Disusun Oleh :
Veronica Julia Makaenas
19111101168
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya telah memberi kami sumber pengetahuan, kesempatan, dan bantuan sehingga
saya bisa menyelesaikan makalah “Bahaya Fisik Di Rumah Sakit Dan Kontruksi
Bangunan”
Terimakasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah yang memberikan tugas ini
kepada kami untuk memenuhi persyaratan penilaian mata kuliah dasar kesehatan
dan keselamatan kerja oleh Dr. Diana Vanda D Doda, Mohs, Phd.
Manado,
Maret 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1 Kesimpulan......................................................................................................9
3.2 Saran…………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
Agar dapat tercipta sistem manajemen K3 yang baik, dibutuhkan sumber daya
manusia yang mempunyai kompetensi yang baik pula terutama untuk mendeteksi
dan menangani risiko bahaya yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk dapat
mencapai hal tersebut karyawan rumah sakit harus mengetahui jenis-jenis resiko
bahaya di rumah sakit dan cara pengendaliannya, sehingga rumah sakit yang aman
bagi tenaga kerja, pasien, pengunjung, pengantar pasien, peserta didik dan
masyarakat di sekitar rumah sakit dapat terwujud.
Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial, yang selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain. Begitu pula halnya terhadap usaha kita
dalam memenuhi kebutuhan primer di atas. Salah satu kebutuhan primer yang
harus dipenuhi adalah rumah atau tempat tinggal. Kita menyadari kemampuan
yang ada dalam diri kita berbeda-beda. Dalam hal ini, tidak semua orang
mempunyai kemampuan untuk membangun sebuah rumah. Untuk itu, kita
membutuhkan bantuan dari orang yang memiliki skill dalam hal membangun
sebuah rumah. Tentunya tidak mudah untuk membangun atau membuat sebuah
rumah, belum lagi dengan risiko yang akan dihadapi. Dalam hal ini adalah kuli
bangunan yang secara khusus dan ahli dalam membuat atau membangun suatu
bangunan.
Tanpa jasa seorang kuli bangunan, rumah tempat kita tinggal saat ini tidaklah
ada. Tidak mungkin seseorang dapat membangun rumahnya sendiri tanpa bantuan
orang lain, karena kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap pekerjaan yang di lakukan oleh
manusia mana pun di muka bumi ini selalu memiliki sebuah dampak negative dan
bahaya yang dapat berisiko ringan hingga fatal. Bahaya atau lebih di kenal dengan
istilah Hazard ini, perlu di hindari agar tidak mengganggu kenyamanan dan
keamanan dalam melakukan berbangai pekerjaan. Oleh karena itulah, dilakukan
penelitian mengenai resiko dari pekerjaan tersebut.
1.3.Tujuan
Resiko bahaya di rumah sakit tidak semuanya akan nampak kalau kita tidak
dapat mengenalinya, terutama resiko bahaya biologi, karena keberadaan micro
organisme patogen tidaklah nampak seperti resiko bahaya fisik atau kimia. Akan
tetapi dampak dari resiko bahaya biologi di rumah sakit jika tidak dikendalikan,
maka dapat berdampak serius baik terhadap kesehatan maupun terhadap
keselamatan pekerja dan pengunjung serta masyarakat disekitar rumah sakit.
Resiko bahaya fisik dikelompokkan lagi dalam 7 resiko bahaya fisik antara lain:
d) Resiko jatuh dari ketinggian yang sama; terpeleset, tersandung, dan lain-lain.
Resiko ini terutama pada lantai-lantai yang miring baik di koridor, ramp atau
batas lantai dengan halaman. Pastikan area yang beresiko licin sudah ditandai dan
jika perlu pasanglah handriil atau pemasangan alat lantai anti licin serta rambu
peringatan “awas licin”.
e) Jatuh dari ketinggian berbeda. Resiko ini pada ruang perawatan anak dan jiwa.
Selain itu perlu diperhatikan pada pekerjaan konstruksi bangunan atau
pembersihan kaca pada posisi yang cukup tinggi. Jika pekerjaan dilakukan pada
ketinggian lebih dari 2 meter sebaiknya pekerja tersebut menggunakan abuk
keselamatan. Pada ruang perawatan anak dan jiwa yang terletak di lantai atas
pastikan jendela yang ada sudah terpasang teralis pengaman dan anak-anak selalu
dalam pengawasan orang dewasa saat bermain.
Pengendalian resiko bahaya radiasi dilakukan untuk pekerja radiasi, peserta didik,
pengunjung dan pasien hamil. Pekerja radiasi harus sudah mendapatkan informasi
tentang resiko bahaya radiasi dan cara pengendaliannya. Selain APD yang baik,
monitoring tingkat paparan radiasi dan kepatuhan petugas dalam pengendalian
bahaya radiasi merupakan hal yang penting. Sebagai indikator tingkat paparan,
semua pekerja radiasi harus memakai personal dosimetri untuk mengukur tingkat
paparan radiasi yang sudah diterima sehingga dapat dipantau dan tingkat paparan
tidak boleh melebihi ambang batas yang diijinkan. Untuk pengunjung dan pasien
hamil hendaknya setiap ruang pemerikasaan atau therapy radiasi terpasang rambu
peringatan “Awas bahaya radiasi, bila hamil harus melapor kepada petugas”.
3) Resiko bahaya akibat kebisingan adalah kebisingan akibat alat kerja atau
lingkungan kerja yang melebihi ambang batas tertentu. Resiko ini mungkin berada
di ruang boiler, generator listrik, dan peralatan yang menggunakan alat-alat cukup
besar dimana tingkat kebisingannya tidak dipantau dan dikendalikan. Berdasar
peraturan menteri kesehatan RI no 1204 tahun 2004 tentang pengendalian
lingkungan fisik di rumah sakit, seluruh area pelayanan pasien harus dipantau dan
dikendalikan tingkat kebisingannya minimal 3 bulan sekali.
Di rumah sakit pemantauan ini sudah dilakukan oleh ISLRS dan hasil temuan
yang tidak memenuhi persyaratan di analisa dan dikendalikan bersama IPSRS dan
Unit K3 serta dilaporkan kepada Manajemen rumah sakit.
5) Resiko bahaya listrik adalah bahaya dari konsleting listrik dan kesetrum arus
listrik. Pengendalian yang telah dilakukan adalah melakukan preventif
maintenance seluruh peralatan elektrik yang dilakukan oleh IPSRS. Kalibrasi
peralatan medis dan penggantian peralatan yang telah out off date. Untuk
mencegah bahaya kebakaran akibat peralatan listrik yang dibawa peserta didik
dan keluarga pasien dilakukan sosialisasi kepada seluruh peserta didik pada saat
orientasi dan untuk keluarga pasien informasi diberikan pada saat pasien masuk
rumah sakit khususnya pasien rawat inap.
6) Resiko bahaya akibat iklim kerja adalah berupa suhu ruangan dan tingkat
kelembaban. Jika suhu dan kelembaban di rumah sakit tidak dikendalikan dapat
mempengaruhi lingkungan kerja dan kualitas hasil kerja. Pemantauan secara
berkala telah dilakukan oleh ISLRS dan jika ditemukan kondisi tidak memenuhi
peresyaratan akan dilakukan pengendalian oleh IPSRS, PPI, Unit K3RS dan
ISLRS yang dipimpin oleh Direktur Umum dan Operasional.
7) Resiko bahaya akibat getaran adalah resiko yang tidak banyak ditemukan di
rumah sakit tetapi mungkin masih ada terutama pada kedokteran gigi yang
menggunakan bor dengan motor listrik dan pada bagian housekeeping / rumah
tangga yang menggunakan mesin pemotong rumput (bagian taman).
2) Resiko dari binatang (tikus, kecoa, lalat, kucing, dan lain-lain). Resiko ini
dikendalikan oleh ISLRS dan harus didukung dengan housekeeping yang baik
dari seluruh karyawan dan penghuni rumah sakit.
Resiko dari bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi yang meliputi:
2) Antiseptik yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk cuci tangan dan mencuci
permukaan kulit pasien seperti alkohol, iodine povidone, dan lain-lain.
3) Detergen yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk mencuci linen dan peralatan
lainnya.
4) Reagen yaitu zat atau bahan yang dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium klinik dan patologi anatomi.
6) Gas medis yaitu gas yang dipergunakan untuk pengobatan dan bahan penunjang
pengobatan pasien seperti oksigen, karbon dioxide, nitrogen, nitrit oxide, nitrous
oxide, dan lain-lain.
Pelabelan dan pengemasan ulang harus dilakukan oleh satruan kerja yang
kompeten untuk memjamin kualitas B3 dan keakuratan serta standar pelabelan.
Dilarang melakukan pelabelan tanpa kewenangan yang diberikan oleh pimpinan
rumah sakit.
Resiko ini terdapat pada hampir seluruh kegiatan di rumah sakit berupa kegiatan:
angkat dan angkut, posisi duduk, ketidak sesuaian antara peralatan kerja dan
ukuran fisik pekerja. Pengendalian dilakukan melalui sosialisasi secara berkala
oleh Unit K3.
Resiko ini juga dapat terjadi di seluruh rumah sakit berupa ketidak harmonisan
hubungan antar manusia didalam rumah sakit, baik sesama pekerja, pekerja
dengan pelanggan, maupun pekerja dengan pimpinan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Resiko bahaya di rumah sakit yang disebabkan oleh faktor biologi, fisik, kimia,
fisiologi/ergonomi dan psikologi dapat menyebabkan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja bagi pekerja, pengunjung, pasien dan masyarakat disekitar lingkungan rumah
sakit. Pekerja rumah sakit memiliki resiko kerja yang lebih tinggi dibanding pekerja
industri lain sehingga resiko bahaya tersebut harus dikendalikan. Salah satu upaya
pengendalian adalah dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh pekerja rumah
sakit tentang resiko bahaya tersebut sehingga seluruh pekerja mampu mengenal resiko
bahaya tersebut. Dengan mengenal resiko bahaya diharapkan pekerja mampu
mengidentifikasi resiko bahaya yang ada disatuan kerjanya dan mengetahui upaya
pengendalian resiko bahaya yang sudah dilakukan oleh rumah sakit sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan pekerja terhadap sistem pengendalian resiko bahaya yang
sudah dilakukan.
Masih terabaikannya keselamatan dan kesehatan kerja oleh pekerja pada proses
pembangunan rumah di Kecamatan Lubuk Batu Jaya Desa Tasik Juang SP3 jalur 5.
Dikarenakan para pekerja mendapat keahlian membangun rumah berdasarkan
keahlian secara otodidak dan tidak pernah mengikuti pelatihan dan seminar tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ditambah lagi para pekerja buruh atau kuli
bangunan berada di daerah yang jauh dari perkotaan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jdih.Kemenkeu.Go.Id/Fulltext/1992/3TAHUN1992UU.Htm
Loditia.Wordpress.Com/Tag/Undang-Undang-No-1-Tahun-1970-Tentang-
Keselamatan-Kerja/
Htcoretantimothy.Blogspot.Co.Id/2010/03/Peraturan-Menteri-Tenaga-Kerja-
No.Html
Love-Is-Earth.Blogspot.Co.Id/2013/06/Hazard-Kuli-Bangunan.Html