Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MAKALAH SEMINAR

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


PENCEGAHAN HAZARD DALAM K3 RUMAH SAKIT

Dosen Fasilitator
Ns. T. Abdur Rasyid, M.Kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
KELAS 3A
1. Alya Febrianti 22031001
2. Muhammad Rizaldi 22031007
3. Erfina Ghea Silvia 22031011
4. Paridah 22031012
5. Riska Mutiara Ramadhana 22031024
6. Ainun Asri Fardyah 22031029
7. Alvi Muntaza 22031031
8. Syarifa Iklima Syauri 22031039
9. Dedek Putry Andreayani 22031035
10. Nailul Jannah 22031043

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur Kehadirat Allah SWT Yang Telah Memberikan Rahmat Dan
hidayah-Nya Sehingga Kami Masih Diberikan Kesempatan Untuk Menyelesaikan
Makalah Ini Guna Memenuhi Penyelesaian Tugas Pada Mata Kuliah Keselamatan
Pasien Dan Keselamatan Kesehatan Kerja “Pencegahan Hazard dalam K3 Rumah
Sakit”. Semoga Makalah Ini Dapat Menambah Wawasan Dan Pengetahuan Bagi Para
Pembaca.
Dalam Penulisan Makalah Ini, Kami Tentu Saja Tidak Dapat
Menyelesaikannya Sendiri Tanpa Bantuan Dari Pihak Lain. Oleh Karena Itu,
Kami Mengucapkan Terimakasih Kepada Bapak Ns. T. Abdur Rasyid, M.Kep
Kami Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Kata Sempurna Karena
Masih Banyak Kekurangan. Oleh Karena Itu, Kami Dengan Segala Kerendahan
Hati Meminta Maaf Dan Megharapkan Kritik Serta Saran Yang Membangun
Guna Perbaikan Dan Penyempurnaan Ke Depannya.
Akhir Kata Kami Ucapkan Terimakasih Dan Semoga Materi Yang Ada
Dalam Makalah Ini Dapat Bermanfaat Sebagaimana Mestinya Bagi Para Pembaca

Pekanbaru, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah ............................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 3
2.1 Pengertian Hazard ............................................................. 3
2.2 Jenis-jenis Hazard .............................................................. 3
2.3 Resiko Bahaya/Hazard ...................................................... 6
2.4 Pencegahan Hazard ........................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 10


FORMAT PENILAIAN SEMINAR ......................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan dan perlu mendapatkan perhatian pada kesehatan dan keselamatan kerja
perawat, terlebih setiap harinya bertemu langsung dengan pasien dan bahaya-
bahaya yang ada dirumah sakit. Setiap proses pelayanan kesehatan di rumah sakit,
ada beberapa faktor penting pendukung pelayanan yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Diantaranya meliputi pasien, tenaga kerja, mesin, lingkungan
kerja, cara melakukan pekerjaan serta proses pelayanan kesehatan itu
sendiri.Kecelakaan kerja yang tinggi di setiap bidang pekerjaan disebabkan oleh
multifaktor. Salah satu penyebab kecelakaan kerja yaitu tidak diterapkannya
analisa potensi bahaya dan penilaian risiko terhadap bahaya-bahaya yang ada
sehingga tidak terdapat pencegahan yang memadai terhadap bahaya yang
kemungkinan dapat terjadi di perusahaan (Dualembang, 2017).
Bahaya Fisik merupakan faktor di dalam tempat kerja yang memengaruhi
proses kerja dan dapat merugikan. Bahaya fisik yang ditemukan seperti
permukaan lantai licin berada diruangan grooming yang dapat membuat petugas
terpeleset, tergores/tertusuk jarum suntik, kabel listrik berserakan sehingga
berisiko terhadap petugas untuk tersandung dan kesetrum. Kebijakan K3RS
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia di rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit. Jika kebijakan
keselamatan pasien di pelayanan kesehatan dirancang maka kegiatan untuk
melindungi keselamatan pasien dapat terlaksana. Dengan membuat suatu kegiatan
kepada seluruh tim kesehatan untuk membudidayakan kebijakan yang dibuat
dengan sebaik-baiknya agar rumah sakit dapat menajdi fasilitas pelayanan
kesehatan yang aman.

14
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hazard ?
2. Apa saja jenis jenis dari hazard?
3. Apa saja resiko bahaya dari hazard?
4. Bagaimana pencegahan dari hazard?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk Mengetahui Pengertian dari hazard
2. Untuk mengetahui jenis jenis dari hazard
3. Untuk mengetahui resiko bahaya dari hazard
4. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan hazard

25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2,1 Definisi Hazard


Bahaya (hazard) adalah faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu (bisa pada
barang ataupun suatu kegiatan maupun kondisi), misalnya pestisida yang ada pada
sayuran ataupun panas yang keluar dari mesin pesawat. Bahaya ini akan tetap
menjadi bahaya tanpa menimbulkan dampak/ konsekuensi ataupun berkembang
menjadi accident bila tidak ada kontak (exposure) dengan manusia. Sebagai
contoh, panas yang keluar dari mesin pesawat tidak akan menimbulkan
kecelakaan jika kita tidak menyentuhnya. Proses kontak antara bahaya dengan
manusia ini dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Manusia yang menghampiri bahaya.
2. Bahaya yang menghampiri manusia melalui proses alamiah.
3. Manusia dan bahaya saling menghampiri.
Hazard fisik adalah potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-
gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan
kurang memadai, getaran, radiasi.

2.2 Jenis -Jenis Hazard fisik


Adapun jenis-jenis hazard sebagai berikut:
1. Suhu
Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan :
a. Chilblain terjadi karena bekerja ditempat yang cukup dingin dalam waktu
yang cukup lama.
b. Frosbite terjadi akibat suhu yang sangat rendah dibawah titik beku.
c. Heat carmp dialami dalam linkungan suhu yang tinggi sebagai akibat
bertambahnya keringat yang disertai hilangnya Na dari tubuh, yang
selanjutnya hanya diberi air saja tanpa diberi tambahan Na yang hilang.
d. Heat exhaustion terjadi karena cuaca yang sangat panas dan orang yang
belum teraklimatisasi.

36
e. Heat stroke terjadi pada orang yang melakukan pekerjaan berat didalam
lingkungan yang panas dan belum teraklimitasi.
f. Trenchfoot terjadi karena terendam dalam air dingin yang cukup lama.
2. Tekanan
a. Tekanan udara rendah gangguan yang timbul berupa kurangnya oksigen
didalam udara pernafasan.
b. Tekanan udara tinggi penyakit yang timbul disebut Caisson yang
disebabkan bebasnya nitrogen dalam jaringan pada waktu dekompresi.
3. Getaran
Getaran / Vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh objek dengan
getaran isolasi misalnya mesin, peralatan kerja yang bergetar dan
memajani pekerjaan melalui transmisi. Penyakit yang dapat ditimbulkan
akibat getaran :
a. Sistem peredaran darah, misalnya kesemutan pada jaringan tangan dan
kadang-kadang ujung jari memucat yang disertai rasa nyeri.
b. Sistem tulang sendi dan otot gangguan ostevartikuler terutama pada tulang
karpal, sendi siku.
c. Sistem saraf yaitu kelainan saraf sensoris yang menimbulkan kesemutan.
4. Pencahayaan
Cahaya merupakan sumber yang memancarakan energi sebagai dari energi
diubah menjadi cahaya tampak. Penyebaran cahaya dari sumber cahaya
tergantung pada kontruksi kulit pelindung yang digunakan. Penerangan
kurang dapat menyebabkan kesilauan yang memudahkan terjadinya
kecelakaan. Dampak dari pencahayaan mengeluh kelelahan mata (iritasi /
conjungtivitis), rangkap, sakit kepala, ketajaman penglihatan terganggu,
serta akomodasi dan konvergasi menurun.
5. Radiasi
Radiasi adalah suatu energi yang memiliki kemampuan untuk menembus
suatu objek, termasuk tubuh manusia. Ada dua jenis radiasi:
a. Radiasi pergion jika radiasi mempunyai kemampuan untuk melepas
elektron dari orbitalnya pada sistem atom dan membentuk suatu iyon.
Misalnya sinar X, sinar Gama dan sinar kosmis.

74
b. Radiasi non pergion adalah radiasi yang tanpa ada pelepasan elektron yang
tergantung pada panjang gelombang. Misalnya sinar ultraviolet, sinar yang
bisa dilihat (sinar laser), dan sinar dengan gelombang pendek. Efek yang
ditimbulkan dari radiasi yaitu :
a. Efek somatik yaitu efek yang pasti terjadi akibat penyinaran radiasi
pergion, efek terjadi dalam suatu priode waktu, tergantung pada dosis
radiasi yang ditimbulkan.
b. Efek somatic-stokastik, efek ini sangat sulit dideteksi apakah
diakibatkan oleh radiasi/yang lain karena dampak yang terkena
beberapa saat. Contohnya adalah terjadi leukemia.
c. Efek genetik yaitu disebabkan oleh radiasi pada seseorang dan
menggangu system ragenerasi.
d. Radiasi sinar inframerah dapat menyebabkan katarak pada lensa,
sumbernya dapat berasal dari cairan pijar logam dan pijar kaos.
e. Radiasi sinar ultra violet dapat menyebabkan konjungtivitas fhoto
elektrika.
f. Radiasi sinar Ro/Radioaktip dapat menyebabkan penyakit sumsum
darah, kelainan kulit dan inpotensi. Pengendalian terhadap bahaya
radiasi untuk petugas dan penderita :
a. Petugas : melengkapi pakaian kerja/perlindungan dari radiasi
dengan kacamata timah dan baju apron dan pelindung leher dari
apron.
b. Penderita : diberi pembatas leher dan sudut hamburan serta
pemilihan tegangan tabung.
6. Kebisingan
Bising atau suara yang tidak diinginkan karena menggangu kenyamanan.
Beberapa sumber kebisingan di Rumah Sakit antara lain: Ruang generator,
Ruang AHU (Air Handing Unit), jet pump, mesin cuci pakaian, dan
sebagainya. Dampak dari kebisingan:
a. Auditorial/Accupational hearing loss, yaitu trauma akustik dan noise
induce

85
b. Nonaditional, dampak yang diterima antara lain; gangguan komunikasi,
gangguan tidur,serta gangguan prilaku yang ditandai dengan sakit kepala,
mual dan berdebar. Upaya Perawat Dalam Mencegah Hazard
Fisik Di Rumah Sakit

2.3 Resiko Bahaya/Hazard


Resiko bahaya fisik dikelompokkan dalam 7 resiko bahaya fisik antara lain:
1. Resiko bahaya mekanik
Resiko bahaya ini dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu :
a) Benda-benda lancip, tajam dan panas dengan resiko bahaya tertusuk,
terpotong, tergores, dan lain-lain. Resiko bahaya ini termasuk salah satu
yang paling sering menimbulkan kecelakaan kerja yaitu tertusuk jarum
suntik / jarum jahit bekas pasien. Resiko bahaya ini sebenarnya bukan
hanya resiko bahaya fisik karena kemungkinan jarum bekas yang menusuk
tersebut terkontaminasi dengan kuman dari pasien. Mengingat bahaya
akibat tertular penyakit tersebut cukup besar, maka harus ada prosedur
tindak lanjut paska tertusuk jarum.
b) Benda-benda bergerak yang dapat membentur. Seperti kita ketahui di
rumah sakit banyak digunakan kereta dorong untuk mengangkut pasien
dan barang-barang logistic. Resiko yang dapat muncul adalah pasien jatuh
dari brankart/ tempat tidur, terjepit/ tertabrak kereta dorong.
c) Resiko terjepit, tertimbun dan tenggelam. Resiko ini dapat terjadi dimana
saja meskipun kejadiannya tidak terlalu sering.
d) Resiko jatuh dari ketinggian yang sama; terpeleset, tersandung, dan lain-
lain. Resikoini terutama pada lantai-lantai yang miring baik di koridor,
ramp atau batas lantai dengan halaman.
e) Jatuh dari ketinggian berbeda. Resiko ini pada ruang perawatan anak dan
jiwa. Selain itu perlu diperhatikan pada pekerjaan konstruksi bangunan
atau pembersihan kaca pada posisi yang cukup tinggi. Pada ruang
perawatan anak dan jiwa yang terletak di lantai atas pastikan jendela yang
ada sudah terpasang teralis pengaman dan anak-anak selalu dalam
pengawasan orang dewasa saat bermain.

96
2. Resiko bahaya radiasi
Resiko bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi :
a) Bahaya radiasi pengion adalah radiasi elektromagnetik atau partikel yang
mampu menghasilkan ion langsung atau tidak langsung. Contoh di rumah
sakit: di unit radiodiagnostik, radiotherapi dan kedokteran nuklir.
b) Bahaya radiasi non pengion adalah Radiasi elektromagnetik dengan energi
yang tidak cukup untuk ionisasi, misal radiasi infra merah atau radiasi
gelombang mikro.
Pengendalian resiko bahaya radiasi dilakukan untuk pekerja radiasi, peserta
didik, pengunjung dan pasien hamil. Pekerja radiasi harus sudah mendapatkan
informasi tentang resiko bahaya radiasi dan cara pengendaliannya. Selain
APD yang baik, monitoring tingkat paparan radiasi dan kepatuhan petugas
dalam pengendalian bahaya radiasi merupakan hal yang penting.
3. Resiko bahaya akibat kebisingan adalah kebisingan akibat alat kerja atau
lingkungan kerja yang melebihi ambang batas tertentu. Resiko ini mungkin
berada di ruang boiler, generator listrik, dan peralatan yang menggunakan
alat-alat cukup besar dimana tingkat kebisingannya tidak dipantau dan
dikendalikan. Berdasar peraturan menteri kesehatan RI kebisingannya tidak
dipantau dan dikendalikan. Berdasar peraturan menteri kesehatan RI no 1204
tahun 2004 tentang pengendalian lingkungan fisik di rumah sakit, seluruh area
pelayanan pasien harus dipantau dan dikendalikan tingkat kebisingannya
minimal 3 bulan sekali. Di rumah sakit pemantauan ini sudah dilakukan oleh
ISLRS dan hasil temuan yang tidak memenuhi persyaratan di analisa dan
dikendalikan bersama IPSRS dan Unit K3 serta dilaporkan kepada
Manajemen rumah sakit.
4. Resiko bahaya akibat pencahayaan adalah pencahayaan pada lingkungan kerja
yang kurang atau berlebih. Tingkat pencahayaan diseluruh area rumah sakit
juga telah dipantau dan dilaporkan seperti resiko bahaya kebisingan tersebut.
Hal yang harus diperhatikan adalah jika terjadi kerusakan lampu, pastikan
lampu pengganti setara tingkat pencahayaannya dengan lampu sebelumnya,

7
10
sehingga tidak terjadi perubahan dalam tingkat pencahayaan pada area
tersebut.
5. Resiko bahaya listrik adalah bahaya dari konsleting listrik dan kesetrum arus
listrik.Pengendalian yang telah dilakukan adalah melakukan preventif
maintenance seluruh peralatan elektrik yang dilakukan oleh IPSRS. Kalibrasi
peralatan medis dan penggantian peralatan yang telah out off date. Untuk
mencegah bahaya kebakaran akibat peralatan listrik yang dibawa peserta didik
dan keluarga pasien dilakukan sosialisasi kepada seluruh peserta didik pada
saat orientasi dan untuk keluarga pasien informasi diberikan pada saat pasien
masuk rumah sakit khususnya pasien rawat inap.
6. Resiko bahaya akibat iklim kerja adalah berupa suhu ruangan dan tingkat
kelembaban. Jika suhu dan kelembaban di rumah sakit tidak dikendalikan
dapat mempengaruhi lingkungan kerja dan kualitas hasil kerja. Pemantauan
secara berkala telah dilakukan oleh ISLRS dan jika ditemukan kondisi tidak
memenuhi peresyaratan akan dilakukan pengendalian oleh IPSRS, PPI, Unit
K3RS dan ISLRS yang dipimpin oleh Direktur Umum dan Operasional.
7. Resiko bahaya akibat getaran adalah resiko yang tidak banyak ditemukan di
rumah sakit tetapi mungkin masih ada terutama pada kedokteran gigi yang
menggunakan bor dengan motor listrik dan pada bagian housekeeping / rumah
tangga yang menggunakan mesin pemotong rumput (bagian taman).

2.4 Pencegahan Hazard


Upaya Perawat Dalam Mencegah Hazard Fisik Di Rumah Sakit sebagai
upaya pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, perlu dilakukan
identifikasi sumber bahaya yang ada di tempat kerja. Pengendalian risiko
dilakukan pada seluruh bahaya yang ditemukan dalam proses identifikasi bahaya
dan mempertimbangkan peringkat risiko untuk menentukan prioritas. (Dankis,
2015).

8
11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahaya (hazard) adalah faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu (bisa pada
barang ataupun suatu kegiatan maupun kondisi). Bahaya ini akan tetap menjadi
bahaya tanpa menimbulkan dampak/ konsekuensi ataupun berkembang menjadi
accident bila tidak ada kontak (exposure) dengan manusia. Hazard fisik adalah
potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap
tenaga kerja yang terpapar. Bahaya tidak hanya berhenti pada satu tempat saja,
bahaya akan muncul dimana dan kapan saja. Identifikasi bahaya, pemeliharaan
dan pemantauan terhadap lingkungan/kesehatan kerja harus dilaksanakan secara
terus-menerus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Keselamatan,
kesehatan dan lingkungan kerja merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan,
sehingga dalam prakteknya, ketiga komponen tersebut harus sinergi dan terpadu.

12
9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2009). Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di


Rumah Sakit (K3 RS), Jakarta Indonesia.
Ndejjo, R., Musinguji, G., Yu X., Buregyeya, E., Musoke, D., Wang, JS., ..., &
Ssempebwa, J.(2015). Occupational Health Hazards Among Healthcare
Workers In Kampala, Uganda.Journal of Environmental and Public
Health.
Zega, P. M. (2020). Upaya Perawat Dalam Mencegah Hazard Fisik Di Rumah
Sakit.

10
13
FORMAT PENILAIAN SEMINAR

No Deskripsi Penilaian Skor Nama Mahasiswa Nilai

1 Aktivitas & Kreativitas


Menanggapi informasi, 31-40
memberikan ide
penyelesaian masalah
Ide bagus, tapi kurang 21-30
aktif mengemukakan ide
Mengkritik tanpa ada 11-20
penyelesaian masalah
Mengikuti diskusi tanpa 1-10
ada ide yang disampaikan

2 Sikap dalam Diskusi


Menghargai sikap dan 16-20
berinteraksi dengan baik
Mampu mengemukakan 11-15
pendapat tapi tidak
memfasilitasi teman
untuk berpendapat
Mampu berinteraksi tapi 6-10
sering menyalahkan
pendapat orang lain
Tidak serius dan 1-5
menghambat proses diskusi

3 Relevansi dengan Tujuan Pembelajaran


Relevan 90 – 100% 16-30
Relevan 70 – 80% 11-15

11
14
Relevan 50 – 60% 1-10
Di luar tujuan 0
pembelajaran

4 Penjelasan Presenter
Pembicara tenang, intonasi 8-10
tepat, kontak
mata baik, tidak bergantung
pada catatan
Pembicara tenang, suara 6-7
datar, cukup sering
bergantung pada catatan
Suara monoton, tidak ada 3-5
ide di luar catatan, kontak
mata kurang
Pembicara cemas, audien 1-2
diabaikan, hanya membaca
berbagai catatan daripada
Berbicara
TOTAL

Pekanbaru,.............................2023
Penilai

(…………………………)

12
15
FORMAT PENILAIAN MAKALAH

Dimensi Sangat Memuaskan Cukup Kurang Di Skor


Memuaskan Memuaskan Bawah
Standar
Konteks Bahasa/isi Bahasa/isi Bahasa/isi Informasi dan Tidak
bahasa/isi menggugah menambah deskriptif, data yang ada hasil
pembaca untuk informasi tidak terlalu disampaikan
mencari tahu pembaca menambah tidak menarik
konsep lebih pengetahuan dan
dalam membingung kan

(9 – 10) (7 – 8) (4 – 6) (2 – 3) (0 – 1)

Kerapian Paper dibuat Paper cukup Dijilid biasa Dijilid namun Tidak ada
dengan sangat menarik, kurang rapi hasil
menarik dan walau tidak
menggungah terlalu
semangat mengundang
pembaca

(9 – 10) (7 – 8) (4 – 6) (2 – 3) (0 – 1)

Referensi Berasal dari Berasal dari Berasal dari Berasal dari Tidak ada
sumber sumber buku dan sumber internet hasil
buku/jurnal dan buku/jurnal sumber (bukan jurnal)
penulisan dan penulisan internet dan penulisan
sesuai dengan tidak sesuai (bukan jurnal) tidak sesuai
format APA dengan APA serta dengan APA
penulisan
tidak sesuai
dengan
APA

(9 – 10) (7 – 8) (4 – 6) (2 – 3) (0 – 1)

Nilai Akhir = total skor x 100- Pekanbaru, 2023


30 Penilai

(…………………………)

16
13
INSTRUMEN EVALUASI SOFTSKILL

Mata Kuliah : .................................


Pertemuan Ke / Topik : ................/................
Hari/Tanggal : .................................
Nama Mahasiswa :…………………….

No. Aspek Penilaian 0 1 2 3 Ket


1 Disiplin
2 Berpenampilan bersih dan rapi
3 Jujur dan berprilaku professional
4 Berperilaku caring dan komunikasi efektif
5 Mengutamakan etika dan moral dalam
interaksi
6 Kerjasama tim
7 Tanggung jawab
8 Kreatif dan inovatif
9 Berpikir kritis
10 Kepemimpinan
TOTAL

Nilai : Total Skor x 100 = ..................................


30
Ket : 3 = Dilakukan dengan sempurna
1 = Dilakukan, masih aa aspek yang kurang sempurna
1 = Masih ada aspek yang kurang sempurna
0 = Tidak dilakukan sama sekali

Dosen Pengajar,

( ........................................ )

17
14

Anda mungkin juga menyukai