stylosa
4 Lolaro Bakao hitam Rhizophora mucronata
5 Bintan Bintaro Cerbera manghas
6 Butong Bogem Barringtonia asiatica
7 Menengan Buta-buta Excoecaria algallocha
8 Sesepi Galang Sesuvium portulacastrum
9 Musk okara Gandapura Abelmoschus moschatus
10 Darulu Jeruju Acanthus ilicifolius
11 Kedondong Kedondong lanang Spondias dulcis
12 Beoa Ketapang Terminalia catapa
13 Labanau Mengkudu Morinda citrifolia
14 Lipa Nipah Nypa fruticans
15 Siri Nyirih batu Xylocarpus rumphii
16 Jarongan Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis
17 Lamtoro Petai cina Leucaena leucocephala
18 Perapat Pidada Sonneratia caseolaris
19 Sernai Seruni Wedelia biflora
20 Katang-katang Tapak kambing Ipomoea pescaprae
21 Gigi gajah Teruntun Aegiceras corniculatum
22 Piai lasa Warakas Acrostichum speciosum
23 Waru langkong Waru Hibiscus tiliaceus

b. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)


Monyet ekor panjang (Gambar 2) memiliki berbagai macam keunikan, seperti dapat
berjalan dengan kempat kakinya, kemudian memanjat bahkan meloncat; perenang yang
sangat baik, hingga bisa memancing kepiting menggunakan ujung ekornya sambil digoyang-
goyang. Selain itu sebagai pemakan buah dan biji, ia memiliki peran yang penting bagi alam
sekitarnya, karena hal tersebut dapat membantu penyebaran biji menjadi benih agar alam
terjaga keseimbangannya dan menyebar keberbagai tempat lainnya. Primata tersebut juga
memakan serangga, sehingga dapat mengendalikan populasi serangga agar tidak berlebih.
(Subiarsyah MI et al, 2014; Rizaldy, 2016; Candra, 2017; Ramadha et al, 2020).
Gambar 2. Monyet ekor panjang (Dokumentasi pribadi)

c. Lutung jawa (Trachypithecus auratus)


Lutung jawa (Gambar 3) tersebar di pulau Jawa serta kepulauan kecil Bali, Lombok,
Pulau Sempu, dan Nusa Barung. Populasi lutung di Lombok diperkirakan merupakan hasil
introduksi manusia. Terdapat dua subspesies dari Trachypithecus auratus, yaitu (Tamam,
2018; Gembira Loka Zoo, 2021):
 Pulau Jawa bagian timur, Bali, Pulau Sempu, dan Nusa Barung: T. auratus auratus.
 Pulau Jawa bagian barat: T. auratus mauritius.

Gambar 3. Lutung jawa (Dokumentasi pribadi)

Lutung jawa merupakan salah satu primata endemik pulau Jawa yang berstatus
rentan (vulnerable) dan termasuk satwa Appendix II, karena jumlahnya terus menurun akibat
penjualan dan perburuan hewan ilegal serta habitat yang terus berkurang. Perlindungan
tersebut selain terus menurun akibat perdagangan, ia juga memiliki peran penting dalam
suatu ekosistem. Hal ini terlihat dalam peremajaan tanaman atau pohon di hutan, sebab
lutung suka memakan bagian tanaman muda dan ini membuat tunas baru tumbuh lebih cepat.
(Rizki, 2016; Rahmawati, 2017).
d. Burung
Burung memiliki banyak peran penting di alam, sehingga dapat digunakan sebagai
indikator perubahan ekosistem suatu lingkungan atau biasa disebut dengan bioindikator. Hal
tersebut dipengaruhi dengan mobilitasnya yang tinggi dan dinamis, maka ia cepat merespon
perubahan yang terjadi. Umumnya burung berperan sebagai pemecah biji, penyerbuk bunga,
predator hama, dan bisa juga menjadi pemangsa puncak. Khusus burung air, di mana seluruh
aktivitasnya bergantung pada daerah peraian atau lahan basah, maka perannya terhadap
lingkungan dapat berupa membawa nutrien dari wilayah perairan ke wilayah terestrial
melalui feses, kaki, ataupun bagian tubuh lainnya (Novianty, 2015; Sari et al. 2020;
Cholifatullah et al, 2022). Berikut beberapa foto dan daftar jenis burung-burung yang
Muaragembong:

Betet biasa Elang bondol Bangau Bluwok

Gambar 3. Beberapa foto burung yang terdapat di Muaragembong (Dokumentasi pribadi)

B. Penyebab Muaragembong Sulit Menjadi Wisata Bahari


Bila melihat jaraknya dari pusat Kota Bekasi atau Cikarang, untuk menuju
Muaragembong kurang lebih membutuhkan waktu dua jam. Jika menggunakan mobil pribadi
dari arah Jakarta, kita bisa melalui tol Bekasi - Cikampek dan keluar di tol Bekasi. Namun,
bila menggunakan transportasi umum tidak ditemukan yang sampai ke lokasi. Jadi, banyak
yang menyarankan lebih baik menggunakan mobil atau motor pribadi. Selain masalah
transportasi, kondisi jalanan dari Desa Sukatani menuju Muara Benting bisa dibilang tidak
layak digunakan. Hal ini karena jalanannya rusak, berlubang, dan bergelombang, sehingga
dapat membahayakan wisatawan yang ingin datang berkunjung (Ernawati, 2016; Indiati,
2021; Salamah, 2022).

C. Penyebab Muaragembong Sulit Menjadi Wisata Bahari


Bila melihat jaraknya dari pusat Kota Bekasi atau Cikarang, untuk menuju
Muaragembong kurang lebih membutuhkan waktu dua jam. Jika menggunakan mobil pribadi
dari arah Jakarta, kita bisa melalui tol Bekasi – Cikampek dan keluar di tol Bekasi. Namun,
bila menggunakan transportasi umum tidak ditemukan yang sampai ke lokasi. Jadi, banyak
yang menyarankan lebih baik menggunakan mobil atau motor pribadi. Selain masalah
transportasi, kondisi jalanan dari Desa Sukatani menuju Muara Benting bisa dibilang tidak
layak digunakan. Hal ini karena jalanannya rusak, berlubang, dan bergelombang, sehingga
dapat membahayakan wisatawan yang ingin datang berkunjung (Ernawati, 2016; Indiati,
2021; Salamah, 2022).

Tabel 1. Daftar burung Muaragembong (Saribanon et al, 2017)


No Nama IUCN CITES PERMEN KLHK 106
1 Elang bondol LC I √
2 Walet linchi LC - -
3 Cabak kota LC - -
4 Dara-laut sayap-putih LC - √
5 Cangak abu LC - -
6 Cangak merah LC - -
7 Kuntul kecil LC - -
8 Kowak malam abu LC - -
9 Bangau bluwok EN I √
10 Pergam laut LC - -
11 Dederuk jawa LC - -
12 Tekukur biasa LC - -
13 Punai gading LC - -
14 Raja-udang meninting LC - -
15 Cekakak sungai LC - -
16 Wiwik kelabu LC - -
17 Kareo padi LC - -
18 Remetuk laut LC - -
19 Cipoh kacat LC - -
20 Kekep babi LC - -
21 Cabai jawa LC - -
22 Bondol peking LC - -
23 Layang-layang batu LC - -
24 Burung-madu kelapa LC - -
25 Burung-madu sriganti LC - -
26 Kepudang kunduk-hitam LC - -
27 Burung-gereja erasia LC - -
28 Merbah cerukcuk LC - -
29 Cucak kutilang LC - -
30 Kerak-kerbau jawa VU - -
31 Cinenen kelabu LC - -
32 Cinenen pisang LC - -
33 Blekok sawah LC - -
34 Kokokan laut LC - -
35 Caladi ulam LC - -
36 Betet biasa NT I √
37 Pecuk-padi hitam LC - -
D. Penyebab Muaragembong Sulit Menjadi Wisata Bahari
Bila melihat jaraknya dari pusat Kota Bekasi atau Cikarang, untuk menuju
Muaragembong kurang lebih membutuhkan waktu dua jam. Jika menggunakan mobil pribadi
dari arah Jakarta, kita bisa melalui tol Bekasi – Cikampek dan keluar di tol Bekasi. Namun,
bila menggunakan transportasi umum tidak ditemukan yang sampai ke lokasi. Jadi, banyak
yang menyarankan lebih baik menggunakan mobil atau motor pribadi. Selain masalah
transportasi, kondisi jalanan dari Desa Sukatani menuju Muara Benting bisa dibilang tidak
layak digunakan. Hal ini karena jalanannya rusak, berlubang, dan bergelombang, sehingga
dapat membahayakan wisatawan yang ingin datang berkunjung (Ernawati, 2016; Indiati,
2021; Salamah, 2022).

PEMBAHASAN
A. Tata Kelola Wisata
Berdasarkan pemaparan bagaian “Penyebab Muaragembong Sulit Menjadi Wisata
Bahari”, diketahui bahwa sulitnya akses menuju Muaragembong, baik dari segi transportasi
umum maupun jalanan. Sebelum wisata ini akan dikembangkan lebih jauh lagi, memang
perlu adanya upaya untuk perbaikan kedua kondisi tersebut. Hal ini tentu akan menjadi
sebuah kemudahan bagi para wisatawan dan akan datang berkunjung lagi dan lagi.
Menurut berita Bekasikab (2021) pembangunan jalan menuju Pantai Bungin bisa
terus dibenahi supaya tidak menjadi kendala bagi wisatawan yang datang. Peran pemerintah
sangat diperlukan warga Muaragembong dalam meningkatkan kualitas wisata
Muaragembong. Bahkan diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi akan melakukan dua
proyek, yaitu pengembangan kawsan wisata Pantai Muara Bungin Muaragembong dan
pembangunan Jembatan Bojongmangu-Karawang. Dana yang dikeluarkanpun sangat besar
yakni senilai Rp 60 miliar dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pemprov Jawa
Barat tahun 2021, tujuannya untuk menggerakkan perekonomian masyarakat di tengah
pandemi Covid-19.

B. Upaya Meningkatkan Daya Tarik Muaragembong


Ketika tata kelola wisata sudah rapi, maka akan mulai banyak wisatawan yang
datang, baik hanya sekedar refreshing ataupun bisa sambil mempelajari lingkungan
Muaragembong. Sebelum semakin pesat kunjungan wisatawan, maka perlu adanya
pemberdayaan atau pelatihan pada warga sekitar agar mampu membangun konsep wisata
yang menarik sehingga wisatawan akan puas setelah berkunjung. Pemberdayaan ini dapat
dilakukan dan disesuakain dengan keahlian masing-masing warga Muaragembong. Hal ini
juga akan mencegah penumpukkan hanya disatu bidang yang dikuasai.
Berdasarkan Saribanon et al, (2017), warga Muaragembong sudah mulai teredukasi
secara berkala dalam mempelajari konsep ekowisata pada tahun 2014 oleh SAVEMUGO.
Warga memperoleh bahwa ekowisata merupakan sebagai salah satu wisata yang menerapkan
keseimbangan lingkungan, serta satwa burung maupun primata. Program ini tidak membatasi
kelompok maupun gender tertentu, siapa saja yang bersedia dipersilakan masuk. Kegiatan
pemberdayaan yang telah berlangsung berupa: Eduwisata lingkungan melalui kegiatan
penanaman mangrove; pelayanan katering dan pengolahan cemilan yang dilakukan kelompok
Ibu-ibu “KEBAYA” (Kelompok Bahagia Berkarya); guiding tour wisata bahari ke lokasi
pantai, susur Sungai Citarum, laut lepas Jawa, dan lokasi habitat lutung jawa bersama
pemuda perwakilan kelompok sadar wisata “ALIPBATA” (Aliansi Pemuda Bahagia
Tangguh); dan pemanfaatan transportasi laut atau perahu masyarakat.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka tentang potensi Muaragembong sebagai
wisata bahari Daerah Bekasi, maka dapat dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Muaragembong menawarkan berbagai macam potensi alamnya sebagai wisata bahari,
baik dari segi pantainya yang masih belum banyak dieksplorasi, keanekaragaman hayati
yang melimpah, bahkan hasil tangkapan nelayannya pun dapat dijadikan kuliner.
2. Sulitnya transportasi umum dan jalanan yang rusak membuat Muaragembong masih
belum banyak diketahui.
3. Adapun upaya dalam meningkatkan daya tarik Muaragembong dapat dilakukan
pemberdayaan terhadap masyarkat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Bekasikab. 2021. Ini harapan mereka seputar pengembangan Wisata Pantai Muara
Bungin. https://www.bekasikab.go.id/ . Dikses tanggal 13 Mei 2022.

Candra D. 2017. Kera ekor panjang. https://waykambas.org/kera-ekor-panjang/. Diakses


tanggal 10 Mei 2022.

Cholifatullah F, Saab R, Wicaksono G, et al. 2022. Burung-burung di Tambolongan


Polassi. Universitas Nasional. Jakarta.

Darmayanti. 2018. Mangrove dan manfaatnya. https://kkp.go.id/. Diakses tanggal 10 Mei


2022.

Ernawati A. 2016. Analisis potensi Pantai Muara Beting Bekasi menjadi kawasan wisata
mangrove. Temu Ilmiah IPLBI. Bandung.

Gembira Loka Zoo. 2021. Lutung jawa. https://gembiralokazoo.com/collection/lutung-


jawa.html#:~:text=Deskripsi%20%3A,karena%20ukurannya%20yang%20lebih%20panjang.
Diakses tanggal 10 Mei 2022.

Indiati. 2021. Pantai Muara Gembong Bekasi tiket masuk 2022, alamat lengkap + akses
menuju ke lokasi. https://tempatwisata.id/. Diakses tanggal 13 Mei 2022.

Novianty Z. 2015. Struktur komunitas burung air pada berbagai tipe lahan basah di
wilayah Kecamatan Manyar, Gresik. Universitas Airlangga. Surabaya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2017. Potensi parawisata. https://jabarprov.go.id/.


Diakses tanggal 10 Mei 2022.

Prasetia FA. 2020. Pantai Bahagia Muara Gembong punya potensi jadi desa wisata
bahari. https://www.tribunnews.com/ . Diakses tanggal 10 Mei 2022.

Prasetya AN. 2011. Struktur komunitas mangrove di Daerah Wonorejo pantai timur
Surabaya. Universitas Airlangga. Surabaya.

Putra HF. 2018. Wisata Bahari di Kota Pariaman. Universitas Andalas. Padang.

Rahardjo TS. 2002. Taman Wisata Bahari di Gili Trawangan, Lombok. Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.

Rahmawati E. 2017. Strategi pelestarian lutung jawa (Trachypithecus auratus) di Cagar


Alam Kecubung Ulolanang Kabupaten Batang. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ramadha H, Kamal S, Ahadi R. 2020. Karakteristik monyet ekor panjang (Macaca


fascicularis) berdasarkan tingkat umurdi TAHURA Pocut Meurah Intan. Seminar Nasional
Biotik. Vol 8 No 1.

Rizaldy MR. 2016. Aktivitas makan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di
Hutan Nepa Kabupaten Sampang Madura. LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi. Vol 5 No 1.
Rizki P. 2016. Tujuh individu lutung jawa ini kembali ke habiat aslinya.
https://www.mongabay.co.id/. Diakses tanggal 13 Mei 2022.

Salamah A. 2022. Pantai Muara Gembong tiket & aktivitas - Mei 2022.
https://travelspromo.com/ . Diakses tanggal 13 Mei 2022.

Sari IF, Setiawan A, Iswandaru D, et al. 2020. Peran ekologi spesies burung pada
ekosistem hutan kota (studi kasus di Kota Metro). Seminar Nasional Konservasi. Lampung.

Saribanon N, Setia TM, Sinaga E, et al. 2017. Potensi keanekaragaman hayati


Muaragembong. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Nasional. Jakarta.

Subiarsyah MI, Soma IG, Suatha IK. 2014. Struktur populasi monyet ekor panjang di
Kawasan Pura Batu Pageh, Ungasan, Badung, Bali. Indonesia Medicus Veterinus. Vol 3 No 3.

Tamam MHB. 2018. Biologi dan klasifikasi lutung jawa (Trachypithecus auratus).
https://generasibiologi.com/2018/04/deskripsi-ciri-klasifikasi-lutung-jawa.html. Diakses
tanggal 10 Mei 2022.

Yani IC. 2018. Potensi pengembangan wisata bahari. Ilmu Kelautan. Vol 5

Anda mungkin juga menyukai