Anda di halaman 1dari 4

John Snow (1813-1858), seorang dokter di London, sebenarnya lebih dikenal di bidang anestesi karena

perannya membantu Ratu Victoria melahirkan kedua putranya dengan menggunakan kloroform. Namun,
berkat minat dan upayanya selama bertahun-tahun mencatat, mengamati, dan memetakan kejadian wabah
kolera di daerahnya yang kemudian dibukukan dan diterbitkannya sendiri dengan judul On the Mode of
Communication of Cholera, namanya dikenang hingga kini. Penelitiannya menjadi mahakarya klasik di
bidang epidemiologi dan berbagai kajian tentang penelitiannya masih ditulis oleh para ahli di beberapa
jurnal kedokteran terkemuka hingga kini.
Pada masa-masa itu yang menjadi masalah sosial yang utama adalah wabah kolera, yang cara
penularannya belum diketahui. Penyakit ini secara berkala melanda Benua Eropa dan menimbulkan angka
kematian yang tinggi. Setelah mewabah Benua Eropa secara hebat pada tahun 1832, penyakit ini
kemudian mengancam Kota London pada tahun 1848 dan 1853. Snow membuat catatan-catatan tentang
kejadian kasus dan kematian yang terjadi serta berusaha merangkainya mencari jawab terhadap penyakit
kolera ini.
Dalam epidemi tahun 1848, kematian karena kolera terutama dijumpai di daerah selatan Sungai Thames
dan semakin berkurang pada daerah yang semakin jauh dari sungai. Banyaknya kematian ditemukan
terutama pada daerah yang kebutuhan airnya dipasok oleh dua perusahaan air (minum) swasta, Southwark
and Vauxhal Water Company dan Lambeth Water Company.
Kedua perusahaan tersebut mendistribusikan air yang diambil dari Sungai Thames melalui jaringan pipa
ke rumah-rumah penduduk. Persaingan di antara kedua perusahaan tersebut membuat jaringan pipa yang
berada di sebelah selatan Kota London kala itu dapat dikatakan semrawut, dan merupakan salah satu
faktor yang menyulitkan Snow dalam penelitiannya. Hal-hal inilah yang dapat dihasilkan dari
pengamatan Snow, sampai kejadian epidemi berikutnya pada tahun 1853. Sementara itu, antara tahun
1848 sampai 1853, dapat dikatakan London bebas dari kolera.
Ketika wabah kolera kembali menjangkiti Kota London pada bulan Juli 1853, Snow kembali melakukan
penyelidikan di daerah selatan Sungai Thames seperti kejadian epidemi yang lalu. John Snow mendatangi
rumah-rumah yang terkena musibah dan mengadakan penelitian tentang sumber air yang digunakan
dalam rumah-rumah itu.
Menurut catatannya, jumlah kematian pada rumah yang mendapat distribusi dari Southwark and Vauxhall
Company jauh lebih besar daripada yang mendapat distribusi baik dari Lambeth Company maupun dari
perusahaan lainnya ataupun dari sumber air lainnya, seperti dari sumur. Berdasarkan pengamatannya
selama itu, Snow memiliki dugaan kuat bahwa terdapat hubungan antara penyakit kolera dan air.
Mungkin Snow dengan penyelidikannya itu tidak akan dikenal luas seandainya tidak terjadi wabah kolera
pada tahun berikutnya. Dia meneruskan pencatatan yang dilakukan seperti pada wabah sebelumnya dan
mendapati temuan yang senada dengan penelitian sebelumnya. Di tengah kesibukannya mengadakan
penelitian itu, Snow tertarik dengan data tentang kematian sebesar 616 orang di daerah Soho, di dekat
rumahnya di Piccadilly.

Menurut Snow, kejadian kolera di daerah tersebut dapat dikatakan merupakan kejadian terburuk di
negerinya. Tidak seperti di bagian selatan Sungai Thames, distribusi air di daerah itu dilayani oleh
perusahaan New River dan Grand Junction. Mutu air yang diproduksi oleh kedua perusahaan tersebut
sangat jelek serta mengalir rata-rata hanya dua jam sehari.
Hal itu membuat banyak penduduk daerah tersebut mencukupi kebutuhan airnya dari sumur-sumur yang
terdapat di daerah tersebut, yang airnya lebih jernih. Kemudian Snow memetakan semua kasus kematian
itu dan perhatiannya tertuju pada banyaknya kematian di sekitar sumur yang terletak di Broad Street.
Kecurigaan Snow semakin besar ketika ternyata hampir seluruh penduduk yang meninggal itu pernah
mengonsumsi air dari sumur itu. Hal ini menguatkan teorinya dan ia segera melaporkannya kepada
otoritas di daerah tersebut. Sebagai hasilnya, keesokan harinya tuas pompa air di sumur pada Broad Street
dicabut dan disimpan sehingga penduduk untuk sementara tidak dapat mengambil air dari sumur itu.
Sejak itu kasus kolera menunjukkan penurunan yang cepat dan tidak ditemukan kasus baru.

Pertengahan abad kesembilan belas terjadi wabah kolera di London. Seorang dokter anestesi bernama
John Snow melakukan serangkaian investigasi untuk mengetahui penyebab wabah tersebut antara 1849
dan 1854. Dalam investigasi itu Snow mengamati banyak kematian terjadi pada populasi yang
menggunakan sumber air dari pompa air di Broad Street London. Air tersebut disuplai oleh sebuah
perusahaan air minum yang menggunakan air di bagian Sungai Thames yang tercemar limbah. Snow
menemukan, angka kematian karena kolera pada populasi yang menggunakan air minum tersebut lebih
tinggi daripada populasi yang tidak menggunakan air minum itu. Snow menyimpulkan, air minum
tercemar merupakan penyebab epidemi kolera. Berdasarkan hasil investigasi Snow, otoritas di London
menutup pompa air Broad Street untuk memutuskan transmisi, tidak lama kemudian epidemi kolera
berhenti. Era epidemiologi penyakit infeksi dimulai sejak investigasi Snow dan makin berkembang
seiring dengan munculnya ilmu baru mikrobiologi pada paroh kedua abad kesembilanbelas. Sekitar satu
dekade pasca investigasi Snow baru diketahui bahwa patogen penyebab epidemi kolera adalah Vibrio
cholera. Epidemiologi penyakit infeksi menggunakan Teori Kuman (Germ Theory). Teori Kuman
menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh agen infeksi sebagai kausa tunggal. Upaya pencegahan
penyakit infeksi dilakukan dengan cara memutus transmisi, meliputi pemberian vaksin, isolasi dengan
karantina, isolasi di rumahsakit, dan pemberian antibiotika (Susser dan Susser, 1996a).
Epidemiologi Kolera
John Snow (1813-1858), seorang dokter di London, sebenarnya lebih dikenal di bidang anestesi karena
perannya membantu Ratu Victoria melahirkan kedua putranya dengan menggunakan kloroform. Namun,
berkat minat dan upayanya selama bertahun-tahun mencatat, mengamati, dan memetakan kejadian wabah
kolera di daerahnya yang kemudian dibukukan dan diterbitkannya sendiri dengan judul On The Mode of

Communication of Cholera, namanya dikenang hingga kini. Penelitiannya menjadi mahakarya klasik di
bidang epidemiologi dan berbagai kajian tentang penelitiannya masih ditulis oleh para ahli di beberapa
jurnal kedokteran terkemuka hingga kini. Pada masa-masa itu yang menjadi masalah sosial yang utama
adalah wabah kolera, yang cara penularannya belum diketahui. Penyakit ini secara berkala melanda
Benua Eropa dan menimbulkan angka kematian yang tinggi.
Setelah mewabah Benua Eropa secara hebat pada tahun 1832, penyakit ini kemudian mengancam Kota
London pada tahun 1848 dan 1853. Snow membuat catatan-catatan tentang kejadian kasus dan kematian
yang terjadi serta berusaha merangkainya mencari jawab terhadap penyakit kolera ini. Dalam epidemi
tahun 1848, kematian karena kolera terutama dijumpai di daerah selatan Sungai Thames dan semakin
berkurang pada daerah yang semakin jauh dari sungai. Banyaknya kematian ditemukan terutama pada
daerah yang kebutuhan airnya dipasok oleh dua perusahaan air (minum) swasta, Southwark and Vauxhal
Water Company dan Lambeth Water Company.
Kedua perusahaan tersebut mendistribusikan air yang diambil dari Sungai Thames melalui jaringan pipa
ke rumah-rumah penduduk. Persaingan di antara kedua perusahaan tersebut membuat jaringan pipa yang
berada di sebelah selatan Kota London kala itu dapat dikatakan semrawut, dan merupakan salah satu
faktor yang menyulitkan Snow dalam penelitiannya. Hal-hal inilah yang dapat dihasilkan dari
pengamatan Snow, sampai kejadian epidemic berikutnya pada tahun 1853. Sementara itu, antara tahun
1848 sampai 1853, dapat dikatakan London bebas dari kolera. Ketika wabah kolera kembali menjangkiti
Kota London pada bulan Juli 1853, Snow kembali melakukan penyelidikan di daerah selatan Sungai
Thames seperti kejadian epidemi yang lalu. John Snow mendatangi rumah-rumah yang terkena musibah
dan mengadakan penelitian tentang sumber air yang digunakan dalam rumah-rumah itu. Menurut catatannya, jumlah kematian pada rumah yang mendapat distribusi dari Southwark and Vauxhall Company jauh
lebih besar daripada yang mendapat distribusi baik dari Lambeth Company maupun dari perusahaan
lainnya atau pun dari sumber air lainnya, seperti dari sumur.
Berdasarkan pengamatannya selama itu, Snow memiliki dugaan kuat bahwa terdapat hubungan antara
penyakit kolera dan air. Mungkin Snow dengan penyelidikannya itu tidak akan dikenal luas seandainya
tidak terjadi wabah kolera pada tahun berikutnya. Dia meneruskan pencatatan yang dilakukan seperti
pada wabah sebelumnya dan mendapati temuan yang senada dengan penelitian sebelumnya. Ditengah
kesibukannya mengadakan penelitian itu, Snow tertarik dengan data tentang kematian sebesar 616 orang
di daerah Soho, didekat rumahnya di Piccadilly. Menurut Snow, kejadian kolera di daerah tersebut dapat
dikatakan merupakan kejadian terburuk di negerinya. Tidak seperti dibagian selatan Sungai Thames,
distribusi air di daerah itu dilayani oleh perusahaan New River dan Grand Junction. Mutu air yang di
produksi oleh kedua perusahaan tersebut sangat jelek serta mengalir rata-rata hanya dua jam sehari. Hal
itu membuat banyak penduduk daerah tersebut mencukupi kebutuhan airnya dari sumursumur yang
terdapat di daerah tersebut, yang airnya lebih jernih. Kemudian Snow memetakan semua kasus kematian
itu dan perhatiannya tertuju pada banyaknya kematian disekitar sumur yang terletak di Broad Street.
4. John Snow
Merupakan orang pertama yang menemukan bahwa wabah kolera yang terjadi di Soho, London, pada
1854 sangat terkait dengan sumber air yang digunakan penduduk. Pada saat itu belum ditemukan
mikroskop sehingga orang tidak mengetahui apa saja yang terdapat di dalam air. Akan tetapi, John Snow

sangat yakin, wabah kolera disebabkan sumber air yang digunakan masyarakat. Ia mencabut pompa air
yang digunakan masyarakat sehingga sumber air tersebut tidak dapat digunakan dan wabah kolera
kemudian mereda.

Kabut Asap London '52 atau Kabut Asap Besar (bahasa Inggris:The Great Smog) adalah suatu
peristiwa polusi udara parah yang melanda Kota London, Inggris pada bulan Desember 1952.[1] Peristiwa
ini terjadi pada musim dingin diakibatkan oleh cuaca dingin yang bercampur dengan
fenomena meteorologi antisiklon dan kondisi cuaca yang berangin.Polusi udara sebagian besar berasal
dari penggunaan batubara yang kemudian membentuk lapisan tebal kabut asap di langit kota. Peristiwa ini
berlangsung dari hari Jumat, 5 Desember sampai hari Selasa, 9 Desember 1952, dan kemudian tersebar
dengan cepat ke seluruh kota setelah perubahan cuaca.
Meskipun menyebabkan gangguan besar pada jarak pandang penglihatan, dan bahkan juga merambah ke
area di dalam ruangan, peristiwa ini tidak dianggap sebagai peristiwa penting pada saat itu, karena
London telah melalui berbagai peristiwa yang berhubungan dengan polusi udara di masa lalu. Namun,
laporan medis dalam minggu-minggu berikutnya memperkirakan bahwa lebih dari 4.000 orang tewas dan
100.000 lebih mengalami gangguan pernapasan akut akibat menghirup kabut asap. Penelitian yang lebih
baru menunjukkan bahwa jumlah korban tewas jauh lebih besar, yaitu sekitar 12.000 jiwa. [2]
Peristiwa ini dianggap sebagai polusi udara terburuk dalam sejarah Inggris, [3] dan menghasilkan pengaruh
besar terhadap penelitian lingkungan, peraturan pemerintah, dan kesadaran publik tentang hubungan
antara kondisi udara yang bersih dengan kesehatan. [2]Peristiwa Kabut Asap Besar ini menyebabkan
beberapa perubahan dalam praktek dan peraturan pemerintah mengenai udara bersih, termasuk dengan
disahkannya Undang-Undang Udara Bersih pada tahun 1956.[4]

Anda mungkin juga menyukai