Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IDENTIFIKASI BAHAYA

OLEH KELOMPOK 2 :

1. ALFITRA SYAHMI (20190004)


2. ANIZA PUTRI (20190044)
3. NOLA MARZALINA (20190034)
4. MUTIARA FITRI (20190014)
5. SILFA INDRIANI (20190024)

DOSEN PEMBIMBING :

SILVIA ADI PUTRI,SKM,M.KES

PROGRAM STUDI D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT


KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karuniaNya telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul
Pengenalan Resiko tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen
di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Pengenalan
Resiko.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Silvia Adi
Putri, SKM, M.Kes selaku dosen mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, baik dari materi maupun penyajiannya.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mohon agar para pembaca
dan dapat memberikan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada
kesalahan yang telah saya perbuat baik sengaja maupun tidak sengaja.

Bukittinggi, 03 April2021

(Penulis)

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................4
A. Rumusan Masalah............................................................................................4
B. Tujuan...............................................................................................................4
C. Manfaat.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN.....................................................................................…….6
2. IDENTIFIKASI BAHAYA.......................................................................…….6
3. FAKTOR BAHAYA DI TEMPAT KERJA.............................................…….7
1. Potensi Bahaya Fisik..........................................................................…….8
2. Potensi Bahaya Kimia........................................................................…….9
3. Potensi Bahaya Biologis…….............................................................…...10
4. Potensi Bahaya Fisiologis..................................................................….11  
5. Potensi BahayaPsikososial ............................................................…..12     
6. Potensi bahaya Proses Produksi.........................................................….13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................14
DAFTAR  PUSTAKA..................................................................................…...15
                                                 

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau
bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan
sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada
Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber
bahaya. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan
kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung
terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3)
lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4)
kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Potensi Bahaya Fisik?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan Potensi Bahaya Kimia?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Potensi Bahaya Biologis?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan Potensi Bahaya Fisiologis?
5. Bagaimana yang dimaksud dengan Potensi BahayaPsikososial?
c.Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini tidak semata-mata hanya untuk
menyelesaikan tugas mata kuliahIdentifikasi Bahaya , melainkan kami juga ingin
mengetahui lebih luas tentang bagaimana cara untuk mengendalikan bahaya yang
sedang terjadi.

D. Manfaat

4
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Bermanfaat sebagai proses pembelajaran dan menambah wawasan mengenai
identifikasibahaya
2. Bermanfaat sebagai pembelajaran dalam mengendalikan resiko yang sedang
dihadapi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A.      IDENTIFIKASI BAHAYA
Langkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat kerja adalah
identifikasi atau pengenalan bahaya kesehatan. Pada tahap ini dilakukan
identifikasi faktor risiko kesehatan yang dapat tergolong fisik, kimia, biologi,
ergonomik, dan psikologi yang terpajan pada pekerja. Untuk dapat menemukan
faktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul kegiatan
produksi, bahan baku yang digunakan, bahan atau barang yang dihasilkan
termasuk hasil samping proses produksi, serta limbah yang terbentuk proses
produksi. Pada kasus terkait dengan bahan kimia, maka diperlukan: pemilikan
material safety data sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan,
pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung,
mengidentifikasi bahan pelarut yang digunakan, dan bahan inert yang menyertai,
termasuk efek toksiknya. Ketika ditemukan dua atau lebih faktor risiko secara
simultan, sangat mungkin berinteraksi dan menjadi lebih berbahaya atau mungkin
juga menjadi kurang berbahaya. Sebagai contoh, lingkungan kerja yang bising dan
secara bersamaan terdapat pajanan toluen, maka ketulian akibat bising akan lebih
mudah terjadi Penilaian Pajanan

B.   FAKTOR/ POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA


Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi
bahaya di tempat kerja,  Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan
dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat
dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka
pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi.
Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut :
1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-
gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar

6
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan
kurang memadai, getaran, radiasi.
a) Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi.Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan
kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan
(microwave oven), komputer, dan lain-lain.
b)  Kebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki
ataupun yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu
penyebab penyakit lingkungan (Slamet, 2006). Sedangkan kebisingan sering
digunakan sebagai istilah untuk  menyatakan suara yang tidak diinginkan yang
disebabkan oleh kegiatan manusia atau aktifitas- aktifitas alam (Schilling, 1981).
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang
dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang
maupun suatu populasi.
Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi,
distribusi
a. Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi,
turunnya konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance
tenaga kerja.
b. Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu
tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis
c. Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .
  Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.
d)     Getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:
frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau
intermitten.Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam
memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered

7
tool” berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ”
Raynaud’s phenomenon ” atau ” vibration-induced white
fingers”(VWF)..Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek
negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi
kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang.
2.Potensi bahaya kimia, yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki
atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui :inhalation (melalui
pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin
contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga
kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi
bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam
tubuh. Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh dapat melalui:
1. Pernapasan ( inhalation )
2. Kulit (skin absorption )
3. Tertelan ( ingestion )
Adapun potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia adalah
a)     Korosi
  Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada
permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan
adalah bagain tubuh yang paling umum terkena.
Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.
b)   Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi
kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat
pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema (
bengkak )
Contoh :
1. Kulit : asam, basa,pelarut, minyak
c)     Reaksi Alergi

8
Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi
pada kulit atau organ pernapasan
Contoh :
1. Kulit : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau
nickel, epoxy hardeners, turpentine.
2. Pernapasan : isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.
d)     Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer
yang ada, misalnya pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi
oksigen pada udara normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara
Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah
atau mencegah oksigenasi normal pada kulit.
Contoh :
1. Asfiksian sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium
e)     Kanker
Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah
terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan
kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan .
Contoh :
1. Terbukti karsinogen pada manusia : benzene
( leukaemia);  vinylchloride  ( liver angiosarcoma) ; 2-naphthylamine,
benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru ,
mesothelioma);
f)  Efek Reproduksi
Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari
seorang manusia. Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat
memberikan pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar, sebagai
contoh :aborsi spontan.
Contoh :

9
Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari ethylene glycol,
mercury. Organic mercury compounds, carbonmonoxide, lead, thalidomide,
pelarut.
g)     Racun Sistemik
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau
sistem tubuh.
Contoh :
 Otak : pelarut, lead, mercury, manganese
 Sistem syaraf peripheral : n-hexane, lead, arsenic, carbon disulphide

3.Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan
oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau
bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu,
misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan
yang digunakan dalam proses produksi. Dimana pun Anda bekerja dan apa pun
bidang pekerjaan Anda, faktor biologi merupakan salah satu bahaya yang
kemungkinan ditemukan ditempat kerja. Maksudnya faktor biologi eksternal yang
mengancam kesehatan diri kita saat bekerja. Namun demikian seringkali luput
dari perhatian, sehingga bahaya dari faktor ini tidak dikenal, dikontrol,
diantisipasi dan cenderung diabaikan sampai suatu ketika menjadi keadaan yang
sulit diperbaiki. Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk mikro
organisma sebagai berikut :
a)     Bakteri  
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan
batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan
sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik
dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan
sebagainya.
b)     Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter.

10
Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya
yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella,
hepatitis, HIV, dan sebagainya.
c)     Jamur 
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek
karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati
dan hidup dari organisme atau hewan lain.
d)     Mikroorganisme penyebab penyakit di tempat kerja
Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin
ditemukan di tempat kerja,

4.Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang


disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan
kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang
tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin.
Pembebanan Kerja Fisik
 Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim,
sosial ekonomi dan derajat kesehatan.
 Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja maksimum
tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari.
 Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia
adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari
sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan.
 Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit,
parameter praktis yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang
diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi sebelum
bekerja.

11
5.Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang
baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang
tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu
yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut
akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Stress
 Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik
terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu
berlebihan, maka hal ini dinamakan stress.
 Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan
kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
 Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan
darah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan,
asma bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll.

6.Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang
sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis
kegiatan yang dilakukan. Potensi bahaya keselamatan terdapat pada alat/mesin,
serta bahan yang digunakan dalam proses produksi, seperti forklift (tertabrak),
gancu (tertusuk), pallet (tertimpa), dan bahan baku (tertimpa, terjatuh dari
tumpukan bahan baku), feed additive (kerusakan mata akibat terkena debu feed
additive), cutter, mesin bubut/las (kerusakan mata akibat terpercik geram, lecet
akibat terkena part panas, dan kerusakan paru-paru akibat terhirup debu las), luka
bakar akibat kebocoran gas, terjepit part, semburan panas dari blow down
otomatis, kebakaran, dan peledakan.

12
C.Prosedur identifikasi bahaya penilaian risiko dan pengendaliannya

1)Mengakomodasi kegiatan rutin.

2) Mengakomodasi kegiatan non rutin.


3) Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja.
4)Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya.
5) Mengidentifikasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan personil di
tempat kerja.
6) Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja dikaitkan dengan
7) Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja
8) Modifikasi pada SMK3 termasuk perubahan sementara dan
9) Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait
pengendaliannya.
10) Desain lokasi kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan,

13
BAB III
PENUTUP
 a.  Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Potensi bahaya adalah segala
sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera,
sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan
dengan proses dan sistem kerja. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga
kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber-sumber bahaya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bung ‘okles. 2008. Pengenalan Bahaya Di Lingkungan Kerja


http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/.
Diakses 08 November 2011
Rusli Mustar.2008. Pengaruh Kebisingan Dan Getaran Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Masyarakat Yang Tinggal Di Pinggiran Rel Kereta Api
Lingkungan Xiv Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun
2008.Managemen Kesehatan Lingkungan Industri.USU. Sumatera Utara.
Aria Gusti. 7 Januari 2011 Manajemen Risiko dalam Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/07/manajemen-risiko-
dalam-keselamatan-dan-kesehatan-kerja/Diakses 17 Desember 2011
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2016489-radiasi-pengertian-jenis-
jenis-dan/#ixzz1fpWSbEW8

15

Anda mungkin juga menyukai