Anda di halaman 1dari 4

BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI

Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

embangunan nasional harus dilaksanakan secara merata diseluruh wilayah Indonesia,


bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah
dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah melalui Program Percepatan Sanitasi Perkotaan (PPSP). Pendayagunaan
sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional dan pemerataan pembangunan di berbagai daerah dengan tetap menjaga daya
dukung lingkungan. Dalam upaya mencapai segala aspek pembangunan yang menyeluruh,
pembangunan di Kota Kendari telah dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel
dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar pembangunan yang berkelanjutan agar
mekanisme pengelolaan, pemanfaatan semua sumber daya yang ada diharapkan nantinya
akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mampu menjamin tetap
terjaganya kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan. Salah satu sektor yang
telah menjadi perhatian khusus oleh Pemerintah Kota Kendari adalah sektor sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang terkait
dengan pengentasan kemiskinan, kesehatan, pola hidup dan kenyamanan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam pengembangan kebijakan, perencanaan serta penganggaran. Permasalah
sanitasi sering kali kurang mendapat perhatian dan terabaikan, namun seiring dengan dengan
tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat
pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung masyarakat dan lingkungan itu sendiri
menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan.
Terkadang dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi yang meliputi air limbah,
persampahan dan drainase, serta dilengkapi dengan penyediaan air bersih, masih berjalan
sendiri-sendiri. Masing-masing aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun masuk
dalam satu bidang pembangunan yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat tumpang tindih
kegiatan pembangunan bidang sanitasi oleh institusi yang berbeda-beda, yang kadang-kadang
membingungkan masyarakat sebagai subyek dan obyek pembangunan
Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan
pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak
berkelanjutan, ditambah dengan pembangunan sanitasi yang masih dilakukan secara parsial
dimana masing-masing institusi melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya sendiri-sendiri, seringkali kegiatan tersebut sebetulnya dapat diintegrasikan dalam
satu kegiatan yang saling bersinergi.
Salah satu upaya menangani kondisi tersebut adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan
pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Terkait dengan hal itu maka
dibentuklah Kelompok Kerja (Pokja) sanitasi, yang diharapkan dapat berfungsi sebagai unit
koordinasi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan pengawasan serta monitoring
pembangunan sanitasi dari berbagai aspek. Di tingkat nasional, koordinasi kebijakan dilakukan
oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) yang menyatukan 7 pemangku kepentingan
utama dari lingkungan pemerintah (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,
Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian). Di
provinsi, Pokja Provinsi dibawah koordinator Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) provinsi akan menjadi titik pusat regional untuk perencanaan, pemantauan dan
evaluasi sanitasi. Di level kota, Pokja Sanitasi Kota dibentuk dan dikoordinatori oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota.
Pokja sanitasi Kota Kendari secara struktural dibentuk dengan Surat Keputusan Walikota
Kendari nomor 108 Tahun 2012 Tanggal 10 Januari 2012.Komposisi Pokja Sanitasi Kota
Kendari terdiri dari tim pengarah, tim teknis dan tim sekretariat. Dalam struktur tim pengarah,
Sekretaris Daerah sebagai Ketua dan Keala Bappeda & PM sebagai Sekertaris. Tim
Koordinasi/Pengarah terdiiri para Kepala Dinas dari 5 SKPD selain itu melibatkan akademisi
(AKL Mandala Waluya Kendari) dan LSM Sintesa.Tim teknis/Pelaksanaan terdiri dari Sekretaris

POKJA SANITASI KOTA KENDARI

I - 1

BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI


Pendahuluan

Bapeda & PM, para Kepala Bidang (Kabid), Kasubbid/Kasi, selain itu juga melibatkan media
massa (LPP TVRI dan Kendari Ekspress), Korkot PNPM, UPLINK (Uplink Poor Linkage) dan
akademisi ( AKL Mandala Waluya Kendari ). Sementara itu tim sekteratiat terdiri dari staf dari
sekretariat Kota Kendari.
.
1.2. LANDASAN GERAK
Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan
limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di
rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kota Kendari adalah sebagai berikut:
1. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal
dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah
Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan
secara terpusat.
3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain
sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor
air kota dan memutuskan air permukaan.
5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah kota Kendari untuk menyediakan air
bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber
dari air permukaan maupun sumur dalam.
Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan
kebutuhan sanitasi Kota Kendari. Buku Putih Sanitasi Kota Kendari Tahun 2012 ini, diposisikan
sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat kota. Rencana pembangunan sanitasi
kota dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi.
Buku putiih sanitasi Kota Kendari akan menjadi dasar mengenai kondisi sanitasi Kota Kendari
saat ini yang akan sangat berguna bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Kendari
dan pelaksanaan monitoring evaluasi program-program sanitasi serta dapat menjadi acuan
dalam pengambilan kebijakan dan prioritas dalam penanganan kegiatan pengembangan
strategi sanitasi skala kota yang didalamnya mencakup strategi sanitasi, rencana tindak dan
anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi di Kota Kendari.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Buku Putih Sanitasi Kota Kendari merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi
yang lebih terintegrasi karena buku putih sanitasi merupakan hasil kerja berbagai komponen
dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kota Kendari
inilah yang menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan
sanitasi Kota Kendari, yang nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kota Kendari
dalam menejemen kegiatan sanitasi.
Adapun tujuannya adalah untuk mendorong terjadinya perencanaan dan pembangunan sanitasi
yang lebih komprehensif dengan memperhatikan aspek teknis dan non teknis sehingga dapat
ditemukan cara yang paling baik, realistis dan dapat dilaksanakan dalam mencapai tujuan
pembangunan sanitasi yang diharapkan.
Pada masa mendatang strategi yang telah dirumuskan akan diterapkan dalam tahap
implementasi melalui kemitraan dari berbagai pihak baik masyarakat, lembaga non pemerintah,
kalangan akademisi maupun pihak swasta, baik di level kota maupun nasional sangat
diperlukan dalam fase ini.

POKJA SANITASI KOTA KENDARI

I - 2

BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI


Pendahuluan

.4.

METODOLOGI
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,
akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan
dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Sumber Data
a.
Data primer yaitu data yang bersumber dari survay atau observasi lapangan yang
dilakukan pokja. Data primer dapat berupa hasil rekaman dan potret (foto) kondisi
eksisting dilapangan. Rekaman hasil wawancara berasal dari narasumber yang
terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dians/kantor terkait untuk
klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil dan tokoh-tokoh masyarakat.
.c.
Data sekunder merupakan data kuantitatif yang telah tersedia di setiap SKPD
yang didalamnya meliputi aspek demografi, kepadatan penduduk, data keluarga
miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan pembangunan kota, data
kelembagaan dan keuangan, dan lain-lain yang sifatnya umum. Data sekunder ini
dapat berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta
Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey terkait
dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA),
Survey peran media dalam perencanaan sanitasi, survey kelembagaan, survey
keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survay keuangan, survay priority
setting area beresiko serta survay peran serta masyarakat dan gender.
Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing
dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data
statistik, proposal, laporan, foto dan peta, narasumber, yang terdiri dari beragam posisi
yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak
swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat.
2.

Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian
dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program
yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang
erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

1.4. DASAR HUKUM DAN KAITANNYA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA


Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Kendari berpijak pada beberapa peraturan
perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah.
Kegiatan program Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) atau Program
Pengembangan Sanitasi Indonesia di Kota Kendari didasarkan pada aturan-aturan dan produk
hukum yang meliputi :
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan
Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.

POKJA SANITASI KOTA KENDARI

I - 3

BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARI


Pendahuluan

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995
tentang Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu air Limbah Domestik.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004
tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
Perda Kota Kendari
1. Peraturan Daerah Kota Kendari No. 4 Tahun 2009 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Standar Operasional Prosedur (SOP), Lembar Daerah Kota
Kendari Nomor 4 tahun 2009);
2. Peraturan daerah Kota Kendari No. 16 Tahun 1996 Tentang Kebersihan, Keindahan dan
Ketertiban;
3. Peraturan Daerah Kota Kendari No. 10 Tahun 2001 Tentang Visi Misi dan Strategi
Kebijakan Kota Kendari;
4. Peraturan Daerah Kota Kendari No 1 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Kendari 2010-2030
5. Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 16 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kota Kendari
Tahun 2008-2012
6. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum (Didalamnya meliputi
retribusi jasa sampah)

POKJA SANITASI KOTA KENDARI

I - 4

Anda mungkin juga menyukai