DI SUSUN OLEH :
2. Devi 1713201009
Puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan kami yang
berjudul“Pemberdayaan tenaga kerja di lingkungan kerja Bengkel” dapat disusun
sesuai dengan harapan. Laporan ini dapat dijadikan bahan sumber bacaan dan
merupakan sarana untuk kami sebagai menambah syarat untuk melengkapi tugas
dalam mata kuliah pemberdayaan masyarakat yang telah ditugaskan.Tugas ini
dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama Semua pihaksecara
langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dan
perhatiannya selama penyusunan Tugas ini.
Akhir kata, Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
luas kepada penulis dan pembaca. Kamimengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah pemberdayaan masyarakat, anggota kelompok serta semua
pihakyang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan dan semoga
segala bantuan yang telah diberikan semua pihak menjadi amalan yang
bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan laporan ini menjadi
informasi yang bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.
Walaupunlaporan ini masih jauh dari sempurnaoleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya
laporan ini.
Juni 2020
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
3.1 Kesimpulan....................................................................................46
3.2 Saran..............................................................................................47
Daftar Pustaka.....................................................................................48
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kegiatan di bengkel, selain membantu dalam pekerjaan, tidak jarang juga dapat
menimbulkan pengaruh buruk apabila tidak dikelola dengan baik. Bahaya
kesehatan di lingkungan kerja dapat dilihat dari awal proses kegiatan
perbengkelan hingga akhir kegiatan.Berdasarkan studi literatur, bahaya kesehatan
yang dapat muncul di lingkungan kerja bengkel yaitu bising dan getaran untuk
faktor fisik, penggunaan thinner pada proses pengecatan untuk faktor kimia,
sanitasi lingkungan untuk faktor biologi, dan adanya bahaya ergonomi, serta stress
kerja untuk faktor psikosial. Bahaya yang dapat muncul di lingkungan kerja
memiliki batasan yang perlu diperhatikan, yang sering disebut Nilai Ambang
Batas (NAB).
2
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah pemberdayaan masyarakat dan untuk memperluas pengetahuan tentang
pemberdayaan tenaga kerja di lingkungan bengkel dengan melakukan penilaian
resiko serta pengendaliannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
baik itu secara fisik atau juga sosial, disebabkan karna biasanya kerusakan
lingkungan tersebut disebabkan oleh kemiskinan atau juga penghasilan
terbatas.
5. Perbaikan Kehidupan (Better Living)
Tingkat pendapatan serta keadaan lingkungan yang membaik, diinginkan
dapat atau bisa memperbaiki kondisi kehidupan dari tiap-tiap keluarga
masyarakat.
6. Perbaikan Masyarakat (Better Community)
Kehidupan yang lebih baik akan terdukung apabila lingkungan fisik serta
sosialnya yang ada pun akan menjadi lebih baik, hal tersebut kemudian
diharap dapat terwujud dengan kehidupan masyarakat yang juga lebih baik
Prinsip Kesetaraan
Prinsip yang paling utama dan yang wajib dipegang di dalam proses
pemberdayaan masyarakat ini adalah adanya kesetaraan/kesejajaran kedudukan
diantara masyarakat itu dengan lembaga, yang kemudian melaksanakan beberapa
program pemberdayaan masyarakat, baik itu laki-laki atau juga perempuan.
Dinamika yang dibangun ini merupakan ketertarikan kesetaraan di dalam
pengembangan mekanisme dari pengalaman, pengetahuan serta juga keahlian
antara satu sama lainnya. Masing-masing itu kemudian saling mengakui kelebihan
serta kekurangan sehingga kemudian terjadi proses saling belajar.
Prinsip Partisipasi
5
Prinsip Keswadayaan Atau Kemandirian
Prinsip Berkelanjutan
CONTENT RECORDER
M FARIZ HUSAINI
6
PROSES
HASLINDAH PRATIWI
FASILITATOR
ENVIRONMENT
AMELIA FITRIANA
SETTER
Ket :
Lead facilitator adalah fasilitator utama atau memimpin alur untuk
mempermudah alur pemberdayaan masayrakat
Co fasilitator adalah perwakilan atau pembantu fasilitaor utama dalam alur
pemberdayaan masyarakat
Content recorder adalah orang yang merekam dalam proses pemberdayaan
masyarakat
Process fasilitator adalah orang yang menjaga dan mengontrol alur dan
waktu dala proses pemberdayaan masyarakat
Environment setter adalah penataan suasana fasilitasi dan menjaga suasana
fasilitasi agar tetap kondusif dalam proses pemberdayaan masyarakat
7
1. Pengelasan
Pengelasan adalah proses atau cara perbuatan menyambung besi dengan
cara membakar secara teknik pegelasan itu di definisikan sebagai sebuah
kegiatan menyambung logam dengan pengelasan pada berbagai bentuk
dan posisinya. Untuk mengelas pada mobil pun kita tidak boleh
sembarangan ngelas karena pada proses ini kita harus teliti dan harus tau
apa saja yang kekurangan pada mobil tersebut sehingga kita dapat
mengelas pada mobilnya dan juga kita harus mempunyai alat dan
safetynya untuk mengelas.
Alat alat yang di butuhkan untuk mengelas mobil
1) mesin las
secara garis besar mesin las di bagi menjadi dua jenis yaitu mesin las arus
searah (dc weldingmachine) dan mesin las arus bolak balik(ac welding
machine)
2) kabel las
ada dua kabel yang di gunakan pada mesin las yaitu kabel primer dan
kabel sekunder. Kabel primer (primary powe cable) merupakan kabel yang
berfungsi untuk menghubungkan mesin las dengan sumber tenaga.phasa
pada mesin las berbeda beda dan jumlah phasa pada mesin las harus di
sesuaikan dengan jumlah kawat inti yang terdapat pada kabel primer di
tambah satu kawat yang berfungsi sebagai penghubung mesin las dan
masa tanah (grounding). Sedangkan kabel sekunder adalah kabel kabel
yang di gunakan untuk proses pengelasan. Kabel sekunder terdiri dari dua
kabel yang masing masing di hubungkan dengan penjepit (holder) benda
kerja dan penjepit (tang) elektroda. Kabel kabel sekunder ini harus mudah
di tekuk atau di gulung (tidak kaku). Kabel yang di gunakan untuk
mengelas harus sesuai dengan kapasitas arus maksimum mesin las.
8
3) Tang las
Tang las berfungsi untuk menjepit elektroda. Pembuatan tang las tidak
sembarangan dan harus di buat dengan bahan yang berisolasi tahan panas
serta arus listrik.
4) Klem masa
1. varnish/resin
2. aditif,pigmen,dan solvent/thiner
Alat-alat untuk mengcat mobil
1) Perkakas
2) waher walder
3) co2 MIG
4) mixing machine
9
5) spot repair
6) polishing
Alat safety untuk mengecat mobil
1) kacamata/goggles
2) respirator
3) particle mask/disposable
4) sarung tangan
5) sepatu keselamatan
6) baju teknisi dan topi
3. Mengganti kelistrikan pada mobil
1) Melepas baterai pada mobil bertujuan untuk perwatan baterai,penggantian
baterai dan melakukan perbaikan kendaraan yang perlu melepas baterai
2) Menggantikan baterai lama menjadi baterai baru
3) Melakukan bantuan starter akibat energi yang di simpan pada baterai tidak
cukup untuk melakukan starter
10
Pengelasan 12 2. Objek yang akan dilas
Jl. Kebun Handil sebaiknya diletakan pada tempat
No 1 RT .003 RW yang mendatar, sehingga
00 Jambi memudahkan welder untuk
mengelasnya.
3. Disarankan
menggunakan arus las DC,
karena DC tidak memercikan
api berlebihan sehingga mudah
untuk mengatur seberapa besar
atau kecilnya percikan itu
dibutuhkan. Dan juga
kebanyakan kawat las
membutuhkan arus DC.
4. Untuk melakukan
pengelasan, sebaiknya objek
yang akan dilas ditekan atau
dirapatkan. Sehingga saat
pengelasan tipis saja sudah
dapat merapatkan, menutup,
bahkan menyambungkan objek
tanpa harus memiliki bekas las
yang sangat tebal.
5. Pengaturan besarnya
arus sangat dibutuhkan, karena
jika arus terlalu kecil itu tidak
dapat mendapatkan hasil las
yang maksimal. Bahkan hasil
las tidak akan kuat, sehingga
kemungkinan hasil las akan
terlepas.
6. Jarak saat melakukan
pengelasan sebaiknya 2-3mm
dari objek, karena jika terlalu
dekat ataupun jauh. Hasil
pengelasan tidak akan
maksimal.
7. Disaat pengelasan
berjalan dan tiba-tiba welder
memutuskan untuk berenti,
sebelum memulai lagi
disarankan bersihkan kerak
pada hasil las dengan
menggetok-getokan palu kepada
objek pengelasan.
8. Hindari pendinginan
tiba-tiba setelah selesai
melakukan pengelasan,
contohnya disiram dengan air.
Ini sangat tidak dianjurkan,
karena beberapa bahan akan
mudah retak.
11
1. Membersihkan bagian
mobil yang ingin di cat, langkah
ini adalah langkah pertama
Pengecatan 13 dalam proses pengecatan. Guna
untuk membersihkan bagian
Jl. Kebun Handil yang ingin di cat dari debu dan
No 1 RT .003 RW kotoran yang menempel pada
00 Jambi bagian tersebut. Sehingga saat
akan melakukan langkah
berikutnya akan memiliki hasil
yang maksimal.
2. Pendempulan,
pendempulan ini adalah langkah
kedua dalam proses pengecatan.
Karena pendempulan ini akan
membantu meratakan antara
celah yang ingin di cat dengan
bagian bodi mobil yang masih
bagus disekitarnya.
Pendempulan ini juga tidak
dapat sembarang, karena hasil
pendempulan yang bagus akan
mempengaruhi hasil pengecatan
juga. Hasil pendempulan yang
bagus adalah pendempulan yang
terlihat padat, tidak terlihat
bolong – bolong. Akan tetapi
tetap merata dengan bodi
sekitarnya.
3. Amplas bagian yang
telah didempul, hal ini harus
dilakukan secara sangat teliti.
Karena saat pengamplasanpun
harus memastikan bahwa bagian
yang diamplas tersebut jangan
sampai terlalu tipis dan juga
jangan terlalu tebal. Setidaknya
sama rata dengan bagian sekitar
yang tidak harus di cat lagi.
Karena jika hasil pengamplasan
terlalu tipis ataupun masih tebal
hasil pengecatan pasti tidak
akan maksimal dengan ketidak
rataan bagian yang ingin dicat
dengan bodi sekitarnya.
4. Siapkan cat yang ingin
digunakan, saat sudah selesai
melakukan 3 langkah diatas
bengkel harus mempersiapkan
cat yang ingin digunakan,
Karena jangan sampai
membuang waktu dengan
kegiatan lain, akan tetapi jika
12
warna yang digunakan dengan
mobil pelanggan bengkel
tersebut tidak memiliki warna
tersebut bengkel cat tersebut
harus mencampurkan warna
yang mereka miliki agar
medapatkan warna yang sama
dengan warna mobil pelanggan.
Bengkel Tekno menggunakan
cat Roberlo asal Spanyol,
Roberlo adalah salah satu jenis
cat ternama yang sudah
diketahui dunia
5. Mulai memasuki
langkah pengecatan, sebelum
melakukan pengecatan sesuai
warna yang dibuthkan. Baiknya
semprotkanlah terlebih dahulu
warna untuk dasar pengecata.
Disarankan wara netral akan
tetapi tiak redup dan kusam.
6. Tambakan clear dan
compound, guna clear dan
compound sendiri adalah. Clear,
ini adalah bahan untuk
memberikan kesan mengkilat
pada suatu mobil yang telah
mendapatkan pengecatan ulang
untuk beberapa bagian bodi
mobil, dan compound adalah
untuk meratakan hasil
pengecatan ataipun sisa – sisa
cat yang kasar.
7. Setelah itu tunggu
sampai cat dan clear menyatu
dan menghasilkan bodi mobil
yang tetap mengkilat sembari
menunggu cat kering, setelah itu
barulah melakukan langkah
akhir.
8. Pemolesan, ini adalah
langkah akhir dari semua
langkah diatas. Pemolesan
berfungsi memberikan kesan
lebih mewah dan mengkilat
pada cat yang terdapat pada
bodi mobil.
Mengganti 14 Jl. Kebun Handil 1. Hidupkan mesin dan
listrik mobil No 1 RT .003 RW biarkan menyala selama proses
00 Jambi penggantian aki.
2. Siapkan battery charger
untuk menghindari gejala
13
menurunnya daya listrik pada
saat proses penggantian aki.
3. Kaitkan kabel battery
charger pada ujung kabel kepala
aki untuk memastikan daya
listrik tetap terjaga.
4. Kendurkan baut pada kedua
kutub aki dan angkat aki dengan
hati-hati.
5. Lebih aman lepas terlebih
dahulu terminal negatif baru
kemudian melepas terminal
yang positif.
6. Pasang aki baru yang sesuai
dengan spesifikasi.
7. Kencangkan baut pada
kedua kutub aki dan pastikan
aki terpasang dengan kuat.
8. Terakhir, lepaskan battery
charger.
14
tutup kembali lubang pengisian
oli dengan oli cap dan selesai
15
otot
4.pencahayaa Pencahayaan
n yang kurang
dapat
menyebabkan
kelelahan mata
dengan
berkurangnya
daya dan efisiensi penambah penerangan
kerja mata, khusus di area kerja.
kelelahan Penambahan penerangan
mental,keluhan- dapat membantu
keluhan pegal di mengurangi efek buruk
daerah mata dan yang timbulkan oleh
sakit kepala di penerangan yang kurang
sekitar mata
5. radiasi Pajanan radiasi
ultraviolet dapat
menyebabkan
photokeratitis dan
conjungtivitis.
Nyeri pada mata,
keluar airmata,
tidak mampu Penggunaan alat pelindung
melihat sinar, diri berupa welding mask
kulit terbakar dan welding gloves.
merupakan tanda
telah terjadi
pajanan radiasi
yang dengan
panjang
gelombang 270-
280 nm
Apabila terhirup
oleh hidung dan
saluran
Kimia : pernafasan secara
Debu dan terus menerus Penggunaan apd berupa
asap las dapat masker
menyebabkan
penyakit
pernafasan
Ergonomi:
1. posisi Posisi kerja yang Pihak management
kerja yang salah dapat mengevaluasi stasiun kerja
16
salah
menimbulkan
yang biasa di tempati oleh
keluhan
pekerja pengelasan
penyakit dan
kemudian mengadakan
pegal – pegal
perombakan stasiun kejra
Meningkatkan
2. masa kerja guna untuk memperkecil
keluhan otot
yang terlalu keluhan otot yang ada.
pada pekerja
lama
Mengalami sakit
di tengkuk, bahu,
pinggang,
punggung,
pergelangan
tangan, lutut,
Pak
betis dan
(penyakit Di lakukan pemberdayaan
pergelangan kaki
akibat kerja) kepada pekerja bengkel
selain itu juga
pengelasan
bisa terkena
penyakit seperti
batuk, gatal pada
kulit dan mata,
mata perih dan
demam
Penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri) berupa
sengatan listrik, pakaian kerja, sepatu
Kak
tergores, luka keselamatan, helm,
(kecelakaan
terbuka, bahkan penyumbat telinga,
akibat kerja)
kematian pelindung wajah, topeng,
dan sarung tangan.
17
pening dan terhirup
pernapasan
menjadi sesak
karena di dalam
cat itu terdapat
bahan kimia.
Pak Proses pengecatan Penggunaan apd berupa
(penyakit dapat masker serta
akibat kerja) menyebabkan mengupayakan pengadaan
pengecatan penyakit ruang khusus pengecatan
gangguan fungsi untuk meminimalisir
paru karena selalu kejadian rhinitis bagi
menghirup aroma pekerja bengkel
cat yang banyak
mengandung zat
kimia yang dapat
membuat
pekerjaan
terhambat. selain
itu, proses
pengecatan juga
dapat
mengakibatkan
penyakit rhinitis
atau radang
selaput lendir
pada hidung
peradangan ini
dapat
menyebabkan
rasa tidak nyaman
bagi pekerja
3 Kimia Pada saat proses Penggunaan apd berupa
pengecekan/peng sarung tangan
gantian air aki
apabila kontak
18
secara terus
menerus dapat
menyebabkan
penyakit dan
Mengganti iritasi pada kulit
kelistrikan Kecelakaan pada saat kita penggunaaan APD, berupa
mobil akibat kerja mengganti pakaian kerja, sepatu
(KAK ) kelistrikan pada keselamatan, helm,
mobil kita penyumbat telinga,
menyentuh kedua pelindung wajah, topeng,
konduktor pada dan sarung tangan )
rangkaian listrik
yang bertegangan
tinggi dampaknya
menghentikan
fungsi jantung
dan menghambat
pernapasan,gerak
an kita menjadi
spontan akibat
terkena arus
listrik dan dapat
menyebabkan kita
menjadi cedera
Ergonomi postur kerja saat Pengaturan waktu istirahat
melakukan
pengecekan/peng
gantian air aki,
terdapat 4 postur
dengan risiko
tinggi yaitu
punggung, bahu
kiri, siku kiri,
tangan dan
pergelangan
19
tangan kanan; 3
postur dengan
risiko sedang
yaitu leher, bahu
kanan, siku kiri,
serta tangan dan
pergelangan
tangan kiri; serta
1 postur dengan
risiko ringan yaitu
pada bagian kaki.
PAK Pada proses
(Penyakit penambahan air
akibat kerja) aki jika terus
kontak dengan aki
Penggunaan apd berupa
yang
sarung tangan
mengandung
bahan kimia dapat
menyebabkan
penyakit kulit
20
4 Mengganti Fisik: pada saat pekerja Penggunaan APD (Alat
oli mobil Pencahayaan mengganti oli Pelindung Diri) berupa
yang kurang mobil pekerja itu pakaian kerja, sepatu
ketika proses harus teliti keselamatan, helm,
penggantian melihat benda penyumbat telinga,
oli kecil serta pekerja pelindung wajah, topeng,
itu memerlukan dan sarung tangan.
cahaya lokal
karena kalo tidak
ada cahaya lokal
maka pekerja itu
terganggu dan
dapat
menyebabkan
mobil rusak dan
juga kita terkena
oli panas
Ergonomi saat penggantian Pengaturan waktu istirahat
oli terdapat
gerakan repetitif
yang dilakukan
lebih dari 2 kali
per menit dan
durasi posisi
statik yang lebih Penggunaan apd berupa
sarung tangan
dari 1 menit
sehingga
menyebabkan
keluhan otot
kimia
Penggunaan apd berupa
zat kimia yang sarung tangan
terdapat pada oli
dapat Menjauhkan bahan – bahan
yang mudah terbakar dan
menyebabkan
menyediakan APAR dan
kulit kering dan memastikan semua
peralatan yang di gunakan
21
pada efek jangka
pendek dapat
memberikan efek
pada otak seperti
pusing, mual dan
sakit kepala
sedangkan untuk
efek jangka
panjang dapat
Pak menyebabkan
(penyakit penyakit aman, serta teliti dalam
akibat kerja) pekerja yang bekerja
22
Elemen pemicuan adalah peluru bagi seorang fasilitator yang digunakan
untuk memicu masyarakat untuk melakukan sebuah perubahan dengan membuat
komitmen
TABEL 2.8.1
TABEL ELEMEN PEMICUAN TUKANG BENGKEL
Takut Sakit Pengaturan jam bekerja bengkel dan Menayangkan video edukasi
jam istirahat (tentang pengaturan jam kerja
dengan jam istirahat)
jika tidak menggunakan APD dengan
benar menyebabkan cedera dan Mengajak para bekerja bengkel
lainnya untuk bermain menebak APD
dan fungsinya yang
Sakit jika tidak menggunakan APD, berhubungan dengan akibat dari
sakit jika terjadi kecelakaan kerja tidak menggunakan APD dan
menyimpulkan permainan
tersebut yang berkaitan dengan
pentingnya penggunaan APD
23
Definisi Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Terintegrasi
Pos UKK merupakan wadah untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat
pada pekerja sektor informal yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan
pendekatan utama promotif dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif
sederhana/terbatas (Kemenkes RI, 2015).
Pos UKK juga merupakan suatu wadah pelayanan kesehatan kerja yang
berada di tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (kader) yang
berkoordinasi dengan Puskesmas (sebagai pembina) dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Pos UKK Terintegrasi adalah Pos UKK yang dalam pelaksanaan kegiatan dan
substansinya dipadukan dengan program atau kegiatan kesehatan lainnya yang
terdapat pada kelompok pekerja dan bentuk peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko pada penyakit akibat
kerja dan kecelakaan kerja, pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
pengendalian penyakit bersumber binatang, serta program gizi, kesehatan
reproduksi, kesehatan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan, dan PHBS
yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Tujuan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi Beberapa hal yang merupakan
tujuan dari pembentukan Pos UKK
menurut Depkes (2006) dibagi menjadi tujuan umum, dan tujuan khusus,
yaitu:
a. Tujuan Umum Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan
kerja;
2) Meningkatkan kemampuan masyarakat pekerja untuk menolong
dirinya sendiri;
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh
kader, masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih
kesehatan kerja;
24
4) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja
terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan;
5) Meningkatkan dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos UKK;
6) Meningkatkan peran aktif lintas program dan lintas sektor terkait
dalam penyelenggaraan Pos UKK
Manfaat pembentukan Pos UKK menurut Depkes (2006) terbagi bagi 4
penerima manfaat, yaitu:
a. Bagi Masyarakat Pekerja Permasalahan kesehatan kerja dapat dideteksi
secara dini, dan masyarakat pekerja dapat memperoleh pelayanan
kesehatan kerja yang dapat dijangkau
b. Bagi Kader Kesehatan
1) Kader mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan kerja;
2) Kader mendapatkan kebanggaan dapat berkontribusi pada masyarakat.
c. Bagi Puskesmas:
25
cita cita yang telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi perencanaan.
Strategi pelaksanaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi menurut Kemenkes (2015)
agar mencapai keberhasilan program, yaitu:
26
Permenkes RI No. 100 tahun 2015 tentang Pos Upaya Kesehatan Kerja
Terintegrasi. Berdasarkan peraturan tersebut diketahui bahwa terdapat 6 poin
utama dalam penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi, yaitu: persyaratan
pembentukan, persiapan, penyelenggaraan, sistem rujukan, sarana & prasarana,
serta pembiayaan Pos UKK Terintegrasi
1. Persyaratan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi Menurut Umar (2011)
persyaratan adalah suatu kondisi atau kemampuan yang harus dipenuhi
atau dimiliki oleh sistem, produk, layanan, hasil, atau komponen untuk
memenuhi kontrak, standar, spesifikasi, atau dokumen resmi lainnya.
Persyaratan dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada prinsipnya
sama dengan pembentukan Pos UKK yang ada selama ini, yaitu:
a. Dibentuk harus berasal dari keinginan pekerja sendiri;
b. Dibentuk harus dari jenis pekerjaan yang sama;
c. Dibentuk dalam kelompok pekerja yang sejenis berjumlah 10-50
orang pekerja;
d. Kader untuk tiap Pos UKK minimal 10% dari jumlah pekerja;
e. Kader berasal dari kelompok pekerja atau masyarakat.
Jenis kegiatan di Pos UKK Terintegrasi terdiri dari:
Promotif
1) Penyuluhan, konseling kesehatan kerja, penyakit tidak
menular, penyakit menular, gizi, kesehetan jiwa,
kesehatan reproduksi dan menyusui/ASI, kesehatan ibu,
kesehatan lingkungan, (PHBS), kesehatan olah raga.
2) Penyebarluasan informasi tentang kesehatan kerja,
penyakit tidak menular, penyakit menular, gizi, kesehatan
jiwa, kesehatan reproduksi, kesehatan ibu, kesehatan
lingkungan, kesehatan olahraga, PHBS melalui media
KIE
3) Penimbangan tinggi badan dan berat badan
4) Aktivitas kebugaran bagi pekerja
5) Sarasehan intervensi menuju norma sehat dalam bekerja
27
6) Surveilans kesehatan kerja melalui pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, dan diseminasi sebagai
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk
menghasilkan informasi sebagai bahan pengambilan
keputusan
7) Pencatatan dan pelaporan
Preventif
1) Inventarisasi jenis pekerjaan agar dapat mengetahui risiko
yang mungkin timbul (PAK dan KAK)
2) Pengenalan risiko bahaya di tempat kerja
3) Penyediaan contoh dan kepatuhan penggunaan Alat
Pelindung Diri
4) Mendorong upaya perbaikan lingkungan kerja seperti
perbaikan aliran udara, pengolahan limbah, perbaikan
ergonomi
5) Pengamatan jentik di lingkungan kerja
Kuratif
Pelayanan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Sederhana, Pelayanan Pertolongan Pertama pada Penyakit
(P3P) dan Pelayanan kuratif yang dapat diintegrasikan
dengan kegiatan Puskesmas keliling (Pusling)
Rehabilitatif
Pelayanan rehabilitatif berupa pemulihan dengan alat-alat
sederhana
Sarana dan Prasarana Pos UKK Terintegrasi
Untuk melaksanakan kegiatan Pos UKK Terintegrasi bias menggunakan
sarana yang tersedia (dalam ruang atau luar ruang) baik sendiri maupun gabungan
dengan usaha lain yang bisa difungsikan untuk tempat berkumpul dan melakukan
kegiatan. Peralatan yang tersedia sekurangnya, terdiri dari:
a. Meja;
b. Kursi;
c. Timbangan badan;
28
d. Alat ukur tinggi badan;
e. Tensimeter digital;
f. Alat ukur lingkar perut;
g. Lampu senter;
h. Kotak P3K dan isinya (P3K kit);
i. Media KIE;
j. Alat tulis dan buku untuk pencatatan pelaporan;
k. Obat bebas;
l. Contoh APD sesuai dengan jenis pekerjaan;
m. Buku panduan.
Pembiayaan Pos UKK Terintegrasi
Pembiayaan dapat bersumber dari APBN, APBD dan sumber lain yang
tidak mengikat seperti dari partisipasi masyarakat pekerja dan
pengusaha/swasta sesuai peraturan yang berlaku; Sumber lain, seperti arisan,
koperasi, wirausahaan lain atau dana bergulir
Contoh gambar kegiatan di pos ukk
29
30
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
31
Pos ukk terintegrasi merupakan wadah untuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat, pada pekerja sektor informal yang dikelola dan diselenggarakan dari
oleh untuk dan bersama masyarakat pekerja. Salah satu alasan dibentuknya pos
ukk terintegrasi ialah setiap tempat kerja memiliki potensi bahaya yang dapat
berdampak buruk bagi pekerja. Dalam Permenkes no 100 tahun 2015
penyelenggaraan pos ukk terdapat 3 tingkat yang memiliki peran penting dalam
persiapan pos ukk, yaitu provinsi, kabupaten atau kota, dan puskesmas. Jenis
kegiatan pos ukk berupa promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3.2 SARAN
Laporan ini memang diakui banyak kekurangan terkait dengan pembahasan yang
kurang mendalam dalam beberapa bagian. Berikut ini beberapa saran yang terkait
dengan laporan pemberdayaan pada lingkungan kerja bengkel:
32
DAFTAR PUSTAKA
Lestari mona, dkk. 2017.Penilaian risiko kesehatan kerja di bengkel auto 2000.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 8(3):145-159.
Jalajuwita N.R, Paskarini I. 2015. Hubungan posisi kerja dengan keluhan
muskuloskeletal pada unit pengelasan pt x bekasi. The indonesian journal of
occupational safety and health. 4(1):33-42.
Husaini, dkk. 2017. Faktor penyebab penyakit akibat kerja pada pekerja las.
Jurnal mkmi. 13(1):73-79.
Gerem, M. K., Grogol, K., & Cilegon, K. (2018). PEMETAAN MASALAH DAN
PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM KESEHATAN PADA
MASYARAKAT KELURAHAN GEREM, KECAMATAN GROGOL,
KOTA CILEGON Suci Pujiati. 6(2).
Kesehatan, U., Terintegrasi, K., Lembaran, T., & Republik, N. (2016). BERITA
NEGARA. (78).
Sunita R, Meinisasti R. 2019. PROFIL BIERNACKI REACTION PADA
PEKERJA CAR PAINT DI BENGKULU PROFILE OF BIERNACKI
REACTION IN CAR PAINT WORKERS IN BENGKULU. Journal of
Nursing and Public Health. 7 (2):87-91
33
Puspita D, dkk. 2017. ANALISIS POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN
MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA
MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR X SEMARANG. JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT. 5(5):126-133
34