Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT

“Pengertian dan Ruang Lingkup K3 Rumah Sakit, dan Kebijakan Depkes dalam
Penerapan K3 Rumah Sakit”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Elsar Noverdo Pabumbun K011181012

Nabila Salsabila K011181524

Afriyani Nurhasanah M. K011181535

Ida Putri Arum Wairoy K011181701

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan berkat dan
rahmat-Nya, makalah yang berjudul “Pengertian dan Ruang Lingkup K3 Rumah Sakit, dan
Kebijakan Depkes dalam Penerapan K3 Rumah Sakit” dapat selesai pada tepat waktu untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit”. Kami
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena itu kami
mohon arahan, saran, dan kritik yang sifatnya dapat membantu kelompok 1 dalam
menyempurnakan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat diterima dan bermanfaat
bagi kita semua.

Makassar, 19 Februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian K3 Rumah Sakit.............................................................................3

2.2 Ruang Lingkup K3 Rumah Sakit.....................................................................4

2.3 Kebijakan Depkes dalam Penerapan K3 Rumah Sakit....................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................9

3.2 Saran................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi merupakan salah satu tuntutan dari perkembangan zaman yang
dimana berbagai persaingan bisnis menjadi semakin ketat dan kebutuhan manusia juga
semakin meningkat, termasuk kebutuhan akan layanan kesehatan. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, RS diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.
Potensi bahaya di RS dapat disebabkan oleh faktor biologi, faktor kimia, faktor ergonomi,
faktor fisik, faktor psikososial, bahaya mekanik , bahaya listrik, limbah RS yang dapat
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan RS, pasien maupun para pengunjung
yang ada di lingkungan RS yang mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
Barang Berbahaya dan Beracun (B3) sangat banyak dijumpai di Rumah Sakit, yang
mana B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Kategori B3 yaitu
Memancarkan radiasi, Mudah meledak, Mudah menyala atau terbakar, Oksidator, Racun,
Korosif, Karsinogenik, Iritasi, Teratogenik, Mutagenic, Arus listrik.
Hasil laporan Nasional Safety Council (NSC) tahun 2008 menunjukkan bahwa
terjadinya kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus
yang paling sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
tergores/terpotong, luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain (Ernawati & Nurlelawati,
2017).
Idealnya risiko KAK (Kecelakaan Akibat Kerja) dan PAK (Penyakit Akibat Kerja)
yang dapat dialami oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dapat diminimalisir dengan
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS). Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3RS
untuk menjamin keselamatan dan kesehatan SDM rumah sakit maupun orang lain yang
berkunjung ke rumah sakit (Kementerian Kesehatan, 2016). Pelaksanaan K3, berkaitan
dengan citra dan kelangsungan hidup RS. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan
evaluasi K3 RS serta tindak lanjut, merujuk pada SK Menkes No.432/Menkes/SK/IV/2007
tentang Pedoman Manajemen K3 di RS dan OHSAS 18001 tentang Standar Sistem
Manajemen K3.

1
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dinyatakan bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan, Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali dimana unsur keselamatan dan
Kesehatan Kerja termasuk sebagai salah satu hal yang dinilai di dalam akreditasi Rumah
Sakit. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1087/MENKES/SK/VIII/2010
tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, upaya kesehatan kerja
ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian K3 Rumah Sakit?
2. Apa saja ruang lingkup K3 Rumah Sakit?
3. Bagaimana Kebijakan Depkes dalam penerapan K3 Rumah Sakit?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan K3 Rumah Sakit.
2. Agar dapat mengetahui ruang lingkup K3 Rumah Sakit.
3. Untuk mengetahui mengenai Kebijakan Depkes dalam penerapan K3 Rumah Sakit.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar dapat menjadi salah satu sumber
informasi dan referensi bagi para pembaca terkait berbagai hal yang berkaitan dengan
Keselamatan dan Kesehatan (K3) Rumah Sakit, terutama mengenai pengertian dan ruang
lingkup K3 Rumah Sakit, serta Kebijakan Depkes dalam penerapan K3 Rumah Sakit
sehingga dapat menambah wawasan pembaca mengenai hal tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian K3 Rumah Sakit

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan


kepada tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari
akibat kecelakaan kerja. Tujuan K3 adalah mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan
resiko Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) serta
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas kerja meningkat.
Rumah sakit merupakan sebuah pelayanan jasa yang mempunyai beragam
persoalan tenaga kerja yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat kerja
bahkan kecelakaan akibat kerja sesuai jenis pekerjaannya, sehingga berkewajiban
menerapkan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, K3 Rumah Sakit (Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja
dan penyakit akibat kerja di rumah sakit. K3 termasuk sebagai salah satu standar
pelayanan yang dinilai di dalam akreditasi RS, disamping standar pelayanan lainnya.
Fasilitas RS yang berkaitan dengan K3 sudah ada seperti: safety sign, APAR (Alat
Pemadam Api Ringan), APD (Alat Pelindung Diri), dll.
K3RS memiliki sasaran berupa pasien, pengunjung, pengelola dan karyawan di
Rumah Sakit. Tujuan adanya K3RS yaitu agar terciptanya lingkungan kerja yang aman,
sehat dan produktif untuk pekerja, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung, masyarakat
dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik
dan lancar. Adapun tujuan khusus dari K3 di rumah sakit yaitu sebagai berikut:
1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3 di Rumah Sakit
(K3RS).
2. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen, pelaksana dan
pendukung program.
3. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja.
4. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.
5. Terselenggaranya program K3 di rumah sakit (K3RS) secara optimal dan menyeluruh.

3
6. Peningkatan mutu, Citra, dan produktivitas rumah sakit.
Prinsip K3 Rumah Sakit memiliki 3 komponen yang saling berinteraksi, yaitu:
1. Kapasitas kerja
Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik. Contohnya yaitu apabila seseorang kekurangan zat besi yang
menyebabkan anemia, maka kapasitas kerja akan menurun karena pengaruh kondisi
lemah dan lesu.
2. Beban kerja
Beban kerja merupakan beban fisik dan mental yang harus ditanggung oleh pekerja
dalam melaksanakan tugasnya. Contohnya pekerja yang melakukan lembur
(overtime).
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang pekerja. Contoh
seseorang bekerja di instalasi laboratorium serologi maka lingkungan kerjanya
adalah laboratorium dan ruangan-ruangan yang berkaitan dengan proses pekerjaan
nya di instalasi serologi.

2.2 Ruang Lingkup K3 Rumah Sakit


Ruang lingkup K3 Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66
Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit meliputi:

a. SMK3 Rumah Sakit


SMK3 (Sistem Manajemen K3) di Rumah Sakit meliputi:
1. Penetapan Kebijakan K3RS
Dalam pelaksanaan K3RS, pimpinan tertinggi Rumah Sakit harus
berkomitmen untuk merencanakan, melaksanakan, meninjau dan
meningkatkan pelaksanaan K3RS secara tersistem dari waktu ke waktu.
Rumah Sakit harus mematuhi hukum, peraturan, dan ketentuan yang
berlaku. Pimpinan Rumah Sakit termasuk jajaran manajemen bertanggung
jawab untuk mengetahui ketentuan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku untuk fasilitas Rumah Sakit.
2. Perencanaan K3RS

4
Perencanaan K3RS dilakukan untuk menghasilkan perencanaan strategi
K3RS, yang diselaraskan dengan lingkup manajemen Rumah Sakit.
3. Pelaksanaan Rencana K3RS
Program K3RS dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan
dan merupakan bagian pengendalian risiko keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Pelaksanaan rencana K3RS harus didukung oleh sumber daya
manusia di bidang K3RS, sarana dan prasarana, dan anggaran yang
memadai.
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3RS
Rumah Sakit harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS,
selanjutnya untuk mencapai sasaran harus dilakukan pencatatan,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan. Kemajuan program K3RS dipantau
secara periodik guna dapat ditingkatkan secara berkesinambungan sesuai
dengan risiko yang telah teridentifikasi dan mengacu kepada rekaman
sebelumnya serta pencapaian sasaran K3RS yang lalu.
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3RS
Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadap
kinerja K3RS. Hasil peninjauan dan kaji ulang ditindaklanjuti dengan
perbaikan berkelanjutan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
b. Standar Pelaksanaan K3RS
Beberapa hal yang meliputi standar pelaksanaan K3RS, antara lain:
1. Manajemen Risiko K3RS
Manajemen risiko K3RS adalah proses yang bertahap dan
berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja secara komperhensif di lingkungan Rumah Sakit. Hal ini akan
tercapai melalui kerja sama antara pengelola K3RS yang membantu
manajemen dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program
keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan kerjasama seluruh pihak yang
berada di Rumah Sakit.
2. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit
Standar keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit bertujuan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera serta mempertahankan kondisi
yang aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.

5
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
Upaya pelayanan kesehatan yang diberikan pada SDM Rumah Sakit secara
paripurna meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan Kesehatan Kerja bertujuan salah satunya untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pegawai di semua jenis pekerjaan.
4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) terhadap sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
c. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan tentang pelaksanaan K3RS, dapat dilakukan pendidikan dan
pelatihan di bidang K3RS bagi sumber daya manusia di bidang K3RS.
Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu kegiatan dalam rangka
meningkatan pemahaman, kemampuan dan ketrampilan pada
anggota/pelaksana unit fungsional K3RS dan seluruh sumber daya manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien dan pengunjung tentang peran
mereka dalam melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pelatihan bagi anggota/pelaksana unit fungsional K3RS harus sesuai
dengan standar kurikulum di bidang K3RS yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan. Pelatihan dapat diselenggarakan oleh lembaga/institusi pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat yang terakreditasi, dan program
pelatihannya terakreditasi di bidang kesehatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2.3 Kebijakan Depkes dalam Penerapan K3 Rumah Sakit


Kebijakan regulasi K3RS akan dapat terlaksana apabila didukung oleh kebijakan
manajemen serta komitmen dari rumah sakit,hal ini akan terlaksana dengan baik apabila
ditunjang dengan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas regulasi, sehingga perlu
mendapatkan perhatian secara sungguh-sungguh. Kebijakan K3 menjadi landasan utama

6
yang diharapkan mampu menggerakkan semua elemen didalam perusahaan sehingga dapat
terwujudnya program K3 dan program tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Dan di
harapkan seluruh komponen yang berada di rumah sakit dapat mematuhi segala peraturan
dan kebijakan yang dibuat pihak rumah sakit tentang K3 RS.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087
Tahun 2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit, agar
penerapan K3RS dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka perlu
membuat hal-hal berikut ini:
a. Kebijakan Pelaksanaan K3RS
Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang padat karya, pakar, modal, dan
teknologi, namun keberadaan Rumah Sakit juga memiliki dampak negatif
terhadap timbulnya penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bila Rumah Sakit
tersebut tidak melaksanakan prosedur K3. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan
regulasi sebagai berikut:
1. Membuat kebijakan tertulis dari pimpinan Rumah Sakit;
2. Menyediakan Organisasi K3RS sesuai dengan Kepmenkes Nomor
432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah
Sakit;
3. Melakukan sosialisasi K3RS pada seluruh jajaran Rumah Sakit;
4. Membudayakan perilaku K3RS;
5. Meningkatkan SDM yang profesional dalam bidang K3 di masing-
masing unit kerja di Rumah Sakit;
6. Meningkatkan Sistem Informasi K3RS.
b. Tujuan Kebijakan Pelaksanaan K3RS
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
Rumah Sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah Sakit sehingga proses pelayanan
Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.
c. Langkah dan Strategi Pelaksanaan K3RS
1. Advokasi ke pimpinan Rumah Sakit, Sosialisasi dan pembudayaan
K3RS;
2. Menyusun kebijakan K3RS yang ditetapkan oleh Pimpinan Rumah
Sakit;
3. Membentuk Organisasi K3RS;

7
4. Perencanaan K3 sesuai Standar K3RS yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan;
5. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan SOP-K3RS seperti yang telah
disebutkan dalam poin II.B.4 dalam buku standar K3RS ini;
6. Melaksanakan 12 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit (K3RS) yang tertera pada poin II.B pada buku standar K3RS ini;
7. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Program K3RS;
8. Melakukan Internal Audit Program K3RS dengan menggunakan
instrumen penilaian sendiri (self assessment) akreditasi Rumah Sakit
yang berlaku;
9. Mengikuti Akreditasi Rumah Sakit.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, K3 Rumah Sakit (Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja
dan penyakit akibat kerja di rumah sakit.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, K3RS memiliki tiga ruang lingkup yaitu
SMK3 (Sistem Manajemen K3) Rumah Sakit, standar pelaksanaan K3RS, serta
pendidikan dan pelatihan bidang K3RS. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1087 Tahun 2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit, agar penerapan K3RS dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, maka perlu menyusun beberapa hal seperti kebijakan pelaksanaan K3RS, tujuan
kebijakan pelaksanaan K3RS, juga langkah dan strategi pelaksanaan K3RS.
3.2 Saran
Berdasarkan yang telah dijelaskan pada makalah ini, kami berharap pembaca dapat
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit), sehingga dapat menambah pengetahuan dan dapat menjadi pembelajaran
untuk mahasiswa K3 kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dwiari, K, E., Muliawan, P., 2019. Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit Umum, Kota Denpasar. 6 (2).
https://ojs.unud.ac.id/index.php/ach/article/download/59436/34526/ [diakses 19 Februari
2021].

Ivana, A., Widjasena, B., Jayanti, S., 2014. Analisa Komitmen Manajemen Rumah Sakit (RS)
Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada RS Prima Medika Pemalang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/6372/6150 [diakses 18
Februari 2021].
KEMENKES, R., 2010. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
(No1087/MENKES/SK/VIII/2010). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
https://galihendradita.files.wordpress.com/2015/03/kmk-no-1087-2010-ttg-standar-
k3rs.pdf [diakses 18 Februari 2021].

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114482/permenkes-no-66-tahun-
2016 [diakses 19 Februari 2021].

Redjeki, S., 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-Komprehensif.pdf [diakses
19 Februari 2021].
Wati, N., Ramon, A., Husin, H., dkk., 2018. Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit Umum Daerah MukoMuko Tahun 2017. Jurnal Ilmiah.
https://media.neliti.com/media/publications/288231-analisis-sistem-manajemen-
keselamatan-da-3e45ca82.pdf [diakses 18 Februari 2021].

10

Anda mungkin juga menyukai