Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342349381

Pemanfaatan Teknologi Carbon Capture and Storage pada PLTU dalam Upaya
Mengurangi Emisi Gas Buang CO2 ke Atmosfer

Article · November 2016

CITATIONS READS

2 4,993

1 author:

Mardika Firlina
Bandung Institute of Technology
2 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Mardika Firlina on 21 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TK 4027
Kimia dan Teknologi Batubara

Pemanfaatan Teknologi Carbon Capture and Storage pada


PLTU dalam Upaya Mengurangi Emisi Gas Buang CO2 ke
Atmosfer
Mardika Firlina
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Keterangan artikel: Penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit energi listrik
Ditugaskan pada 5 September 2016. menimbulkan masalah berupa emisi gas CO2. Peningkatan konsentrasi CO2 di
Dikumpulkan pada 27 November atmosfer mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam 10 tahun
2016 terakhir dan berdampak pada perubahan iklim. Teknologi Carbon Capture
Kata kunci: and Storage (CCS) merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan
CO2, emisi, CCS, batubara, dalam upaya mengurangi emisi gas buang CO2. Secara garis besar terdapat
industri tiga proses dari teknologi CCS, yaitu proses penangkapan CO2 yang dihasilkan
oleh industri, proses pengangkutan ke lokasi penyimpanan, dan proses
penyimpanan. Lokasi yang mungkin dijadikan tempat untuk menyimpan CO2
adalah di bawah permukaan bumi dan di lautan dalam. Gas CO2 diinjeksikan
di bawah lapisan batu yang padat di bawah permukaan bumi sehingga CO2
dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dan tidak kembali ke
atmosfer. Teknologi CCS dapat menyerap CO2 hingga 95%. Namun terdapat
beberapa kendala dalam penerapan teknologi CCS pada skala besar, yaitu
tidak ekonomis karena biaya untuk menghasilkan listrik meningkat hingga
91% dan kurangnya dukungan dari publik karena belum ditemukan solusi
yang memuaskan untuk mengatasi kebocoran CO2 yang mungkin terjadi.

1. Pendahuluan menjamin agar keberlangsungan hidup di bumi tetap


terjaga, berbagai cara dilakukan untuk mengurangi
Perubahan iklim global telah mejadi isu lingkungan dan menekan emisi gas CO2 ke atmosfer. Salah satu
yang cukup populer di dunia internasional. Emisi gas teknologi yang sedang dikembangkan adalah Carbon
rumah kaca yang sebagian besar disebabkan oleh gas dioxide capture and storage (CCS).
CO2 menjadi salah satu parameter untuk mengukur
perubahan iklim. Para pakar iklim mengobservasi Carbon dioxide capture and storage (CCS)
konsentrasi CO2 di atmosfer mengalami peningkatan merupakan proses yang terdiri dari proses pemisahan
secara signifikan dalam satu abad terakhir. Pada era CO2 dari industri dan sumber pembangkit energi,
pre industrial, konsentrasi CO2 di atmosfer berada pengangkutan menuju lokasi penyimpanan, dan
pada level 280 ppm. Namun pada tahun 2015, penyimpanan CO2 dari tempat yang terisolasi dari
konsentrasi CO2 di atmosfer telah mencapai level atmosfer dalam jangka waktu lama[a]. Teknologi
399ppm. Hal tersebut menunjukkan bahwa telah Carbon dioxide capture and storage (CCS) sangat
terjadi peningkatan konsentrasi CO2 sebesar 40% prospektif untuk diterapkan mengingat pemakaian
dibandingkan pada pertengahan era 1880 dengan bahan bakar fosil akan tetap digunakan hingga
peningkatan rata-rata 2 ppm CO2/tahun dalam 10 pertengahan abad[a].
tahun terakhir[c]. Jika pelepasan gas buang CO2 terus
dilakukan dengan laju yang sama, dapat diestimasikan 1.1 Sumber Emisi Gas CO2
konsentrasi CO2 akan mencapai 500 ppm pada tahun
2050 dan 800 ppm pada tahun 2100[e]. Para ilmuwan Sektor dengan penyumbang emisi gas buang CO2
berpendapat bahwa batas aman konsentrasi CO2 di terbesar adalah sektor industri yang melibatkan
atmosfer berada pada rentang 350-550 ppm untuk pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan Tabel 1,
mencegah terjadinya pencairan es di kutub[f]. Untuk pembangkit energi dan listrik merupakan industri

1
penyumbang emisi gas buang CO2 terbesar dengan 10 gas. Berdasarkan Gambar 1, emisi CO2 yang dihasilkan
juta ton CO2 per tahun. Pembangkit energi dan listrik karena penggunaan batubara mengalami peningkatan
di dunia masih sangat bergantung pada penggunaan yang cukup signifikan dalam 25 tahun terakhir. Negara
bahan bakar fosil, salah satunya adalah batubara. besar seperti Australia, Cina, India, Polandia, dan
Afrika Selatan menghasilkan lebih dari 2/3 listriknya
Tabel 1. Sumber emisi CO2 pada berbagai industri[a] dari pembakaran batubara[c].

Number of Emissions 1.2 Emisi Gas CO2 pada Berbagai Negara


Process
sources (MtCO2/ yr)
Fossil fuels Cina merupakan negara penghasil batubara
Power 4942 10539 terbanyak di dunia. Dengan besarnya kandungan
Cement production 1175 932 batubara yang dimiliki, Cina sangat bergantung pada
Refineries 638 798 pemakaian batubara sebagai pembangkit energi dan
Iron and steel industry 269 646 listrik. Hal tersebut menyebabkan emisi gas CO2
Petrochemical Industry 470 379 terbesar di dunia dari sektor pembangkit energi dan
Oil and gas processing Not available 50 listrik berasal dari negara Cina seperti ditunjukkan
Other sources 90 33 pada Gambar 2.
Biomass
Bioethanol and bioenergy 303 91
Total 7887 13466

Gambar 3. Emisi gas CO2 per jenis bahan bakar


(Indonesia)[d]
Gambar 1. Emisi CO2 dari pembangkit
energi dan lisrik[c] Tidak jauh berbeda dengan negara Cina, emisi gas
CO2 terbesar di Indonesia berasal dari penggunaan
Penggunaan batubara sebagai bahan bakar batubara. Berdasarkan Gambar 3, emisi gas CO2 akan
pembangkit energi dan listrik menimbulkan emisi gas terus meningkat dikarenakan penggunaan batubara
terbesar dibandingkan penggunaan minyak bumi dan akan tetap digunakan.

Gambar 2. Emisi gas CO2 dari pembangkit listrik dan energi (2000-2014)[c]

2
2. Carbon Dioxide Capture and Storage (CCS) bakar batubara oleh udara. Pada umumnya, sistem ini
menggunakan cairan pelarut untuk menangkap
2.1 Pengertian Carbon Dioxide Capture and Storage seabagian kecil CO2 yang terdapat pada flue gas
(CCS) dengan fraksi terbesarnya adalah gas nitrogen. Pada
modern pulverized coal (PC) plant, sistem post-
Carbon Dioxide Capture and Storage (CCS) adalah combustion capture menggunakan pelarut organik
teknologi untuk menangkap gas CO2 yang dihasilkan seperti monoethanolamine (MEA)[a].
dari suatu proses dalam skala besar, kemudian
diangkut menuju lokasi penyimpanan yang dapat Pada sistem pre-combustion, bahan bakar utama
terletak pada dalam tanah, dalam laut, di mineral bersama uap dan udara (oksigen) menghasilkan gas
karbonat atau digunakan pada proses industrial[a]. CO dan H2. CO yang dihasilkan direaksikan dengan uap
Sebagian besar emisi gas CO2 berasal dari hasil air (water shift gas reaction) sehingga membentuk H2
pembakaran bahan bakar fosil pada pembangkit tambahan dan CO2. Campuran gas H2 dan CO2
energi dan listrik, industri-industri seperti industri kemudian dipisahkan, dimana aliran CO2 ditangkap
pembuatan besi dan baja, pembuatan semen, untuk disimpan dan aliran H2 digunakan sebagai
pengolahan gas alam, dan penyulingan minyak bumi. bahan bakar. Meskipun biaya yang dibutuhkan lebih
CO2 yang dihasilkan pembangkit listrik berbahan mahal daripada metode post-combustion, namun gas
bakar fosil menyumbang 42% emisi gas CO2 diseluruh CO2 yang dihasilkan mencapai 15-60% volume basis
dunia[c]. Salah satu bahan bakar fosil yang digunakan kering[a].
sebagai bahan bakar pada pembangkit energi dan
listrik adalah batubara yang jumlahnya sangat Pada sistem oxyfuel combustion, pembakaran
melimpah di bumi. dilakukan dengan menggunakan O2 sehingga produk
yang dihasilkan adalah flue gas dengan komposisi
Teknologi CCS dapat menangkap 85-95% CO2 yang terbesar adalah H2O dan CO2. Oksigen yang digunakan
dihasilkan oleh suatu indutri. Industri pembangkit pada oxyfuel combustion harus memiliki kadar
listrik yang menggunakan teknologi CCS kemurnian 95-99% sehingga dibutuhkan unit
membutuhkan 10-40% energi lebih besar daripada pemisahan oksigen dari udara sebelum proses
industri yang tidak menggunakan teknologi CCS[a]. pembakaran. Untuk menangkap CO2 yang selanjutnya
Namun, emisi gas yang dilepas ke atmosfer menjadi akan digunakan pada proses CCS, polutan dan gas yang
jauh lebih kecil sehingga lebih ramah lingkungan. tidak dapat dimampatkan seperti gas N2 harus
Perbandingan plant yang menggunakan teknologi CCS dipisahkan. Uap air yang dihasilkan dapat dipisahkan
dan tidak menggunakan dapat dilihat pada Gambar 4. dengan proses pendinginan dan kompresi aliran gas.
Gas CO2 yang dihasilkan pada proses ini memiliki
konsentrasi yang sangat tinggi yaitu lebih besar dari
80% volume[a]. Proses penangkapan CO2 dari ketiga
sistem diatas dapat dilihat pada Gambar 5.

2.3 Proses Pengangkutan CO2

Proses pengangkutan CO2 harus dilakukan apabila


lokasi industri dengan lokasi penyimpanan tidak
berdekatan. Dalam proses pengangkutan, metode yang
digunakan, aspek keselamatan dan keamanan
lingkungan, dan biaya harus menjadi perhatian utama.
Metode pengangkutan gas CO2 yang sangat populer
pada dunia perindustrian adalah pengangkutan
Gambar 4. Perbandingan plant dengan CCS dan tanpa menggunakan sistem perpipaan. Pada sistem
CCS[a] perpipaan, gas CO2 dikompresi hingga memiliki
tekanan lebih dari 8 MPa untuk mencegah
2.2 Proses Penangkapan CO2 terbentuknya aliran 2 fasa. Selain itu, densitas gas CO2
ditingkatkan untuk mempermudah proses
Proses pemisahan CO2 telah banyak digunakan pengangkutan dan menekan biaya. Metode lain yang
pada skala industri. CO2 ditangkap untuk menghasilkan sering digunakan adalah pengangkutan cairan CO2
aliran gas CO2 bertekanan tinggi yang siap untuk dengan kapal laut, truk tangki, dan kapal tangki. CO2
dipindahkan. Berdasarkan proses pada industri yang diangkut berada dalam fasa cair pada temperatur
pembangkit energi dan listrik, terdapat 3 metode dan tekanan yang sangat rendah[a].
untuk menangkap CO2, yaitu post-combustion, pre-
combustion, dan oxyfuel combustion sistem[a].
Pada metode post-combustion, CO2 dipisahkan dari
flue gas yang dihasilkan pada pembakaran bahan

3
N2
O2
Coal
CO2
Post combustion Gas Power & Heat
Biomass Separation

Air CO2

Coal
Coal Air/O22
CO2
Biomass
Biomass Steam CO2
Compression &
H2 N2
Gasification Reformer + Power O2 dehidration
Pre combustion
CO2 & heat
Gas, oil separation
Air

Coal CO2
Gas Power & heat
Biomass
Oxyfuel O2
N2
Air Air Separation

Gambar 5. Proses penangkapan CO2

Pada kondisi dimana CO2 harus diangkut dengan lebih dari 1 km. Hal tersebut dapat dilakukan pada
jarak yang sangat jauh hingga ke luar negeri, bawah tanah atau bawah laut. Injeksi CO2 dalam
pengangkutan menggunakan kapal laut menjadi lebih jumlah besar sebenarnya telah diterapkan sejak
ekonomis. Liquefied petroleum gases (LPG) untuk beberapa dekade lalu pada proses enhanced oil
kebutuhan komersil didistribusikan menggunakan recovery (EOR). Pada tahun 2014, The Global CCS
kapal laut. CO2 juga dapat diangkut dengan hal serupa, Institute menyebutkan bahwa terdapat 65 projek
namun skala yang dibutuhkan lebih kecil karena dalam skala besar yang sedang dijalankan di dunia.
permintaan yang terbatas. Pengangkutan dengan truk Projek tersebut melibatkan penangkapan,
atau kapal tangki dapat dijadikan pilihan apabila CO2 pengangkutan, dan penyimpanan CO2 dengan skala
diangkut untuk jarak dekat. CO2 diangkut pada minimal 800.000 ton CO2/tahun untuk industri
temperatur -20ºC dan tekanan 2 MPa. Namun metode pembangkit energi dan listrik dan minimal 400.000
tersebut tidak ekonomis apabila dibandingkan dengan ton CO2/tahun untuk industri lain seperti industri
sistem perpipaan dan kapal laut kecuali untuk skala pengolahan gas alam[g].
yang sangat kecil[a]. Hubungan metode, jarak, dan
biaya pengangkutan dapat dilihat pada Gambar 6. 2.4.1 Penyimpanan di Bawah Lapisan Bumi
(Geological Strorage)

Struktur geologi yang dapat dijadikan tempat


penyimpanan CO2 terbagi menjadi 3 tipe, yaitu oil and
gas reservoir, deep saline formation, dan unminable coal
beds[a]. Prinsip yang digunakan untuk ketiga tipe
tersebut adalah sama, yaitu menginjeksikan CO2 di
bawah lapisan batu yang padat di bawah permukaan
bumi. Teknologi yang digunakan untuk
menginjeksikan CO2 ke bawah tanah sama dengan
teknologi yang digunakan untuk eksplorasi dan
pengambilan minyak bumi dan gas. Hal tersebut
menunjukkan bahwa teknologi untuk CCS telah ada
dan sudah terbukti dapat digunakan pada skala
indutri.
Gambar 6. Hubungan biaya pengangkutan CO2 dengan
Penyimpanan CO2 pada reservoir dan deep saline
jarak dan metode yang digunakan[a]
formation biasanya dilakukan pada kedalaman 800m
di bawah permukaan tanah dengan kondisi
2.4 Proses Penyimpanan CO2
temperatur dan tekanan yang menyebabkan CO2
Tahap yang paling penting dari CCS adalah berada pada wujud cairan atau superkritikal. Pada
penyimpanan CO2. Prinsip dari penyimpanan CO2 kondisi tersebut, densitas CO2 menjadi 50-80% dari
adalah menginjeksikan gas CO2 dibawah lapisan densitas air sehingga menyebabkan timbulnya gaya
bebatuan yang padat, biasanya dengan kedalaman angkat yang mendorong cairan CO2 untuk naik ke atas

4
[a].Oleh sebab itu, injeksi CO2 dilakukan di bawah kesehatan manusia, masalah ekosistem, dan air tanah.
lapisan batu yang sangat padat untuk mencegah Metode penyimpanan CO2 di bawah lapisan bumi
terlepasnya CO2 kembali ke permukaan. Lapisan batu dapat dilihat pada Gambar 7.
yang menahan CO2 sehingga tidak dapat naik keatas
disebut cap rock. Pada beberapa kasus, sebagian CO2 2.4.2 Penyimpanan di Dalam Laut (Ocean Storage)
dapat keluar melewati lapisan cap rock sehingga
dibutuhkan mekanisme tambahan seperti gaya kapiler Lokasi penyimpanan CO2 yang memiliki potensial
yang menahan CO2 tetap berada pada pori-pori stuktur tinggi selain dibawah lapisan bumi adalah di dalam
tanah. Mekanisme-mekanisme tambahan lainnya laut. CO2 diinjeksikan langsung ke dalam laut dengan
dapat dilakukan untuk penyimpanan CO2 dalam jangka kedalaman lebih dari 1000m dimana sebagian besar
waktu yang lama. CO2 akan terisolasi dari atmosfer selama beberapa
abad. Penyimpanan di lautan dalam dapat dilakukan
CO2 yang telah terperangkap di bawah tanah dengan menggunakan sistem perpipaan atau kapal.
akan larut dalam fluida insitu yang terdapat di dalam CO2 diinjeksikan ke lapisan air di dalam laut atau di
tanah. Dalam jangka waktu yang lama (100-1000 dasar samudera. CO2 yang diinjeksikan akan larut dan
tahun), larutan CO2 akan memadat dan turun kebawah. terdispersi sehingga menjadi bagian dari siklus
Kemudian terjadi reaksi kimia antara CO2 terlarut karbon. Penyimpanan di dalam laut masih belum dapat
dengan batuan mineral membentuk padatan mineral diaplikasikan karena masih berada pada tahap
karbonat. Pada kondisi dimana injeksi dilakukan lebih penelitian.
dalam daripada reservoir dan deep saline formation,
Samudera menutupi lapisan bumi lebih dari 70%
CO2 akan terabsorbsi ke dalam batubara atau mineral
dengan kedalaman rata-rata 3800m. CO2 merupakan
organik dan menggantikan gas metana. Penyimpanan
gas yang larut dalam air sehingga secara natural akan
CO2 dapat dilakukan pada jangka waktu yang lama
terjadi perpindahan gas CO2 antara atmosfer dengan
selama kondisi temperatur dan tekanannya stabil[a].
air di permukaan laut hingga mencapai keadaan
setimbang. Dengan semakin meningkatnya
Pemilihan lokasi untuk penyimpanan secara
konsentrasi CO2 di atmosfer, laju penyerapan gas CO2
geologi menjadi faktor yang sangat penting. Oleh sebab
oleh permukaan air laut menjadi meningkat. Hal ini
itu, struktur geologi yang dipilih harus diteliti terlebih
menyebabkan terjadinya penurunan pH di permukaan
dahulu untuk memastikan lapisan cap rock yang
air laut sebesar 0,1 akibat terbentuknya larutan asam
tersedia mampu menahan CO2 dengan baik. Resiko
oleh CO2[a].Namun, perubahan pH tidak berlaku pada
yang dapat ditimbulkan apabila CO2 terlepas kembali
laut bagian dalam sehingga penyimpanan CO2 pada
ke permukaan dapat dibagi menjadi 2, yaitu resiko
lautan dalam dalam jumlah besar tidak akan
global dan resiko lokal. Resiko global akibat pelepasan
mengganggu ekosistem laut. Metode penyimpanan CO2
CO2 dapat menambah kontribusi pada perubahan
di dalam laut dapat dilihat pada Gambar 8.
iklim. Sedangkan resiko lokal dapat berdampak pada

Overview of Geological Storage Options


1. Depleted oil and gas reservoirs
2. Use of CO2 in enhanced oil and gas recovery
3. Deep slaine formation (a)offshore (b) onshore)
4. Use of CO2 in enhanced coal bed methane recovery

Gambar 7. Metode penyimpanan CO2 di bawah lapisan bumi

5
[a]

Gambar 8. Metode penyimpanan CO2 di dalam laut [a]

3. Pembahasan dan Analisis


91%. Angka tersebut cukup besar sehingga dapat
Untuk dapat menjaga konsentrasi CO2 di udara di dikatakan belum ekonomis. Namun jika dilihat dari
bawah 350ppm dan mengurangi dampak perubahan faktor lingkungannya, emisi CO2 yang dihasilkan dapat
iklim, teknologi CCS harus diaplikasikan pada skala mengalami penurunan dari 81-88%.
besar di seluruh dunia. Agar dapat diaplikasikan dalam
skala besar, terdapat beberapa aspek yang perlu Tabel 2. Biaya penerapan teknologi CCS secara
diperhatikan, yaitu aspek ekonomi, kemungkinan
geological storage pada pembangkit listrik berbahan
secara teknik, dan aspek lingkungan dan sosial.
bakar batubara bituminous[a]
3.1 Tinjauan Berdasarkan Aspek Ekonomi
Dari segi ekonomi, CCS masih sangat mahal jika Power plant performance and cost
Range
parameters
dibandingkan dengan tidak melakukan apapun.
Reference plant without CCS
Ketidakpastian dari regulasi CO2 di masa yang akan
Cost of electricity (US$/kWh) 0.043-0.052
datang menyebabkan belum ada industri yang mau
Power plant with capture
menjadi pioner dalam menerapkan teknologi ini. Increased fuel requirement (%) 24-40
Penerapan teknologi CCS akan menjadi lebih ramah CO2 captured (kg/kWh) 0.82-0.97
biaya jika dilakukan pada skala yang besar seperti CO2 avoided (kg/kWh) 0.62-0.70
dalam satu negara atau beberapa negara. Selain itu, % CO2 avoided 81-88
biaya instalasi CCS dapat ditekan jika teknologi yang Power plant with capture and geological
tersedia telah matang dan siap. storage
Cost of electricity (US$/kWh) 0.063-0.099
Pembangkit energi listrik yang menggunakan Cost of CCS (US$/kWh) 0.019-0.047
teknologi CCS akan membutuhkan energi yang lebih % increase in cost of electricity 43-91
Mitigation cost (US$/tCO2 avoided) 30-71
banyak untuk proses penangkapan, penangkapan, dan
(US$/tC avoided) 110-260
penyimpanan sehingga efisiensi energi listrik yang
dihasilkan akan mengalami penurunan. Pada Tabel 2,
dtunjukkkan rentang biaya yang dibutuhkan dari
3.2 Tinjauan Berdasarkan Kemungkinan Secara
proses penangkapan CO2, pengangkutan, dan
teknik
peyimpangan secara geological storage pada
pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara
Beberapa proyek carbon capture and storage (CCS)
bituminous.
telah dilakukan di beberapa negara besar seperti
Amerika, Cina, Rusia, dan Jepang. Setidaknya terdapat
Dapat dilihat bahwa power plant yang
65 proyek CCS dalam skala besar yang dilakukan
menggunakan teknologi CCS membutuhkan tambahan
sampai dengan tahun 2014. Teknologi yang digunakan
bahan bakar sebanyak 24-40%. Selain itu, biaya yang
untuk CCS sama dengan teknologi yang digunakan
dibutuhkan untuk menghasilkan listrik per kWhnya
untuk eksplorasi dan pengambilang minyak bumi dan
lebih mahal dengan peningkatan biaya mulai dari 43-
gas. Sehingga secara teknis, teknologi CCS sangat

6
mungkin dilakukan. Masalah yang ditimbulkan bukan masih belum dapat diterapkan pada skala besar dan
berasal dari segi teknisnya, namun dari masalah baru berhasil diterapkan pada skala kecil. Salah satu
ekonomi dan sosialnya. penyebabnya adalah penggunaan teknologi yang
belum ekonomis dan kurangnya dukungan dari publik
3.3 Tinjauan Berdasarkan Lingkungan dan Sosial akibat belum ditemukan solusi yang memuaskan
apabila terjadi kebocoran CO2. Oleh sebab itu masih
Salah satu masalah yang dapat menghambat dibutuhkan penelitian dan pengembangan teknologi
penerapan CCS dalam skala besar adalah pada teknologi CCS.
ketidakpastian sistem regulasi CO2 di masa depan di
dalam permukaan bumi. Banyak industri yang tidak Penutup
berani mengambil resiko karena belum ditemukannya
solusi untuk mengatasi bahaya yang dapat terjadi, Proyek penulisan paper ini merupakan tugas akhir
terutama kemungkinan terjadinya kebocoran CO2. dari mata kuliah TK4027 Kimia dan Teknologi
Aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah Batubara. Mardika Firlina berterima kasih kepada Dr.
masalah kesehatan dan dampak pada ekologi yang Dwiwahju Sasongko dan Dr. Winny Wulandari atas
bimbingannya pada tugas ini.
dapat terjadi apabila terdapat kebocoran CO2. Semua
itu bergantung pada teknologi apa yang akan
digunakan dan lokasi penyimpanan yang dipilih. Referensi
Apabila CCS diaplikasikan pada skala besar, maka
sosialisasi terkait bahaya yang akan ditimbulkan harus [a] Intergovernmental Panel on Climate Change.
diberitahukan kepada publik. Dengan belum (2005) “Carbon Dioxide Capture and Storage”.
ditemukannya solusi yang memuaskan, dukungan United States : Cambrige University Press
yang diberikan publik akan menjadi sangat kecil dan
merugikan pihak industri. Oleh sebab itu resiko [b] Ronald Wennersten, Qie Sun, dan Hailong Li.
terjadinya kebocoran gas CO2 ke atmosfer harus (2014) “The future potential for Carbon Capture
seminimal mungkin dan diupakan berada pada nilai and storage in climate change mitigation-an
0%. Hal tersebut menyebabkan dibutuhkan penelitian overview from perspectives of technology,
dan pengembangan lebih lanjut untuk mendapatkan economy, and risk”. Journal of Cleaner
Production. 1-13
dukungan dari publik dalam penggunaan teknologi
CCS skala besar. [c] International Energi Agency. (2016). “CO2
Emissions From Fuel Combustion Highlights,
edition 2016”. International Energy Agency, Paris,
4. Kesimpulan Franc

Konsentrasi CO2 di atmosfer terus mengalami [d] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
peningkatan yang signifikan akibat emisi gas CO2 yang (2016). “Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan
dihasilkan industri dan aktivitas manusia. Untuk dapat Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara
menjamin keberlangsungan hidup di muka bumi, (PERSERO) Tahun 2016 s.d. 2025”. Jakarta
konsentrasi CO2 di atmosfer harus dijaga agar tetap
berapa di bawah 350 ppm. Industri yang menyumbang [e] Lackner, K.S., (2003) “A guide to CO2 sequestration”.
emisi gas CO2 terbesar di dunia adalah industri Science 300, 1677-1678.
pembangkit tenaga dan listrik berbahan bakar
[f] Rockstrom, J., Steffen, W., Noone, K., Persson, A.,
batubara. Dengan jumlah batubara yang melimpah di
Chapin, F.S., Lambin, E.F., Lenton, T.M., Scheffer,
bumi, maka penggunaan batubara sebagai bahan bakar
M., Folke, C., Schellnhuber, H.J., (2009) “A safe
akan tetap dilakukan. Teknologi Carbon capture and operating space for humanity”. Nature 461, page
storage (CCS) merupakan salah satu upaya untuk 472-475.
mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer. CCS dapat
menyerap emisi CO2 yang dihasilkan suatu industri [g] The Global CCS Institute. (2014). “Status of CCS
hingga 95%. Project Database”. Globalccsinstitute. com,
Australia. Available at :
Secara garis besar, Carbon capture and storage http://www.globalccsinstitute.com/projects/bro
(CCS) terdiri dari 3 proses yaitu proses penangkapan wse.
CO2 yang dihasilkan oleh industri, proses
pengangkutan ke lokasi penyimpanan, dan proses
penyimpanan. Lokasi yang mungkin dijadikan tempat
untuk menyimpan CO2 adalah di bawah permukaan
bumi dan di lautan dalam. Prinsip penyimpanan CO2
adalah CO2 diinjeksikan di bawah lapisan batu yang
padat di bawah permukaan bumi sehingga CO2 dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama dan tidak
terlepas kembali ke atmosfer. Hingga saat ini, CCS

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai