Pengampu:
Oleh:
Rombel 01 K3
2018
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkat dan karunia-
1. Bapak Drs. Sugiharto, M.Kes., atas bimbingan, arahan serta masukan dalam
ganda dari Allah SWT. Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ............................................................................................................. ii
iii
3.1.5 Bahaya dari Lingkungan Kerja .................................................................... 11
RUJUKAN ........................................................................................................... 25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
bahaya yang dihadapi semakin banyak dan beragam termasuk bahaya yang timbul
akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia
hidup di tengah atau bersama bahaya. Hal serupa juga terjadi di tempat kerja.
Penggunaan mesin, alat kerja, material dan proses produksi telah menjadi sumber
bahaya yang dapat mencelakakan. Karena itu, abad modern ini, aspek keselamatan
telah menjadi tuntutan dan kebutuhan umum. Walaupun keselamatan telah menjadi
dipunyai setiap tempat kerja. Besar risiko tergantung jenis industri, teknologi, serta
upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Saat ini angka kecelakaan di Indonesia
untuk penghitungan berapa besar kerugian yang timbul akibat kecelakaan dan
penyakit akibat kerja ini, tapi dapat diperkirakan kerugian yang ditimbulkannya
yang terdapat di tempat kerja dapat berupa faktor manusia atau dikenal dengan
istilah tindakan tidak aman (unsafe actions) dari tenaga kerja maupun faktor
lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (unsafe condition). Unsafe acts
1
2
atau tindakan tidak aman adalah tindakan manusia atau tenaga kerja yang
condition adalah kondisi tidak aman dari mesin, peralatan, bahan, lingkungan dan
tempat kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan sistem kerja (Tarwaka, 2008:13).
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi
lainnya. Karena hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (OHSAS
18001, 2007). Bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah kejadian
untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Bahaya terdapat dimana-
mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan
menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur (Tranter, 1999).
a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti
(mudah terbakar).
gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis. Jenis
a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non pengion, suhu
b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan seperti
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada
di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi (jamur) yang
bersifat patogen.
e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda.
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap
manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Juga kecelakaan ini
biasanya terjadi akibat kontak dengan suatu zat atau sumber energi.
Secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor
mudah lelah, cacat fisik, cacat sementara, kepekaan panca indra terhadap
sesuatu.
4. Terpapar bising.
5. Terpapar radiasi.
paling mendekati yaitu berdasarkan proses terjadinya hubungan atau kontak sumber
benda tajam atau benda keras yang berakibat tergores, terpotong, tertusuk dan
lain-lain).
2. Terpukul (pada umunya karena yang jatuh, meluncur, melayang, bergerak dan
lain-lain).
6. Tergelincir.
berbahaya ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan ataupun kulit dan yang
pada umumnya berakibat sesak nafas, keracunan, mati lemas dan lain-lain).
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat,
bahan, dan proses yang terjadi di tempat kerja. Ada beberapa jenis penyakit akibat
penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada
berkembangnya penyakit.
populations) yaitu penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya
kegiatan pengawasan dari semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas
Lingkungan tempat kerja mempunyai andil yang sangat besar dalam mencapai
8
tujuan terciptanya masyarakat tenaga kerja yang sehat dan produktif. Oleh karena
itu perlu ada standar untuk menentukan tempat itu layak atau tidak bagi keselamatan
2. Jalan, gang, untuk lalu lalang harus bebas hambatan, tidak licin karena ceceran
4. Pintu darurat harus cukup jumlah, luas dan terletak pada lokasi yang tepat, dan
tentu saja beban hambatan tidak terhalang barang dan terbuka lebar.
5. Penggunaan warna merupakan salah satu upaya dalam penerapan tata rumah
6. Tata letak dan kebersihan seperti penempatan mesin, dan peralatan yang diatur
Secara umum proses terjadinya penyakit akibat kerja yang terkait dengan tiga
faktor utama yaitu host, agent, environment. Selain tiga faktor tersebut
lingkungan kerja dapat juga menjadi penyebab terjadinya penyakit akibat kerja
PEMBAHASAN
Menurut Syukri Sahab (1997:68), kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi
Konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Desain ruangan dan
tempat kerja harus menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja. Pencahayaan dan
ventilasi harus baik. Tersedia penerangan darurat, yang diperlukan. Pada tempat
diri yang diperlukan lebih dari satu pada sisi yang berlawanan. Pintu harus
Apabila tidak dipergunakan dengan semestinya serta tidak dilengkapi dengan alat
Bahaya dari bahan meliputi bebagai risiko sesuai dengan sifat bahan, antara
lain:
1. Mudah terbakar
2. Mudah meledak
9
10
3. Menimbulkan alergi
5. Menyebabkan kanker
7. Bersifat racun
8. Radioaktif
Selain risiko bahayanya berbeda-beda juga intesitas atau tingkat bahayanya juga
berbeda. Ada yang tingkat bahayanya sangat tinggi dan ada pula yang rendah.
Disamping itu pengaruhnya ada yang segera dapat dilihat (akut) tetapi ada juga
Proses yang digunakan di industri ada yang sederhana tetapi ada proses rumit.
Ada proses yang berbahaya dan ada pula proses yang kurang berbahaya. Industri
kimia biasanya menggunakan proses yang berbahaya. Bisanya digunakan suhu dan
tekanan tinggi yang memperbesar risiko bahayanya. Dari proses ini kadang timbul
asap, debu, panas, bising dan bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong atau
tertimpa bahan. Hal ini dapat berakibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan karyawan itu sendiri dan orang di
paling sering pada tulang punggung. Juga terjadi kecelakaan sebagai akibat
2. Cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam, percikan
3. Memakai alat pelindung diri (APD) yang tidak semestinya dan cara memakai
yang salah.
Bahaya dari lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya
yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja baik dari aspek penyakit akibat
1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat
2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, benda
padat.
4. Faktor fisiologis ergonomi, seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja.
pekerjaan agar terlihat secara jelas, mudah dikerjakan dengan cepat, dan
ketegangan mata dan keluhan pegal di sekitar mata. Penerangan yang intensitasnya
kuat akan dapat menimbulkan kesilauan. Penerangan baik rendah maupun kuat
ini dapat dilihat pada Peraturan Menteri No. 7 Tahun 1964 pasal 14 yang
menjelaskan:
1. Kadar penerangan diukur dengan alat-alat pengukur cahaya yang baik setinggi
tempat kerja yang sebenarnya atau setinggi perut untuk penerangan umum
Suhu yang ada di tempat kerja dipercaya sebagai salah satu penyebab
suhu yang ada ditempat kerja mempengaruhi banyaknya kejadian kecelakaan kerja.
13
Perusahaan yang beroperasi dengan mesin yang menghasilkan panas akan menjadi
menyediakan alat pengendali suhu. Udara yang nyaman dan mengalir akan
mengurangi bakteri, bau dari udara dan dapat meningkatkan konsentrasi kerja
berbahaya bagi pekerjaan dengan mesin. Udara panas adalah sebab kelelahan dan
kurangnya konsentrasi. Suhu udara yang tepat di tempat kerja adalah sekitar 24-
lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi pajanan bahan kimia. Sebaliknya,
3.2.1.3 Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu, dapat
suara dengan frekuensi 400-10.000 Hz, yang berarti kurang responsif terhadap
frekuensi dibawah 400 Hz dan diatas 10.000 Hz. Kisaran frekuensi 400-4.000 Hz
sensitif dengan bunyi dalam kisaran frekuensi yang diperlukan untuk dapat
1. Efek audiotori, ada 2 tipe yaitu Temporary threshold shift (TTS) yang bersifat
menetap.
kesejahteraan yang disebabkan oleh pemaparan bising, kecuali efek pada organ
pendengaran dan efek karena masking dari auditori informasi. Contoh efek
dan mental.
3.2.1.4 Getaran
atau ke belakang dan ke depan. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap
semua atau sebagian dari tubuh. Nilai Ambang Batas (NAB) getaran sifat kerja
yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja
1999:184).
15
Bau-bauan adalah suatu jenis pencemaran udara yang tidak hanya penting
ditinjau dari penciuman, tetapi juga segi hygiene pada umumnya. Bau yang tidak
sedangkan bau-bauan tertentu adalah petunjuk dari pencemaran yang bersifat racun
1. Suatu bau yang tak dikenali merangsang indera pencium lebih dari bau-bauan
seluruh bau-bauan.
Risiko kesehatan timbul dari pajanan barbagai bahan kimia. Bahan kimia
berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau kabut dan dapat
1. Inhalasi (menghirup), dengan bernafas melalui mulut atau hidung zat beracun
sekitar lima liter udara per menit yang mengandung debu, asap, gas atau uap.
makan di lingkungan yang terkontaminasi. Zat di udara juga dapat tertelan saat
dihirup karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung atau tenggorokan.
Zat beracun mengikuti rute yang sama sebagai makanan bergerak melalui usus
menuju perut.
adalah zat yang melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui
tangan dan wajah. Kadang-kadang, zat-zat juga masuk melaui luka dan lecet
atau suntikan.
Faktor biologi penyakit akibat kerja (PAK) banyak ragamnya, yaitu bakteri,
jamur, protozoa, cacing, mungkin juga hewan atau tumbuhan. Penyakit jamur kuku
sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya lembab dan basah atau bila
mereka terlalu banyak merendam tangan atau kaki di tempat basah. Faktor biologis
(sporotrikosis) dapat diderita oleh tenaga kerja yang lingkungan kerjanya lembab
dan basah apabila terlalu banyak merendam tangan dan kaki dalam air pencuci,
sehingga lingkungan kerja yang lembab dapat menjadi media tumbuhnya jamur.
terutama sistem kerja agar sesuai dengan atribut atau karakteristik manusia (to fit
sosial. Hal tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku
tenaga kerja dalam pekerjaannya. Sebagai contoh negatif adalah kebencian dan
ketidakcocokan dengan atasan atau kawan kerja menimbulkan akibat yang terlihat
dari seringnya mangkir dengan alasan yang dicari-cari (Soedirman dan Suma‟mur,
2014:159).
Evaluasi bahaya kerja adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat
menempakan seberapa besar risiko bahaya kerja yang ditemukan ditempat kerja.
berikutnya dapat diperkirakan akibat yang ditimbulkan oleh bahaya kerja yang
Tidak semua potensi pajanan bisa diukur. Pengukuran potensi pajanan bahaya
kerja biasa dilaksanakan untuk menentukan potensi pajanan bahaya kerja kimiawi
dalam bentuk debu/uap di lingkungan tempat kerja dan bahaya kerja fisik akibat
pajanan bahaya kerja yang diterima individu tergantung dari faktor-faktor, yaitu:
4. Kerentanan individu
5. Penggunaan alat pelindung diri (respirator, baju kerja, dan lain lain)
Pengukuran dosis pajanan bahaya kerja dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
memberikan informasi dasar tentang luas dan besarnya potensi suatu pajanan
bentuk:
zat kimiawi tertentu / metabolitnya pada cairan tubuh (darah /urine/hembusan udara
pernafasan) untuk menilai derajat pajanan pada suatu bahaya kerja tertentu.
Pemantauan ini berperan penting dalam beberapa strategi evaluasi bahaya kerja,
diabsorbsi secara bersama-sama oleh tubuh dari beberaa jalan masuk ketubuh
(inhalasi,melalui kulit,peroral).
Analisis derajat risiko bahaya kerja untuk menentukan beratnya resiko dan
bahay kerja untuk menentukan beratnya resiko dan besarnya kemungkinan bahaya
I. Sangat berat/catasthropic
ada di dalamnya).
II. Berat/critical
IV. Ringan/negligible
berikut:
3.3.3.1 Eliminasi
mengendalikan paparan, namun juga merupakan langkah yang paling sulit untuk
bahan bakar.
3.3.3.2 Substitusi
Pada saat suatu sumber bahaya tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan,
alternatif proses atau material. Penting untuk memastikan bahwa agen pengganti
sudah diketahui dan memiliki bahaya atau tingkat toksisitas yang lebih rendah.
pekerja dari bahaya. Tiga macam alternatif pengendalian engineering antara lain
1. Isolasi, prinsip dari sistem ini adalah menghalangi pergerakan bahaya dengan
2. Guarding, prinsip dari sistem ini adalah mengurangi jarak atau kesempatan
pengendalian ini mengandalkan sikap dan kesadaran dari pekerja. Pengendalian ini
22
baik untuk jenis risiko yang rendah, sedangkan untuk tipe risiko yang signifikan
harus disertai dengan pengawasan dan peringatan. Dengan kata lain sebelumnya
maka beberapa pengendalian yang berfokus terhadap pekerja lebih tepat diberikan,
antara lain:
tingkat paparan yang diterima pekerja dengan membagi waktu kerja dengan
menghadapi bahaya.
keselamatan, melainkan juga mengurangi debu dan kontaminan lain yang bisa
menjadi jalur pemajan. Kebersihan pribadi juga penting karena dapat mengarah
e) Jadwal kerja, metode ini menggunakan prinsip waktu kerja, pekerjaan dengan
risiko tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja yang terpapar lebih sedikit.
23
menggunakan alat, seperti: respirator, sarung tangan, overall dan apron, boots,
4.1 Simpulan
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi
yang terdapat di tempat kerja dapat berupa faktor manusia atau dikenal dengan
istilah tindakan tidak aman (unsafe actions) dari tenaga kerja maupun faktor
lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (unsafe condition). Karena
hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya tersebut tidak
4.2 Saran
24
RUJUKAN
Astorina, N., Dewanti, Y., Setyaningsih, Y., & Jayanti, S. 2018. Faktor Risiko
17(1), 52–58.
Lestari, M., Purba, I. G., & Camelia, A. 2017. Penilaian Risiko Kesehatan Kerja
di Bengkel Auto 2000 Health Risk Assessment In Bengkel Auto 2000. Jurnal
25