Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI BAHAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA PADA AREA PRODUKSI QODRAT JAYA MEBEL,


YOGYAKARTA

Disusun guna memenuhi tugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Dosen Pengampu : Azham Umar Abidin, S.K.M., M.P.H.

Penyusun :

Ghufran Taufiqur Rahman Al Rasyid 15513069


Muhammad Fikri Tulus 15513180
Saraswati Yola Nur Aisyah 16513003
Syahrul Arya Nurhidayat 16513042

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok kesehatan dan keselamatan
kerja ini dengan lancar dan tanpa hambatan apapun.
Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini
terutama untuk dosen Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bapak Azham
Umar Abidin, S.K.M., M.P.H. dan orang-orang yang telah banyak membantu dan
memberikan dukungan kepada kami.
Makalah ini ditulis oleh kelompok 5 dengan untuk memenuhi tugas mata kuliah
kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam kelompok ini terdiri dari 4 anggota, yang mana
setiap anggota memiliki tugas masing-masing dalam membantu menyelesaikan makalah
ini. Tugas makalah ini nantinya akan dipresentasikan di depan kelas oleh kelompok 5
untuk menambah pengetahuan baik pembaca, pendengar dan penyaji sendiri. Terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelompok 5 dalam menyelesaikan
tugas ini.
Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini melainkan
Allah SWT, maka dalam penyajian makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan makalah ini sangat kami
harapkan.

Yogyakarta, 28 Mei 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
BAB 1............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5
1.4 Metode Pembahasan ................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................. 6
2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ........................................................................... 6
2.2 Gambaran Lokasi....................................................................................................... 7
2.2.1 Sejarah Pendirian....................................................................................................... 7
2.2.2 Tenaga Kerja .............................................................................................................. 7
2.3 Manajemen Risiko....................................................................................................... 7
BAB III ......................................................................................................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 9
3.1 Potensi Bahaya Pada Industri Qodrat Jaya Mebel .................................................. 9
3.2 HIRADC (Hazard Identification Risk and Determining Control) .......................... 13
BAB IV ....................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................. 16
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini dunia industri makin berkembang di berbagai bidang, seperti
industry otomotif, industri kosmetik, industri pangan, industri sandang sampai industri
mebel. Salah satu contoh industri yang sedang berkembang di Indonesia saat ini adalah
industri mebel. Indonesia yang memiliki banyak hasil kayu yang berasal dari hutan.
Kelebihan yang dimiliki Indonesia tersebut menyebabkan industri mebel di Indonesia
dilirik oleh berbagai negara untuk mendapatkan hasil industri mebel tersebut.
Qodrat Jaya Mebel merupakan salah satu tempat pemproduksian mebel yang ada
di Yogyakarta. Dalam pengambilan lokasi survey perkuliahan K3 ini dilaksanakan di
Qodrat Jaya Mebel. Qodrat Jaya Mebel merupakan salah satu unit usaha yang bergerak
dibidang pengolahan kayu-kayu balok menjadi barang jadi. Qodra Jaya Mebel
merupakan tempat pengolahan kayu yang dimana dalam proses produksinya dilakukan

4
secara tradisional dimana penerapan SMK3 tidak diutamakan dalam proses
produksinya.
Proses produksi mebel di Qodrat Jaya Mebel belum melibatkan banyak pekerja
serta terlihat dalam prosesnya masih banyak dilakukan dengan manual. Terdapat mesin
yang tidak banyak dan tidak terlalu besar. Meskipun begitu masih terdapat beberapa
kecelakaan kerja yang terjadi. Kecelakaan kerja yang terjadi juga tidak hanya disebabkan
oleh penggunaan mesin namun juga proses pekerjaan manual. Jenis kecelakaan yang terjadi
tersebut seperti jari terkena cutter, mata terkena lem kayu, jari terkena konveyor, tangan terkena
tatah dan sebagainya. Terlihat pekerja yang ada tidak menggunakan alat pelindung diri yang
menjadi hal penting di tempat pemproduksian mebel.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami konsep
potensi bahaya kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kerja.

1.4 Metode Pembahasan


Pembahasan dalam makalah ini diuraikan dengan menggunakan studi kuliah
lapangan yang telah di lakukan dan studi kepustakaan atau kajian literatur, karena
uraian pembahasan diambil berdasarkan sumber-sumber tertulis dan pengamatan secara
langsung di lapangan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu perlindungan
tenaga kerja di segala jenis kegiatan usaha, baik formal maupun informal. Kegiatan dan
penerapan K3 terhadap tenaga kerja di sektor formal, pada umumnya sudah diterapkan
dengan baik. Sedangkan penerapan di sektor informal belum diketahui dengan baik.
Kegiatan perkerjaan tempat kerja sektor informal sangat banyak dan belum diklarifikasi
atas jenis usaha, jenis pekerjaan, dan tempat kerja jika ditinjau dari ketiganya, tidak jauh
berbeda.
Pengertian kecelakaan kerja adalah kecelakaan seseorang atau kelompok dalam
rangka melaksanakan kerja di lingkungan perusahaan, yang terjadi secara tiba-tiba,
tidak diduga sebelumnya, tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan

6
sampai yang paling berat, dan bisa menghentikan kegiatan pabrik secara total (Kusuma,
2010).
Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau keuntungan finansial
akibat bahaya yang terjadi.Secara umum risiko dikaitkan dengan kemungkinan
(probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan (Labombang, 2011).

2.2 Gambaran Lokasi


2.2.1 Sejarah Pendirian
Industri sektor informal yang diteliti yaitu industri mebel pembuatan pintu,
jendela dan kusen. Industri ini terletak di Jl. Besi – Jangkang, Ngaglik, Sleman,
Yogyakarta. Pemilik atas nama Bapak Sudirman, didirikan pada bulan 5 tahun 2004
letaknya didekat rumah pemilik. Usaha ini didirikan karena adanya dorongan dari
keluarga yang sudah lebih dulu menjalankan usaha ini. Pada awalnya hanya pemilik
yang bertindak sebagai pekerja. Setahun kemudian mulailah ada pekerja yang
direkrut. Luas tempat kerja 8x5 m2.

2.2.2 Tenaga Kerja


Orang yang bekerja sejak didirikannya hingga sekarang telah berganti. Untuk
saat ini, Jumlah tenaga kerja di ditempat tersebut adalah 2 orang. Berdasarkan hasil
wawancara mereka bekerja empat tahun yang lalu.

2.3 Manajemen Risiko


Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi,
mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengelolah risiko
tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode dan
teknik yang membantu manager proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi
dari event positif dan minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.
Proses yang dilalui dalam manajemen risiko adalah:

1. Perencanaan Manajemen Risiko atau Penetapan Konteks

7
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan
merencanakan aktivitas manajemen risiko.
2. Identifikasi Risiko
Tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah mengenali jenis-jenis
risiko yang mungkin dan pada umumnya dihadapi oleh para pekerja.
3. Analisis Risiko
Merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk memperoleh perkiraan tingkat
risiko. Besarnya perkiraan risiko yang dihasilkan tergantung pada tingkat
keparahan dan kemungkinan dari suatu risiko.
4. Evaluasi Risiko
Adalah membandingkan level risiko yang telah diketahui berdasarkan
perhitungan analisis risiko dengan kriteria risiko yang telah ditentukan
sebelumnya. Hasil dari evaluasi risiko adalah daftar prioritas risiko yang
memerlukan penanganan lebih lanjut. Proses yang dilakukan untuk
meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai batas yang dapat diterima.
5. Pengendalian Risiko
Merupakan langkah penting dan menentukan dalam keseluruhan manajemen
risiko. Pengendalian risiko berperan dalam meminimalisir/mengurangi tingkat
risiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan yang dapat
ditolerir. Langkah ini adalah proses mengawasi risiko yang sudah diidentifikasi,
memonitor risiko yang tersisa, dan mengidentifikasikan risiko baru, memastikan
pelaksanaan risk management (Gusani, 2012).

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Potensi Bahaya Pada Industri Qodrat Jaya Mebel


1. Physical
a) Kebisingan. Kegiatan pada tukang kayu atau pengrajin kayu umumnya
melalui beberapa proses seperti penggergajian, pemotongan, pelubangan,
dan penyambungan yang pada umumnya pula akan menimbulkan
kebisingan yang dapat menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan
pendengaran, gangguan pendengaran yang timbul pada awalnya masih
bersifat sementara, tetapi pada pemajanan tingkat kebisingan tertentu,
misalnya lebih dari 85 dB dan dalam waktu yang lama, dapat
menyebabkan kerusakan pendengaran yang menetap sehingga
menyebabkan tuli yang tidak diobati dari pekerja yang bersangkutan.

9
b) Tertimpa kayu. Banyaknya bahan mentah mebel yang ditumpuk sangat
tinggi sehingga menimbulkan bahaya tertimpa bahan mentah mebel
tersebut.
c) Iklim kerja. Tempat pemotongan atau pembuatan mebel tersebut sempit
dan pengap sehingga dapat menurunkan konsentrasi pekerja.
d) Getaran mesin. Potensi bahaya bagi pekerja yang bekerja dengan peralatan
tangan atau mesin yang dapat memaparkan getaran yang tinggi pada
proses pemotongan dan penghalusan. Paparan yang terlalu lama dan rutin
dari HAV dapat menyebabkan Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS),
yang paling dikenal adalah White Finger Disease, para pekerja yang
tangannya terpapar alat-alat tersebut bisa mengalami kerusakan pembuluh
darah, kehilangan sensoris secara permanen, kerusakan tulang dan otot
menjadi lemah. Jika terjadi kontak yang terlalu lama terhadap getaran yang
berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang parah dan tidak dapat
disembuhkan dan sangat mempengaruhi kemampuan pekerja untuk
melanjutkan pekerjaan dan kualitas hidup mereka

2. Chemical
a) Paparan debu. Debu kayu yang terjadi akibat proses penggergajian ataupun
pemotongan, penyerutan ataupun pengamplasan dapat masuk kedalam
tubuh melalui saluran pernafasan dan dapat pula menyebabkan allergi
terhadap kulit. Terlebih para pekerja di tempat ini tidak menggunakan
masker untuk melindungi diri mereka dari paparan debu. Dampak negatif
dari debu terhadap kesehatan dapat berupa: iritasi dan allergi terhadap
saluran pernapasan maupun allergi terhadap kulit.
b) Terpapar uap dari cat yang digunakan. Uap cat atau zat kimia seperti H2O2,
thinner, sanding sealer, melamic clear, wood stain serta jenis cat lainnya
dapat mengakibatkan: peradangan pada saluran pernafasan, dengan gejala
batuk, pilek ataupun sesak nafas serta iritasi pada mata dengan gejala mata
pedih, kemerahan, berair.

10
3. Physicological
a) Terdapat beban kerja dan jam kerja malam yang menganggu aktivitas
kerja. Seperti misalnya beban kerja yang semakin berat apabila tenaga
kerja juga dituntut untuk bekerja dengan ritme pekerjaan yang lebih cepat
dan target produksi yang lebih tinggi. Pada saat pesanan sangat banyak,
pekerja diharuskan untuk lembur dan yang terjadi jam kerja malam justru
membuat mata mengantuk, sehingga membuat pekerjaan menjadi tidak
kondusif.
b) Suara bising yang dengan tingkat kebisingan yang tinggi dapat
menyebabkan pekerja stress dan tereganggu konsentrasi nya.

4. Biological
a) Gelas minuman yang kotor, makan di area tempat kerja, baju kerja jarang
di ganti. Sebaiknya tenaga kerja tidak diperbolehkan makan dalam ruang
kerja disebabkan di tempat kerja terdapat bahan yang membahayakan
kesehatan. Penyakit dapaat menular dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui gelas minuman yang kotor serta baju kerja
yang jarang di ganti.

5. Ergonomic
a) Posisi kerja yang tidak ergonomis, seperti jongkok terlalu lama pada saat
bekerja. Postur leher dan punggung yang terlalu membungkuk atau
menekuk dapat meningkatkan risiko terjadinya muskuloskeletal disorders
(MSDSs) atau gangguan sendi pada otot-otot leher dan punggung terutama
low back pain.

6. Mechanical
a) Berkaitan dengan mesin seperti mesin penghalus dan mesin pemotong
kayu. Resiko bahaya yang di dapatkan ialah tangan terluka dan untuk
kemungkinan terburuknya tangan bisa terpotong.

11
12
3.2 HIRADC (Hazard Identification Risk and Determining Control)

Sumber Penilaian
No Aktivitas Target Bahaya Resiko Pengendalian Resiko
Bahaya Resiko *
Pengangkutan 1. Tangan terkena kayu A. Pekerjaan dilakukan saat siang hari
1. Tangan H
bahan mentah yang masih kasar B. Menggunakan sarung tangan
1 Kayu
ke tempat A. Pekerjaan dilakukan saat siang hari
produksi 2. Kaki 2. Kaki tertimpa kayu H
B. Menggunakan sepatu safety
1. Tangan terkena kayu A. Pekerjaan dilakukan saat siang hari
Peletakan 1. Tangan M
yang masih kasar B. Menggunakan sarung tangan
2 kayu/bahan Kayu
mentah A. Pekerjaan dilakukan saat siang hari
2. Kaki 2. Kaki tertimpa kayu H
B. Menggunakan sepatu safety
A. Menggunakan alat yang lebih aman
1. Tangan/jari
1. Tangan B. Pekerja tidak boleh bekerja saat mengantuk H
terluka/terpotong
C. Menggunakan sarung tangan
A. Menggunakan alat yang lebih aman
2. Kaki 2. Kaki tertimpa kayu B. Pekerja tidak boleh bekerja saat mengantuk L
C. Menggunakan sepatu safety
Mesin A. Menggunakan alat yang lebih aman
Pemotongan
3 Pemotong B. Pemotongan dilakukan di area yang jauh dari
Kayu 3. Pendengaran
Kayu 3. Telinga keramaian H
tertanggu
C. Lama waktu pemotongan kayu dibatasi
D. Menggunakan ear plug
A. Saat pemotongan kayu dibarengi dengan
4. Gangguan saluran
4. Hidung penyemprotan air H
pernapasan
B. Memakai masker N95
5. Mata 5. Iritasi mata, kebutaan A. Menggunakan alat yang lebih aman H
B. Pemotongan dilakukan di area yang jauh dari
keramaian
C. Pemotongan dilakukan dalam kondisi kerja
yang nyaman
D. Menggunakan google
A. Menggunakan alat yang lebih aman
1. Tangan/jari
1. Tangan B. Pekerja tidak boleh bekerja saat mengantuk L
terluka/terpotong
C. Menggunakan sarung tangan
A. Menggunakan alat yang lebih aman
2. Kaki 2. Kaki tertimpa kayu B. Pekerja tidak boleh bekerja saat mengantuk L
C. Menggunakan sepatu safety
A. Menggunakan alat yang lebih aman
B. Pemotongan dilakukan di area yang jauh dari
3. Pendengaran
Mesin 3. Telinga keramaian H
Penghalusan tertanggu
4 Penghalus C. Lama waktu pemotongan kayu dibatasi
Kayu D. Menggunakan ear plug
Kayu
A. Saat pemotongan kayu dibarengi dengan
4. Gangguan saluran
4. Hidung penyemprotan air H
pernapasan
B. Memakai masker N96
A. Menggunakan alat yang lebih aman
B. Pemotongan dilakukan di area yang jauh dari
keramaian
5. Mata 5. Iritasi mata, kebutaan H
C. Pemotongan dilakukan dalam kondisi kerja
yang nyaman
D. Menggunakan google
A. Memakai palu otomatis
Palu, Paku,
Pembuatan 1. Tangan, Kaki, B. Orang yang memakai alat tidak boleh dalam
5 Cat 1. Tangan/jari terluka H
Meubel Hidung kondisi sakit/cacat
Furnace
C. Memakai sarung tangan

14
A. Memakai palu otomatis
B. Orang yang memakai alat tidak boleh dalam
2. Kaki/jari terluka M
kondisi sakit/cacat
C. Memakai sepatu safety
A. Memasang exhaust fan di tempat kerja
3. Saluran pernapasan B. Pekerja tidak boleh memiliki riwayat penyakit
H
terganggu pernapasan
C. Memakai masker N95

*Keterangan:

H : Risiko tinggi, high risk (9-25)

M : Risiko sedang, medium risk (4-8)

L : Risiko rendah, low risk (1-3)

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Bahaya yang terdapat di Qodrat Jaya Meubel yaitu berupa kebisingan berasal
dari suara mesin, keadaan tempat produksi yang kotor akan mengganggu
pernafasan, bahaya tertimpa mebel atau alat kerja, bahaya terkena alat kerja
seperti palu, tatah, obeng, cutter dan sebagainya, kemudian bahaya mata terkena
bahan-bahan yang disemprot juga serbuk kayu yang akan berterbangan.

2. Berdasarkan proses penilaian risiko yang telah dilakukan maka penanganannya


dapat dilakukan sesuai dengan prioritas yaitu dengan nilai tertinggi ke terendah.
Dengan memperhatikan risiko tersebut maka antisipasi yang dilakukan dapat
menyesuaikan. Jika risiko di mata maka perlu penggunaan kaca mata, risiko di
kaki maka penggunaan sepatu harus tertib dengan spesifikasi yang tertutup dan
tebal, risiko di tangan diantisipasi dengan penggunaan sarung tangan yang
nyaman. Risiko penciuman dan pernafasan diantisipasi dengan tertib
menggunakan masker, dan risiko kebisingan dengan penutup telinga. Diluar itu
semua pekerja harus tertib menaati peraturan penggunaan APD selain itu dalam
bekerja harus fokus dan berhati-hati..
DAFTAR PUSTAKA

Gusani, Dela Aptika. 2012. Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Penyamakan Kulit X Tahun 2012. Indonesia, Depok, Universitas Indonesia,
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi

Kusuma, Ibrahim Jati. (2010). Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja Karyawan Pt. Bitratex Industries Semarang. Jurnal Universitas
Semarang, Volume 2, 5

Labombang, Mastura. (2011). Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi. Jurnal Staf
Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu,
Vol. 9 No. 1, 39 – 46.

17

Anda mungkin juga menyukai