Dosen Fasilitator
Ns. T. Abdur Rasyid, M.Kep
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
KELAS 3A
1. Alya Febrianti 22031001
2. Muhammad Rizaldi 22031007
3. Erfina Ghea Silvia 22031011
4. Paridah 22031012
5. Riska Mutiara Ramadhana 22031024
6. Ainun Asri Fardyah 22031029
7. Alvi Muntaza 22031031
8. Syarifa Iklima Syauri 22031039
9. Dedek Putry Andreayani 22031035
10. Nailul Jannah 22031043
1
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Kehadirat Allah SWT Yang Telah Memberikan Rahmat Dan
hidayah-Nya Sehingga Kami Masih Diberikan Kesempatan Untuk Menyelesaikan
Makalah Ini Guna Memenuhi Penyelesaian Tugas Pada Mata Kuliah Keselamatan
Pasien Dan Keselamatan Kesehatan Kerja “Pencegahan Hazard dalam K3 Rumah
Sakit”. Semoga Makalah Ini Dapat Menambah Wawasan Dan Pengetahuan Bagi Para
Pembaca.
Dalam Penulisan Makalah Ini, Kami Tentu Saja Tidak Dapat
Menyelesaikannya Sendiri Tanpa Bantuan Dari Pihak Lain. Oleh Karena Itu,
Kami Mengucapkan Terimakasih Kepada Bapak Ns. T. Abdur Rasyid, M.Kep
Kami Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Kata Sempurna Karena
Masih Banyak Kekurangan. Oleh Karena Itu, Kami Dengan Segala Kerendahan
Hati Meminta Maaf Dan Megharapkan Kritik Serta Saran Yang Membangun
Guna Perbaikan Dan Penyempurnaan Ke Depannya.
Akhir Kata Kami Ucapkan Terimakasih Dan Semoga Materi Yang Ada
Dalam Makalah Ini Dapat Bermanfaat Sebagaimana Mestinya Bagi Para Pembaca
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
14
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hazard ?
2. Apa saja jenis jenis dari hazard?
3. Apa saja resiko bahaya dari hazard?
4. Bagaimana pencegahan dari hazard?
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
36
e. Heat stroke terjadi pada orang yang melakukan pekerjaan berat didalam
lingkungan yang panas dan belum teraklimitasi.
f. Trenchfoot terjadi karena terendam dalam air dingin yang cukup lama.
2. Tekanan
a. Tekanan udara rendah gangguan yang timbul berupa kurangnya oksigen
didalam udara pernafasan.
b. Tekanan udara tinggi penyakit yang timbul disebut Caisson yang
disebabkan bebasnya nitrogen dalam jaringan pada waktu dekompresi.
3. Getaran
Getaran / Vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh objek dengan
getaran isolasi misalnya mesin, peralatan kerja yang bergetar dan
memajani pekerjaan melalui transmisi. Penyakit yang dapat ditimbulkan
akibat getaran :
a. Sistem peredaran darah, misalnya kesemutan pada jaringan tangan dan
kadang-kadang ujung jari memucat yang disertai rasa nyeri.
b. Sistem tulang sendi dan otot gangguan ostevartikuler terutama pada tulang
karpal, sendi siku.
c. Sistem saraf yaitu kelainan saraf sensoris yang menimbulkan kesemutan.
4. Pencahayaan
Cahaya merupakan sumber yang memancarakan energi sebagai dari energi
diubah menjadi cahaya tampak. Penyebaran cahaya dari sumber cahaya
tergantung pada kontruksi kulit pelindung yang digunakan. Penerangan
kurang dapat menyebabkan kesilauan yang memudahkan terjadinya
kecelakaan. Dampak dari pencahayaan mengeluh kelelahan mata (iritasi /
conjungtivitis), rangkap, sakit kepala, ketajaman penglihatan terganggu,
serta akomodasi dan konvergasi menurun.
5. Radiasi
Radiasi adalah suatu energi yang memiliki kemampuan untuk menembus
suatu objek, termasuk tubuh manusia. Ada dua jenis radiasi:
a. Radiasi pergion jika radiasi mempunyai kemampuan untuk melepas
elektron dari orbitalnya pada sistem atom dan membentuk suatu iyon.
Misalnya sinar X, sinar Gama dan sinar kosmis.
74
b. Radiasi non pergion adalah radiasi yang tanpa ada pelepasan elektron yang
tergantung pada panjang gelombang. Misalnya sinar ultraviolet, sinar yang
bisa dilihat (sinar laser), dan sinar dengan gelombang pendek. Efek yang
ditimbulkan dari radiasi yaitu :
a. Efek somatik yaitu efek yang pasti terjadi akibat penyinaran radiasi
pergion, efek terjadi dalam suatu priode waktu, tergantung pada dosis
radiasi yang ditimbulkan.
b. Efek somatic-stokastik, efek ini sangat sulit dideteksi apakah
diakibatkan oleh radiasi/yang lain karena dampak yang terkena
beberapa saat. Contohnya adalah terjadi leukemia.
c. Efek genetik yaitu disebabkan oleh radiasi pada seseorang dan
menggangu system ragenerasi.
d. Radiasi sinar inframerah dapat menyebabkan katarak pada lensa,
sumbernya dapat berasal dari cairan pijar logam dan pijar kaos.
e. Radiasi sinar ultra violet dapat menyebabkan konjungtivitas fhoto
elektrika.
f. Radiasi sinar Ro/Radioaktip dapat menyebabkan penyakit sumsum
darah, kelainan kulit dan inpotensi. Pengendalian terhadap bahaya
radiasi untuk petugas dan penderita :
a. Petugas : melengkapi pakaian kerja/perlindungan dari radiasi
dengan kacamata timah dan baju apron dan pelindung leher dari
apron.
b. Penderita : diberi pembatas leher dan sudut hamburan serta
pemilihan tegangan tabung.
6. Kebisingan
Bising atau suara yang tidak diinginkan karena menggangu kenyamanan.
Beberapa sumber kebisingan di Rumah Sakit antara lain: Ruang generator,
Ruang AHU (Air Handing Unit), jet pump, mesin cuci pakaian, dan
sebagainya. Dampak dari kebisingan:
a. Auditorial/Accupational hearing loss, yaitu trauma akustik dan noise
induce
85
b. Nonaditional, dampak yang diterima antara lain; gangguan komunikasi,
gangguan tidur,serta gangguan prilaku yang ditandai dengan sakit kepala,
mual dan berdebar. Upaya Perawat Dalam Mencegah Hazard
Fisik Di Rumah Sakit
96
2. Resiko bahaya radiasi
Resiko bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi :
a) Bahaya radiasi pengion adalah radiasi elektromagnetik atau partikel yang
mampu menghasilkan ion langsung atau tidak langsung. Contoh di rumah
sakit: di unit radiodiagnostik, radiotherapi dan kedokteran nuklir.
b) Bahaya radiasi non pengion adalah Radiasi elektromagnetik dengan energi
yang tidak cukup untuk ionisasi, misal radiasi infra merah atau radiasi
gelombang mikro.
Pengendalian resiko bahaya radiasi dilakukan untuk pekerja radiasi, peserta
didik, pengunjung dan pasien hamil. Pekerja radiasi harus sudah mendapatkan
informasi tentang resiko bahaya radiasi dan cara pengendaliannya. Selain
APD yang baik, monitoring tingkat paparan radiasi dan kepatuhan petugas
dalam pengendalian bahaya radiasi merupakan hal yang penting.
3. Resiko bahaya akibat kebisingan adalah kebisingan akibat alat kerja atau
lingkungan kerja yang melebihi ambang batas tertentu. Resiko ini mungkin
berada di ruang boiler, generator listrik, dan peralatan yang menggunakan
alat-alat cukup besar dimana tingkat kebisingannya tidak dipantau dan
dikendalikan. Berdasar peraturan menteri kesehatan RI kebisingannya tidak
dipantau dan dikendalikan. Berdasar peraturan menteri kesehatan RI no 1204
tahun 2004 tentang pengendalian lingkungan fisik di rumah sakit, seluruh area
pelayanan pasien harus dipantau dan dikendalikan tingkat kebisingannya
minimal 3 bulan sekali. Di rumah sakit pemantauan ini sudah dilakukan oleh
ISLRS dan hasil temuan yang tidak memenuhi persyaratan di analisa dan
dikendalikan bersama IPSRS dan Unit K3 serta dilaporkan kepada
Manajemen rumah sakit.
4. Resiko bahaya akibat pencahayaan adalah pencahayaan pada lingkungan kerja
yang kurang atau berlebih. Tingkat pencahayaan diseluruh area rumah sakit
juga telah dipantau dan dilaporkan seperti resiko bahaya kebisingan tersebut.
Hal yang harus diperhatikan adalah jika terjadi kerusakan lampu, pastikan
lampu pengganti setara tingkat pencahayaannya dengan lampu sebelumnya,
7
10
sehingga tidak terjadi perubahan dalam tingkat pencahayaan pada area
tersebut.
5. Resiko bahaya listrik adalah bahaya dari konsleting listrik dan kesetrum arus
listrik.Pengendalian yang telah dilakukan adalah melakukan preventif
maintenance seluruh peralatan elektrik yang dilakukan oleh IPSRS. Kalibrasi
peralatan medis dan penggantian peralatan yang telah out off date. Untuk
mencegah bahaya kebakaran akibat peralatan listrik yang dibawa peserta didik
dan keluarga pasien dilakukan sosialisasi kepada seluruh peserta didik pada
saat orientasi dan untuk keluarga pasien informasi diberikan pada saat pasien
masuk rumah sakit khususnya pasien rawat inap.
6. Resiko bahaya akibat iklim kerja adalah berupa suhu ruangan dan tingkat
kelembaban. Jika suhu dan kelembaban di rumah sakit tidak dikendalikan
dapat mempengaruhi lingkungan kerja dan kualitas hasil kerja. Pemantauan
secara berkala telah dilakukan oleh ISLRS dan jika ditemukan kondisi tidak
memenuhi peresyaratan akan dilakukan pengendalian oleh IPSRS, PPI, Unit
K3RS dan ISLRS yang dipimpin oleh Direktur Umum dan Operasional.
7. Resiko bahaya akibat getaran adalah resiko yang tidak banyak ditemukan di
rumah sakit tetapi mungkin masih ada terutama pada kedokteran gigi yang
menggunakan bor dengan motor listrik dan pada bagian housekeeping / rumah
tangga yang menggunakan mesin pemotong rumput (bagian taman).
8
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahaya (hazard) adalah faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu (bisa pada
barang ataupun suatu kegiatan maupun kondisi). Bahaya ini akan tetap menjadi
bahaya tanpa menimbulkan dampak/ konsekuensi ataupun berkembang menjadi
accident bila tidak ada kontak (exposure) dengan manusia. Hazard fisik adalah
potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap
tenaga kerja yang terpapar. Bahaya tidak hanya berhenti pada satu tempat saja,
bahaya akan muncul dimana dan kapan saja. Identifikasi bahaya, pemeliharaan
dan pemantauan terhadap lingkungan/kesehatan kerja harus dilaksanakan secara
terus-menerus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Keselamatan,
kesehatan dan lingkungan kerja merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan,
sehingga dalam prakteknya, ketiga komponen tersebut harus sinergi dan terpadu.
12
9
DAFTAR PUSTAKA
10
13
FORMAT PENILAIAN SEMINAR
11
14
Relevan 50 – 60% 1-10
Di luar tujuan 0
pembelajaran
4 Penjelasan Presenter
Pembicara tenang, intonasi 8-10
tepat, kontak
mata baik, tidak bergantung
pada catatan
Pembicara tenang, suara 6-7
datar, cukup sering
bergantung pada catatan
Suara monoton, tidak ada 3-5
ide di luar catatan, kontak
mata kurang
Pembicara cemas, audien 1-2
diabaikan, hanya membaca
berbagai catatan daripada
Berbicara
TOTAL
Pekanbaru,.............................2023
Penilai
(…………………………)
12
15
FORMAT PENILAIAN MAKALAH
(9 – 10) (7 – 8) (4 – 6) (2 – 3) (0 – 1)
Kerapian Paper dibuat Paper cukup Dijilid biasa Dijilid namun Tidak ada
dengan sangat menarik, kurang rapi hasil
menarik dan walau tidak
menggungah terlalu
semangat mengundang
pembaca
(9 – 10) (7 – 8) (4 – 6) (2 – 3) (0 – 1)
Referensi Berasal dari Berasal dari Berasal dari Berasal dari Tidak ada
sumber sumber buku dan sumber internet hasil
buku/jurnal dan buku/jurnal sumber (bukan jurnal)
penulisan dan penulisan internet dan penulisan
sesuai dengan tidak sesuai (bukan jurnal) tidak sesuai
format APA dengan APA serta dengan APA
penulisan
tidak sesuai
dengan
APA
(9 – 10) (7 – 8) (4 – 6) (2 – 3) (0 – 1)
(…………………………)
16
13
INSTRUMEN EVALUASI SOFTSKILL
Dosen Pengajar,
( ........................................ )
17
14