Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA

LINGKUNGAN KERJA RADIASI

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dosen Pengampu : Farida Wahyuni, M.Si

Paquita Tiara Utami

181141051

STIKes WIDYA CIPTA HUSADA MALANG


PROGRAM STUDI D-III RADIODIAGNOSTIK
DAN RADIOTERAPI
DESEMBER 2020
BIODATA PENULIS

Nama :

Tempat/tanggal lahir :

Alamat :

Nama orang tua (Ayah/Ibu) :

Saudara :

Hobi :

Pendidikan penulis :

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya

kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat

serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita

nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

i
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah

Kewirausahaan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya

makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Malang, Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BIODATA PENULIS....................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................... 3
1.3. Tujuan..................................................................................... 3
1.4. Manfaat................................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI


2.1 K3 Laboratorium Radiologi : Keamanan Radiasi untuk Zat
Nuklir dan Radioisotop
A. Pengertian Radiasi Pengion............................................. 4
B. Pengertian Isotop............................................................. 4
C. Jenis – Jenis Radiasi Pengion.......................................... 4
D. Meminimalisir Eksposure................................................ 6
E. Tinjauan Pemantauan....................................................... 8
F. Pemantauan Secara Langsung......................................... 9
G. Pemantauan Secara Tidak Langsung............................... 10
H. Pembersihan Tumpahan................................................... 11

2.2 Keamanan Area Ruang Instalasi Radiologi pada saat


Pandemik Covid - 19............................................................... 13

BAB III PENUTUP


1.1 Simpulan………………………………………………….. 14
1.2 Saran……………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diterapkan di dunia kerja

oleh semua orang yang berada di tempat kerja baik pekerja maupun pemberi

kerja, jajaran pelaksana, penyelia (supervisor) maupun manajemen serta

pekerja yang bekerja untuk diri sendiri (self employeed). Bekerja merupakan

bagian dari kehidupan dan setiap orang memerlukan pekerjaan untuk dapat

memenuhi kehidupan dan atau untuk aktualisasi diri, namun dalam

melaksanakan pekerjaannya, berbagai potensi bahaya (hazard atau faktor

risiko) dan risiko di tempat kerja sering mengancam pekerja yang dapat

menimbulkan cedera dan atau gangguan kesehatan.

Potensi bahaya dan risiko di tempat kerja merupakan akibat dari sistem

kerja ataupun proses kerja, penggunaan mesin, alat serta bahan yang

bersumber dari keterbatasan pekerjaannya sendiri, perilaku hidup yang kurang

sehat dan perilaku kerja yang tidak aman atau safety, buruknya lingkungan

kerja, kondisi pekerjaan yang kurang memperhatikan aspek ergonomis,

pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja yang tidak kondusif bagi

keselamatan dan kesehatan kerja.

Adanya bahan mudah terbakar, gas medis, radiasi pengion dan bahan

kimia membutuhkan perhatian serius terhadap keselamatan pasien, staf dan

pasien serta pengunjung rumah sakit. Daerah-daerah yang berisiko

(laboratorium, radiologi, farmasi dan tempat penyimpanan, penggunaan dan

pengelolaan limbah B3) yang ada di rumah sakit harus ditetapkan sebagai

1
daerah berbahaya serta dibuat dalam denah rumah sakit dan disebarluaskan

atau di sosialisasikan kepada seluruh penghuni rumah sakit.

Salah satu daerah yang berisiko yang terdapat di rumah sakit adalah

Instalasi Radiologi. Instalasi Radiologi merupakan sarana penunjang medis

yang menggunakan teknologi pencitraan atau imejing (imaging technologies)

untuk mendiagnosa dan atau pengoabatan penyakit. Radiologi merupakan

cabang dari ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penggunaan sinar-x yang

dipancarkan oleh pesawat sinar-x atau peralatan-peralatan radiasi lainnya

dalam rangka memperoleh informasi visual sebagai bagian dari pencitraan

atau imaging kedokteran (medical imaging).

Instalasi Radiologi memiliki beberapa tenaga kerja yang bertugas dalam

mengoperasikan peralatan sinar-x yang selanjutnya disebut radiografer.

Radiografer secara umum mempunyai tugas dan tanggung jawab, yaitu

melakukan pemeriksaan pasien secara radiografi, melakukan teknik

penyinaran radiasi pada radioterapi, menjamin terlaksananya penyelenggaraan

pelayanan kesehatan bidang radiologi atau radiografi sebatas kewenangan dan

tanggungjawabnya, menjamin akurasi dan keamanan tindakan proteksi radiasi

dan melakukan tindakan jaminan mutu peralatan radiografi.

Makalah ini membahas tentang K3 pada area ruangan radiologi sesuai

dengan video pembelajaran yang ditonton oleh penulis kemudian di review

dan dijadikan dalam bentuk makalah.

2
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa pengertian radiasi pengion?
B. Apa pengertian isotop?
C. Apa saja jenis – jenis radiasi pengion?
D. Bagaimana cara meminimalisir exposure?
E. Apa saja yang ditinjau saat berada di ruang laboratorium?
F. Bagaimana cara membersihkan tumpahan bahan kimia pada saat di ruang
radiologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian radiasi pengion
2. Untuk mengetahui pengertian isotop
3. Untuk mengetahui saja jenis – jenis radiasi pengion
4. Untuk mengetahui cara meminimalisir exposure
5. Untuk mengetahui apa saja yang ditinjau saat berada di ruang laboratorium
6. Untuk mengetahui cara membersihkan tumpahan bahan kimia pada saat di
ruang laboratorium radiologi

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya
wawasan pembaca tentang kesehatan dan keselamatan kerja di ruang
laboratorium radiologi serta mengajak para pembaca untuk memahami
langkah apa saja yang akan dilakukan bila berada di ruang laboratorium
radiologi agar nantinya tidak membuat kesalahan yang fatal, maka pembaca
harus mengetahui bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja di ruang
laboratorium radiologi secara baik dan benar.

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 K3 Laboratorium Radiologi : Keamanan Radiasi untuk Zat Nuklir dan

Radioisotop

Di video pertama akan membahas pada Ryerson University, keselamatan

berarti bahwa personel lab melindungi diri dari paparan jenis radiasi pengion

yang umum. Dalam video ini, Anda akan mempelajari tentang potensi bahaya

dan risiko yang terkait dengan radiasi, batasannya, dan penerapannya di

laboratorium universitas dan area lainnya. Anda juga akan mempelajari

banyak cara di mana pekerja dapat memantau paparan radiasi. Terakhir, Anda

akan dipandu melalui praktik pembersihan penting yang diperlukan saat

bekerja dengan radiasi pengion.

A. Pengertian Radiasi Pengion


Radiasi pengion adalah radiasi yang jika menabrak sesuatu, akan

muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion (ionisasi). Sedangkan

radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi

(KESMAS, 2017).

B. Pengertian Isotop
Atom-atom yang memiliki nomor atom yang sama namun memiliki

nomor massa yang berbeda. Dengan kata lain sebuah unsur yang memiliki

4
jumlah proton dan elektron sama dapat memiliki jumlah neutron yang

berbeda, itulah yang dinamakan dengan isotop (Siswapedia, 2018).

C. Jenis – jenis Radiasi Pengion

Dalam video berjudul “Lab Safety : Radiation Safety for Nuclear

Substances and Radioisotopes” dijelaskan bahwa radiasi pengion terbagi

menjadi beberapa jenis, berikut jenis – jenis radiasi pengion adalah ;

1. Radiasi Alfa

Merupakan inti atom helium yang bergerak dengan energi

tertentu. Partikel alfa memiliki ukuran partikel yang besar (jika

dibandingkan dengan jenis radiasi partikel lainnya) dan membawa 2

muatan positif. Radiasi alfa mempunyai daya ionisasi partikel yang

paling besar dibanding radiasi lain, namun jarak jangkauannya sangat

pendek, hanya beberapa milimeter di udara bergantung tingkat

energinya. Sinar alfa tidak dapat menembus kulit manusia, tetapi jika

menghirup partikel alfa dapat menimbulkan bahaya yang serius.

Beberapa penggunaan umum ada pada detektor asap dan alat pacu

jantung.

2. Radiasi Beta

5
Radiasi beta terdiri dari elektron atau positron energi tinggi dan

memiliki kemampuan ionisasi dan penetrasi median dari ketiganya.

Kaca akrilik atau aluminium dapat digunakan sebagai penahan

terhadap radiasi beta. Kemampuan sinar beta dapat menembus kulit

manusia. Beberapa kegunaan umum dalam pencitraan medis, dan

deteksi kebocoran pada pipa bawah tanah. Partikel beta mempunyai

kecepatan berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya,

tergantung energinya. Karena sangat ringan, partikel beta mudah sekali

terhambur jika melewati media dan juga akan dibelokkan ketika

melewati medan magnet dan medan listrik.

3. Radiasi Gamma

Radiasi gamma dianggap sebagai radiasi elektromagnetik

dengan energi tinggi dan memiliki ionisasi terendah, tetapi penetrasi

tertinggi dari ketiganya. Pelindung timbal adalah penghalang terbaik

melawan radiasi gamma. Sinar gamma dan radiasi energi yang lebih

tinggi memiliki kemampuan untuk sepenuhnya menembus kulit dan

jaringan manusia yang mengakibatkan kerusakan sel. Beberapa

kegunaan umum termasuk sterilisasi peralatan medis, dan pengobatan

kanker.

D. Meminimalisir Exposure

1. Waktu

6
Minimalkan waktu pemaparan. Rencanakan tindakan Anda

terlebih dahulu untuk memastikan Anda menghabiskan waktu

minimum terpapar sumber radiasi.

2. Jarak

Jaga jarak Anda dari sumbernya. Semakin jauh jarak Anda,

maka semakin sedikit dosis radiasi yang akan diterima.

3. Gunakan pelindung

Selalu gunakan pelindung paling banyak yang Anda

bisa. Saat menggunakan pelindung, tidak yakin apakah bahan yang

digunakan sesuai. Untuk pemancar beta, gunakan kaca plexiglass atau

aluminium. Untuk pemancar sinar-X dan gamma, selalu gunakan

pelindung timbal. Untuk pemancar campuran, gunakan kaca plexiglass

atau aluminium sebagai lapisan pelindung pertama Anda, yang paling

dekat dengan sumbernya.

Selanjutnya, gunakan selapis timah sebagai lapisan

pelindung sekunder Anda. Area yang sering membutuhkan lebih

banyak pelindung adalah area penyimpanan larutan stok dan

pengumpulan limbah. Akibatnya, pastikan Anda memiliki cukup

perisai di lokasi ini. Anda dapat memastikan ini dengan memeriksa

dengan monitor untuk memastikan tingkat radiasi di luar perisai setara

dengan tingkat latar belakang.

7
Hal yang harus diperhatikan saat meminimalisir exposure adalah :

1. Pahami gejala paparan untuk menentukan potensi poisioning

2. Minimalkan waktu pemaparan

3. Maksimalkan jarak dari sumber

4. Tentukan dan gunakan pelindung yang sesuai untuk tipe

sumber

5. Gunakan pelindung tambahan di tempat penyimpanan stok dan

pengumpulan limbah

Penting untuk mengikuti prinsip proteksi radiasi. Ini

akan membantu menghindari efek kesehatan jangka panjang yang

terkait dengan paparan radiasi seperti: kanker, serta keracunan radiasi

akut. Gejala keracunan radiasi akut meliputi: mual, muntah, diare,

sakit kepala, demam, kejang, dan tremor. Selalu pastikan Anda

menggunakan alat pelindung diri yang sesuai saat menggunakan

sumber radioaktif, termasuk sarung tangan. Anda juga harus

memastikan bahwa Anda menempelkan lengan jas lab Anda untuk

melindungi dari manset yang menjuntai, dan paparan kulit di

pergelangan tangan dan lengan Anda. Ikuti prinsip waktu, jarak,

perisai.

E. Tinjauan Pemantauan

Karena radiasi pengion tidak terlihat, maka harus

dipantau menggunakan detektor saat Anda bekerja. Pengecualian

untuk aturan ini adalah saat bekerja dengan tritium. Karena memiliki

8
tingkat emisi radiasi yang rendah, ia tidak akan terdeteksi oleh

kebanyakan detektor. Anda dapat mengaktifkan audio detektor, dan

meninggalkan detektor di dekat ruang kerja. Periksa sarung tangan

Anda sesekali, hati-hati jangan sampai menyentuh permukaan

detektor. Selalu pastikan Anda mengenakan lencana pemantauan

radiasi. Lencana ini akan membantu menentukan paparan jangka

panjang dan dosis radiasi Anda. Lencana harus disimpan jauh dari

sumber radiasi. Pastikan Anda tidak menyimpan lencana radiasi Anda

di bawah sinar matahari langsung

1. Radiasi pengion tidak terlihat, jadi perangkat pemantauan harus

digunakan untuk mengukur paparan

2. Tritium memiliki tingkat rendah atau emisi radiasi sehingga tidak

akan terdeteksi oleh sebagian besar perangkat

3. Anda dapat meninggalkan detektor di dekat ruang kerja, dan

memeriksa sarung tangan Anda secara berkala saat Anda bekerja

4. Selalu pakai lencana radiasi, simpan lencana ini jauh dari sinar

matahari

F. Pemantauan secara Langsung

Pemantauan langsung dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumen deteksi radiasi portabel. Mulailah dengan memverifikasi

bahwa instrumen yang Anda miliki sesuai untuk jenis radiasi yang

9
akan Anda tangani. Ingat, Anda tidak dapat menggunakan instrumen

portabel untuk mendeteksi tritium. Jika Anda memerlukan deteksi

gamma, Anda harus menggunakan detektor kilau padat, dan bukan

detektor berisi gas. Jika Anda tidak yakin perangkat deteksi mana yang

sesuai, tanyakan kepada supervisor Anda atau rekan kerja Anda.

Setelah Anda menentukan perangkat deteksi Anda, lakukan

beberapa pemeriksaan rutin untuk memastikannya berfungsi dengan

baik.

Daftar periksa penggunaan pra-monitor

1. Pastikan kalibrasi dalam 12 bulan pas

Pastikan perangkat telah dikalibrasi dalam 12 bulan terakhir.

2. Periksa baterai

Cek baterai untuk memastikan operasionalnya.

3. Periksa tegangan tinggi (jika dilengkapi)

Periksa tegangan tinggi, jika perangkat Anda memilikinya.

4. Lakukan pemeriksaan audio

5. Pastikan jendela tidak rusak

Periksa apakah jendela detektor tidak rusak

6. Periksa eksterior perangkat apakah ada penyok

Dan terakhir lepaskan penutup detektor. Anda juga dapat memeriksa

bagian luar perangkat dari kerusakan yang terlihat jelas, seperti

penyok. Letakkan monitor sedekat mungkin dengan permukaan yang

Anda uji tanpa menyentuhnya. Gerakkan selambat mungkin di area

tersebut, berhenti setiap kali Anda mendengar atau melihat lonjakan

10
jumlah peristiwa yang terdeteksi. Selalu pastikan nilai pada lonjakan

ini dan tuliskan pengukurannya di lembar pemantauan kontaminasi.

Anda harus melakukan prosedur pemantauan ini sebelum melakukan

pekerjaan apa pun dengan sumber radioaktif, karena pembacaan ini

akan memberikan garis dasar jika terjadi tumpahan atau kecelakaan.

G. Pemantauan secara Tidak Langsung

Metode lain untuk memantau kontaminasi radioaktif adalah

dengan melakukan uji lab dan menggunakan pencacah kilau cair.

Maka dari itu, Anda akan membutuhkan penghitung kilau cair

1. Saring kertas

2. Penanda

3. Botol (pastikan ukurannya benar)

4. Cairan kilau

Pastikan botol Anda memiliki ukuran yang sesuai dengan

penghitung kilau cair. Pertama, ambil selembar kertas saring dan

bersihkan area dengan luas sekitar 100 sentimeter persegi atau

sekitar 4 kali 4 inci. Tempatkan kertas ke dalam vial dan beri label

tutup keji dengan nomor sampel. Tempatkan selembar kertas saring

bersih ke dalam botol terpisah dan beri label sebagai kontrol negatif

Anda. Isi setiap botol yang berisi kertas saring dengan cairan kilau.

Tempatkan sampel di dalam penghitung kilau cair. Pastikan

Anda mencatat sampel mana di tempat mana. Anda juga harus

memastikan Anda menambahkan sampel dengan aktivitas yang

diketahui. Anda dapat meminta sampel standar kepada petugas

11
keamanan radiasi. Ini akan menjadi kendali positif Anda. Jalankan

sampel menggunakan penghitung kilau dan analisis hasil Anda.

Sekali lagi, penting untuk melakukan pemantauan ini sebelum

memulai pekerjaan apa pun karena pembacaan ini akan memberikan

garis dasar jika terjadi tumpahan atau kecelakaan.

H. Pembersihan Tumpahan

1. Jika terjadi tumpahan radiasi, kuncinya adalah memastikan

perlindungan setiap orang di sekitar

2. Kemudian yang kedua untuk membersihkan tumpahan. Mulailah

dengan memastikan Anda memiliki peralatan pelindung pribadi

yang sesuai, serta detektor portabel yang akan mendeteksi jenis

sumber yang Anda tumpahkan.

3. Setelah setiap langkah pembersihan, pastikan Anda memantau

area tersebut, serta sarung tangan Anda dengan detektor.

Terapkan jumlah bahan penyerap yang sesuai untuk menyerap

tumpahan. Angkat bahan sambil mengelap dari luar ke dalam menuju

pusat tumpahan. Jika ada pecahan kaca pastikan Anda menggunakan

penjepit untuk mengambilnya. Gunakan sabun dan air, atau pelarut

yang sesuai - berdasarkan apa yang Anda tumpahkan - dan bersihkan

area tumpahan. Ulangi langkah-langkah ini seperlunya, hingga

detektor menunjukkan bahwa Anda telah mencapai level latar

belakang Anda. Simpan catatan level ini dan bandingkan bacaan Anda

dengan rekaman awal untuk memastikan Anda telah mencapai level

12
latar belakang. Jika Anda tidak dapat menghilangkan semua

kontaminasi, tutupi area yang terkontaminasi, dan hubungi petugas

keselamatan radiasi untuk bantuan dengan kontaminasi tetap. Untuk

tumpahan tritium, Anda harus mengambil sampel lap area tersebut dan

memeriksa jumlah di penghitung kilau cair.

2.2 Keamanan Area Ruang Instalasi Radiologi pada saat Pandemik

Covid - 19

Di video kedua yang berjudul “Covid – 19 Radiology Safety”, Donna

Plecha, MD, selaku Ketua Departemen Radiologi di Hospitals University,

membahas tindakan pencegahan keselamatan yang diambil untuk tes radiologi

selama pandemi COVID-19 (coronavirus).

Saya pikir penting untuk datang ke MRI atau CT atau lokasi rawat jalan

kolonkopi dan rumah sakit telah menyusun berbagai tindakan pencegahan

keselamatan untuk memastikan bahwa semua staf dan semua pasien diskrining

ketika mereka memasuki gedung. Untuk suhu atau gejala, semua orang harus

memakai masker, semua ruang tunggu di tempat memiliki jarak enam kaki

antara pasien yang lain saat menunggu. Ketika Anda check-in ke meja, ada

pengingat di lantai untuk memberi tahu mereka di mana harus berdiri sehingga

13
mereka berjarak 6 kaki dari orang disebelahnya. Kami juga selalu

membersihkan permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, kursi

ruang tunggu, dan segala hal berada di meja, jadi kami berusaha untuk

menjaganya tetap bersih dan tersanitasi. Kemudian kami membersihkan

peralatan yang dipakai pada saat memeriksa setiap pasien , staf kami memakai

masker serta sarung tangan terkadang jika perlu dan pasien juga memakai

masker.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diterapkan di dunia kerja

oleh semua orang yang berada di tempat kerja baik pekerja maupun pemberi

kerja, jajaran pelaksana, penyelia (supervisor) maupun manajemen serta

pekerja yang bekerja untuk diri sendiri (self employeed). Potensi bahaya dan

risiko di tempat kerja merupakan akibat dari sistem kerja ataupun proses kerja,

penggunaan mesin, alat serta bahan yang bersumber dari keterbatasan

pekerjaannya sendiri, perilaku hidup yang kurang sehat dan perilaku kerja

yang tidak aman atau safety, buruknya lingkungan kerja, kondisi pekerjaan

yang kurang memperhatikan aspek ergonomis, pengorganisasian pekerjaan

dan budaya kerja yang tidak kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja.

3.2 Saran

14
Demikian yang dapat penulis sampaikan mengenai materi video

pembelajaran tentang kesehatan dan keselamata kerja di area lingkungan

radiologi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,

kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk memperbaiki

makalah penulis berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Video 1 :

Environmental Health and Safety “Lab Safety : Radiation Safety for Nuclear
Substances and Radioisotopes”

Video 2 :

COVID-19 Radiology Safety

15

Anda mungkin juga menyukai