Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

TAMBANG BAWAH TANAH

Disusun Oleh :
SYARIF FAYED FAHLEVI AL-QADRIE
D1101151027

JURUSAN SIPIL / PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Sistem Penambangan Dengan Metode Tambang Bawah Tanah” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Tambang Bawah Tanah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata -
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari Bapak demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Pontianak,02 April 2018

Syarif Fayed Fahlevi A.

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Lokasi Kegiatan Penambangan.................................................................3
2.2 Metode Penambangan..............................................................................4
2.3 Teori Tambang Bawah Tanah...................................................................5
1. Klasifikasi Metode Room and Pillar.........................................................5
2. Sistem Ventilasi.........................................................................................9
3. Aktivitas penambangan bawah tanah......................................................13
4. Sistem Penyanggaan................................................................................16
2.4 Target Produksi Tambang Bawah Tanah PT. NAL................................16
1. Pekerjaan Penambangan..........................................................................16
2. Pemuatan batubara..................................................................................16
3. Pemasangan Penyangga..........................................................................16
4. Sistem Ventilasi.......................................................................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
1.3 Kesimpulan..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman ii


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan
untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai
arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan
yang dapat ditimbulkannya. Secara umum metode penambangan terbagi atas
tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air, dimana pada
tulisan ini akan lebih menfokuskan pada penambangan bawah tanah.
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining)
adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas
penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya
tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang
mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah
adalah Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang
menggunakan system tambang terbuka, Mineralisasi cadangan bahan galian
membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan
system tambang bawah tanah, Daerah yang akan ditambang merupakan
daerah hutan lindung, dan Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah
tidak banyak merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan.
Untuk penambangan batubara bawah tanah terdiri dari dua metode,
yaitu long wall methods dan room and pillar methods. Oleh kerena itu
penyusun akan mencoba membahas tambang bawah tanah batu bara dengan.
metode room and pillar methods Dan bagaimana penerapan sisitem ini oleh
perusahaan tambang bawah tanah batubara PT NAL Sawah Lunto

2. Perumusan Masalah

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 1


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan dibahas pada tulisan ini yaitu:
1. Dimana Lokasi Kegiatan Penambangan Tambang Bawah Tanah itu
berada ?
2. Material apa yang di tambang PT. NAL
3. Teori – teori apa yang di gunakan dalam penambangan ?
4. Target Produksi penambangan PT. NAL
5. Bagaimana sistem penambangan batubara bawah tanah PT. NAL

3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Menjelaskan tentang sistem penambangan batubara bawah tanah PT.
NAL
2. Menjelaskan Teori – teori yang digunakan PT. NAL
3. Menjelaskan Target Produksi Penambangan Bawah Tanah PT. NAL
Sawah Lunto

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lokasi Kegiatan Penambangan


Loakasi Penambangan Bawah Tanah PT. Nuansa Alam Lestari ( NAL )
Berada di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia.

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 3


2.2 Metode Penambangan
Metode penambangan PT. Nuansa Alam Lestari (NAL) adalah Room
and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan
batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya dibuat
jalan (batubara yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai
penyangga selebar 30×30 m) menggunakan kombinasi continuous miner
(CM), roof bolter, dan shuttle catr.
Metode ini paling-paling hanya mengambil 30-40% dari total batubara
yang ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block
tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pilar-pilar
yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya retreat mining).
Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap batuan
semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.
Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan
galian sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan
lapisan yang cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai
dengan 4 meter. Contoh bahan galian yang relatif lebih cocok menggunakan
metode room and pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara.

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 4


Metode Room and Pillar

Ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara lain :


1. Produktivitas rendah
2. Investasi alat kecil
3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan
5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi
terjadi swabakar
6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
7. Potensi subsidence kecil

2.3 Teori Tambang Bawah Tanah

4. Klasifikasi Metode Room and Pillar


Ada beberapa klasifikasi dari metode Room ad pillar yang umum,
yaitu :

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 5


a. Classic Room and Pillar Method
Metode ini  merupakan metode yang sering ditemukan pada
bahan galian maupun batubara yang cadangannya cenderung
tersebar mendatar (flat) dan dengan ketebalan yang
memungkinkan.
Kelebihan metode classic room and pillar method adalah
setelah permuka kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai
penambangan batubara, sehingga tidak memerlukan waktu yang
panjang untuk persiapan penambangan batubara.
Sedangkan kekurangan classic room and pillar method
adalah recovery sedikit, hanya berkisar 40 - 60% bila tanpa
mengekstraksi pilar.

b. Post Room and Pillar Method


Dengan inklinasi candangan yang mencapai 20°-55°,
metode yang digunakan umumnya ialah post room and pillar
method. Efektivitas pengambilan cadangan bisa lebih besar
disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti
arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya
bahan galian yang ditambang semakin kecil.
Kelebihan metode post room and pillar method adalah
recovery lebih besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 6


dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga
kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin
kecil.
Sedangkan kerugian metode post room and pillar method
adalah kemungkinan terjadinya subsiden lebih besar bila tidak
diikuti dengan penambahan penyangga buatan

c. Step Room and Pillar Method


Metode step room and pillar cocok diterapkan pada
cadangn dengan inkliasi 15-30 dengan ketebalan lapisan cadangan
antara 2-5 meter. Step room and pillar merupakan metode yang
digunakan dirancang untuk memudahkan peralatan beropersi
didalam cadangan (ore deposit), stope dirancang berjenjang akan
tetapi terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau jenjang.
Kelebiahan metode step room and pillar method adalah
pengangkutan di dalam permuka kerja hampir tidak memerlukan
tenaga penggerak karena dapat berjalan sendiri, misalnya melalui
jalan penghubung.
Kerugian metode step room and pillar method adalah
memerlukannya tenaga kerja yang banyak untuk membawa
masuk peralatan, sehingga volume produksi tergantung dari
banyaknya alat mekanis yang tersedia
Peralatan yang biasa digunakan untuk metode room and
pillar antara lain :
 Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah
disebut continuous miner. Contohnya alat pemotong lapisan
batubara antara lain; shearer dan plow (plough).
 Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalah Load-
Haul-Dump (LHD), over shot loader, slusher (scrapper) dan
sebagainya.

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 7


 Alat angkut digunakan truck berdimensi kecil, belt
conveyor, chain conveyor, lori-lokomotif (train) dan lain-
lain.
Cara penambangan room and pillar mengandalkan endapan
batubara yang tidak diambil sebagai penyangga dan endapan
batubara yang diambil sebagai room. Pada metode ini
penambangan batubara sudah dilakukan sejak pada saat
pembuatan lubang maju. Selanjutnya lubang maju tersebut
dibesarkan menjadi ruangan–ruangan dengan meninggalkan
batubara sebagai tiang penyangga. Besar bentuk dan ruangan
sebagai akibat pengambilan batubaranya harus diusahakan agar
penyangga yang dipakai cukup memadai kuat mempertahankan
ruangan tersebut tetap aman sampai saatnya dilakukan
pengambilan penyangga yang sebenarnya yaitu tiang penyangga
batubara (coal pillar).
Metode ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam
besaran jumlah batubara yang dapat diambil dari suatu cadangan
batubara karena tidak semua tiang penyangga batubara dapat
diambil secara ekonomis maupun teknik. Dari seluruh total
cadangan terukur batubara yang dapat diambil dengan cara
penambangan metode Room and Pillar ini paling besar lebih
kurang 60 - 70% saja. Hal ini disebabkan banyak batubara
tertinggal sebagi tiang-tiang pengaman yang tidak dapat diambil.
Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan
batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan, dan
metode penambangan secara berurutan terhadap pillar batubara
yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan
terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum
blok penambangan.
Keunggulan dari metode penambangan room and pillar
adalah :

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 8


 Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan
lebih luas dibanding dengan   sistem lorong panjang yang
dimekanisasi.
 Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap
variasi kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam),
tebal tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta
sifat dan kondisi lantai dan atap.
 Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang
sistem lorong panjang, misalnya karena adanya patahan.
 Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan
dengan perlindungan  permukaan (seperti perlindungan
bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).
 Cukup efektif untuk menaikkan recovery sedapatnya, pada
blok yang tidak cocok ditambang semua, misalnya
penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut. 

Sedangkan kerugian dari metode ini adalah :


 Recovery penambangan batubara yang sangat buruk (± 60%
- 70%).
 Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara
sistem long wall, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap
ambruk.
 Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang
antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi
(batasnya sekitar 500 m di bawah permukaan bumi).
 Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan
masalah dari segi keamanan untuk penerapan di lapisan
batubara yang mudah mengalami terbakar.

5. Sistem Ventilasi

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 9


Dua sistem ventilasi yang digunakan pada tambang batubara
bawah tanah ini yaitu ventilasi sistem tiup dan isap. Ventilasi sistem
tiup adalah metode ventilasi yang membangkitkan tekanan di portal
udara masuk yang lebih tinggi (tekanan  positif) dari pada tekanan
atmosfir untuk meiup masuk udara kedlam tambang bawah
tanah.apabila ipas angin utama dijalankan denga metode ini, gas metan
akan terperangkap di dalam gob atau diding batubara, sehingga
seandainya kipas angin berhenti beroperasi ada bahaya gas tersebut
mengalir kdalam lorong atau lokasi kerja dalam waktu bersaaan.
kabalikan dari sistem tiup, maka pada sisitem isap, kipas anging
ditempatka pada portal udara buang, membangkitkan tekana lebih
rendah (tekanan negatif) daripada tekanan atmosfir, untuk menghisap
keluar udara dari dalam tanbang bawah tanah. karena tidak ada
klemahan seperti sistem ventilasi tiup yang dtulis diatas maka saat ini di
tambang batubara menggunkan metde ini.
Debu dan Gas tambang bawah tanah terdapat beberapa macam
gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah. Gas-gas ini berasal
baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun berasal
dari batuan ataupun bahan galiannya.
Gas-gas pengotor yang terdapat dalam tambang bawah tanah
tersebut, ada yang bersifat gas racun, yakni; gas yang bereaksi dengan
darah dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu juga gas pengotor
ini menyebabkan bahaya, baik terhadap kehidupan manusia maupun
dapat menyebabkan peledakan. Gas – gas pengotor tersebut adalah :

a. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak
mendukung nyala api dan bukan merupakan gas racun. Gas ini
lebih berat dari pada udara, karenanya selalu terdapat pada bagian
bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal kandungan
CO2 adalah 0,03%. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul
pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 10


terkena aliran ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber
dari CO2 berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari
lapisan batuan dan dari hasil pernapasan manusia.
Pada kandungan CO2 = 0,5% laju pernapasan manusia
mulai meningkat, pada kandungan CO2 = 3% laju pernapasan
menjadi dua kali lipat dari keadaan normal, dan pada kandungan
CO2 = 5% laju pernapasan meningkat tiga kali lipat dan pada CO2
= 10% manusia hanya dapat bertahan beberapa menit. Kombinasi
CO2 dan udara biasa disebut dengan ‘blackdamp’. 

b. Metana (CH4)
Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam
tambang batubara dan sering merupakan sumber dari suatu
peledakan tambang. Campuran gas metana dengan udara disebut
‘Firedamp’. Apabila kandungan metana dalam udara tambang
bawah tanah mencapai 1% maka seluruh hubungan mesin listrik
harus dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil
dari pada udara dan karenanya selalu berada pada bagian atas dari
jalan  udara. Metana merupakan gas yang tidak beracun, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Pada saat
proses pembatubaraan terjadi maka gas metana terbentuk
bersama-sama dengan gas karbondioksida. Gas metana ini akan
tetap berada dalam lapisan batubara selama tidak ada perubahan
tekanan padanya.
Terbebasnya gas metana dari suatu lapisan batubara dapat
dinyatakan dalam suatu volume per satuan luas lapisan batubara,
tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan volume per satuan
waktu. Terhadap kandungan gas metana yang masih terperangkap
dalam suatu lapisan batubara  dapat dilakukan penyedotan dari
gas metana tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek
ini dikenal dengan nama ‘seam methane drainage’.

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 11


c. Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat
beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada saat terjadi kebakaran
pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat kematian
yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO 
dalam udara akan segera bersenyawa dengan butir-butir 
haemoglobin (COHb) yang akan meracuni tubuh lewat darah.
Afinitas CO terhadap haemoglobin menurut penelitian (Forbes
and Grove, 1954) mempunyai kekuatan 300 kali lebih besar dari
pada oksigen dengan haemoglobin. Gas CO dihasilkan dari hasil
pembakaran, operasi motor bakar, proses peledakan dan oksidasi
lapisan batubara.
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang sangat
mematikan karena sifatnya yang kumulatif. Misalnya gas CO
pada kandungan 0,04% dalam udara apabila terhirup selama satu
jam baru memberikan sedikit perasaan tidak enak, namun dalam
waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa pusing  dan setelah 3 jam
akan menyebabkan pingsan/ tidak sadarkan diri dan pada waktu
lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian. Kandungan CO sering
juga dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO yang
sering menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan
kadang-kadang juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat
jenis 0,9672 sehingga selalu terapung dalam udara.      
     
d. Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas ini sering disebut juga ‘stinkdamp’ (gas busuk) karena
baunya seperti bau telur busuk. Gas ini tidak berwarna, merupkan
gas racun  dan dapat meledak, merupakan hasil dekomposisi dari
senyawa belerang. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit
lebih berat dari udara. Merupakan gas yang sangat beracun

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 12


dengan ambang batas (TLV-TWA) sebesar 10 ppm pada waktu
selama 8 jam terdedah (exposed) dan untuk waktu singkat (TLV-
STEL) adalah 15 ppm. Walaupun gas H 2S mempunyai bau yang
sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat rusak
akibat reaksi gas H2S terhadap saraf penciuman. Pada kandungan
H2S = 0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka kepekaan
manusia akan bau ini sudah akan hilang.      

e. Sulfur Dioksida (SO2)


Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan
tidak bisa terbakar. Merupakan gas racun yag terjadi apabila ada
senyawa belerang yang terbakar. Lebih berat dari pada udara, dan
akan sangat membantu pada mata, hidung dan tenggorokan.
Harga ambang batas ditetapkan pada keadaan gas = 2 ppm (TLV-
TWA) atau pada waktu terdedah yang singkat (TLV-STEL) = 5
ppm.

f. Nitrogen Oksida (NOX)


Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang
‘inert’, namun pada keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi
dan dapat menghasilkan gas yang sangat beracun. Terbentuknya
dalam tambang bawah tanah sebagai hasil peledakan dan gas
buang dari motor bakar. NO2 merupakan gas yang lebih sering
terdapat dalam tambang dan merupakan gas racun. Harga ambang
batas ditetapkan  5 ppm, baik untuk waktu terdedah singkat
maupun untuk waktu 8 jam kerja. Oksida nitrogen yang
merupakan gas racun ini akan bersenyawa dengan kandungan air
dalam udara membentuk asam nitrat, yang dapat merusak paru-
paru apabila terhirup oleh manusia.

6. Aktivitas penambangan bawah tanah


a. Blasting (pembongkaran)

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 13


Peledakan dilakukan untuk melepskan batuan dari batuan
induknya atau untuk memperkecil ukuran atau lebih mudah
diangkut dengan menggunakan bahan peledak.
Tujuan peledakan tambang bawah tanah:
 Menghasilkan ruang untuk gudang, jalan saluran dan
pembuatan trowongan
 Mengambil material/pembongkar material

Factor-faktor yang mempengaruhi peledakan:


 Jenis batuan
 Density batuan
 Struktur batuan
 Jenis bahan peledak, cara atau teknik peledakan

Dasar-dasar peledakan tambang bawah tanah:


 Peledakan bawah tanah dilakukan kearah satu bidang bebas.
Sedangkan peledakan dipermukaan kearah dua bidang
bebas.
 Tempat ledakan lebih terbatas, bahan peledak, jenis bahan
peledak umumnya low eksplosif

Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan


bahan peledak pada tersebut :
 Sifat bahan peledak
 Disesuaikan dengan material yang diledakkan
 Partikuler set dari standart blasting
 Besarnya biaya.

b. Mucking (pemuatan/loading)
Pemuatan pada tbt istilahnya hamper sama dengan
pemuatan tambang terbuka (tb) yaitu pemuatan broken ore,

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 14


dimuat keatas alat angkut untuk selanjutnya diangkut keluar
permukaan (pengangkutan)
Macam-macam alat muat yang digunakan
 Continous loader
 Scraper
 Coal catter
 Lhd (load haul dump)
 Overshoot loader
 Gathering arm loader

c. Hauling (pengangkutan)
Kegiatan pengangkutan tambang bawah tanah adalah
sebagai berikut :
 Usaha atau cara untuk mengeluarkan bijih hasil
penambangan ke permukaan
 Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambangan
ke penampungan sementara selanjutnya ke mulut shaft
kemudian ke happer, lori, atau langsung ke dump truck
untuk diangkut kepermukaan atau:

Dari tempat penambangan ke penampungan sementara lalu


dari penampungan ke mulut shaft (hosting dengan lori) setelah itu
dari penampungan ke hopper (belt conveyord) lori ataupun
langsung ke truck lewat incline.
Macam-macam jalan masuk ke tambang bawah tanah dan
alat angkut yang sesuai:
 Shaft vertical : incline kombinasi
 Tunnel
 Adit
Jenis-jenis alat angkut :
 Shaft : cage, skip, pipa/pompa, kenekan.

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 15


 Tunnel/adit : lokomotif dan lori, truck, belt conveyord, lhd,
pipa/pompa, shuttle car

Jenis jalan pengangkutan :


 Auxiliary haulage digunakan untuk mengangkut material
dari stop eke chute atau dari stop eke loading point
 Main haulage ialah mengangkut material dari pit bottom ke
shaft station/keluar tambang.

Macam - macam alat angkut dan Alat angkut mekanis :


 Cage skip
 Truck
 Belt conveyord
 Lori-lokomotif
 Lhd
 Rope haulage
 Hoisting
 Pipa pompa dan sutlle.

7. Sistem Penyanggaan
a. Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan
ke dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan
penyangga buatan ini disebut juga material filling, dapat berupa
tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.

2.4 Target Produksi Tambang Bawah Tanah PT. NAL

1. Pekerjaan Penambangan

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 16


PT.NAL berkisar 4500 ton/bulan dengan jumlah pekerja yang
berada di front penggalian 5 orang dan 2 orang ,operasi penggalian
batubara menggunakan jack hammer(15 kg), dengan kemajuan
penambangan ± 18 M per hari. dimana kemampuan alat jack hammer:
8-9 ton/hari.
PT.NAL mempunyai target untuk pada bulan berikutnya
penambangan 9000 ton/bulan dengan penambahan jumlah pekerja dan
alat penggali dan menambahkan jadwal sift pekerja agar lebih efektif.

2. Pemuatan batubara
Batubara dari front penggalian dimuat kedalam gerobak, lalu
diangkut menuju lori yang nantinya akan ditarik ke permukaan
tambang,Jumlah lori yang digunakan dalam 1 lubang penggalian adalah
2 buah lori, dimana kapasitas masing-masing lori ± 400 kg batubara.
PT.NAL juga meningkatkan jumlah lori dalam 1 lubang nya
dengan kapasitas yang bervariasi berkisar 400 kg – 600 kg batubara.
.

3. Pemasangan Penyangga
Penyangga yang digunakan adalah balok-balok kayu yang
berukuran sedang,Pemasangan penyangga menggunakan cara jika
keadaan lubang mendaki, penyanggaan d mulai dari bagian kaki
penyangga. Jika keadaan lubang menurun/mendatar penyanggaan
dimulai dari bagian atap penyangga.
a. Jarak antara penyangga balok-balok kayu di bagian atap ± 80 cm
b. Penyanggaan juga mengguanakna sistim room dan pilar yang
dibantu dengan dengan penyangga menggunakan cripping.
Penanganan gas dan debu Batubara
a. Untuk penanganan gas berbahaya PT. NAL melakukan
pengecekan secara berkala dengan 4 kali pengecekan sehari ( jam
7, jam 12 siang, jam 6 sore, dan jam 12 malam )

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 17


b. Untuk pengananan debu PT. NAL menggunakan kipas Angin
dengan kekuatan angin 7.2 m/s ( radius maksimal 4 Meter )

4. Sistem Ventilasi
Pada PT.NAL menggunakan sistem ventilasi yang di bantu
dengan kipas angin dengan kekuatan kipas 7,8 m/s.,untuk ventilasi
keseluruhan menggunakan pipa seperi kain dengan ukuran beragam
untuk lubang tambang utama A1 mengguanakan diamater 20 inci dan
lubang A3 mengguanak pipa 18 inci.

BAB III
PENUTUP

1.3 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan berikut:

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 18


1. Loakasi Penambangan Bawah Tanah PT. Nuansa Alam Lestari ( NAL )
Berada di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia.
2. Metode penambangan PT. Nuansa Alam Lestari (NAL) menggunakan
metode Room and pillar yang merupakan suatu sistem penambangan
bawah tanah untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi.
3. Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah
untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi.
4. Penambangan batubara bawah tanah lebih membutuhkan banyak
perhatian/ fasilitas pendukung dikarenakan batubara bawah tanah lebih
memiliki masalah yang kompleks dibandingkan penambangan emas.
5. PT.NAL mempunyai target untuk pada bulan berikutnya penambangan
9000 ton/bulan dengan penambahan jumlah pekerja dan alat penggali
dan menambahkan jadwal sift pekerja agar lebih efektif.
6. PT.NAL juga meningkatkan jumlah lori dalam 1 lubang nya dengan
kapasitas yang bervariasi berkisar 400 kg – 600 kg batubara.

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 19


DAFTAR PUSTAKA

Http:/Afanmining10.blogspot.com/2013/05/metode-penambangan-tambang-
bawah-tanah.html diakses tanggal 16 November 2013
Anonim . 2008 . miningforce.blogspot.com, diakses tanggal 16 November 2013
Dano, Jois Malindo . 2012. Laporan Praktek Kegiatan Penambangan Batubara
Bawah Tanah Di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto –
Sumatera Barat . (online) www.jordanmalindo-
penambangan.blogspot.com, diakses tanggal 16 November 2013
Irwandi, Dody . 2012 . Metode Penambangan Bawah Tanah . (online)
www.dodyirwandi.blogspot.com , diakses tanggal 16 November 2013
Muhammad S. 2013 . Penerapan Metode Room And Pillar Pada Tambang
Bawah Tanah di Sawah Lunto PT. Nuansa Alam Lestari( NAL) , Padang.
2013

Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah Halaman 20

Anda mungkin juga menyukai