Oleh :
ANGGOTA KELOMPOK 3
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.20 Tlp / FAX (0265) 773052 Ciamis
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat dan hidayah-Nya
yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
dibuat dengan tujuan utama yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Makalah ini kami susun berdasarkan
petunjuk, makalah ini berjudul “Resiko Hazard Dalam Implementasi”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen bidang studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu ibu Hj. NS.
Jajuk Kusumawaty, S.Kep,. M.Kep. yang telah membimbing dan
memberikan perngarahan kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat
menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
3. Rekan-rekan yang telah memberi kritik dan saran yang sifatnya membangun
dalam membuat makalah ini ke arah yang lebih baik.
Kami menyadari bahwa dalam membuat makalah ini baik mengenai materi
maupun isinya masih jauh dari kata sempurna seperti pepatah mengatakan
‘tiada gading yang tak retak’ begitu pula dengan penulisan makalah ini,
maka kami harapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhirnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan dalam pembuatan
makalah ini, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
khususnya bagi para pembaca.
Ciamis, 16 Oktober
2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
..............................................................................................................................................
ii
Daftar Isi
..............................................................................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan
..............................................................................................................................................
1
Bab II
Pembahasan
..............................................................................................................................................
2
2.2 Pengertian
Implementasi
..............................................................................................................................................
2
2.3 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Resiko Dan Hazard Pada tahap Implementasi......4
Bab III
Penutup
..............................................................................................................................................
7
iii
3.1 Kesimpulan
..............................................................................................................................................
7
3.2
Saran
..............................................................................................................................................
7
Daftra
Pustaka
..............................................................................................................................................
8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri sekarang semakin pesat yang diikuti dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Namun, disisi lain kemajuan dan perkembangan
tersebut memicu berbagai masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seperti
bertambahnya sumber bahaya, meningkatnya potensi bahaya, penyakit akibat kerja di
tempat kerja (Notoatmodjo, 2007).
Terdapat hal yang sangat penting bagi setiap manusia yang bekerja dalam suatu
lingkungan perusahaan, dimana manusia tersebut baru dapat memahami arti pentingnya
kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya, baik untuk kepentingannya
sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja
dan mencegah potensi kerugian yang akan terjadi.
Aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada perusahaan di Indonesia belum
menjadi prioritas, khususnya perusahaan swasta. Sehingga, masih banyak peristiwa
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi. Berdasarkan laporan International
Labor Organization (ILO) dalam berita Metrotvnews (16 Januari 2013), ada 6.000 kasus
kecelakaan kerja terjadi setiap hari yang berakibat fatal. Di Indonesia sendiri terdapat 20
korban dari setiap 100.000 tenaga kerja.
Menurut ILO, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah menjaga dan
meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial seluruh para pekerja dan pada semua
sektor pekerjaan, mencegah pekerja terjangkit penyakit yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, melindungi pekerja dari risiko yang berdampak buruk pada kesehatan,
menempatkan dan menjaga pekerja dalam lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiologi
dan psikologi, menyesuaikan dan menjaga pekerja dalam lingkungan yang sesuai dengan
kondisi fisiologi dan psikologi, menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja serta pekerja
dengan pekerjaannya (Markkanen, P.K, 2004)
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Hazard
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan
kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau tempat
kerja. Produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan-
kerusakan lainnya. (Firence 1978).
Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi mencideai manusia atau sakit
penyakit atau kombinasi dari semuanya (Puspitasari, 2010). Berdasarkan Kurniawan
(2008) mengatakan bahwa hazard adalah faktor –faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu
berupa barang atau kondisi dan mempunyai potensimenimbulkan efek kesehatan maupun
keselamatan pekerja serta lingkungan yang memberikan dampak buruk.
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (OHSAS
18001 : 2007).
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :
Faktor bahaya Biologi (seperti : jamur, virus,bakteri,dll), faktor bahaya kimia (seperti: gas,
debu, bahan beracun,dll), faktor bahaya fisik/mekanik (seperti : mesin, tekanan, dll), faktor
bahaya biomekanik (seperti : posisi kerja,gerakan,dll), faktor bahaya sosial psikologis
(seperti : stress, kekerasan,dll).
2
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-
keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan
rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan
tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Implementasi merupakan
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai
dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku
keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter &
Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
3
hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
2.3 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Resiko Dan Hazard Pada tahap
Implementasi
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping.
Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien utnuk prosedur.
Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan menggevaluasi kerja dari anggota staf
lain.
4
Terdapat Juga Beberapa Upaya Pencegahan Lain,Antara Lain :
Contoh Kasus
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, kota Cirebon, diketahui positf difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama.
Analisa Kasus 1
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit difteri dari pasien pasca menangani
dan melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
RS menyediakan APD yang lengkap sepeti masker, handskoon, dan scout dll.
Menyediakan sarana untuk mencui tangan atau alkohol gliserin untuk perawat.
5
Alasan : cuci tangan merupakan cara penanganan awal jika kita sudah terlanjur
terpapar cairan pasien baik pasien beresiko menularkan atau tidak menularkan. Cuci
tangan merupakan tindakan aseptic awalawal sebelum ke pasien maupun setelah ke
pasien.
Alasan : bila sampah medis dan non medis tercampur dan di kelola dengan baik
akan menimbulkan penyebaran penyakit.
Menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptic seperti mencuci
tangan, memakai APD, dan menggunakan alat kesehatan dalam keadaan
Alasan : agar perawat tidak tertular penyakit dari pasien yang di tangani meskipun
pasien dari UGD dan memakai APD adalah salah satu SOP RS.
Perawat mematuhi standar Operatinal Prosedure yang sudah ada RS dan berhati-
hati atau jangan berburu-buru dalam melakukan tindakan.
Alasan : meskipun pasien di ruang UGD dan pertama masuk RS, perawat sebaiknya
lebih berhati-hati atau jangan terburu-buru dalam melakukan tindakan ke pasien
dan perawat menciptakan dan menjaga keselamatan tempat kerja supaya dalam
tindakan perawat terhindar dari tertularnya penyakit dari pasien dan pasien juga
merasa aman.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Hazardadalah sesuatu yang menimbulkan
kerugian, kerugian ini meliputi pada gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya
waktu kerja, kerusakan pada property, area atau tempat kerja, produk atau
lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan – kerusakan lainnya.
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya maka
jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan
bahaya keselamatan kerja
3.2 Saran
Saat melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar
memperhatikan hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini bertujuan
untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, seperti terinfeksi
penyakit, mendapatkan kekerasan fisik/verbal saat mengkaji pasien, dan
mendapatkan informasi yang tidak sesuai dari pasien. Salah satu cara untuk
menghindari dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka disarankan untuk
menggunakan APD yang sesuai.
7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Risiko Dan Hazard Kasus Pengkajian. Diaksses pada tanggal 2
November 2018. (akses: https://www.scribd.com/doc/312057056/Risiko-Dan-
Hazard-Kasus-Pengkajian