Anda di halaman 1dari 86

APLIKASI MANAJEMEN

ENERGI PADA
BANGUNAN GEDUNG
 Sektor bangunan berkontribusi lebih dari sepertiga emisi
gas rumah kaca pertahunnya dan mengkonsumsi energi
lebih dari 40% dari konsumsi energi dunia. Hal ini terjadi
baik di negara maju maupun negara berkembang.
 Energi sebagai kebutuhan pokok manusia dapat diibaratkan
sebagai uang, dimana pemakainnya haruslah bijaksana,
PENDAHULUAN produktif dan efisien
 Upaya yang dapat dilakukan dalam menghemat energi,
salah satunya adalah dengan melakukan audit energi
 Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung
besarnya konsumsi energi pada sebuah bangunan/gedung
dan mengenali cara untuk menghematnya
 Pada bangunan gedung,
system penggunaan energi
dapat dikelompokkan pada
empat pengguna energi
terbesar yaitu : Sistem AC,
Lanjutan Sistem Pencahayaan, Sistem
Transportasi, dan Peralatan
kantor plus lainnya.
 Dari hasil survey sejumlah
pihak (kementrian ESDM)
persentasi penggunaan
energi peralatan gedung
komersial rata-rata adalah
Instrumen
A. Instrumen Hukum:
Kebijakan 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang
yang Bangunan Gedung
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang
Berhubungan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2007 tentang
dengan Energi
4. Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 Rencana Aksi Nasional
Efisiensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
5. Nationally Appropriate Mitigation Actions/ NAMAs di Sektor
Energi Energi
Bangunan
B. Instrumen Fiskal
1. Insentif untuk implementasi program konservasi energi
Instrumen (Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi
Energi)
Kebijakan 2. Pembebasan pajak impor, harga set-up dan alokasi subsidi dari
yang energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (berdasarkan
Green Paper yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan)
Berhubungan C. Instrumen Institusional
dengan 1. Kementerian ESDM sebagai Otoritas Energi,
• Peraturan Menteri ESDM No 12 tahun 2012 tentang Pengendalian
Efisiensi Penggunaan Bhan Bakar Minyak
• Peraturan Menteri ESDM No 13 tahun 2012 tentang Penghematan
Energi Pemakaian Tenaga Listrik
• Peraturan Mentari ESDM No. 14 tahun 2012
Bangunan tentang Manajemen Energi
2. Kementerian Lingkungan Hidup (termasuk mitigasi perubahan
iklim)
Instrumen • Peraturan Menteri LH No 08 tahun 2010 tentang Kriteria dan
Sertifikasi bangunan Ramah Lingkungan
Kebijakan 3. Kementerian Pekerjaan Umum
• Peraturan Menteri PU No 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
yang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
• Peraturan Menteri PU No 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Berhubungan Fasilitas dan Aksesibilitas pada bangunan Gedung dan
Lingkungan
dengan • Peraturan Menteri PU No. 16/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Efisiensi Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung
4. Institusi-institusi terkait
Energi • Inpres No. 013 Tahun 2011
Bangunan • Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta No. 38 tahun 2012 tentang
Bangunan Gedung Hijau
5. Otoritas Pasar Karbon
Instrumen B. Instrumen Institusional
1. Kementerian ESDM sebagai Otoritas Energi,
Kebijakan • Peraturan Menteri ESDM No 12 tahun 2012 tentang Pengendalian
Penggunaan Bhan Bakar Minyak
yang • Peraturan Menteri ESDM No 13 tahun 2012 tentang Penghematan
Berhubungan Pemakaian Tenaga Listrik
• Peraturan Mentari ESDM No. 14 tahun 2012
dengan tentang Manajemen Energi

Efisiensi 2. Kementerian Lingkungan Hidup (termasuk mitigasi perubahan


iklim)
Energi • Peraturan Menteri LH No 08 tahun 2010 tentang Kriteria dan
Bangunan Sertifikasi bangunan Ramah Lingkungan
Instrumen
Kebijakan
yang D. Instrumen Keuangan:
1. Unilateral (Anggaran pemerintahan nasional/
Berhubungan daerah, aktivitas CSR sektor swasta)
dengan 2. Dukungan negara donor (Bilateral/Multilateral)
3. Pasar Karbon (seperti CDM)
Efisiensi 4. Pembiayaan Hijau (Green Financing)
Energi
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang Hemat
Energi
Adapun langkah-langkah melakukan efisiensi
terdapat tujuh (7) langkah sebagai berikut:
1. Langkah ke-1: Audit energi
2. Langkah ke-2: Menentukan target efisiensi
3. Langkah ke-3: Membuat rencana aksi
Langkah
4. Langkah ke-4: Pengembangan diri dan
Efisiensi Energi motivasi staf
5. Langkah ke-5: Monitoring
6. Langkah ke-6: Menghitung penghematan yang dicapai
7. Langkah ke-7: Evaluasi
 Audit energi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai proses
untuk mengevaluasi di mana sebuah bangunan atau pabrik yang
AUDIT menggunakan energi, dan mengidentifikasi peluang untuk
mengurangi konsumsi
ENERGI
 Audit energi bertujuan mengetahui “Potret Penggunaan Energi”
BANGUNAN dan mencari upaya peningkatan efisiensi pengunaan energi
GEDUNG
 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) merupakan
perbandingan antara total pemakaian energi
terhadap satuan luas bangunan gedung dalam
INTENSITAS periode tertentu (kWh/m2 per bulan atau kWh/m2
KONSUMSI per tahun )
ENERGI  Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada bangunan
merupakan suatu nilai yang dapat dijadikan sebagai
indikator untuk mengukur tingkat pemanfaatan
energi disuatu bangunan
Penggunaan energi dapat dihitung jika diketahui :
1. Rincian luas bangunan gedung dan luas total
bangunan gedung (m2).
2. Konsumsi Energi bangunan gedung per tahun
(kWh/m2/tahun)
INTENSITAS 3. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung
KONSUMSI per tahun (kWh/m2/tahun).
ENERGI 4. Biaya energi bangunan Gedung (kWh/m2/tahun).
Sumber IKE Tahun
(kWh/m²/tahun) Sumber IKE
(kWh/m²/tahun)
Berbagai Pengeluaran
energi
Standar ASEAN-USAID 240 1987

Intensitas ESDM & JICA Electric


Power
198,2 2008

Konsumsi Development Co., LTD


250 2010
berdasarkan GBCI
Energi untuk (Konsul Bangunan
Gedung Hijau Indonesia)
210-285 2012
Peraturan Gubernur
Perkantoran DKI Jakarta No. 38
tahun 2012 tentang
Bangunan Gedung
Hijau
Tabel Standar IKE pada bangunan gedung di Indonesia berdasarkan jenis
bangunannya :
Tipe Bangunan Rentan IKE
Waktu Operasi Acuan (Benchmark Operational
(KWH/m2/tahun)
Batas Bawah Acuan Batas Atas

210 250 285


Perkantoran 10 jam/hari, 5 hari/minggu, 52 minggu/th = 2600
jam/th

Hotel 290 350 400


24 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/th = 8736
jam/th
Apartemen 300 350 400
24 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/th = 8736
jam/th
Sekolah 195 235 265
8 jam/hari, 5 hari/minggu, 52 minggu/th = 2080
jam/th
Rumah Sakit 320 400 450
24 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/th = 8736
jam/th
Pertokoan 350 450 500
12 jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/th - 4368
Nilai Standar
IKE oleh
Depdiknas
tahun 2004
AUDIT ENERGI PADA
BANGUNAN GEDUNG
SNl6196:2011
 Audit Energi Singkat (Walk Through Audit) : kegiatan audit
energi yang meliputi pengumpulan data historis, data
dokumentasi bangunan gedung yang tersedia dan observasi,
perhitungan intensitas konsumsi energi (lKE) dan
kecenderungannya, potensi penghematan energi dan penyusunan
laporan audit
 Audit Energi Awal (Preliminary Audit) : kegiatan audit energi
yang meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi
DEFINISI bangunan gedung yang tersedia, observasi dan pengukuran
sesaat, perhitungan IKE dan kecenderungannya, potensi peng
hematan energi dan penyusunan laporan audit
 Audit Energi Rinci (Detail Audit) : kegiatan audit energi yang
dilakukan bila nilai IKE lebih besar dari nilai target yang
ditentukan, meliputi pengumpulan data historis, data
dokumentasi bangunan gedung yang
tersedia, observasi dan pengukuran lengkap, perhitungan IKE dan
kecenderungannya, potensi penghematan energi, analisis teknis
dan finansial serta penyusunan laporan audit
 Konsumsi Energi : besarnya energi yang digunakan oleh
bangunan gedung dalam periode waktu tertentu dan merupakan
perkalian antara daya dan waktu operasi(tWn/butan atau
kWh/tahun)
 Intensitas Konsumsi Energi (LKE) : perbandingan antara
konsumsi energi dengan satuan luas bangunan gedung dalam
periode
tertentu (kWh/m2 per bulan atau kWh7m2 pe-r tahun)
DEFINISI  Konservasi Energi Bangunan Gedung : upaya sistematis,
terencana dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi
dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya tanpa
mengorbankan tuntutan kenyamanan manusia dan/atau
menurunkan kinerja
 Pengelolaan Energi Bangunan Gedung : penyelenggaEan
kegiatan penyediaan dan pemanfaatan energi serta konservasi
energi bangunan gedung
 Bangunan Gedung : bangunan yang didirikan dan/atau
diletakkan dalam suatu lingkungan sebagian atau seluruhnya
pada, diatas, atau didalam tanah dan/atau perairan seJara iltap
yang berfungsi sebagai tempat manusia untuk melakukan
kegiatan, bertempat tinggal, berujaha, bersosial budaya, dan
beraktifitas lainnya
 Peluang Konservasi Energi (PKE) : peluang yang mungkin bisa
diperoleh dalam rangka penghematan energi dengan cara
DEFINISI perbaikan.dalam pengoperasian dan pemetiharaan, atau
mlhkukan tindalkan konservasi enbrgi pada fasilitas energi
 Potret Penggunaan Energi : gambaran pemanfaatan energi
menyeluruh pada bangunan gedung, meliputi: jenis, jumlah
penggunaan, peralatan, intensitas, profil beban penggunaan,
kinerjJperalatan,-dan peluang konservasienergi, maupun bagian
bangunan gedung dalam periode tertentu
 Target Penghematan Energi : nilai IKE yang ditetapkan untuk
bangunan gedung
 Proses Energi audit merupakan langkah awal dalam
mengidentifikasi potensi – potensi penghematan energi
 Audit akan menghasilkan data – data penggunaan energi
yang dapat dijadikan acuan dalam program efisiensi energi
 Hasil audit juga dapat digunakan untuk menentukan
AUDIT langkah – langkah yang tepat dalam efisiensi energi
ENERGI  Dapat menjadi dasar dalam penetuan target efisiensi yang
akan menjadi dasar penentuan rencanan aksi yang berisi
rekomendasi penghematan energi
 Dapat mengidentifikasi sector – sector yang tinggi
penggunaan energiya serta pengaruhnya terhadap peta
penggunaan energi
4.1 PROSES
AUDIT
ENERGI PADA  BAGAN ALUR
BANGUNAN
GEDUNG
4.2.1 PERSIAPAN
Persiapan yang dilakukan mencakup:
4.2 AUDIT a. penyiapan dokumen terkait termasuk
ENERGI kuisioner;
SINGKAT b. penyiapan sumber daya manusia (SDM);
c. penetapan jadwal singkat perencanaan.
4.2.2 PENGUMPULAN DATA
Data historis terdiri atas:
a. luas total lantaigedung;
b. pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama 1
(satu) sampai 2 (dua) tahun terakhir dan rekening pembelian bahan
bakar minyak (BBM), bahan bakar gas (BBG), dan air;
AUDIT c. beban penghunian bangunan (occupancy rafe) selama 1 (satu)
sampai 2 (dua) tahun terakhir;
ENERGI d. daya terpasang;
e. masukan dari observasivisual.
SINGKAT
Berdasarkan observasi langsung dan hasil wawancara singkat
dengan operator tentang hal-hal yang berkaitan dengan operasi
penggunaan energi obyek yang diteliti maupun kebutuhan energi
keseluruhan bangunan gedung
4.2.3 PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA
Perhitungan dilakukan menggunakan data yang
tersedia dan diperoleh melalui wawancara dan
observasi.
AUDIT Perhitungan profil dan efisiensi penggunaan energi:
ENERGI a. hitung intensitas konsumsi energi (kWh/m2 per
tahun) dan indeks konsumsi energi;
SINGKAT b. hitung kecenderungan konsumsi energi;
c. hitung persentase potensi penghematan energi;
d. pilihan untuk audit lanjutan (awalatau rinci).
4.2.3 LAPORAN AUDIT ENERGI
Berdasarkan pada seluruh kegiatatl pengumpulan dan
analisis data yang dilaksanakan, maka laporan audit
AUDIT energi disusun.
Laporan audit energi memuat:
ENERGI a. potret penggunaan energi;
SINGKAT b. rekomendasi yang mancakup langkah konservasi
energi yang bisa dilaksanakan serta pilihan untuk
melanjutkan audit yang lebih lanjut (awal atau rinci)
4.3.1 PERSIAPAN
Audit energi awal perlu dilakukan bila audit energi
singkat merekomendasikan untuk dilakukan penelitian
lebih lanjut pada seluruh bangunan gedung. Atau secara
langsung tanpa melalui audit energi singkat.

4.3 AUDIT  Persiapan audit energi yang dilakukan adalah untuk


mendapatkan hasil audit yang sesuai
ENERGI AWAL dengan lingkup kegiatan yang ditetapkan mencakup:
a. penyiapan dokumen terkait termasuk ceklist data;
b. penyiapan SDM yang sesuai bidang listrik dan
mekanis;
c. penyiapan alat ukur untuk pengukuran sampling;
d. penetapan jadwal rinci perencanaan.
4.3.2 PENGUMPULAN DATA

4.3.2.1 Data historis


Mencakup dokumentasi bangunan yang sesuai gambar konstruksi
terpasang (as built drawi ng), terdiri atas:
1) tapak, denah dan potongan bangunan gedung seluruh lantai;
AUDIT 2) denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai;
3) diagram garis tunggal, lengkap dengan penjelasan penggunaan
ENERGI AWAL daya listrik dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta
besamya daya listrik cadangan dari set generator,
4) pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama
satu tahun terakhir dan rekening pembelian bahan bakar minyak
(BBM), bahan bakar gas (BBG), dan air;
5) Beban penghunian bangunan selama 1 (satu) tahun terakhir
4.3.2.2 PENGUKURAN SINGKAT
Alat ukur yang digunakan adalah yang portable dan pengukuran
dilakukan secara samplingdisejumlah titik pengguna energi utama.

AUDIT 4.3.2.3 MASUKAN DARI OBSERVASI VISUAL


ENERGI AWAL Dikumpulkan berdasarkan observasi langsung dan hasil wawancara
dengan operator tentang hal-hal yang berkaitan dengan kinerja
operasi penggunaan energi pada obyek yang
diaudit maupun kebutuhan energi total bangunan gedung.
4.3.3 PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA
perhitungan sederhana untuk profil dan efisiensi
penggunaan energi dilakukan dengan menggunakan
data yang terkumpul menghasilkan:
a. intensitas konsumsi energi (kWh/m2 per tahun) dan
AUDIT indeks konsumsi energi;
b. simple payback Period;
ENERGI AWAL c. neraca energi sederhana;
d. persentase peluang penghematan energi;
e. rekomendasi pilihan dengan urutan prioritas
langkah penghematan energi.
4.3.4 PEMBAHASAN HASIL SEMENTARA AUDIT
Untuk mendapatkan hasil audit yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan dari pemilik
gedung maka diskusi dan presentasi harus dilakukan minimal satu
kali sebelum laporan
akhir.

AUDIT 4.3.5 LAPORAN AUDIT ENERGI


ENERGI AWAL Berdasarkan pada seluruh kegiatan yang dilaksanakan, maka
laporan audit energi awal
disusun. Laporan audit energi awal harus memuat:
a. potret penggunaan energi;
b. potensi penghematan energidan biaya pada obyek yang diteliti;
c. rekomendasi spesifik;
d. apabila diperlukan, rekomendasitindak lanjut ke audit energi
rinci.
4.4.1 PERSIAPAN
Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi singkat / audit
energi awal merekomendasikan untut< dilakukan penelitian lebih
lanjut pada seluruh bangunan Gedung atau pada obyek
4.4 AUDIT khusus/spesifik yang dianggap memiliki potensi penghematan
energi besar dan menjajikin tingkat keiaikan iukup menirif.
ENERGI RINCI Umumnya nilai IKE yang lebih besar dari nilai benchmark atau
target yang ditentukan merupakan alasan untuk
merekomendasikan kegiatan audit energi rinci.
Persiapan audit energi dilakukan adalah untuk
mendapatkan hasil audit yang sesuai dengan lingkup
kegiatan yang ditetapkan. Persiapan yang dilakukan
mencakup:
1. penyiapan dokumen terkait termasuk daftar periksa
AUDIT data audit;
ENERGI RINCI 2. penyiapan SDM yang sesuai bidang listrik dan
mekanis serta arsitektur;
3. penyiapan alat ukur untuk pengukuran detailyang
dilakukan secara periodik;
4. penetapan jadwal rinci perencanaan
4.4.2 PENGUMPULAN DATA
4.4.2.1 Data historis
Mencakup dokumentasi bangunan yang sesuai gambar
konstruksi terpasang, terdiri atas:
1) tapak, denah dan potongan bangunan gedung seluruh
lantai;
AUDIT 2) denah instalasi pencahayaan.bangunan seluruh lantai;
3) diagram garis tunggal, lengkap dengan penjelasan
ENERGI RINCI penggunaan daya listrik dan besarnya penyambungan daya
listrik PLN serta besamya daya listrik cadangan dari set
generator;
4) pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung
selama satu tahun terakhir dan rekening pembelian bahan
bakar minyak (BBM), bahan bakar gas (BBG), dan air;
5) beban penghunian bangunan selama 1 (satu) tahun terakhir
4.4.2.2 Pengukuran langsung
Alat ukur terkalibrasi yang digunakan dapat berupa alat ukur
magun (tixed) pada instalasi atau alat ukur portabel.
Pengukuran langsung pada peralatan utama mencakup:
1) paramater operasi;
2) profilfiam, harian);
3) kinerja alat.
AUDIT
ENERGI RINCI 4.4.2.3 Masukan dari pengamatan
Dikumpulkan berdasarkan observasi langsung dan hasil
wawancara mendalam dengan operator tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kinerja operasi penggunaan energi obyek
yang ditelitimaupun kebutuhan energi keseluruhan bangunan
gedung.
4.4.3 Perhitungan dan analisis data
Berdasarkan data seperti disebutkan pada butir 4.3.2
pembuatan profil penggunaan energi, perhitungan neraca
energi, analisis data teknis maupun finansial secara
mendalam dapat dilakukan.

AUDIT Analisis data energi dapat dilakukan dengan penggunaan


program komputer yang telah direncanakan untuk
ENERGI RINCI kepentingan itu dan diakui oleh masyarakat profesi.
a. Perhitungan profil dan efisiensi penggunaan energi:
1) hitung rincian penggunaan energi pada obyek yang diteliti;
2) hitung Intensitas konsumsi energi (kWh/m2 per tahun) dan
Indeks konsumsi energi;
3) hitung kinerja operasiaktual(rata-rata, maksimum dan
minimum).
b. Analisis Data
1) gambarkan grafik kecenderungan konsumsi energi
atau energi spesifik dengan
parameter operasi, jam, harian, mingguan atau
AUDIT bulanan;
2) lihat korelasi antara intensitas energi atau konsumsi
ENERGI RINCI energi dengan parameter operasi;
3) tentukan parameter operasi yang dominan
terhadap konsumsi energi maupun
intensitas energi dari obyek yang diteliti;
4) lihat kemungkinan perbaikan kinerja dan efisiensi penggunaan
energi;
5) hitung peluang penghematan energijika perbaikan kinerja tersebut
dilakukan:
o apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya
perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu
dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi
dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana
AUDIT penghematan e4ergi yang direkomendasikan ;

ENERGI RINCI o analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan
penggunaan progam komputer yang telah direncanakan untuk
kepentingan itu dan diakui oleh masyarakat profesi;
o penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap
memperhatikan kenyamanan penghuni. Analisis peluang hemat
energi dilakukan dengan usaha antara lain: menekan penggunaan
energi hingga sekecil mungkin (mengurangidaya
terpasang/terpakai dan jam operasi); memperbaiki kinerja
peralatan; menggunakan sumber energi yang murah.
c. Analisis finansial hemat energi
1) hitung biaya yang diperlukan untuk implementasi
perbaikan dimaksud;
2) lakukan analisis finansial untuk setiap peluang
penghematan energiyang ada;
3) lakukan analisis sensitifitas penghematan energi yang
menjanjikan penghematan besar dengan tingkat kelaikan
yang cukup menarik;
AUDIT 4) rekomendasikan pilihan dengan urutan prioritas langkah
ENERGI RINCI penghematan energi
4.4.4 Pembahasan hasil sementara audit
Untuk mendapatkan hasil audit yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dari pemilik gedung maka diskusi
dan presentasi harus dilakukan minimal satu kali sebelum
laporan akhir final.
4.4.5 Laporan audit energi
Berdasarkan pada seluruh kegiatan yang dilaksanakan, maka
laporan audit energi rinci disusun.

Laporan audit energi rinci harus memuat:


a. potret penggunaan energi;
AUDIT b. kineria operasi aktual pengguna energi untuk berbagai
ENERGI RINCI kondisidan beban;
c. faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja operasi;
d. potensi penghematan energi dan biaya pada obyek yang
diteliti;
e. kajian teknis dan finansial penghematan energi;
f. rekomendasi spesifik dan saran tindak lanjut.
Laporan audit energi terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut:
a. ringkasan eksekutif;
b. latar belakang;
AUDIT c. pelaksanaan audit energi;
d. potret penggunaan energi;
ENERGI RINCI e. pengelolaan energi;
f. analisis:
g. peluang-peluang penghematan energi;
h. rekomendasi.
4.4.6 Rekomendasi
Rekomendasi yang dibuat mencakup masalah:
a. pengelolaan energi termasuk program manajemen
yang perlu diperbaiki, implementasi
audit energiyang lebih baik, dan cara meningkatkan
AUDIT kesadaran penghematan energi;
ENERGI RINCI b. pemanfaatan energi, termasuk langkah-langkah :
1) peningkatan efisiensipenggunaan energitanpa biaya,
misalnya mengubah prosedur;
2) perbaikan dengan investasi kecil;
3) perbaikan dengan investasi besar
CONTOH FORMAT
PENGAMBILAN DATA
Langkah
Efisiensi Energi
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
Data
Pengumpulan
Data
ANALISA
ANALISA
ANALISA
ANALISA
ANALISA
Langkah 2.
Menentukan
Target Efisiensi
Energi
Langkah 3
Menyusun
Rencana Aksi
Contoh
Rencana Aksi
Langkah 4
Pengembangan
Diri dan Motivasi
Staff
Langkah 5
Monitoring
Langkah 6
Menghitung
Penghematan
Energi
Langkah 7
Evaluasi
Berdasarkan pada tabel laporan konsumsi energi pada gedung sekolah dibawah ini :

No Lantai Lampu AC Peralatan Pendukung

1 Lantai 1 235 5250 2450

2 Lantai 2 255 4500 840

3 Lantai 3 280 4520 580

4 Lantai 4 235 4350 1250

Latihan
Luas area setiap lantai gedung adalah 490 m2 dan Tarif Tenaga Listrik per kwh
sebesar Rp. 900 (Lampiran 1 Permen ESDM No. 28 2016 tentang Tarif Tenaga
Listrik yang disediakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PERSERO) untuk
Keperluan Pelayanan Sosial). Tentukan :

a. Intensitas Konsumsi Energi

b. Berapa Potensi Peluang Penghematan Energi jika pimpinan sekolah


menetapkan kebijakan IKE pada batas maksimal 12.08 kwh/m2/bln?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai