Anda di halaman 1dari 4

Teori Dahlgreen and Whitehead social determination of health model

Kesenjangan kesehatan di masyarakat, di mana tingkat kesehatan terhubung ke


tingkat sosial ekonomi telah menyebabkan kesadaran yang berkembang bahwa banyak
masalah kesehatan dapat ditentukan oleh faktor sosial. Ketimpangan ekonomi, lingkungan,
dan sosial dapat menentukan risiko orang sakit, kemampuan mereka mencegah penyakit,
atau akses mereka ke perawatan yang efektif.

Faktor-faktor kesehatan sosial ini telah dieksplorasi oleh para peneliti menggunakan
beberapa model, tetapi yang paling banyak digunakan adalah 'model pelangi' Dahlgren-
Whitehead. Model, yang dikembangkan oleh Göran Dahlgren dan Margaret Whitehead pada
tahun 1991, memetakan hubungan antara individu, lingkungan dan kesehatan mereka.
Individu ditempatkan di pusat, dan di sekitarnya terdapat berbagai lapisan pengaruh
terhadap kesehatan seperti faktor gaya hidup individu, pengaruh komunitas, kondisi hidup
dan kerja, dan kondisi sosial yang lebih umum.

Kerangka kerja ini telah membantu para peneliti untuk membangun serangkaian
hipotesis tentang faktor-faktor penentu kesehatan, untuk mengeksplorasi pengaruh relatif
dari faktor-faktor penentu ini pada hasil kesehatan yang berbeda dan interaksi antara
berbagai faktor penentu. Model pelangi Dahlgren-Whitehead tetap menjadi salah satu
ilustrasi penentu kesehatan yang paling efektif, dan telah memiliki dampak luas dalam
penelitian tentang ketidaksetaraan dan pengaruh kesehatan.
Berdasarkan model pelangi Dahlgren dan Whitehead terdiri dari 4 lapisan yang
mempengaruhi factor individu :

1. lapisan pertama (level mikro, hilir/downstream)

determinan kesehatan meliputi perilaku dan gaya hidup individu, yang meningkatkan
ataupun merugikan kesehatan. Pada level mikro, faktor konstitusional genetik
berinteraksi dengan paparan lingkungan dan memberikan perbedaan apakah individu
lebih rentan atau lebih kuat menghadapi paparan lingkungan yang merugikan. Perilaku
dan karakteristik individu dipengaruhi oleh pola keluarga, pola pertemanan dan norma-
norma di komunitas.

2. Lapisan kedua (level meso)

pengaruh sosial dan komunitas, yang meliputi norma komunitas, nilai-nilai sosial,
lembaga komunitas, modal sosial, jejaring sosial, dan sebagainya. Faktor sosial pada level
komunitas dapat memberikan dukungan bagi anggota-anggota komunitas pada keadaan
yang menguntungkan bagi kesehatan. Sebaliknya faktor yang ada pada level komunitas
dapat juga memberikan efek negatif bagi individu dan tidak memberikan dukungan sosial
yag diperlukan bagi kesehatan anggota komunitas.

3. Lapisan ketiga (level ekso)

meliputi faktor-faktor struktural: lingkungan pemukiman atau perumahan papan yang


baik, ketersediaan pangan, ketersediaan energi, kondisi di tempat bekerja, kondisi
sekolah, penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan, akses terhadap pelayanan
kesehatan yang bermutu, akses terhadap pendidikan yang berkualitas, lapangan kerja
yang layak.

4. Lapisan terluar (level makro, hulu/upstream)

meliputi kondisi-kondisi dan kebijakan makro sosial-ekonomi, budaya, dan politik


umumnya, serta lingkungan fisik. Termasuk faktor-faktor makro yang terletak di lapisan
luar adalah kebijakan publik, stabilitas sosial, ekonomi, dan politik, hubungan
internasional atau kemitraan global, investasi pembangunan eknomi, peperangan atau
perdamaian, perubahan iklim dan cuaca, eko-sistem, bencana alam (maupun bencana
buatan manusia/ man made disaster seperti kebakaran hutan).

Keuntungan

Model Determinan social ini sangat efektif dimana kesehatan atau penyakit dapat di
deteksi tidak hanya dari diri individu melainkan dari lingkungan yang mencakup beberapa
factor. Keuntungannya mempermudah mendeteksi hal-hal yang dapat memperburuk
kesehatan dari luar individu diluar bidang kesehatan yang mempunyai keterikatan dan
pengaruh sangat kuat sebagai penentu keberhasilan kesehatan individu dan masyarakat.

Kerugian

 Memerlukan biaya yang cukup besar


 Sulit terhadap individu yang tinggal di wilayah terpencil

Aplikasi

Metode determinan social dapat diaplikasikan untuk memberikan hasil yang optimal
dalam penanggulangan kesehatan suatu wilayah. Penerapan model ini memerlukan
perubahan perilaku, dukungan dari beberapa sector termasuk pemerintah, serta sarana
prasarana yang memadai.

Pengaplikasian yang sesuai dengan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu:

1. Lapisan pertama
Mencakup perubahan lifestyle, individu harus mampu merubah perilaku hidup sehat.
Contoh: berhenti merokok, alkohol, konsumsi makanan sehat
2. Lapisan kedua
Merubah perilaku dalam social dan komunitas. Menciptakan dukungan social pada
anggota komunitas berdasarkan norma-norma social. Berkontribusi dalam komunitas
yang positif.
3. Lapisan ketiga
Menciptakan perubahan pada lingkungan
Contoh: menjaga kebersihan, sanitasi, udara, meningkatkan pendidikan
4. Lapisan keempat
Social-ekonomi, politik, budaya

Anda mungkin juga menyukai