Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL I

PERMASALAHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Nama : Akbar Raihan

Nim : 41219010001

ABSTRAK

Permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan
penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. Prasarana
lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan
permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Perencanaan perumahan dan
permukiman berupa hunian kota tidak hanya meninjau atau memikirkan keadaan atau
kondisi pada saat ini, namun juga masa depan. Adanya Rencana Umum Tata Ruang Kota
yang disingkat RUTRK merupakan pedoman dasar dan garis kebijaksanaan utama bagi
penyusunan dan pelaksanaan pembangunan berikutnya serta penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan Rencana Teknik Ruang Kawasan/Kota (RTRK) yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. ataupun yang lainnya dalam suatu perencanaan
harusnya menjadi fokus ataupun petunjuk dalam pembangunan perumahan dan
permukiman bagi pihak pengembang atau develop.

Di Indonesia perkembangan akan pembangunan perumahan dan permukiman semakin


meningkat dilihat dari meningkatnya perkembangan penduduk di Indonesia, Beragam
upaya dan program yang dilakukan, tapi masih saja banyak di jumpai permukiman
masyarakat miskin hampir disetiap sudut kota yang disertai dengan ke tidak tertiban
dalam hidup bermasyarakat di perkotaan. Melihat dari keterbatasan lingkungan dan
pentingnya suatu wadah kebutuhan akan sarana dan fasilitas perumahan dan
permukiman sehingga harus dilakukan pengembangan wilayah perkotaan yaitu
kawasan perumahan dan permukiman di wilayah pinggiran.

1
PENDAHULUAN

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik
lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik,
telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana
mestinya

Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Pasal 3, Permukiman adalah bagian dari


lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan
permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan
penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur (pasal 1
ayat 3).

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 menyebutkan bahwa penataan


perumahan dan permukiman berlandaskan asas manfaat, adil dan merata,
kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan
kelestarian lingkungan hidup.

Pemukiman adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau
kelompok manusia. Pemukiman memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi alam
dan sosial kemasyarakatan sekitar.

Perumahan dan pemukiman merupakan kesatuan fungsional, sebab pembangunan


perumahan harus berlandaskan suatu pola pemukiman yang menyeluruh, yaitu tidak
hanya meliputi pembangunan fisik rumah saja, melainkan juga dilengkapi dengan
prasarana lingkungan, sarana umum dan fasilitas sosial, terutama di daerah perkotaan
yang mempunyai permasalahan majemuk dan multidimensional.

2
PERMASALAHAN PERMUKIMAN DI INDONESIA

Ada pun beberapa permasalahan yang kerap ditemui di Indonesia, diantaranya adalah :

• Pemetaan lokasi yang masih kurang baik terhadap pencemaran udara

Gambar 1 .pencemaran udara


Bahwasannya Lokasinya harus sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh
kegiatan pabrik, yang umumnya dapat memberikan dampak pada pencemaran
udara. Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai
berikut : Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi g/m3g maksimum 150
Debu dengan diameter kurang dari 10.

• Pemetaan pemungkiman terhadap fasilitas umum yang masih kurang.


Pemungkiman yang baik harus Mempunyai akses terhadap pusat-pusat
pelayanan seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain-lain.

• Permasalahan banjir.

Gambar 2.Permukiman banjir


Pemungkiman yang baik harus mempunyai fasilitas drainase, yang dapat
mengalirkan air hujan dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan
air walaupun hujan yang lebat sekalipun.

3
• Permasalahan Air bersih

Gambar 3.Permasalahan air bersih


Pemungkiman yang baik harus Mempunyai fasilitas penyediaan air
bersih, berupa jaringan distribusi yang siap untuk disalurkan ke masing-masing
rumah.

• Permasalahan Sampah

Gambar 4.Permasalahan sampah


Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur
agar lingkungan permukiman tetap nyaman.

• Kurangnya ruang komunal dan ruang bermain

Gambar 5.kurangnya tempat bermain anak

4
Permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas umum seperti taman bermain bagi anak-
anak, lapangan atau taman, tempat beribadat, pendidikan dan Kesehatan sesuai dengan
skala besarnya permukiman itu. dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan.

ELEMEN PERMUKIMAN

Permukiman terbentuk atas kesatuan antara manusia dan lingkungan di sekitarnya.


Permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa elemen yaitu (Suparno
Sastra M. dan Endi Marlina, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, 2006:39) .
Suatu bentuk permukiman yang ideal di kota merupakan pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang bersifat komprehensif, sebab perumahan dan permukiman menyangkut
kehidupan manusia termasuk kebutuhan manusia yang terdiri dari berbagai aspek.
Sehingga dapat dirumuskan secara sederhana tentang ketentuan yang baik untuk suatu
permukiman yaitu harus memenuhi sebagai berikut:

• Alam.
Manusia. Di dalam suatu wilayah permukiman, manusia merupakan
pelaku utama kehidupan, disamping makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan
dan lainnya. sebagai makhluk yang paling sempurna, dalam kehidupannya
manusia membutuhkan berbagai hal yang dapat menunjang kelangsungan
hidupnya, baik itu kebutuhan biologis (ruang, udara, temperatur, dan lain-lain),
perasaan dan persepsi, kebutuhan emosional dan kebutuhan akan nilai-nilai
moral.

• Masyarakat.
Masyarakat merupakan kesatuan kelompok orang (keluarga) dalam
suatu permukiman yang membentuk suatu komunitas tertentu. Hal-hal yang
berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat yang mendiami
suatu wilayah permukiman adalah: Kepadatan dan komposisi penduduk,
Kelompok sosial,Adat dan kebudayaan,Pengembangan ekonomi , Pendidikan,
Kesehatan,Hukum dan administrasi

5
• Bangunan atau rumah.
Bangunan atau rumah merupakan wadah bagi manusia. Pada prinsipnya
bangunan yang dapat digunakan sepanjang operasional kehidupan manusia bisa
dikategorikan sesuai dengan fungsi masing-masing, yaitu: Rumah pelayanan
masyarakat (sekolah, rumah sakit, dan lain-lain), Fasilitas rekreasi atau hiburan,
Pusat perbelanjaan, Industri, Pusat transportasi.
• Networks.
Networks merupakan sistem buatan maupun alami yang menyediakan
fasilitas untuk operasional suatu wilayah permukiman. Untuk sistem buatan,
tingkat pemenuhannya bersifat relatif, dimana antara wilayah permukimansatu
dengan yang lainnya tidak sama. Sistem buatan yang yang keberadaannya
diperlukan dalam suatu wilayah antara lain Sistem jaringan air bersih, Sistem
jaringan listrik, Sistem transportasi, Sistem komunikasi, Drainase dan air kotor
,Tata letak fisik.

LOKASI DAN POLA PERKEMBANGAN PERUMAHAN

Dalam penentuan lokasi perumahan yang perlu diperhatikan adalah jarak dengan
tempat pekerjaan, pusat kota, perdagangan, pendidikan, kesehatan, keamanan, fasilitas
pelayanan kota. Kondisi fisiklokasi perumahan yang perlu dipertimbangkan :
persyaratan fisik tanah; topografi; sumber-sumber alam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perkembangan perumahan adalah pewilayahan


(zoning); utilitas (utilities); faktor-faktor teknis (technical factors); lokasi (locations);
estetika (aesthetics); Pusat pertokoan, Penduduk berpenghasilan tinggi, Kawasan yang
sesuai untuk lokasi, Kegiatan pertanian, Penduduk berpenghasilan rendah, komunitas
(community); pelayanan kota (city services); dan biaya (Costs).

Daerah pinggiran kota (urban fringe) sebagai suatu wilayah peluberan kegiatan
perkembangan kota telah menjadi perhatian banyak ahli di berbagai bidang ilmu seperti
geografi, sosial, dan perkotaan sejak tahun 1930-an saat pertama kali istilah urban fringe
dikemukakan dalam literatur. Besarnya perhatian tersebut terutama tertuju pada
berbagai permasalahan yang diakibatkan oleh proses ekspansi kota ke wilayah pinggiran

6
yang berakibat pada perubahan fisikal misal perubahan tata guna lahan, demografi,
keseimbangan ekologis serta kondisi sosial ekonomi.

Persyaratan kesehatan Perumahan dan lingkungan Pemukiman Menurut Keputusan


Menteri Kesehatan (Kepmenkes)No.829/Menkes/SK/VII/1999 :

Lokasi :

A. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya.
B. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang.
C. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.

GARIS SEPADAN BANGUNAN (GSB)

Di dalam penjelasan Pasal 13 Undang-undang No. 28 Tahun 2002, GSB mempunyai arti
sebuah garis yang membatasi jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa
bangunan terhadap batas lahan yang dikuasai. Pengertian tersebut dapat disingkat
bahwa GSB adalah batas bangunan yang diperkenankan untuk dibangun.

Batasan atau patokan untuk mengukur besar GSB adalah as jalan, tepi sungai, tepi
pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi. Sehingga jika rumah berada
di pinggir jalan, maka garis sempadan diukur dari as jalan sampai bangunan terluar di
lahan tanah yang dikuasai.

Faktor penentu besar GSB adalah letak lokasi bangunan itu berdiri. Rumah yang terletak
di pinggir jalan, GSB-nya ditentukan berdasarkan fungsi dan kelas jalan. “Untuk
pemukiman perumahan standarnya sekitar 3 - 5 m”, jelas Ir. Imam S. Ernawi, MCM.,
MSc. (Direktur Direktorat Bina Teknik, Ditjen Perumahan dan Pemukiman).

7
PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN

A. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan.
B. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit.
C. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki
dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu
penerangan, jalan tidak menyilaukan mata.
D. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan Kesehatan.
E. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan Kesehatan.
F. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
Kesehatan.
G. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya.
H. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya.

KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, hal ini tidak terlepas dari
masalah penyediaan sarana hunian yakni berupa perumahan bagi permukiman.
Kondisi ini memungkinkan masyarakat untuk mencari tempat yang layak untuk
hunian

Banyak pembangunan perumahan yang tersebar di Indonesia dalam beberapa tahun


ini khususnya di Jakarta, Bandung,Tangerang, dan Tangerang selatan. Perumahan
kini tidak terhindar pula dari masalah penyediaan faslitas . Kondisi ini sangat jelas
terlihat di kota kota tersebut. Banyak lingkungan permukiman sedang dibangun di
daerah ini. Sebagian besar lingkungan permukiman menyediakan hunian (rumah)
sederhana.

8
Pasar yang dituju para pengembang daerah ini adalah dari berbagai kalangan seperti
: Pegawai Negeri Sipil (PNS), masyarakat menengah, dan lain lain. sehingga harga
jual unit per rumah, disesuaikan dengan standart. Namun, sangat disayangkan
bahwa rata-rata lingkungan permukiman dibangun tanpa sesuai dengan persyaratan
perumahan (hunian ), dan tidak diperhatikan untuk peruntukan lahan yang akan
menjadi kavling rumah, tanpa menghiraukan kebutuhan yang menjadi standar suatu
lingkungan hunian yang layak.

Dengan mengetahui persyaratan dan mengkaji permasalahan-permasalahan


perancangan permukiman diIndonesia, seharusnya bisa membuat sebuah
permungkiman yang lebih baik dengan aspek aspek yang sudah dijelaskan diatas,
dari mulai aspek lingkungan sampai pola permukiman,

Anda mungkin juga menyukai