Anda di halaman 1dari 37

Praktikum Peledakan Tambang

Laboratorium Tambang

BAB VII
ANALISIS FRAGMENTASI PELEDAKAN
Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Fadhila Rahman


NPM : 100.701.18.032
Shift : IV (Empat)
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 26 November 2020
Hari/Tanggal Laporan : Kamis / 26 November 2020
Assisten : 1. M Farhan Hidayat
2. Mohamad Rifki Alghifari

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442H/2020M

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga laporan awal praktikum
Peledakan dapat dibuat dengan baik dan tepat pada waktu nya.
Dan juga saya ucapkan terimakasih kepada seluruh asisten laboratorium
Peledakan yang selalu memberikan saya bimbingan dengan penuh perhatian,
sehingga laporan awal ini dapat terselesaikan.
Dan yang terkahir, Mohon maap apabila laporan awal ini masih banyak
akan kekurangan, terimakasih atas perhatian dan sudah membaca laporan ini.
Saya berharap adanya masukan untuk lebih baik lagi dalam membuat laporan.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Purwakarta,26 November 2020

Muhammad Fadhila Rahman

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 1
1.2.1 Maksud 1
1.2.2 Tujuan 1
BAB II LANDASAN TEORI 1
2.1 Pendahuluan 1
2.2 Kegiatan Perencanaan Peledakan 1
2.3 Fragmentasi Batuan 3
2.4 Ukuran Fragmen Batuan 3
2.5 Mekanisme Fragmentasi Batuan 4
2.6 Model Perkiraan Ukuran Fragmentasi 4
2.7 Perhitungan Fragmentasi Hasil Peledakan 5
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN 6
3.1 Tugas 6
3.2 Pembahasan 7
BAB IV ANALISA 15
BAB V KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menunjang hasil produksi bahan galian untuk mencapai target
proudksi yang sudah di tentukan di awal, terdapat metode pemecahan suatu
material yang menutupi bahan galian (overburden) dilakukan dengan cara yang
ekonomis, cepat dan tidak mengurangi nilai harga dari bahan galian tersebut.
Pada metode ini biasanya digunakan dengan menggunakan alat-alat gali seperti
excavator,dragline,clamshell, dll. Jika pada saat proses kegiatan pemecahan
material batuan yang menghalangi bahan galian sudah tidak bisa dipecahkan
dengan.menggunakan alat gali, maka metode yang diterapkan adalah dengan
metode peledakan untuk memecahan material tersebut.
Namun dalam menentukan metode yang dipakai terdapat beberapa
pertimbangan khusunya dalam segi ekonomis. Maka dari itu dalam segala
kegiatan pertambangan bertujuan untuk menguntungkan perusahaan tambang,
apabila metode peledekan tidak berbanding dengan hasil produksi
penambangan maka tidak dianjurkan untuk memakan metode tersebut.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan praktikum peledakan.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami fragmentasi hasil peledakan
2. Mengetahui metode perhitungan prediksi fragmentasi secara teoritis
3. Mengetahui pengambilan dan pengolahan data fragmentasi batuan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan
Kegiatan penambangan adalah suatu proses kegiatan dalam
pengambilan bahan galian yang terdapat di luar atau pun di dalam permukaan
bumi berupa batuan atau material yang bernilai ekonomis sehingga dapat
menguntungkan.
Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam kegiatan penambangan, yaitu :
1. Kegiatan pembongkaran / pemecahan
2. Kegiatan muat angkut
3. Kegiatan pengangkutan dan proses pengolahan batuan
Pada kegiatan pemecahan terdapat 2 metode yang dapat dilakukan yaitu
metode pemecahan mekanis (alat gali) dan metode secara kimiawi (peledakan).
Dalam menentukan metode pemecahan dapat berdasarkan sifat-sifat batuan,
karena litologi batuan yang berbeda sehingga kekuatan batuan tersebut berbeda.
Maka dari itu diperlukannya metode pemecahan yang tepat agar dapat ditangani
dengan baik. Dalam metode ini juga perlu diperhatikan mengenai sifat dan
karakteristik batuan, bidang kontinuitas pada batuan dan memaksimalkan harga
ekonomis dari bahan galian tersebut.

2.2 Kegiatan Perencanaan Peledakan


Kegiatan perencanaan peledakan merupakan tahap awal dari suatu
kegiatan peledakan yang biasanya melipu dari kegiatan jadwal harian peledakan,
blast and drill patern / blasting design, jumlah lubang dan kedalaman lubang
ledak, arah lemparan batuan (freeface) serta segala aspek teknis yang akan
menunjang keberhasilan kegiatan peledakan. Pada perencanaan peledakan ada
beberapa yang harus diperhatikan :
1. Kepekaan lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan getaran dan
tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat.
2. Fragmentasi yang diperlukan

2
3. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan
Arah perpindahan tergantung daya tahan paling kecil yang dapat
ditelusuri energi bahan peledak, dimana rancangan peledakan yang tepat
(stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe yang kecil, dll).
Urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan tau
material hasil ledakan.
4. Pengendalian dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris dan
antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan
5. Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi yang terbatas dapat bergeser
sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan
besar yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan peledak ke
semua arah sehingga meningkatkan potensi terjadinya cut off. Batuan
lunak memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan perpindahan
sehingga diperlukan waktu yang lebih lama antara baris-baris untuk
mengendalikan pecah yang berlebihan.
6. Kondisi air
Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan
tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya (water
hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan peledak
atau meningkatkan densitasnya sampat ke titik yang tidak memungkinkan
peledakan (deadpressed)
7. Bahan peledak
Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25 g/cc)
yang menggunakan udara tersikulasi untuk mengukur kepekaan, mudah
terkena dead pressing dari peledakan lubang peledakan yang
berdekatan.
8. Sederhana
Rancangan harus sesedarhana mungkin agar tidak memerlukan waktu
yang banyak dalam menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian
(dengan memeriksa penyambungan pada konfingurasi delay)

2
9. Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kesulitan dalam kegiatan peledakan maka
biaya pun akan meningkat, biaya ini harus dipertimbangkan agar
diperoleh efisiensi biaya.

2.3 Fragmentasi Batuan


Fragmentasi batuan merupakan ukuran setiap bongkah batuan hasil
peledakan. Ukuran fragmentasi direncanakan sesuai kebutuhan pada proses
selanjutnya, misalnya untuk ukuran fragmentasi yang besar biasanya digunakan
sebagai penghalang di tepi jalan tambang, namun biasanya faragmentasi yang
umum diinginkan adalah berukuran kecil sebab penangannanya lebih mudah.
Tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan salah satu parameter
untuk menilai keberhasilan dari suatu kegiatan peledakan yaitu dari tingkat
keseragaman fragmen batuan hasil peledakan.

2.4 Ukuran Fragmen Batuan


Ukuran fragmen batuan merupakan salah satu parameter yang
mempengaruhi efisiensi alat muat, alat gali dan proses selanjutnya. Material yang
terlalu besar membutuhkan proses secondary blasting sedangkan material yang
terlalu halus dapat menyebabkan mudahnya pengaliran material tanpa harus
melewati proses crushing sehingga menyebabkan choke pada secondary sircut
yang mempengaruhi keekonomisan pada efisiensi processing. Ukuran
fragmentasi diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1. Oversize, merupakan ukuran-ukuran batuan yang relatif besar (melebihi
standart yang ditentukan) atau sering disebut sebagai boulder yang
membutuhkan pemecahan sekunder sebelum dilakukan penanganan
selanjutnya. Pada tambang bawah tanah ukuran boulder adalah lebih dari
300 mm dan pada tambang terbuka ukuran boulder adalah lebih besar
dari 100 mm.
2. Fine, merupakan ukurna partikel yang sulit ditangani dengan proses kimia
misalnya menggunakan proses flotasi.
3. Medium, merupakan ukuran fragmentasi yang signifikan bernilai
ekonomis, namun tidak terlalu penting sebagai syarat fragmentasi.

2
Fragmentasi batuan yang terbentuk dari hasil suatu kegiatan peledakan
dapat berasal dari:
1. Pecahan yang terbentuk dari rekahan batuan yang disebabkan oleh
proses detonasi bahan peledak
2. Rekahan atau blok batuan yang terdorong oleh energy peledakan
Kombinasi dari rekahan akibat kegiatan peledakan dan rekahan alami.\

2.5 Mekanisme Fragmentasi Batuan


Beberapa proses dalam mekanisme fragmentasi batuan adalah sebagai
berikut:
1. Gelombang tekan dan tekanan gas berpern penting dalam fragmentasi
batuan akibat peledakan
2. Pembentukan rekahan radial pada dinding lubang ledak merupakan
pengkondisian awal akibat gelombang tekan
3. Pengembangan gas dari detonator bahan peledak menekan rekahan
radial untuk terus berekspansi
4. Dalam kondisi tegang rekahan yang ada akan terus berkembang.

2.6 Model Perkiraan Ukuran Fragmentasi


Tingkat fragmentasi batuan yang diinginkan dapat diperoleh dari
percobaan di lapangan dengan mengevaluasi terhadap perubahan variable-
variabel peledakan, seperti sifat-sifat batuan, pola peledakan dan jumlah
pengisian bahan peledak.
Sebuah model yang banyak digunakan oleh para ahli untuk
memperkirakan fragmentasi hasil peledakan adalah model Kum-Ram. Kuznetsov
(1973) telah melakukan penelitian untuk mengukur fragmentasi batuan hasil
peledakan dengan menggunakan TNT yang dikenal sebagai persamaan
Kuznetsov:

X = A ( )0,8 Q1/6

Dimana: X = Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)


A = Faktor batuan

4
1 : lunak
7 : Agak lunak
10 : Keras dengan banyak rekahan
13 : Keras dengan sedikit rekahan
Vo = Volume batuan (m3)
Q = Jumlah bahan peledak (kg)
Cunningham (1987) memodifikasi persamaan Kuznetsov untuk bahan
peledak ANFO menjadi:

Xm = A (PF)-0,8 Qe1/6 ( )19/30.

Dimana: Xm = Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)


A = Faktor batuan
1 : lunak
7 : Agak lunak
10 : Keras dengan banyak rekahan
13 : Keras dengan sedikit rekahan
Qe = Massa bahan peledak per lubang ledak (kg)
PF = Powder factor (kg/m3)
E = Relative Weight Strength (RWS) bahan peledak
ANFO = 100
TNT = 115

2.7 Perhitungan Fragmentasi Hasil Peledakan


Banyak teknik yang dapat yang dapat dilakukan untuk pengukuran
fragmentasi batuan hasil peledakan di lapangan. Salah satunya adalah teknik
yang paling mudah dilakukan yaitu dengan cara membuat daerah pengamatan
dengan membentangkan tali berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m x 10
m, kemudian ditung fragmentasi batuan setiap jarak 1 m. namun metode ini
benyak memiliki kelemahan seperti pengamatan dan pengukuran distribusi
fragmnetasi di lapangan hanya dilakukan pada bagian atas dari tumpukan
batuan sedangkan bagian bawah tumpukan batuan sulit untuk diamati, sehingga
hasil pengamatannya kurang representatif. Namun teknik ini secara hasil masih
cukup baik untuk digunakan.

5
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. PT. GPK merupakan salah satu perusahaan tambang andesit di Jawa
Barat yang diketahui memiliki banyak rekahan mengarah ke face, jarak antar
kekar 0,1 m – 1 m dan kekerasan 7 (skala Mohs) dengan spesifikasi batuannya
dengan nilai SGr 2,6 gr/cc dan SGrstd 2,8 gr/cc. Perusahaan ini menggunakan
metoda peledakan dalam pembongkaran/penggaliannya dengan menggunakan
ANFO sebagai bahan peledak utamanya yang memiliki spesifikasi SGe 0,83
ton/m3 SGestd 0,85 gr/cc, VOD 11625 fps dan VODstd 12125 fps. Geometri
peledakan yang digunakan perusahaan tersebut adalah sbb : Burden (B) = 3 m
Spasi (S) = 4,2 m Diameter (De) = 2,5 inchi Stemming (T) = 2 m Tinggi Jenjang
(L) = 9 m Sub Drilling (J) = 1 m Jika dalam perhitungan di lapangan didapatkan
hasil pengambilan data distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan
2. PT. DAS memiliki target produksi batu gamping 2 juta ton per tahun.
Densitas batugamping rata-rata 2,5 ton/m3 dan bahan peledak yang akan
digunakan adalah ANFO dengan densitas 0,84 gr/cc dan VOD 12000 fps.
Dengan menggunakan alat bor dengan diameter 5,5 inch dan tinggi jenjang
10,XX m. Batuan Gamping tersebut diketahui memiliki sedikit rekahan mengarah
kedalam face dengan jarak antar kekar >1 m dan kekerasan 5 (skala Mohs).
Hitunglah a. Geometri dan Powder Factor Berdasarkan RL. Ash dan Konya b.
Berapa prediksi/perkiraan fragmentasi yang akan didapat dari masingmasing
metoda geometri peledakan (CJ Konya dan RL Ash) dengan metode Kuz-Ram
dan Cunningham ! (Note: KBstd= 25 ; KSstd= 1,2 ; KTstd = 0,8 ; KJstd = 0,3 ;
Sgrstd = 2,7 ton/m3 ; Sgestd = 0.85 gr/cc ; XX = dua angka terakhir NPM anda)
3. PT. Barokah melakukan kegiatan peledakan batuan andesit dengan
spesifikasi batuannya dengan nilai SGrloose 1,65 gr/cc dan SGrinsitu 2,7 gr/cc.
Dalam sehari dilakukan satu kali peledakan sebanyak 18 lubang. Geometri
peledakan yang digunakan perusahaan tersebut adalah sbb : Bur den (B) = 2 m
Spasi (S) = 2,5 m Diameter (De) = 2,5 inchi Stemming (T) = 2 m Tinggi Jenjang
(L) = 9 m Sub Drilling (J) = 1 m Hasil peledakan ini di muat menggunakan

6
Excavator PC-300-8 Komatsu dengan kapasitas nyata 0,91 LCM. Alat muat yang
digunakan adalah Hino Ranger FM260TI yang diisi sebanyak 10x dengan jumlah
ritase sebanyak 95 kali. Hitunglah Persen Fragmentasi dari kegiatan peledakan
tersebut!
3.2 Pembahasan
1. Diketahui :
Dip Into Face
SM =7
SGr = 2,69 gr/cc Kbstd = 30
SGrstd = 2,89 gr/cc Ksstd = 1,3
SGe = 0,83 gr/cc Ktstd = 1
SGestd= 0,85 gr/cc Kjstd = 0,4
Vod = 11625 Fps L =9m
Vodstd = 12125 Fps
Aktual
Burden (B) =3m Stemming (T) = 2 m
Spasi (S) = 4,2 m Tinggi Jenjang (L) =9m
Diameter (De) = 2,5 inchi Sub Drilling (J) =1m
Jawab:
a. Geometri
R.L.Ash

AF1 = = = 0,96462

AF2 = = = 1,0250

Kb = KBstd x AF1 x AF2 = 30 x 0,96462 x 1,0250 = 29,6023


Burden = KB x De/12 = (29,6623 x 2,5 Inchi)/12 = 1,8835
Spacing = Ks x B
Spacing = 1,3 x 1,8835 = 2,4486 m

7
Subdrill = Kjstd x B
Subdrill = 0,4 x 1,8835 = 0,7534 m
Stemming = Ktstd x B
Stemming = 1 x 1,8835 m = 1,8835 m
Volume =BxSxL
Volume = (1,8835 x 2,4486 x 9) m = 41,5074 m3
Load Density = 0,508 x de2 x Sge
Load Density = 0,508 x 2,5 inch x 0,83 gr/cc = 2,635 kg/m
Powder = (H + J)-T
P = 9 m + 1,883 m – 0,753 = 10,13 m
W = Ld x Pc
W = 2,630 kg/m x 10,13 m = 26,692 kg

Powder Factor =

Powder Factor = 28,039 kg / 33,016 = 0,829 kg/m3


Cara Konya

B = 3,15 X De x = 3,15 x 2,5 x

= 5,3821 x 0,3048 = 1,6404 m


Spacing = 1,4 x B
Spacing = 1,4 x 1,6404 = 2,2965 m
Subdrill = Kjstd x B
Subdrill = 0,4 x 1,6404 = 0,6561 m
Stemming = Ktstd x B
Stemming = 1 x 1,6404 = 1,6404 m
Load Density = 0,508 x 2,5 inch x 0,83 gr/cc = 2,635 kg/m
Powder = (H + J)-T
P = 9 m + 2,2965 m – 0,6561 m = 10,64 m
W = Ld x Pc = 2,635 kg/m x 10,64 m = 28,039 kg

8
Powder Factor =

Powder Factor = 20,039 kg / 33,016 = 0,829 kg/BCM


b. Blasting Indeks = 0,5 (RMD+JPS+JPO+SGI+H)
BI = 0,5 (50+20+20+15+7) = 516
Rock Factor = 0,12 x BI = 0,12 x 56 = 6,72
R.L Ash
Kuznetsov
X = A (Vo/q)0,8 x Q1/6
X = 10 (41,5074/26,692) 0,8 x 26,6921/6 = 24,6107 m
Cuningham
Xm = A (PF)-0,8 x Q1/6 x (155/E)19/30
Xm = 6,72 (0,643)-0,8 x 26,6921/6 x (155/100)19/30 = 18,0706 cm
C.J Konya
Kuznetsov
X = A (Vo/q)0,8 x Q1/6
X = 10 (33,816/28,093) 0,8 x 28,0931/6 = 20,223 cm
Cuningham
Xm = A (PF)-0,8 x Q1/6 x (155/E)19/30
Xm = 6,72 (0,829)-0,8 x 28,0391/6 x (155/100)19/30 = 14.868 cm
Aktual
V=BxSxH = (3 x 4,2 x 9)m = 113,4 m3
P = (H + J)-T = 9m + 2m –1m = 10 m
Load Density = 0,508 x 2,5 inch x 0,6 gr/cc = 2,635 kg/m
W = Ld x Pc = 10m x 2,635 kg/m = 26,35 kg

Powder Factor =

Powder Factor = 26,35 kg / 103,4 = 0,2323 kg/BCM


Kuznetsov
X = A (Vo/q)0,8 x Q1/6
X = 10 (113,4/26,35) 0,8 x 26,351/6 = 55,445

9
Cuningham
Xm = A (PF)-0,8 x Q1/6 x (155/E)19/30
Xm = 6,72 (0,2323)-0,8 x 26,351/6 x (155/100)19/30 = 40,716
c. Berikut terlampir data fragmentasi:
Tabel 7.1
Hasil Fragmentasi Hasil Peledakan 1
Ukuran Section
(Cm) Jumlah Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 8 4 6 5 7 6 8 7 6 10 67 18,01

21 - 40 15 27 14 21 21 24 15 21 6 12 176 47,31

41 - 60 8 5 5 3 4 8 5 6 5 7 56 15,05

61 - 80 9 5 7 5 8 4 3 5 4 5 55 14,78

> 80 2 1 3 0 2 2 1 1 3 3 18 4,84
372 100
Sumber: Data Praktikan,2020
Tabel 7.2
Hasil Fragmentasi Hasil Peledakan 2
Ukuran Section
Jumlah Persentase
(Cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 9 10 8 7 7 5 7 6 8 8 75 17,81

21 - 40 25 22 25 19 20 22 21 18 19 19 210 49,88

41 - 60 7 6 4 5 3 7 5 5 6 5 53 12,58

61 - 80 7 4 8 9 8 6 7 6 5 7 67 15,91

> 80 1 3 2 1 3 1 1 2 1 1 16 3,81
421 100
Sumber: Data Praktikan,2020
Tabel 7.3
Hasil Fragmentasi Hasil Peledakan 3
Ukuran Section
Jumlah Persentase
(Cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 12 15 20 14 14 12 15 17 17 15 151 31,0

21 - 40 22 20 25 17 19 19 20 23 19 24 208 42,79

41 - 60 8 5 6 9 4 7 6 6 4 4 59 12,13

61 - 80 9 5 7 5 5 4 4 6 7 5 57 11,72

> 80 1 2 1 1 2 0 1 1 1 1 11 2,27

10
486 100
Sumber: Data Praktikan,2020

Tabel 7.4
Hasil Fragmentasi Hasil Peledakan 4
Ukuran Section
Jumlah Persentase
(Cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 25 18 17 17 16 19 19 16 16 15 178 30,84

21 - 40 21 28 22 22 28 25 25 24 26 23 244 42,28

41 - 60 10 12 8 7 9 9 7 8 6 7 83 14,38

61 - 80 7 6 5 6 3 5 7 8 7 7 61 10,57

> 80 1 0 2 1 0 1 2 2 1 1 11 1,91
577 100
Sumber: Data Praktikan,2020
Tabel 7.5
Hasil Fragmentasi Hasil Peledakan 5
Ukuran Section
Jumlah Persentase
(Cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
< 20 15 15 13 16 18 12 12 14 15 15 145 24,16

21 - 40 21 20 22 19 21 22 21 24 24 22 216 36

41 - 60 15 11 14 13 14 12 16 14 15 18 142 23,66

61 - 80 10 9 9 9 8 8 9 9 8 9 88 14,66

> 80 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 4 1,51
600 100
Sumber: Data Praktikan,2020
d. Berikut adalah persentase masuk jaw crusher
Ukuran Jaw 90 Cm maka persentase bantuan yang dapat masuk
= 100 % - > 80 cm %
Tabel 1
Persentase = 100 % - 4,84 % = 95,16 %
Tabel 2
Persentase = 100 % - 3,81 % = 96,19 %
Tabel 3
Persentase = 100 % - 2,27 % = 97,73 %
Tabel 4

11
Persentase = 100 % - 1,91 % = 98,09 %
Tabel 5
Persentase = 100 % - 1,51 % = 98, 49%

12
1. Diketahui:
L = 10,XX = 10,32 SM =5
Tp = 2.000.000 ton/thn Dip Into Face
SGr = 2,5 ton/m2 KBstd = 25
SGe = 0,84 gr/cc KSstd = 1,2
SGestd= 0,85 gr/cc KTstd = 0,8
VOD = 12.000 Fps KJstd = 0,3
De = 5,5 Inchi Vodstd=12.000+(2000x8/16)=13.000
Ditanyakan: Point a
Point b
Jawab:
a. Cara RL ash

AF1 = = = 0,9443

AF2 = = = 1,0259

Kb = KBstd x AF1 x AF2 = 25 x 0,9443 x 1,0259 = 24,219


Burden = KB x De/12 = (24,279 x 5,5 Inchi)/12 = 3,383
Spacing = Ks x B
Spacing = 1,2 x 3,383 = 4,06 m
Subdrill = Kjstd x B
Subdrill = 0,3 x 3,383 = 1,0149 m
Stemming = Ktstd x B
Stemming = 0,8 x 3,383 m = 2,706 m
Volume =BxSxL
Volume = (3,383 x 4,06 x 10,32) m = 148,48 m3
Load Density = 0,508 x de2 x Sge
Load Density = 0,508 x 5,5 inch x 0,84 gr/cc= 12, 908 kg/m
Powder = (H + J)-T

13
P = 10,32 m + 2,706 m – 1,1049 = 10,13 m
W = Ld x Pc
W = 12,908 kg/m x 11,921 m = 153,876 kg

Powder Factor =

Powder Factor = 153.876 kg / 148,483 = 1,036 kg/m3


C.J Konya

B = 3,15 X De x = 3,15 x 5,5 x

= 12,044 Ft = 3,6711 m
Spacing = L + 7B / 8 = 10,32 + (7 x 3,6711)m/8 = 4,5
Spacing = 10,32 + (7 x 3,6711)m/8 = 4,5
Subdrill = Kjstd x B
Subdrill = 0,3 x 3,6711 = 1,101 m
Stemming = Ktstd x B
Stemming = 0,8 x 3,6711 = 2,936 m
V=BxSxH = (3,6711 x 4,5 x 10,32)m = 170,48 m3
Load Density = 0,508 x 5,52 inch x 0,84 gr/cc = 12,908 kg/m
Powder = (H + J)-T
P = 10,32 m + 2,936 m – 1,101 m = 12,155 m
W = Ld x Pc = 12,908 kg/m x 12,155 m = 156,896 kg

Powder Factor =

Powder Factor = 156,896 kg / 170,48 = 0,9203 kg/BCM


b. Blasting Indeks = 0,5 (RMD+JPS+JPO+SGI+H)
BI = 0,5 (50+50+40+12,5+5) = 78,75
Rock Factor = 0,12 x BI = 0,12 x 78,75 = 9,45
R.L Ash

14
Kuznetsov
X = A (Vo/q)0,8 x Q1/6
X = 13 (148,483/153,876) 0,8 x 153,8761/6 = 29,037 cm
Cuningham
Xm = A (PF)-0,8 x Q1/6 x (155/E)19/30
Xm = 9,45 (1,036 kg/m3)-0,8 x 153,8761/6 x (155/100)19/30 = 23,233 cm
C.J Konya
Kuznetsov
X = A (Vo/q)0,8 x Q1/6
X = 13 (170,48/156,896) 0,8 x 156,8961/6 = 32,264 cm
Cuningham
Xm = A (PF)-0,8 x Q1/6 x (155/E)19/30
Xm = 9,45 (0,9203)-0,8 x 156,8961/6 x (155/100)19/30 = 22,066 cm
2. Diketahui :
Sgr loose = 1,65 gr/cc L = 9m
Sgr insitu = 2,7 gr/cc S = 1m
N = 18 lubang Vn = 0,91
B =2m Vt = 1,8
S = 2,5 m Npemuatan = 10
De = 2,5 inch Nrit = 95
T =2m
Ditanyakan: Fragmentasi?
Jawab:
FF = Vn/Vt x 100% = 0,91/1,8 = 50,55%
SF = ploose/pinsitu = 1,65/2,7 = 0,61
Vt = nt x np x thn x Ffm = 95 x 10 x 1,8 x 0,505 = 864,405
VT = nt x b x s x h / Sf = 18 x 2 x 2,5 x 9 / 0,61 = 1327,86 m3
%F = Vt/VT = 864,405/1327,86 x 100% = 65,09%

15
BAB IV
ANALISA

Pada praktikum kali ini analisa yang didapatkan yaitu nilai Powder Factor
bernilai kurang dari 2 % yang dapat diartikan fragmen-fragmen yang diapatkan
sangat baik. Apabila lebih dari 2 maka fragmen yang didapatkan kurang bagus.
Dan juga untuk nilai pada alat jaw crusher dengan ukuran 90 cm
didapatkan persentase yang melebihi dari ukuran alat (>90 %) maka dapat dapat
diartikan fragmen yang diinginkan sesuai dengan permintaan pengolahan.
Salah satu factor penting dalam menentukan keberhasilan pada
perhitungan geometri peledakan adalah Powder factor yang dimana kekuatatan
nya dapat untuk memecah bahan ledak pada lubang ledak. Semakin besar nilai
PF maka hasil peledakan dan fragmentasi semakin baik, maka dari PF sangat
penting dalam geometri peledakan.

16
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat yaitu:

1. Fragmentasi menyatakan ukuran bongkah hasil kegiatan peledakan batuan


induk. Fragmentasi batuan memiliki ukuran yang beragam, tergantung dari
kebutuhan ukuran bongkah pada proses selanjutnya. Fragmentasi yang baik
dapat menjadi faktor penentu keberhasilan suatu kegiatan peledakan dimana
untuk mendapatkan ukuran yang sesuai kriteria, diperlukan perencanaan
peledakan yang sesuai dengan kebutuhan peledakan.
2. Fragmentasi hasil peledakan dapat diprediksi melalui perhitungan secara
teoritis. Terdapat tiga variabel yang menentukan ukuran dari fragmentasi
batuan, yaitu sifat batuan, pola peledakan, dan jumlah bahan peledak.
Prediksi ukuran fragmentasi hasil peledakan dapat menggunakan dua

model, Kuz-ram yaitu dengan menggunkana persamaan X = A ( )0,8 Q1/6 ,

dan cara Cunningham dengan persamaan Xm = A (PF)-0,8 Qe1/6 ( )19/30.

3. Fragmentasi hasil peledakan dapat diprediksi secara teoritis, namun pada


kenyataan perlu diketahui fragmentasi hasil peledakan yang didapat untuk
membandingkan perhitungan secara teoritis terhadap aktual. Untuk
menghitung fragmentasi hasil peledakan secara aktual, hasil peledakan
ditempatkan pada tempat berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10x10
meter. Fragmentasi hasil peledakan dihitung tiap jarak 1 meter untuk
kemudian dihitung fragmentasi total yang didapat. Hasil tersebut kemudian
digunakan untuk perhitungan persen fragmentasi pada daerah pengamatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad Deni, Suwandi. 2013. “Ukuran Fragmentasi pada Hasil Peledakan”.


redgenmining.blogspot.co.id. Diakses pada 18 November 2020.
Pukul 20.14 WIB.
2. Shoope, Kaisan. 2014. “Analisis Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan”.
dokumen.tips. Diakses pada 18 November 2020. Pukul 22.32
WIB.
3. Staff Asisten Laboratorium Tambang. 2020. “ Diktat Penuntun Praktikum
Teknik Peledakan”. Bandung: Universitas Islam Baandung.

18
LAMPIRAN

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai