ENERGI PADA
BANGUNAN GEDUNG
🞄 Sektor bangunan berkontribusi lebih dari sepertiga emisi
gas rumah kaca pertahunnya dan mengkonsumsi energi
lebih dari 40% dari konsumsi energi dunia. Hal ini terjadi
baik di negara maju maupun negara berkembang.
🞄 Energi sebagai kebutuhan pokok manusia dapat
diibaratkan sebagai uang, dimana pemakainnya haruslah
PENDAHULUAN bijaksana, produktif dan efisien
🞄 Upaya yang dapat dilakukan dalam menghemat energi,
salah satunya adalah dengan melakukan audit energi
🞄 Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk
menghitung besarnya konsumsi energi pada sebuah
bangunan/gedung dan mengenali cara untuk
menghematnya
🞄 Pada bangunan gedung,
system penggunaan energi
dapat dikelompokkan pada
empat pengguna energi
terbesar yaitu : Sistem AC,
Lanjutan Sistem Pencahayaan,
Sistem Transportasi, dan
Peralatan kantor plus
lainnya.
🞄 Dari hasil survey sejumlah
pihak (kementrian ESDM)
persentasi penggunaan
energi peralatan gedung
komersial rata-rata adalah
Instrumen
Kebijakan A. Instrumen Hukum:
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002
yang tentang Bangunan Gedung
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009
Berhubungan tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2007 tentang
dengan Energi
Efisiensi 4. Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Energi 5. Nationally Appropriate Mitigation Actions/ NAMAs di Sektor
Energi
Bangunan
B. Instrumen Fiskal
1. Insentif untuk implementasi program konservasi energi
Instrumen (Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi)
Kebijakan 2. Pembebasan pajak impor, harga set-up dan alokasi subsidi
yang dari energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (berdasarkan
Green Paper yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan)
Berhubungan C. Instrumen Institusional
dengan 1. Kementerian ESDM sebagai Otoritas Energi,
• Peraturan Menteri ESDM No 12 tahun 2012 tentang
Efisiensi Pengendalian Penggunaan Bhan Bakar Minyak
• Peraturan Menteri ESDM No 13 tahun 2012 tentang
Energi Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik
Bangunan • Peraturan Mentari ESDM No. 14 tahun 2012
tentang Manajemen Energi
2. Kementerian Lingkungan Hidup (termasuk mitigasi
perubahan iklim)
Instrumen • Peraturan Menteri LH No 08 tahun 2010 tentang Kriteria
dan Sertifikasi bangunan Ramah Lingkungan
Kebijakan 3. Kementerian Pekerjaan Umum
yang • Peraturan Menteri PU No 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Berhubungan • Peraturan Menteri PU No 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada bangunan Gedung dan
dengan Lingkungan
• Peraturan Menteri PU No. 16/PRT/M/2010 tentang
Efisiensi Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung
4. Institusi-institusi terkait
Energi • Inpres No. 013 Tahun 2011
Bangunan • Peraturan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta No. 38 tahun 2012
tentang Bangunan Gedung Hijau
5. Otoritas Pasar Karbon
Instrumen B. Instrumen Institusional
Kebijakan 1. Kementerian ESDM sebagai Otoritas Energi,
• Peraturan Menteri ESDM No 12 tahun 2012 tentang
yang Pengendalian Penggunaan Bhan Bakar Minyak
• Peraturan Menteri ESDM No 13 tahun 2012 tentang
Berhubungan Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik
• Peraturan Mentari ESDM No. 14 tahun 2012
dengan tentang Manajemen Energi
Efisiensi 2. Kementerian Lingkungan Hidup (termasuk mitigasi perubahan
iklim)
Energi • Peraturan Menteri LH No 08 tahun 2010 tentang Kriteria dan
Bangunan Sertifikasi bangunan Ramah Lingkungan
Instrumen
Kebijakan
yang D. Instrumen Keuangan:
1. Unilateral (Anggaran pemerintahan
Berhubungan nasional/ daerah, aktivitas CSR sektor swasta)
dengan 2. Dukungan negara donor (Bilateral/Multilateral)
3. Pasar Karbon (seperti CDM)
Efisiensi 4. Pembiayaan Hijau (Green Financing)
Energi
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Standar
Nasional
Indonesia (SNI)
yang
Berhubungan
dengan
Bangunan
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Pilihan
Teknologi
untuk
Mencapai
Bangunan
yang
Hemat
Energi
Adapun langkah-langkah melakukan efisiensi
terdapat tujuh (7) langkah sebagai berikut:
1. Langkah ke-1: Audit energi
2. Langkah ke-2: Menentukan target efisiensi
3. Langkah ke-3: Membuat rencana aksi
Langkah
4. Langkah ke-4: Pengembangan diri dan
Efisiensi Energi motivasi staf
5. Langkah ke-5: Monitoring
6. Langkah ke-6: Menghitung penghematan yang dicapai
7. Langkah ke-7: Evaluasi
🞄 Audit energi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
proses untuk mengevaluasi di mana sebuah bangunan atau
AUDIT pabrik yang menggunakan energi, dan mengidentifikasi peluang
ENERGI untuk mengurangi konsumsi
🞄 Audit energi bertujuan mengetahui “Potret Penggunaan Energi”
BANGUNAN dan mencari upaya peningkatan efisiensi pengunaan energi
GEDUNG
🞄 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) merupakan
perbandingan antara total pemakaian energi
terhadap satuan luas bangunan gedung dalam
INTENSITAS periode tertentu (kWh/m2 per bulan atau kWh/m2
KONSUMSI per tahun )
ENERGI 🞄 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada bangunan
merupakan suatu nilai yang dapat dijadikan sebagai
indikator untuk mengukur tingkat pemanfaatan
energi disuatu bangunan
Penggunaan energi dapat dihitung jika diketahui :
1. Rincian luas bangunan gedung dan luas
total bangunan gedung (m2).
2. Konsumsi Energi bangunan gedung per
tahun (kWh/m2/tahun)
INTENSITAS 3. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan
KONSUMSI gedung per tahun (kWh/m2/tahun).
ENERGI 4. Biaya energi bangunan Gedung (kWh/m2/tahun).
Sumber IKE Tahun
(kWh/m²/tahun) Sumber IKE
(kWh/m²/tahun)
Pengeluaran
Berbagai energi
Standar ASEAN-USAID 240 1987
Power
Konsumsi Development Co., LTD
berdasarkan GBCI 250 2010
Latihan Luas area setiap lantai gedung adalah 490 m2 dan Tarif Tenaga Listrik per kwh sebesar Rp.
900 (Lampiran 1 Permen ESDM No. 28 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan
oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PERSERO) untuk Keperluan Pelayanan Sosial).
Tentukan :