MAKALAH
“PENGELOLAAN BAHAYA KERJA DI ICU”
Oleh: Kelompok II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
................................................................................................. 1
B. TUJUAN ................................................................................................................
................................................................................................................ 1
BAB V PENUTUP ...........................................................................................................
.......................................................................................................... 22
A. KESIMPULAN ...................................................................................................
................................................................................................... 22
B. SARAN .................................................................................................................
................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
........................................................................................................ ii
LAMPIRAN...............................................................
......................................................................................................................
....................................................... iii
i
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang bahaya kerja di ruang ICU.
1
2
PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
4
5
6
SITUASI
BAB III ANALISIS SITUASI
7
8
9
10
11
12
Selain itu, hal ini dapat mengganggu fungsi kimia dan hormon tubuh
karena fakta bahwa orang yang bekerja pada malam hari tidak dapat
memperoleh manfaat dari siang hari. Dalam banyak penelitian, dibahas
bahwa bekerja di shift malam untuk jangka panjang juga dapat
meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
c. Faktor Psikososial
Psikososial
Terdapat berbagai faktor risiko psikososial dalam pengaturan ICU,
seperti tuntutan kualitatif dan kuantitatif yang tinggi, tuntutan
emosional, kontrol pekerjaan yang rendah, konflik peran, ambiguitas,
mobbing dan kekerasan fisik, yang mempengaruhi kesejahteraan
petugas ICU. Manajemen stres perlu dilakukan karena petugas sering
berkomunikasi dengan pasien dan keluarga saat mereka menghadapi
proses kematian dan kehilangan, mengatasi tugas kerja yang rumit dan
beradaptasi dengan kondisi kerja yang sibuk. Kondisi negatif petugas
ICU terkait dengan gejala tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan
beban psikososial, seperti pergeseran suasana hati, kesedihan,
pandangan negatif terhadap kehidupan secara umum, kehilangan
kepercayaan diri dan citra diri negatif. Konsekuensi tingkat stres yang
tinggi ini dapat menyebabkan tidak adanya peningkatan kinerja,
penurunan produktivitas, lebih banyak terjadi kecelakaan dan cedera
fisik serta berdampak pada peningkatan biaya.
Petugas ICU dapat menghadapi ketidakpastian, berbagai situasi
yang memerlukan tindakan segera, skill psikomotorik dan kognitif
tingkat tinggi serta kompetensi yang dapat menyebabkan kelelahan.
Kurangnya peralatan dan sumber daya di ICU dapat mengakibatkan
ketidakpuasan kerja bagi para profesional perawatan kesehatan yang
bekerja disana.
Petugas ICU bertanggung jawab atas banyak proses kerja yang rumit
dalam pengaturan akut dan kronis. Perilaku negatif seperti berteriak,
menyinggung, mengabaikan, mengancam atau menyembunyikan
informasi penting dapat diartikan sebagai mobbing yang tidak dapat
diterima oleh petugas ICU. Secara personal, menjadi korban mobbing
13
dapat mengarah pada masalah fisik dan mental seperti tingkat stres yang
tinggi, depresi, gangguan makan, kecanduan, dan usaha bunuh diri.
Bahaya sosial dalam setting
dalam setting ICU
ICU biasanya dihasilkan dengan bekerja
shift panjang yang mengharuskan bekerja di malam hari dan akhir
pekan. Hal ini berdampak pada terjadinya isolasi petugas ICU dari
hubungan keluarga, kesulitan hidup sosial, ketidaktertarikan
keseluruhan terhadap orang lain, agresivitas yang tidak terkendali dan
kesulitan dalam membuat keputusan mengenai kehidupan
ke hidupan pribadi.
d. Faktor Ergonomis.
Ergonomis.
Petugas ICU selalu berhadapan dengan faktor lingkungan fisik
selama bertugas yang dapat menyebabkan risiko bahaya karena faktor
ergonomis dan berdampak pada sistem muskuloskeletal petugas.
Beberapa kondisi seperti trauma yang berlebihan dan berulang karena
mendorong dan menarik alat berat, berdiri untuk jangka waktu yang
lama, tidak memiliki istirahat yang cukup, mengangkat dan
memindahkan pasien yang memiliki ketergantungan penuh secara
manual, terkilir atau posisi yang sangat membungkuk dan
membutuhkan tenaga yang besar harus dianggap sebagai faktor utama
untuk gangguan muskuloskeletal.
Petugas ICU dengan gejala sakit pada muskuloskeletal menjadi
kurang produktif karena rasa sakit, mobilitas terbatas dan mereka
cenderung membuat kesalahan kerja yang berakibat pada keselamatan
pasien.
e. Faktor biologis
Petugas ICU berisiko terkena bahaya biologis karena mereka
terpapar pada organisme infeksius selama prosedur invasif dan non-
invasif. Penularan dapat terjadi melalui darah dan cairan tubuh, dapat
melalui kontak langsung atau tidak langsung.
Seperti di banyak unit perawatan kesehatan lainnya, ICU memiliki
tingkat tertinggi cedera jarum suntik oleh petugas keperawatan seperti
Hepatitis B dan C serta HIV. Selain itu infeksi lain dapat menular ke
14
15
16
PEMBAHASAN
BAB IV PEMBAHASAN
terdiri dari tiga langkah, yaitu: identifikasi bahaya, pengkajian risiko dan kontrol.
Manajemen risiko tersebut dapat menggunakan pedoman yang diadopsi dari
International Labour Organization (ILO) dan Occupational Safety and Health
Administration (OSCHA).
Merujuk pada kedua pedoman diatas (dan hasil penelitian yang
dikembangkan di lapangan), berikut dijelaskan praktik terkait intervensi untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan petugas ICU yang dapat diterapkan di
rumah sakit dalam rangka pengelolaan bahaya kerja di ruang ICU.
1. Manajemen Kepemimpinan Rumah Sakit.
menuntut komitmen pimpinan ICU beserta staf untuk menjadikan keselamatan dan
kesehatan menjadi nilai inti dalam ruang kerja.
2. Intervensi terhadap Lingkungan Kerja ICU
a. Mengurangi jam kerja dan beban kerja perawat.
Mengurangi jam kerja dan beban kerja, mengubah pola kerja dan
meningkatkan strategi kontrol menghasilkan penurunan risiko dan mengurangi
defisit status kesehatan perawat ICU. Mengatur ulang jam kerja dan beban kerja
menyebabkan berkurangnya kejadian sakit perawat ICU yang berdampak pada
peningkatan kinerja perawat ICU.
17
18
19
20
21
PENUTUP
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lingkungan kerja ICU dapat menyebabkan sejumlah risiko kesehatan dalam
kaitannya dengan bahaya kerja. Bahaya tempat kerja termasuk lingkungan fisik
ICU, kondisi kerja, faktor psikososial, faktor ergonomis, faktor biologis dan
faktor kimia. Resiko yang berhubungan dengan pekerja meliputi faktor personal
dan perilaku petugas ICU.
Kejadian masalah kesehatan kerja di ICU tidak hanya menyebabkan
kelelahan dan penurunan kepuasan kerja, tetapi juga mempengaruhi perawatan
pasien dan meningkatkan biaya perawatan. Penetapan komitmen oleh
pemimpin, intervensi terhadap lingkungantempat kerja dan intervensi pada
personal petugas ICU
ICU harus dilakukan dalam hal mengurangi
mengurangi risiko dan bahaya
kerja di ruang ICU. Peningkatan partisipasi petugas harus dipertimbangkan
dalam semua program manajemen resiko meliputi pemantauan dan pencegahan.
Kontribusi petugas ICU dalam program-program ini akan meningkatkan
efektivitas intervensi yang terkait dengan pengurangan risiko bahaya kerja di
ruang ICU.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan menjalankannya dengan disiplin ketika melakukan
praktek di ruang ICU.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar meningkatkan pembelajaran tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sesuai perkembangan teraktual di lapangan (isu – isu
isu terkait pengelolaan bahaya
kerja di ruang ICU) dengan metode pembelajaran yang menarik.
3. Bagi Institusi Rumah Sakit
Agar menekan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dengan penerapan
sistem K3RS yang terstandar dan disiplin melakukan surveilans secara berkala.
22
DAFTAR PUSTAKA
Esin MN, Zezgin D. Intensive Care Unit Workforce: Occupational Health and
ii
LAMPIRAN
iii