Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANALISIS K3 DI INSTALASI RADIOLOGI

Oleh : Kelompok 3

Wahyu fajri R (195070209111004)

RavikaPurwanti (195070209111009)

Wardah Agustin Iriani (195070209111013)

Nindy Claudia Abrianti (195070209111019)

DindaAmaliaOkvie P (195070209111022)

AnisMahruniya (195070209111027)

M. Irbat Malan (19500209111033)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan makalah. Penulis
menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam makalah ini,
maka dengan segalakerendahandankeikhlasanhatipenulismengharapkritikdan
saran yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan makalah ini.

Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta
bimbingan yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberkan kekuatan dan melimpahkan


segala rahmat dan hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan


manfaat bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya, amiin.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I......................................................................................Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ....................................................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Tujuan ...................................................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Manfaat ................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II.....................................................................................Error! Bookmark not defined.

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................Error! Bookmark not defined.

Langkah-langkah Manajemen Resiko ..................................Error! Bookmark not defined.

2.1 Persiapan ..............................................................Error! Bookmark not defined.

2.2 Idebtifikasi Bahaya Potensial ............................................................................. 8

2.3 Evaluasi Resiko……………………………………………………………………………………………. 12

2.4 Pengendalian Resiko …………………………………………………..…………………………… 13

BAB III ...................................................................................Error! Bookmark not defined.

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................Error! Bookmark not defined.

3.1 Kesimpulan ...........................................................Error! Bookmark not defined.

3.2 Saran .....................................................................Error! Bookmark not defined.

Daftar Pustaka ....................................................................Error! Bookmark not defined.8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-
kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi
potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin
terjadi.(Rijanto, 2010). Kecelakaan kerja bisa terjadi pada setiap tahapan dalam
pelaksanaan pekerjaan pembangunan, mulai dari tahap penyimpanan peralatan
dan material,tahap persiapan, tahap pekerjaan struktur , tahap pekerjaan arsitektur
dan tahap pekerjaan plumbing, mekanikal dan elektrikal. Setiap risiko pada
tahapan pekerjaan tersebut harus dinilai untuk mendapatkan
penanganan/pengendalian risiko secara proposional dengan mempertimbangkan
faktor biaya dan efektifitas. Untuk itu diperlukan manajemen risiko K3 yang bersifat
pencegahan terhadap terjadinya kerugian dalam pelaksanaannya.
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan
manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang ada. Pendekatan manajemen risiko yang terstruktur dapat
meningkatkan perbaikan berkelanjutan. Identifikasi risiko merupakan upaya
sistimatis untuk mengetahui adanya risiko dalam aktivitas organisasi. Lalu untuk
menganalisa risiko menggunakan analisa kualitatif untuk memberikan gambaran
tentang tingkat risiko, dengan menggunakan skala deskriptif untuk menjelaskan
seberapa besar potensi risiko yang akan diidentifikasi. Setelah dianalisa selanjutnya
dievaluasi.
Radiologi adalah adalah salah satu unit di Rumah Sakit yang berhubungan
dengan penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan
mengobati penyakit. Pemeriksaan diagnostik radiologi telah menjadi bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, terutama didalam

3
penatalaksanaan klinis patient di dalam pelayanan kesehatan. Maka dari itu
radiologi menjadi salah satu unit di Rumah Sakit yang risiko bahaya dalam
keselamatan kerja. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisa manajemen
risiko kesehatan dan keselamatan kerja pada unit radiologi.

1.2. Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui hazard, risiko masalah, dan system manajemen risiko yang
ada di ruma sakit khususnya di unit radiologi.

1.3. Manfaat Penulisan


Untuk menambah pengetahuan tentang hazard, resiko masalah, dan system
manajemen resiko di rumah sakit khususnya unit radiologi. Selain itu juga untuk
memenuhi tugas mata kuliah K3.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

Langkah – Langkah Manajemen Risiko


2.1 Persiapan
A. Radiologi
Instalasi radiologi merupakan bagian dari pelayanan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, dan pengobatan penyakit serta pemulihan
kesehatan.Radiologi dalam bidang dignostik ini menggunakan alat-
alat yang memancarkan energi radiasi pengion maupun bukan
pengion. Pesawat atau alat yang memancarkan sinar X yang
digunakan untuk pemeriksaan radiologi disebut pesawat sinar X.
Instalasi radiologi merupakan tempat yang menggunakan sumber
radiasi sinar X yang termasuk ke dalam bahaya potensial fisik.
B. Keselamatan dan keamanan di instalasi radiologi
Berikut ini adalah daftar risiko yang ada di radiologi dan cara
pencegahannya :

No Jenis kecelakaan Cara pencegahan Pertolongan yang Diberikan


1. Terpapar radiasi Menggunakan APD Segera meninggalkan
seperti apron ruangan radiologi dan
ruangan radiologi dan
mengkonsumsi makanan
atau minuman yang
berprotein tinggi
2. Syoklistrik Menggunakan sandal Matikan sumber listrik,
atau sepatu saat cabut sambungan sumber,
menghubungkan listrik jangan memegang korban
ke sumbernya kesetrum, tenangkan
korban, dan bawa ke

5
dokter

C. Identifikasi Jenis Symbol yang Digunakan di Instalasi Radiologi


Berikut adalah daftar jenis yang ada di instalasi radiologi beserta fungsinya
No Nama Simbol Fungsi
1. Bahaya radiasi Ketika radiasi sedang
berlangsung, orang yang
tidak berkepentingan harus
menjauh dari ruang x-ray
2. Ibu hamil dilarang Seorang ibu hamil wajib
masuk memberitahukan kepada
petugas radiologi
3. Lampu indikator Apabila lampu indikator
menyala, menandakan
sedang dilakukannya foto
rontgen

D. Penanggulangan Bencana di Instalasi Radiologi


Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas wajib
disediakan informasi mengenai cara penanganan yang benar jika
terjadi kecelakaan di radiologi. Selain itu harus pula disediakan
peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti:
1. Pakai pelindung diri, apron, dan TLD
2. Menyediakan surveimeter untuk mengetahui ada tidaknya
kebocoran radiasi
Tindakan yang harus dilakukan jika terdapat bencana yaitu:

1. Beritahu petugas keamanan radiologi dan jauhkan pasien dari


ruangan radiologi
2. Jika terjadi syok listrik segera matikan tegangan listrik

6
E. Proteksi Kebakaran diInstalasi Radiologi
Guna mencegah adanya kebakaran yang sangat hebat,
radiologidi wajibkan menyediakan alat pemdam kebakaran di
radiologi (APAR), dan petugas radiologi di beri pelatihan cara
penggunaan APAR yang benar agar dapat menanggulangi kejadian
kebakaran di radiologi.
F. Pemilihan, Penggunaan, dan Pemeliharaan Alat di Instalasi
Radiologi
1. Pemilihan alat di instalasi radiologi
Berikut beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan alat yaitu:
- Kebutuhan
- Fasilitas yang tersedia
- Tenaga yang ada
- Sistem alat
- Pemasok atau Vendor
- Nilai ekonomis
- Terdaftar di departemen kesehatan
2. Penggunaan alat di instalasi radiologi
Setiap peralatan radiologi harus di lengkapi dengan petunjuk
penggunaan (instruction manual) yang disediakan oleh pabrik
yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut
umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus
diperhatikan.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian
peralatan radiologi yaitu:
- Persyaratan kecukupan peralatan
- Persyaratan kemampuan alat
- Penandaan peralatan
- Persyaratan pengoperasian alat
- Jaminan keamanan kerja alat
- Penanganan terhadap alat yang rusak
- Pemindahan alat

7
3. Pemeliharaanalatdiinstalasiradiologi
Pada setiap peralatan di instalasi radiologi juga harus dilakukan
pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan. Kegiatan
pemeliharaan alat harus dilakukan secara rutin untuk semua
jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, dan
peningkatan keamanan kerja. Untuk itu setiap alat harus
mempunyai kartu pemeliharaan alat yang diletakan di samping
alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang
dilakukan dan kelainan-kelainan yang ditemukan. Berikut adalah
tabel pemeliharaan alat di instalasi radiologi :
No Jenis Peralatan Jenis Kegiatan Frekuensi

1. Ruang x-Ray Bersihkan dan catat suhu Tiap pagi, siang,


serta kelembapan ruangan malam

2. Alat DR Tech Bersihkan dan lumasi Tiap bulan, tiap pagi,


penyangga siang dan malam

3. Meja kontrol DR Bersihkan dengan alcohol Tiap bulan dan tiap


pagi dan sore

4. Kaset DR Bersihkan dengan gerakan Tiap pagi, siang,


memutar dari luar ke dalam malam

5. Digital Radiography Bersihkan dengan Tiap pagi


(DR) menggunakan alcohol
G. Pemeliharaan sistem penunjang di instalasi radiologi
Pemeliharaan system penunjang seperti system arus listrik
harus berjalan dengan baik untuk mengurangi risiko kegagalan
operasional instalasi radiologi meliputi sebagai berikut:
Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan
stabil , kapasitas harus cukup.Kualitas arus, tegangan dan frekuensi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keamanan dan pengamanan
jaringan listrik terjamin, harus tersedia grounding /arde.Harus
tersedia cadangan listrik (genset / UPS) untuk mengatasi listrik mati.

8
H. Sasaran
No Sasaran Target

1. Keselamatan dankeamanan Petugas instalasi radiologi


di instalasi radiologi mengetahui risiko, cara pencegahan,
dan pertolongan yang diberikan
apabila terjadi insiden keselamatan
dan keamanan kerja

2. Penanggulangan bencana di Petugas instalasi radiologi


instalasi radiologi mengetahui cara penggunaan alat
pelindung diri, serta tindakan yang
harus dilakukan jika terjadi bencana
atau kecelakaan di instalasi radiologi

3. Proteksi kebakaran di Petugas instalasi radiologi mengerti


instalasi radiologi cara penggunaan alat pemadam
kebakaran (APAR)

4. Pemilihan, penggunaan, dan Petugas instalasi radiologi mengerti


pemeliharaan alat di tentang proses pemilihan,
instalasi radiologi penggunaan, dan pemeliharaan alat
medis di instalasi radiologi

5. Pemeliharaan system Tersedianya system penunjang yang


penunjang di instalasi berjalan baik di instalasi radiologi
radiologi

9
10
2.2 Identifikasi Bahaya Potensial
Berikut merupakan identifikasi bahaya potential pada petugas di unit Radiologi rumah sakit:

Faktor Fisik Faktor Kimia Faktor Biologi Faktor Ergonomi Faktor Psikososial
Bagian Paparan cahaya lampu yang Tidak Tidak Posisi kerja yang duduk Interaksi dengan pasien
Registrasi / terlalu terang/gelap dan ditemukan ditemukan pada ketinggian yang yang terkadang tidak baik
Pendaftaran lama sehingga dapat factor hazard factor hazard tidak sesuai sehingga karena beberapa pasien
membuat mata lelah dan kimia biologi dapat menyebabkan beserta keuarga yang tidak
gangguan penglihatan. kelelahan pada otot sabar untuk mengantri
Terdapat bising yang berasal leher, bahu, punggung dapat mengakibatkan stress.
dari perangkat radiologi, dan kaki. Letak meja
suara keluarga yang banyak, yang rendah tidak
dapat mengakibatkan sesuai dengan tinggi
gangguan pendengaran. siku saat berdiri,
sehingga dapat
mengakibatkan
kelelahan pada bahu
dan tangan.

11
Bagian Paparan cahaya lampu yang Tidak Bahaya infeksi Posisi kerja yang Tanggung jawab terhadap
Pemotretan terlalu terang dan lama ditemukan oppotunistik berdiri dan terus- keselamatan pasien dan
atau sehingga dapat membuat factor hazard apabila menerus serta tidak terhadap petugas atasan
Pengambilan mata lelah dan gangguan kimia petugas adanya kursi sebagai dalam melakukan tugas
Foto penglihatan. terdapat bising menyentuh alat bantu dapat dengan cepat dan benar
yang berasal dari mesin pasien menyebabkan dapat
radiologi dapat kelelahan pada otot mengakibatkan stress
mengakibatkan gangguan leher, bahu, punggung
pendengaran. Skil yang tidak dan kaki. Letak alat
memeadai dan cara kerja pemgatur mesin
yang tidak benar dapat (remote control) yang
menyebabkan bahaya radiasi tidak sesuai dengan
pada perugas radiologi. tinggi petugas
Penggunaan APD yang tidak sehingga
benar atau tidak membutuhkan petugas
mengenakan APD sama utuk bekerja pada

12
sekali dapat menyebabkan posisi yag kurang
bahay radiasi. Paparan suhu nyaman dapat
yang ekstrim dan lama dapat menyebabkan
menyebabkan gangguan kulit kelelahan
dan ketidaknyamanan ketika Otot
bekerja
Bagian Paparan cahaya lampu yang Penggunaan Tidak Posisi kerja yang Tanggung jawab terhadap
Pencucian terlalu gelap dan lama bahan kimia ditemukan berdiri dan terus- keselamatan pasien dan
Foto sehingga dapat membuat yang faktor hazard menerus serta tidak terhadap petugas atasan
mata lelah dan gangguan berbahaya biologi tidak adanya kursi sebagai dalam melakukan tugas
penglihatan. Hentilasi yang dapat ditemukan alat bantu dapat dengan cepat dan benar
kurang bagus dapat menyebabkan menyebabkan dapat
menyebabkan iritasi mata kelelahan pada otot mengakibatkan stress
ketidaknyamanan saat dan kulit. leher, bahu, punggung
bekerja. dan kaki.
Bagian Terdapat bising yang berasal Tidak Tidak Posisi kerja yang duduk Interaksi dengan pasien
Pengumpulan dari mesin radiologi, suara ditemuka ditemukan pada ketinggian yang yang terkadang tidak baik

13
Hasil Foto keluarga pasien yang banyak faktor hazard faktor hazard tidak sesuai sehingga karena beberapa pasien
dapat mengakibatkan kimia. biologi. dapat menyebabkan beserta keluarga yang tidak
gangguan pendengaran. kelelahan pada otot sabar untuk mengantri
Paparan suhu yang ekstrim leher, bahu, punggung dapat mengakibatkan stress
dan lama dapat dan kaki. Letak meja
menyebabkan gangguan kulit yang rendah tidak
dan ketidaknyamanan ketika sesuai dengan tinggi
bekerja. Fentilasi yang siku saat berdiri,
kurang bagus dapat sehingga dapat
menyebabkan mengakibatkan
ketidaknyamanan saat kelelahan pada bahu
bekerja. dan tangan.

14
2.3 Evaluasi Risiko
Faktor Resiko hazard bagi petugas di Unit Radiologi Rumah Sakit
a. Faktor Fisik
Dari daftar checklist faktor fisik didapatkan hasil yang pertama
tentang paparan cahaya lampu yang terlalu terang /gelap dan lama
pada ruang pencucian foto sehingga dapat membuat mata lelah dan
gangguan penglihatan. yang kedua terdapat bising yang berasal dari
perangkat radiologi, suara keluarga yang banyak, dapat
mengakibatkan gangguan pendengaran.

b. Faktor Kimia
Dari daftar checklist faktor kimia didapatkan hasil yang pertama
ventilasi yang kurang bagus dapat menyebabkan ketidak nyamanan
saat bekerja. Yang kedua penggunaan bahan kimia yang berbahaya
dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit jika tidak dilakukan
dengan hati-hati

c. Faktor Biologi
Dari daftar checklist faktor biologi didapatkan hasil yang
pertama masalah penggunaan APD yang masih jarang dilakukan
oleh petugas sehinggan bisa menyebabkan kontak dengan cairan
tubuh pasien saat pemeriksaan. Yang kedua masih kurangnya
ketersediaan desinfektan untuk cuci tangan sehingga bisa
meningkatka resiko penularan penyakit dari pasien ke petugas dan
begitu pula sebaliknya.

d. Faktor Ergonomi
Dari daftar checklist faktor ergonomi didapatkan hasil yang
pertama masalah posisi kerja yang berdiri dan terus-menerus serta
tidak adanya kursi sebagai alat bantu dapat menyebabkan kelelahan
pada otot leher, bahu, punggung dan kaki. Yang kedua letak alat
pemgatur mesin (remote control) yang tidak sesuai dengan tinggi
petugas sehingga membutuhkan petugas utuk bekerja pada posisi
yag kurang nyaman dapat menyebabkan kelelahan otot. Yang ketiga
belum adanya petugas yang mengikuti mengikuti pelatihan tentang

15
ergonomic (keserasian dalam bekerja) sehingga masih kurang
pengetahuan petugas tentang ergonomi.

e. Faktor Psikososial
Dari daftar checklist faktor psikososial didapatkan hasil yang
pertama pekerja harus menggunakan konsentrasi penuh dalam
jangka waktu yang panjang sehinggan bisa menyebabkan kelelahan.
Yang kedua pekerja dituntut untuk memberikan pelayanan yang
tepat dan cepat dengan banyak pasien dan adanya kasus-kasus yang
bersifat emergensi sehingga memberikan beban kerja dan pikiran
yang lebih besar.

2.4 Pengendalian Risiko


a. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan petugas di Unit Radiologi
Dari daftar checklist Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
petugas di Unit Radiologi memperlihatkan bahwasemua petugas
berpendapat bahwa telah disediakannya APD di RS, semuapetugas
mengetahui fungsi dan peranan APD, semua petugas tidakmenggunakan
proteksi mata dan &ajah (misalnya pelindung muka,kacamata
pelindung), semua petugas tidak menggunakan proteksi kepaladan
rambut (misalnya helm dan kap), semua petugas tidak
menggunakanrespirator (misalnya masker dengan filter), semua petugas
belummenggunakan pakaian pelindung (misalnya baju atau jas yang
tahanterhadap radiasi), semua petugas belum menggunakan proteksi
kaki(misalnya sepatu tahan bahan kimia yang menutupi kaki hingga
matakaki), semua petugas menyimpan, memelihara danmerawat APD
yangtelah di gunakan pada tempat yang seharusny, dan semua petugas
merasabahwa penggunaan APD tidak mengganggu aktifitas/nyaman
dipakai.
Dari hasil survey, pengunaan APD pada petugas di Unit
RadiologiRS ternyata belum sempurna, dikarenakan masih
belumterpakainya beberapa APD yang lain seperti penutup kepala,
kacamatapelindung, baju anti radiasi dan alas kaki yang menutupi kaki

16
hingga matakaki. Sehingga penggunaan APD di RS masih perlu
mendapatperhatian khusus.

b. Pentingnya Ketersediaan Kotak Pertolongan Pertama pada


Kecelakaan(P3K) bagi petugas di Unit Radiologi.
Dari hasil checklist ketersediaan kit P3K di Unit Radiologi
yangditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan bah&a semua
petugasberpendapat bahwa tidak tersedianya kit P3K di RS, semua
petugasmengetahui peranan, isi dan fungsi kit P3K, semua petugas
tidak/belummenyimpan dan merawat kotak P3Kdengan benar. Hal ini
menunjukkanbahwa belum terdapatnya kit P3K di unit
radiologi.Sebagaimana kita ketahui bahwa ketersediaan alat P3K di unit
radiologisangat dibutuhkan sebagai penanganan a&al saat terjadi
kecelakaan ditempat kerjasebelum kemudian ditangani lebih lanjut oleh
tenagakesehatan yang berkompeten.

c. Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan (sebelum kerja, berkala,


berkalakhusus) bagi petugas di Unit Radiologi.
Dari hasil checklist kontrol pemeriksaan kesehatan di
UnitRadiologi yang ditampilkan pada tabel diatas memperlihatkan
bahwasemua petugas mengetahuiperanan dan pentingya pemeriksaan
kesehatansebelum kerja, berkala dan berkala khusus, khususnya bagi
petugaslaboratorium, belum ada satupun petugas yang
memeriksakankesehatannya terlebih dahulu sebelum bekerja di
laboratorium, semuapetugas yang selama bekerja di laboratorium
mengaku juga belum pernahmenjalani pemeriksaan kesehatan berkala,
salin itupun belum pernahmenjalani pemeriksaan kesehatan berkala
khusus. Hal ini menunjukkanbahwa masih minimnya kewaspadaan para
petugas, RS terhadap kesehatanmereka masing-masing.

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

2.5 Kesimpulan
1. Selalu memeriksakan kesiapan alat sebelum digunakan dan selalu
melakukan pemeriksaan berkala agar tidak terjadi hazard dari
kerusakan mesin seperti kebakaran, atau konsleting listrik yang
berdampak bagi pasien dan petugas.
2. Terdapat 5 faktor resiko hazard di unit radiologi yaitu: fisik
(pencahayaan), kimia (bahan kimia), biologi(tubuh), ergonomi (posisi
kerja), psikososial (konsentrasi dan status mental pekerja).
3. Pengendalian resiko di unit radiologi dapat dilakukan dengan cara:
menggunakan APD lengkap di unit radiologi, selalu tersedianya kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), melakukan pemeriksaan
Kesehatan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) bagi petugas di
Unit Radiologi.

3.2 Saran
1. Saran bagi petugas di Instalasi Radiologi
a. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja secara kontinue dan
konsisten.
b. Menambah kesadaran dab menanamkan bahwa bekerja safety
mulai dari diri sendiri.
c. Menambah ilmu dan wawasan tentang keselamatan kerja di unit
terkait dengan cara mengikuti seminar.
2. Bagi Rumah sakit
a. Melakukan pencatatan dan pelaporan kejadian kecelakaan kerja
setiap bulannya
b. Meningkatkan program pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Menegakkan peraturan penggunaan APD, memberikan sanksi bagi
yang tidak menggunakan APD, serta memberikan reward bagi yang
konsisten menggunakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arfianto Rifki, dkk. 2017. Potential Hazard Analysis Profession Radiographer At Demak
Hospital. Semarang : International Seminar On Education and Technology (ISET)
Hlm 99-104. Available on https://jurnal.unimus.ac.id/
Yudo, dr.Rumbiyo. 2018. Program Manajemen Risiko Radiologi. Malang.

19

Anda mungkin juga menyukai