Disusun Oleh :
SYARIF FAYED FAHLEVI AL-QADRIE
D1101151027
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Sistem Penambangan Dengan Metode Tambang Bawah Tanah” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Tambang Bawah Tanah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata -
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari Bapak demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Lokasi Kegiatan Penambangan.................................................................3
2.2 Metode Penambangan..............................................................................4
2.3 Teori Tambang Bawah Tanah...................................................................5
1. Klasifikasi Metode Room and Pillar.........................................................5
2. Sistem Ventilasi.........................................................................................9
3. Aktivitas penambangan bawah tanah......................................................13
4. Sistem Penyanggaan................................................................................16
2.4 Target Produksi Tambang Bawah Tanah PT. NAL................................16
1. Pekerjaan Penambangan..........................................................................16
2. Pemuatan batubara..................................................................................16
3. Pemasangan Penyangga..........................................................................16
4. Sistem Ventilasi.......................................................................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
1.3 Kesimpulan..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
1. Latar Belakang
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan
untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai
arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan
yang dapat ditimbulkannya. Secara umum metode penambangan terbagi atas
tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air, dimana pada
tulisan ini akan lebih menfokuskan pada penambangan bawah tanah.
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining)
adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas
penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya
tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang
mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah
adalah Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang
menggunakan system tambang terbuka, Mineralisasi cadangan bahan galian
membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan
system tambang bawah tanah, Daerah yang akan ditambang merupakan
daerah hutan lindung, dan Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah
tidak banyak merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan.
Untuk penambangan batubara bawah tanah terdiri dari dua metode,
yaitu long wall methods dan room and pillar methods. Oleh kerena itu
penyusun akan mencoba membahas tambang bawah tanah batu bara dengan.
metode room and pillar methods Dan bagaimana penerapan sisitem ini oleh
perusahaan tambang bawah tanah batubara PT NAL Sawah Lunto
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Menjelaskan tentang sistem penambangan batubara bawah tanah PT.
NAL
2. Menjelaskan Teori – teori yang digunakan PT. NAL
3. Menjelaskan Target Produksi Penambangan Bawah Tanah PT. NAL
Sawah Lunto
5. Sistem Ventilasi
a. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak
mendukung nyala api dan bukan merupakan gas racun. Gas ini
lebih berat dari pada udara, karenanya selalu terdapat pada bagian
bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal kandungan
CO2 adalah 0,03%. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul
pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak
b. Metana (CH4)
Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam
tambang batubara dan sering merupakan sumber dari suatu
peledakan tambang. Campuran gas metana dengan udara disebut
‘Firedamp’. Apabila kandungan metana dalam udara tambang
bawah tanah mencapai 1% maka seluruh hubungan mesin listrik
harus dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil
dari pada udara dan karenanya selalu berada pada bagian atas dari
jalan udara. Metana merupakan gas yang tidak beracun, tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Pada saat
proses pembatubaraan terjadi maka gas metana terbentuk
bersama-sama dengan gas karbondioksida. Gas metana ini akan
tetap berada dalam lapisan batubara selama tidak ada perubahan
tekanan padanya.
Terbebasnya gas metana dari suatu lapisan batubara dapat
dinyatakan dalam suatu volume per satuan luas lapisan batubara,
tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan volume per satuan
waktu. Terhadap kandungan gas metana yang masih terperangkap
dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan penyedotan dari
gas metana tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek
ini dikenal dengan nama ‘seam methane drainage’.
b. Mucking (pemuatan/loading)
Pemuatan pada tbt istilahnya hamper sama dengan
pemuatan tambang terbuka (tb) yaitu pemuatan broken ore,
c. Hauling (pengangkutan)
Kegiatan pengangkutan tambang bawah tanah adalah
sebagai berikut :
Usaha atau cara untuk mengeluarkan bijih hasil
penambangan ke permukaan
Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambangan
ke penampungan sementara selanjutnya ke mulut shaft
kemudian ke happer, lori, atau langsung ke dump truck
untuk diangkut kepermukaan atau:
7. Sistem Penyanggaan
a. Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan
ke dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan
penyangga buatan ini disebut juga material filling, dapat berupa
tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.
1. Pekerjaan Penambangan
2. Pemuatan batubara
Batubara dari front penggalian dimuat kedalam gerobak, lalu
diangkut menuju lori yang nantinya akan ditarik ke permukaan
tambang,Jumlah lori yang digunakan dalam 1 lubang penggalian adalah
2 buah lori, dimana kapasitas masing-masing lori ± 400 kg batubara.
PT.NAL juga meningkatkan jumlah lori dalam 1 lubang nya
dengan kapasitas yang bervariasi berkisar 400 kg – 600 kg batubara.
.
3. Pemasangan Penyangga
Penyangga yang digunakan adalah balok-balok kayu yang
berukuran sedang,Pemasangan penyangga menggunakan cara jika
keadaan lubang mendaki, penyanggaan d mulai dari bagian kaki
penyangga. Jika keadaan lubang menurun/mendatar penyanggaan
dimulai dari bagian atap penyangga.
a. Jarak antara penyangga balok-balok kayu di bagian atap ± 80 cm
b. Penyanggaan juga mengguanakna sistim room dan pilar yang
dibantu dengan dengan penyangga menggunakan cripping.
Penanganan gas dan debu Batubara
a. Untuk penanganan gas berbahaya PT. NAL melakukan
pengecekan secara berkala dengan 4 kali pengecekan sehari ( jam
7, jam 12 siang, jam 6 sore, dan jam 12 malam )
4. Sistem Ventilasi
Pada PT.NAL menggunakan sistem ventilasi yang di bantu
dengan kipas angin dengan kekuatan kipas 7,8 m/s.,untuk ventilasi
keseluruhan menggunakan pipa seperi kain dengan ukuran beragam
untuk lubang tambang utama A1 mengguanakan diamater 20 inci dan
lubang A3 mengguanak pipa 18 inci.
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan berikut:
Http:/Afanmining10.blogspot.com/2013/05/metode-penambangan-tambang-
bawah-tanah.html diakses tanggal 16 November 2013
Anonim . 2008 . miningforce.blogspot.com, diakses tanggal 16 November 2013
Dano, Jois Malindo . 2012. Laporan Praktek Kegiatan Penambangan Batubara
Bawah Tanah Di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto –
Sumatera Barat . (online) www.jordanmalindo-
penambangan.blogspot.com, diakses tanggal 16 November 2013
Irwandi, Dody . 2012 . Metode Penambangan Bawah Tanah . (online)
www.dodyirwandi.blogspot.com , diakses tanggal 16 November 2013
Muhammad S. 2013 . Penerapan Metode Room And Pillar Pada Tambang
Bawah Tanah di Sawah Lunto PT. Nuansa Alam Lestari( NAL) , Padang.
2013