PENDAHULUAN
Perubahan iklim atau Climate Change, merupakan salah satu masalah serius
saat ini bagi masyarakat di negara-negara belahan dunia. Salah satu faktor penyebab
dari perunahan iklim adalah pemanasan global, yang merupakan kondisi peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan
bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F) selama seratus tahun terakhir.
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca (Wicaksono, 2007). Salah satu penyebab
pemanasan global adalah peningkatan gas rumah kaca. Gas karbon dioksida (CO 2)
merupakan salah satu gas rumah kaca yang jika diabaikan maka konsentrasinya
Pada tahun 1990, diprediksi bahwa total emisi karbon di Indonesia, sekitar 600
juta ton, dimana sektor energi menyumbang sekitar 100 metrik ton. Pada tahun 2010,
emisi meningkat menjadi sekitar 2.700 metrik ton, dimana sektor energi
menyumbang sekitar 400 metrik ton. Hal ini diproyeksikan bahwa tingkat emisi akan
mencapai 2.540 metrik ton pada tahun 2020 (Climate Tracker, 2014). Beberapa
potensi dampak negatif perubahan iklim di Indonesia adalah peningkatan suhu and
curah hujan, kenaikan permukaan laut, peristiwa cuaca ektrim dan ancaman
emisi karbon sebesar 26% pada tahun 2020, dan penurunan 41% dengan dukungan
namun dari tetap berperan dalam menghasilkan CO2 di pusat pembangkit listrik yang
berbahan bakar fosil. Selain listrik, penggunaan energi bahan bakar kendaraan juga
merupakan salah satu satu kota di Indonesia yang baru berkembang. Saat ini,
penggunaan listrik maupun alat transportasi, yang memiliki potensi besar dalam
menyumbang emisi gas rumah kaca. Wilayah kampus Universtas Halu Oleo,
khususnya Fakultas Teknik yang berlokasi di Kendari, juga memiliki potensi dalam
menyumbang emisi karbon dari penggunaan listrik di ruangan kelas, dosen dan tata
Agar penelitian ini menjadi terfokus dan efektif, maka ruang lingkup yang akan
Teknik UHO.
b. Penelitian ini hanya terfokus pada perhitungan emisi karbon yang dihasilkan dari
1.4 Tujuan
Berdasarkan dari perumusan masalah dan judul yang ada penulis memiliki tujuan
antara lain :
a. Mengetahui berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari pemakaian listrik di
1.5 Manfaat
Adapun pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan mengenai jumlah emisi karbon di Fakultas
Teknik UHO
b. Bagi Fakultas
Sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan dalam pengurangan gas emisi
BAB II
LANDASAN TEORI
Emisi karbon dioksida adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida
(CO2) ke udara. Emisi CO2 biasanya dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida
(CO2). Sumber sumber emisi CO 2 ini dapat digolongkan menjadi 4 macam, sebagai
Emisi karbon dioksida juga dapat dikategorikan menjadi dua aspek, yaitu emisi
langsung dan emisi tidak langsung (Suhedi, 2005). Emisi langsung merupakan emisi
yang keluar langsung dari aktifitas atau sumber dalam ruang batas yang ditetapkan,
seperti emisi CO2 dari kendaraan bermotor. Emisi Tidak Langsung merupakan hasil
dari aktifitas di dalam ruang batas yang ditetapkan, seperti konsumsi energi listrik di
rumah tangga.
pengumpulan data dan menetapkan alat bantu perhitungan. Ada dua cara perhitungan
yang bisa dilakukan, yaitu perhitungan berdasarkan stoikhiometri reaksi dan neraca
massa suatu proses dan perhitungan berdasarkan faktor yang sudah terdokumentasi.
Pada cara yang ke dua, faktor didefinisikan sebagai rasio yang digunakan untuk
menghubungkan emisi terhadap pengukuran aktivitas suatu sumber emisi. Jumlah
emisi gas rumah kaca (GRK) didapatkan dengan mengkompilasi dan menjumlahkan
menggunakan faktor emisi (Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri,
2012).
lingkungan dan terutama terhadap perubahan iklim. CFP dibagi menjadi 2, yaitu jejak
karbon primer dan jejak karbon sekunder. Jejak primer adalah ukuran emisi CO 2 yang
bersifat langsung. Ukuran emisi ini didapat dari hasil pembakaran bahan bakar fosil
seperti untuk kendaraaan dan transportasi. Jejak karbon sekunder adalah ukuran emisi
CO2 yang bersifat tak langsung. Hal ini didapat dari daur ulang hidup dari produk-
produk yang digunakan oleh manusia, seperti listrik yang digunakan untuk
ukuran emisi yang bersifat langsung hingga penggunaan peralatan elektronik. Emisi
CO2 dari konsumsi energi diperoleh dari hasil kali antara volume penggunaan listrik
atau konsumsi bahan bakar dengan faktor emisi CO2 (Puri, 2002).
suatu polutan yang dilepaskan ke atmosfer dari suatu kegiatan yang terkait dengan
sumber polutan. Faktor-faktor ini biasanya dinyatakan sebagai berat polutan dibagi
dengan satuan berat, volume, jarak, lamanya aktivitas yang mengemisikan polutan
atau durasi dari komponen kegiatan yang mengemisikan polutan tersebut. (Sihotang,
2005).
Negara
Gambar 1. Faktor emisi dari pembangkit listrik di beberapa negara tahun 1999-2002
(Sumber IEA, 2007 )
Gambar 2 menunjukan faktor emisi pembangkit listrik dari sebuah kajian
yang dilakukan oleh International Energy Administration (IEA) pada tahun 1999
sampai 2002. Dari gambar ini menunjukan bahwa faktor emisi dari pembangkit di
Indonesia yang dikaji oleh Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri.
Tabel ini menunjukan bahwa porvinsi provinsi di Jawa, Bali, Kalimantan dan
Sumatera, memiliki faktor emisi pembangkit listrik lebih dari 0,7 Kg CO 2 per-Kwh,
sedangkan provinsi- provinsi di Sulawesi memiliki faktor emisi lebih rendah ( kurang
Tabel 2. Faktor Emisi pada beberapa pembangkit listrik (Sumber : Gusman, 2005 )
memiliki nilai faktor emisi tertinggi, sekitar lebih dari 1 Kg CO2 per-Kwh, sedangkan
pembangkit listrik berbasis gas memiliki faktor emisi lebih rendah ( kurang dari 0,5
Kg CO2 per-Kwh.
Emisi gas buang atau umum, disebut polutan yang berasal dari kendaraan
bermotor, dibedakan menjadi polutan primer dan sekunder. Polutan primer seperti
karbon monoksida (CO), karbon dioxida (CO2) sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida
seperti ozon (O2) adalah polutan yang terbentuk di atmosfer melalui proses
fotokimia, hidrolisis atau oksidasi. Komposisi gas tersebut juga tergantung pada jenis
bahan bakar kendaraan (jenis mesin), dan alat pengendali emisi bahan bakar itu
faktor emisi CO2 pada kendaraan di Amerika berbasis bensin dan solar adalah sekitar
3172.21 gram per liter sedangkan di Eropa sekitar 3180 gram CO 2 per liter bahan
bakar. Pada data faktor emisi kendaraan pada sebuah studi di Yamin (2006), yang
pada mesin berbasis bensin adalah sekirat 2597 gram per liter, sedangkan untuk
Tabel 3. Faktor Emisi pada tipe kendaraan bensin dan diesel (Sumber : Yamin, 2009)
BAB III
METODE PENELITIAN
Oktober 2015). Pengambilan data di lapangan, yang berupa jumlah kendaraan harian
dan konsumsi listrik harian, dilakukan dalam satu bulan. Tempat penelitian adalah di
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku pencatat dan komputer.
Buku pencatat digunakan untuk mencatat jumlah kendaraan dan konsumsi listrik per
emisi karbon).
secara langsung ke tempat, dengan melihat KWh meter per-hari dan jumlah
Pengambilan Data Primer Data Sekunder
kendaraan motor dan mobil per-hari yang masuk dan keluar di FT UHO. Data
Konsumsi Listrik (KWH)
Jumlah didapatkan
kendaraandari
dankajian
Konsumsi (BB) Data faktor emisi (FE)
sekunder literatur tentang faktor emisi pada pembagkit listrik
Hasil
Analisa
Laporan
Selesai
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri, 2012, Draft Petunjuk Teknis
listrik oleh PLN di Jawa Timur Tugas Akhir. Teknik Lingkungan ITS.
IPCC, 1996, The emission factors for natural gas are from IPCC Tier 1 default
emission factors.
International Energy Agency (IEA), 2007, Electricity Information Database 2007 and
October 2007.
Puri RA, 2009, Kajian Emisi CO2 berdasarkan tapak karbon sekunder dari kegiatan
Sihotang SR, Assomadi FA, 2008, Pemetaan Distribusi Konsentrasi Karbon Doiksida
Teknik Lingkungan-FTSP-ITS
Suhedi F, 2005. Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Domestik. Pusat Litbang
Teknik Lingkungan-FTSP-ITS
Yamin M, 2009. Pencemaran Udara Karbon Monoksida dan Nitrogen Oksida Akibat
Kendaraan Bermotor Pada Ruas Jalan Padat Lalu Lintas Di Kota Makassar.