Anda di halaman 1dari 22

UPAYA MENGURANGI PERUBAHAN IKLIM DENGAN

MENGHASILKAN SEDIKIT EMISI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Penyehatan yang
diampu oleh Drs. Sukadi, M.Pd., M.T.

Disusun oleh:

Ninda Bundiani NIM 1903679


M. Fulqhihaqq Irviansyah NIM 1905349
Wisnu Ramdani NIM 1906228
Dina Daniar NIM 1908078
Rahmah Qonitin NIM 1908140
Lulu Khansa Adillasyahira NIM 1909637

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Aa’lamiin, segala puji syukur penulis panjatkan ke


hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena berkat rahmat dan hidayah serta
pertolongan-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Upaya Mengurangi Perubahan Iklim Dengan Menghasilkan Sedikit Emisi”, untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Penyehatan yang diampu oleh Drs.
Sukadi, M.Pd., M.T.

Makalah ini berisi tentang pengertian iklim serta emisi. Dampak dari
perubahan iklim. Serta berbagai upaya untuk mengurangi perubahan iklim dengan
cara menghasilkan sedikit emisi

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih terdapat banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis
senantiasa terus belajar.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap dapat


menambah wawasan para pembaca. Penulis juga berharap agar tulisan ini
bermanfaat bagi pelajar, dosen, dan berbagai pihak lain terkait yang bisa
memanfaatkannya.

Bandung, 30 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 1
1.4 Metode Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 3


2.1 Pengertian Iklim............................................................................................ 3
2.2 Penyebab Perubahan Iklim ............................................................................ 3
2.3 Proses Terjadinya Perubahan Iklim ............................................................... 6
2.4 Dampak Perubahan Iklim .............................................................................. 7
2.5 Pengertian Emisi ........................................................................................... 9
2.6 Peraturan Emisi Di Indonesia ........................................................................ 9
2.7 Macam-Macam Penghasil Emisi ................................................................. 10

BAB III UPAYA MENGURANGI PERUBAHAN IKLIM DENGAN


MENGHASILKAN SEDIKIT EMISI ................................................................ 11
3.1 Upaya Mengurangi Emisi Karbon ............................................................... 11
3.2 Upaya Mengurangi Emisi Gas Buang Kendaraan ........................................ 11
3.3 Upaya Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca ................................................ 13

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 16


4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 16
4.2 Saran........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gas Rumah Kaca ............................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini masalah perubahan iklim atau biasa disebut dengan fenomena
pemanasan global sudah menjadi permasalahan yang tidak bisa luput oleh kita.
Karena berbagai macam dampaknya akan berpengaruh terhadap keberlangsungan
kehidupan manusia.
Fenomena ini terjadi karena adanya peningkatan gas rumah kaca pada
lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Penyebab
perubahan iklim ini pun terdiri dari berbagai macam faktor yang berbeda.
Salah satu cara menanggulanginya adalah dengan cara menghasilkan sedikit
emisi. Pada disiplin ilmu bangunan, terdapat suatu forum yang bernama World
Green Building Council yang membahas berbagai cara menanggulangi fenomena
ini dan turut serta menyukseskan Sustainable Developmet Goals.
Maka dalam kesempatan kali ini, kelompok kami akan membahas cara
menanggulangi fenomena pemanasan global yang berfokus kepada menghasilkan
sedikit emisi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya. maka
rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian dari iklim dan emisi?
2) Apa dampak dari perubahan iklim?
3) Apa saja macam-macam penghasil emisi?
4) Bagaimana cara mengurangi perubahan iklim dengan cara mengurangi hasil
emisi?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi dari iklim dan emisi.
2) Untuk mengetahui dampak dari perubahan iklim.
3) Untuk mengetahui macam-macam penghasil emisi.

1
2

4) Untuk mengetahui cara mengurangi perubahan iklim dengan cara mengurangi


hasil emisi.

1.4 Metode Penulisan


1) Sumber dan Jenis Data
Data-data yang penulis paparkan dalam penyusunan makalah ini berasal dari
berbagai literatur kepustakaan seperti jurnal atau artikel yang berkaitan dengan
materi yang dibahas.
2) Penumpulan Data
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai
literatur, serta disusun berdasarkan hasil analisis dari informasi yang diperoleh.
Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan topik
dari tugas yang diberikan dosen Mata Kuliah Teknik Penyehatan pada semester
V Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.
3) Analisis Data
Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian.
Kemudian, dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah
dipersiapkan secara logis dan sistematis.
4) Penarikan Kesimpulan
Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan
penulisan, serta pembahasan yang telah dipaparkan. Simpulan yang ditarik
mempresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran
praktis sebagai rekomendasi untuk selanjutnya.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Iklim


Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang
dalam suatu tempat. Iklim diukur berdasarkan suhu, kelembapan, tekanan atmosfer,
curah hujan dan arah angin. Namun, tidak hanya itu saja, perlu diketahui bahwa
iklim dipengaruhi oleh garis lintang, medan, ketinggian dan perairan di dekatnya.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim suatu wilayah disebut sebagai klimatologi.
PENGERTIAN IKLIM MENURUT PARA AHLI
1) Menurut World Climate Conference : 1979
Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda
dengan keadaan pada setiap saatnya.
2) Menurut Glenn T. Trewartha : 1980
Konsep abstrak yang menyatakan kebiaasan cuaca dan unsur-
unsur atmosfer di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang.
3) Menurut Gibbs :1978
Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan,
angin kelembaban, yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang
panjang.
4) Menurut Junghuhn
Klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan jenis tumbuhan yang
cocok di suatu daerah. Penelitiannya dilakukan di pulau Jawa.

2.2 Penyebab Perubahan Iklim


Secara umum, perubahan iklim disebut sebagai fenomena pemanasan global,
dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung
untuk jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global
terdiri dari berbagai faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi
kehidupan manusia.

3
4

Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-


komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari,
dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan
pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil. Ada beberapa faktor penyebab
perubahan iklim, diantaranya:

1) Efek gas rumah kaca


Beberapa tempat yang cenderung hangat akan menjadi lembab, karena ada
lebih bnayak air yang menguap di lautan. Hal itu disebabkan oleh uap air yang
merupakan gas pada rumah kaca, sehingga keberadaannya akan menyebabkan
meningkatnya efek insulasi pada atmosfer. Uap air yang banyak juga akan
membentuk awan yang lebih banyak. Kemudian akan menimbulkan pantulan
cahaya matahari kembali ke luar angkasa yang menyebabkan menurunnya
proses pemanasan. Kelembaban yang sangat tinggi akan meningkatkam curah
hujan, badai yang semakin kering, dan air akan lebih cepat menguap dari dalam
tanah.
2) Pemanasan Global
Pola cuaca yang tidak teratur telah mulai menunjukkan efek pemanasan
global tersebut. Peningkatan curah hujan dalam bentuk hujan telah diketahui di
daerah kutub dan gurun. Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan
lebih banyak penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan
dan tumbuhan tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah
hujan. Tanaman dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat
menyebabkan seluruh ekosistem berubah secara total dan cepat. Diluar
kemampuan manusia untuk beradaptasi.
3) Kerusakan lapisan ozon
Penipisan lapisan ozon berpengaruh pada iklim di belahan bumi bagian
selatan terutama wilayah kutub selatan. Hal ini terjadi karena ozon merupakan
penyumbang besar gas pada efek rumah kaca. Kerusakan ozon bisa membuat
lapisan stratosfer menjadi lebih dingin.
Kondisi stratosfer yang demikian akan berpengaruh pada pergerakan angin
yang lebih cepat di sekitar kutub bahkan yang lebih berbahaya bisa menjangkau
garis khatulistiwa dan berimbas pada siklulasi tropis dan curah hujan di garis
5

lintang yang lebih rendah. Penipisan lapisan ozon tidak menyebabkan


pemanasan global secara langsung, namun rusaknya ozon berpengaruh pada
sirkulasi atmosfer bumi.
4) Kerusakan fungsi hutan
Mereka menemukan bahwa hilangnya hutan menyebabkan peningkatan
suhu diurnal variasi di daerah deforestasi, yang cenderung mengarah pada
kenaikan suhu udara rata-rata dan maksimal. Hal ini juga menyebabkan
sejumlah besar pemanasan, bila dibandingkan dengan emisi karbon dioksida
dari perubahan penggunaan lahan.
5) Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol
Penggunaan bahan pendingin buatan (syntetic refrigerant) berbahan
chloroflourcarbon dapat merusak lapisan ozon bumi. Ketika terlepas ke
atmosfer, freon (CFC) akan berubah menjadi Karbondioksida yang akan
menambah kepadatan gas rumah kaca di atmosfer. CFC juga mengakibatkan
penipisan lapisan ozon bumi. Sehingga sinar Ultarviolet matahari masuk ke
bumi secara langsung dan meningkatkan suhu bumi.
6) Gas buang industri
Beberapa industri yang tergolong lahap energi mengkonsumsi energi lebih
dri 6.000 TOE dan menyerap 80% dari total energi sektor industri antara lain
industri semen, industri baja, industri pulp & kertas, industri tekstil, industri
keramik, industri pupuk, industri petrokimia, industri makanan dan minuman
tertentu.
Penyebab utama perubahan iklim adalah meningkatnya jumlah gas rumah
kaca (CO2, CH4 dan lain-lain) di atmosfer. Pada tahun 2000 tercatat emisi CO2
sebesar 1.720 juta ton CO2 ekivalen, dan jika tidak ada aksi pengurangan emisi,
maka pada tahun 2020 akan menjadi 2.950 juta ton CO2 ekivalen. Peningkatan
emisi CO2 itu akan menyebabkan peningkatan suhu udara dan pemanasan
global secara luas yang dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan
perubahan iklim.
6

2.3 Proses Terjadinya Perubahan Iklim


Semakin hari perubahan iklim semakin kita rasakan bahkan semakin
mengkhawatirkan. Siang hari sangat panas tiba-tiba hujan. Perlu diingat bahwa
perubahan iklim tidak terjadi tiba-tiba, peristiwa ini terjadi oleh berbagai sebab.
Untuk itu kita harus berusaha menanggulanginya dengan mulai mencintai dan
menjaga lingkungan seperti menanam pohon, tidak membuang sampah
sembarangan, melakukan daur ulang, dan cara-cara sederhana lainnya.
Perubahan iklim bukanlah hal baru. Iklim global sebelumnya sudah selalu
berubah-ubah. Pada jutaan tahun yang lalu, sebagian wilayah dunia yang dahulunya
tertutupi oleh es kini berubah menjadi daratan akibat fluktuasi radiasi matahari atau
letusan gunung berapi.
Perubahan iklim yang ada saat ini dan akan datang dapat disebabkan bukan
hanya oleh peristiwa alam melainkan lebih karena berbagai aktivitas manusia.
Kemajuan pesat pembangunan ekonomi telah memberikan dampak yang serius
terhadap iklim dunia, seperti penggunaan energi fosil untuk sumber energi,
peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dan pembukaan lahan dengan cara
membabat hutan besar-besaran.
Perubahan iklim dipengaruhi oleh beberapa hal:
1) Dipengaruhi oleh posisi jauh dekatnya matahari dari bumi. Ketika matahari
mendekat, maka radiasi yang diterima bumi semakin banyak. Radiasi ini
membantu proses konveksi atau naiknya uap air ke langit.
2) Keadaan lingkungan, apakah daerah itu bergunung, berbukit, berhutan, atau
berpasir. Daerah yang bergunung atau berbukit mempengaruhi gerak udara.
Gunung atau bukit membuat udara terbantu untuk bergerak ke atas. Udara yang
terangkat ke atas atau ke langit mempermudah proses terbentuknya awan.
3) Dekat atau jauhnya suatu tempat dari sumber air, seperti laut atau danau. Daerah
yang dekat dengan sumber air memiliki peluang mengalami curah hujan lebih
tinggi daripada daerah yang jauh dari sumber air. Hal ini disebabkan oleh
besarnya tingkat penguapan daerah yang dekat dengan sumber air. Karena itu,
Indonesia memiliki curah hujan jauh lebih tinggi daripada pedalaman Australia.
Selain karena terletak di dekat garis khatulistiwa, Indonesia juga dikelilingi oleh
samudra yang luas sekali.
7

4) Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aerosol yang bertebaran di atmosfer.


Aerosol adalah partikel-partikel halus dalam gas dan udara. Aerosol bisa berasal
dari debu padang pasir, letusan gunung berapi, atau akibat aktivitas manusia
seperti asap motor dan pabrik.
Radiasi matahari yang masuk ke bumi dalam bentuk gelombang pendek yang
menembus atmosfer bumi kemudian berubah menjadi gelombang panjang ketika
mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian
gelombang di pantulkan kembali ke atmosfer.
Namun sayangnya tidak semua gelombang panjang yang di pantulkan kembali
oleh bumi dapat menembus atmosfer menuju angkasa luar karena di hadang dan
diserap oleh gas-gas yang berada di atmosfer yang di sebut Gas Rumah Kaca
(GRK). Peristiwa alam ini di kenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK).
Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi
gas rumah kaca secara signifikan, sehingga menyebabkan akumulasi panas di
atmosfer yang mempengarui sistem iklim global. Hal itu menyebabkan naiknya
temperatur rata-rata bumi yang di kenal sebagai pemanasan global. Pemanasan
global pada akhirya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya
perubahan beberapa variabel iklim suhu udara dan curah hujan.

2.4 Dampak Perubahan Iklim


Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena yang terjadi karena pemanasan
global. Peningkatan suhu terjadi sebagai akibat dari aktifitas manusia seperti
penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan dalam pemanfaatan lahan. Salah satu
perubahan iklim global adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas iklim yang
ekstrim seperti badai, banjir, dan kekeringan. Beberapa riset yang dilakukan
sebelum ini menunjukkan banyak indicator dalam perubahan iklim seperti
meiningkatnya permukaan air laut, banjir, kekeringan, beberapa permasalahan
sumber daya dan permasalahan dalam pengembangan sumber daya air.
Menurut Kusnanto (2011) keadaan rata-rata suhu udara di Indonesia mulai
tahun 1968 hingga tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu
70 tahun sejak 1940 suhu rata-rata di muka bumi mengalami peningkatan sekitan
0,5oC. Menurut Firman (2009) kondisi udara di Indonesi menjadi lebih panas
8

sepanjang abad 20, yaitu suhu udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira
0,3oC.
Menurut Firman (2009) terjadinya peningkatan rata-rata suhu udara
menyebabkan terjadinya penguapan air yang tinggi, sehingga menyebabkan
atmosfer basah dan intensitas curah hujan meningkat. Menurut Naylor (2006)
dalam Diposaptono (2009), perubahan pola curah hujan di Indonesia akan
mengarah pada terlambatnya awal musim hujan dan kecenderungan lebih cepat
berakhirnya musim hujan. Hal ini berarti bahwa musim hujan terjadi dalam waktu
yang lebih singkat, tetapi memiliki intensitas curah hujan yang lebih tinggi.
Menurut Rosegrent, ddk. (2008), secara global emisi GRK meruapak kontribusi
dari berbagai sektor kehidupan. Sektor energi memberi kontribusi sebesar 63%,
sektor kehutanan dan alih fungsi lahan sebesar 18%, sektor peetanian sebesar 13%,
sektor industry dan sampah rumah tangga masing-masing 3%.
Berdasarkan data yang bersumber dari PEACE (2007), distribusi terbesar GRK
di Indonesia adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrigenoksida
(N2O). Indonesia merupaka salah satu negara yang memberikan sumbasih terhadap
perubahan iklim dengan kontribusi GRK sebesar 3.014 MtCO2e yang terdiri dari
sektor kehutanan sebesar 2.536 MtCO2e, sektor energi sebesar 275 MtCO2e, sektor
pertanian sebesar 141 MtCO2e, dan sektor limbah sebesar 35 MtCO2e. Selain CO2,
gas rumah kaca terbesar kedua yang memberikan kontribusi terhadap pemanasan
global di Indonesia adalah CH4 yang mayoritas berasal dari sektor pertanian,
termasuk di dalamnya kegiatas peternakan.
Berdasarkan laporan ADB-GEF-UNDP dalam Deptan (2007), dalam sektor
pertanian, budidaya padi sawah memberikan kontribusi emisi GRK terbesar, yaitu
70,9%. Selain itu, budidaya padi sawah menyumbang 76% dari keseluruhan gas
CH4 yang diemisikan sektor pertanian.
Menghadapi perubahan iklim glonal, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
menurunkan emisi GRK secara nasional hinggal 26% pada tahun 2020 dengan
menggunakan sumber pendanaan dalam negeri, serta penurunan emisi hingga 41%
jika ada dukungan internasional dalam aksi mitigasi. Kegiatan ini dituangkan dalam
program aksi nasional penurunan emisi gas rumah kaca (Bappenas, 2010).
9

2.5 Pengertian Emisi


Gas buang atau emisi didefinisikan sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil
seperti batubara, gas alam dan minyak yang didispersikan ke udara, tergantung pada
komposisi bahan bakar serta jenis dan ukuran boiler. Emisi merupakan salah satu
penyumbang pencemaran udara yang dapat berdampak pada kesehatan manusia dan
lingkungan sekitar.

2.6 Peraturan Emisi di Indonesia


Peraturan-peraturan yang terkait upaya mengendalikan pencemaran udara,
diantaranya:
1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 04/2009 tentang Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Dengan diterbitkannya
Peraturan Menteri ini diharapkan dapat dijadikan panduan bagi industri
otomotif untuk memproduksi kendaraan bermotor dengan teknologi yang
ramah lingkungan. Peraturan Menteri ini hendaknya dilaksanakan oleh semua
pihak yang terkait dengan sebaik-baiknya berdasarkan komitmen semua
stakeholders.
2) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menerbitkan spesifikasi
bahan bakar nasional yaitu sesuai peraturan:
a) Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 3674 k/24/
DJM/2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Jenis
Bensin yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
b) Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 3675 k/24/
DJM/2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Jenis
Solar yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
3) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang baku mutu emisi gas
buang kendaraan bermotor tipe baru kategori M, kategori N, dan kategori O.
Menimbang :
a) Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1), Pasal 34 ayat (3),
dan Pasal 35 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
10

Pengendalian Pencemaran Udara, perlu ditetapkan Baku Mutu Emisi Gas


Buang Kendaraan Bermotor;
b) Bahwa Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru, sudah tidak dapat
diterapkan pada Kendaraan Bermotor Kategori M, Kategori N, dan
Kategori O sehingga perlu dilakukan penyempurnaan;
c) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Tipe Baru Kategori M, kategori N, dan kategori
O;

2.7 Macam-Macam Penghasil Emisi


Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global
(global warming), yaitu sebuah fenomena peningkatan temperature global dari
tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green effect) yang disebabkan
oleh meningkatnya emisis gas rumah kaca (GRK). Menurut sejati (2011) ada 6 gas
yang digolongkan sebagai GRK, diantaranya :
1) Karbondioksida (CO2)
2) Metana (CH4)
3) Dinitrooksida (N2O)
4) Sulfurheksafluorida (SFx)
5) Perfluorocarbon (PFC)
6) Hidrofluorokarbon (HFC)
Peningkatan emisi GRK disebabkan karena aktivitas manusia maupun
peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi peningkatan emisi GRK tersebut.
BAB III

UPAYA MENGURANGI PERUBAHAN IKLIM DENGAN


MENGHASILKAN SEDIKIT EMISI

3.1 Upaya Mengurangi Emisi Karbon


3.1.1 Mengurangi Emisi Karbon : Go Local
1) Mengkonsumsi bahan makanan local, kurangi sayu, buah, serta snack impor.
2) Belanja di warung dan pasar tradisional, lebih ramah untuk bumi dan
kesejahteraan.
3) Menanam sayur dan buah sendiri rumah.

3.1.2 Mengurangi Emisi Karbon : Less Meat, More Plants


1) Mengurangi konsumsi makanan dengan jejak karbon produksi yang tinggi.
2) Menanam pohon penghasil oksigen.
3) Bergabung dalam aktivitas reforestasi.

3.1.3 Mengurangi Emisi Karbon : Be Efficient


1) Mengurangi konsumsi makanan dengan jejak karbon produksi yang tinggi.
2) Hemat air-mandi gunakan shower, matikan keran saat sikat gigi dan cuci tangan.
3) Menggunakan peralatan elektronik yang efisien.
4) Kurangi screen time.

3.1.4 Mengurangi Emisi Karbon : Own Less, Waste Less, Live More
1) Beli barang yang hanya dibutuhkan.
2) Mengurangi dan mengolah sampah di rumah.
3) Mengompos sisa organic.

3.2 Upaya Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca


Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek
rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi
dapat juga timbul akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak

11
12

adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau, dan
sungai.

Gambar 3.1 Gas Rumah Kaca

Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca dari aktivitas sehari-hari ialah:
1) Lakukan efisiensi energi:
• Matikan lampu yang tidak digunakan
• Jangan meninggalkan peralatan elektronik dalam posisi stand by. Usahakan
mencabut alat dari sumber listrik
• Kita tinggal di negara tropis, manfaatkanlah sinar matahari untuk
penerangan dan juga untuk mengeringkan cucian
2) Kurangi frekuensi menggunakan kendaraan bermotor pribadi:
• Untuk jarak kurang dari 500 m biasakan berjalan kaki, hal ini pun dapat
membuat tubuh lebih sehat
• Gunakan sepeda untuk transportasi yang tidak memiliki gas buang
• Untuk jarak lebih dari 3 km, bisa berbagi kendaraan (car pooling)
3) Kurangi penggunaan air minum dalam botol kemasan dan sedotan :
• Biasakan membawa tempat minum sendiri
• Bila memungkinkan, hindari pemakaian sedotan plastik karena dapat
menghasilkan emisi karbon cukup besar
4) Kurangi sampah organik:
• Olah sampah organik menjadi kompos
13

• Pengurangan emisi sampah dapat dilakukan dengan lebih baik apabila


disertai dengan pemisahan sampah organik dari non-organik
5) Kurangi penggunaan kertas :
• Lakukan pencetakan bolak-balik (duplex) untuk menghemat penggunaan
kertas
• Untuk dokumen berupa draft dan tidak memerlukan kertas bersih, gunakan
kertas bekas untuk cetak
Selain upaya diatas, emisi gas rumah kaca dapat juga dikurangi dari pemilihan
pakan ternak yang benar. Pakan ternak mengeluarkan gas metana yang dapat
menyebabkan penurunan oksigen sampai sekitar 19,5%. Pada kadar yang lebih
tinggi, gas metana dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan apabila bercampur
dengan udara. Menyadari hal ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementrian Pertanian melakukan upaya mengedukasi peternak agar menggunakan
daun-daun hijau yang rendah kandungan emisi gas metananya untuk pakan ternak
mereka, seperti tanaman Leguminosa (Gliricidia, Leucaena, dan Kaliandra).
Kementrian PUPR pun ikut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon
melalui berbagai pembangunan infrastuktur yang mengadopsi prinsip
pembangunan gedung hijau (green building) dalam berbagai pembangunan
infrastuktur yang dilakukan, seperti pada pembangunan pasar tradisional, stadion,
dan rumah susun (rusun), serta pemanfaatan energi terbarukan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan gedung dan pengembangan manajemen
infrastruktur pengelolaan sampah.

3.3 Upaya Mengurangi Emisi Gas Buang Kendaraan


Upaya mengurangi perubahan iklim akibat emisi kendaraan bermotor yang
mencakup upaya-upaya pengendalian, baik langsung maupun tidak langsung,
akan dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif antara
lain (Sudrajad, 2006):

1) Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda,
kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman- teman (car
pooling).

2) Selalu merawat mobil dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan
14

asapnya tidak mengotori udara.

3) Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.

4) Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).

Adapun upaya mengurangi dampak gas buang kendaraan menurut Nasirudin


(1992) dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan teknis,
pendekatan planatologi, administrasi, dan hukum, serta pendekatan edukatif.

1) Pendekatan teknis

Mencari bahan bakar alternatif merupakan solusi yang banyak ditawarkan.


Bahan bakar alternatif tersebut antara lain alkohol dan bahan bakar gas (BBG).
Di Jakarta maupun di Surabaya, cukup banyak kendaraan (taksi) yang
menggunakan bahan bakar gas karena selain polutan lebih rendah juga lebih
ekonomis. Mobil listrik merupakan solusi yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak melainkan motor listrik
sehingga emisinya nol (Zero Emission Vehicles).

2) Pendekatan planatologi, administrasi, dan hukum


Pemerintah mempunyai posisi yang paling strategis dalam upaya
mengendalikan dampak gas buang kendaraan bermotor. Solusi untuk mengatasi
polusi udara kota, terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi
dengan tanpa mengabaikan sektor-sektor lain, maka tidak ada kata lain kecuali
harus mau belajar dari kota-kota besar lain di dunia yang telah berhasil
menurunkan polusi udara dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan
karenanya. Di antaranya, dengan pembatasan izin bagi angkutan umum kecil,
dengan memperbanyak kendaraan angkutan massal; seperti bus dankereta api,
diperbanyak. Kemudian, kontrolterhadap jumlah kendaraan pribadi juga dapat
dilakukan seiring dengan perbaikan pada sejumlah angkutan umum.
Pembatasan usia kendaraan terutama bagi angkutan umum juga perlu
mendapatkan pertimbangan secara khusus, mengingat, semakintua kendaraan,
apalagi yang kurang terawat, sangat berpotensi besar sebagai penyumbang
polutan udara. Di samping itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan
tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendarabenar-benar dapat diwujudkan,
15

begitu juga uji emisi yang dilakukan secara berkala, serta penanaman pohon
berdaun lebar di pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat.

3) Pendekatan edukatif

a) Memberikan informasi secara intensif tentang dampak polusi udara dan


perubahan iklim akibat gas buang kendaraan bermotor pada kesehatan dan
lingkungan serta bagaimana cara mengatasinya. Dengan mengetahui
dampak polusi udara tersebut diharapkan tumbuh kesadaran masyarakat
untuk melakukan upaya mengatasinya.

b) Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi


penyebab meningkatnya polusi udara oleh gas buang kendaraan bermotor.
Orang-orang yang potensial tersebut di antaranya pengemudi, pemilik
kendaraan bermotor, dan mekanik atau teknisi yang melakukan perawatan
kendaraan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perubahan iklim atau climate change adalah gejala naiknya suhu permukaan
bumi akibat naiknya intensitas efek rumah kaca. Faktor-faktor penyebab perubahan
iklim di antaranya efek gas rumah kaca, pemanasan global, kerusakan lapisan ozon,
kerusakan fungsi hutan, penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak
terkontrol, dan gas buang industri serta kendaraan. Salah satu dampak perubahan
iklim global adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas iklim yang ekstrim
seperti badai, banjir, dan kekeringan. Beberapa riset yang dilakukan sebelum ini
menunjukkan banyak indikator dalam perubahan iklim seperti meiningkatnya
permukaan air laut, banjir, kekeringan, beberapa permasalahan sumber daya dan
permasalahan dalam pengembangan sumber daya air.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi perubahan iklim
adalah dengan mengurangi sedikit emisi. Emisi atau gas buang didefinisikan
sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam dan minyak
yang didispersikan ke udara. Upaya-upaya tersebut di antaranya dengan
mengurangi emisi karbon, gas rumah kaca, dan gas buang kendaraan. Upaya
pengendalian ini menjadi tanggung jawab bersama, khususnya pemakai,
pemerintah, dan para ahli.

4.2 Saran
Penulis tentu menyarankan beberapa hal yang terkait dengan perubahan iklim
akibat emisi di masa mendatang, seperti:
1. Meskipun pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan
berbagai pendekatan mengenai upaya mengurangi emisi, masyarakat juga
diharapkan ikut aktif dalam kegiatan pengendalian emisi ini. Masyarakat
maupun pemerintah sama-sama berupaya untuk mengurangi perubahan iklim
dengan mengurangi sedikit emisi di berbagai sektor, dimulai dari kesadaran diri
sendiri.
2. Belajar dari kota-kota besar lain di dunia yang telah berhasil menurunkan emisi

16
17

dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.


DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R. (2016). Proses Terjadinya Perubahan Iklim. [Online]. Diakses dari


Perubahan Iklim (kemdikbud.go.id)

Dosen Pendidikan 3. (2021, 27 November). Pengertian Iklim. [Online]. Diakses


dari Iklim adalah - Pengertian, Unsur, Komponen, Macam dan Dampak
(dosenpendidikan.co.id)

http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/wartazoa/wazo221-4.pdf

http://agroplus.co.id/memilih-hijauan-pakan-ternak-rendah-emisi-gas-metana/

https://www.pu.go.id/berita/kementrian-pupr-dukung-kebijakan-pengurangan-
emisi-gas-rumah-kaca-lewat-pembangunan-infrastuktur

https://id.m.wikipedia.org

https://iesr.or.id/tips-untuk-mengurangi-emisi-gas-rumah-kaca-dari-aktivitas-
sehari-hari

Nasirudin. 1992. Pencemaran Udara oleh Transportasi, Dampak, dan Alternatif


Penanganannya, Yogyakarta: Makalah Seminar.

Nurdjanah, N. (2014). Emisi CO2 Akibat Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar.


Jurnal Transportasi Darat, XVI(4), 189-202.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor


P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang baku mutu emisi gas
buang kendaraan bermotor tipe baru kategori M, kategori N, dan kategori O.

Sudrajad, Agung. 2006. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. http//


kamase_ugm@yahoo.co.id (Diakses pada 29 November 2021)

18

Anda mungkin juga menyukai