Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
I - 1
Bapeda & PM, para Kepala Bidang (Kabid), Kasubbid/Kasi, selain itu juga melibatkan media
massa (LPP TVRI dan Kendari Ekspress), Korkot PNPM, UPLINK (Uplink Poor Linkage) dan
akademisi ( AKL Mandala Waluya Kendari ). Sementara itu tim sekteratiat terdiri dari staf dari
sekretariat Kota Kendari.
.
1.2. LANDASAN GERAK
Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan
limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di
rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kota Kendari adalah sebagai berikut:
1. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal
dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah
Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan
secara terpusat.
3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain
sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor
air kota dan memutuskan air permukaan.
5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah kota Kendari untuk menyediakan air
bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber
dari air permukaan maupun sumur dalam.
Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan
kebutuhan sanitasi Kota Kendari. Buku Putih Sanitasi Kota Kendari Tahun 2012 ini, diposisikan
sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat kota. Rencana pembangunan sanitasi
kota dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi.
Buku putiih sanitasi Kota Kendari akan menjadi dasar mengenai kondisi sanitasi Kota Kendari
saat ini yang akan sangat berguna bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Kendari
dan pelaksanaan monitoring evaluasi program-program sanitasi serta dapat menjadi acuan
dalam pengambilan kebijakan dan prioritas dalam penanganan kegiatan pengembangan
strategi sanitasi skala kota yang didalamnya mencakup strategi sanitasi, rencana tindak dan
anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi di Kota Kendari.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Buku Putih Sanitasi Kota Kendari merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi
yang lebih terintegrasi karena buku putih sanitasi merupakan hasil kerja berbagai komponen
dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kota Kendari
inilah yang menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan
sanitasi Kota Kendari, yang nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kota Kendari
dalam menejemen kegiatan sanitasi.
Adapun tujuannya adalah untuk mendorong terjadinya perencanaan dan pembangunan sanitasi
yang lebih komprehensif dengan memperhatikan aspek teknis dan non teknis sehingga dapat
ditemukan cara yang paling baik, realistis dan dapat dilaksanakan dalam mencapai tujuan
pembangunan sanitasi yang diharapkan.
Pada masa mendatang strategi yang telah dirumuskan akan diterapkan dalam tahap
implementasi melalui kemitraan dari berbagai pihak baik masyarakat, lembaga non pemerintah,
kalangan akademisi maupun pihak swasta, baik di level kota maupun nasional sangat
diperlukan dalam fase ini.
I - 2
.4.
METODOLOGI
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh,
akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan
dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Sumber Data
a.
Data primer yaitu data yang bersumber dari survay atau observasi lapangan yang
dilakukan pokja. Data primer dapat berupa hasil rekaman dan potret (foto) kondisi
eksisting dilapangan. Rekaman hasil wawancara berasal dari narasumber yang
terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dians/kantor terkait untuk
klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil dan tokoh-tokoh masyarakat.
.c.
Data sekunder merupakan data kuantitatif yang telah tersedia di setiap SKPD
yang didalamnya meliputi aspek demografi, kepadatan penduduk, data keluarga
miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan pembangunan kota, data
kelembagaan dan keuangan, dan lain-lain yang sifatnya umum. Data sekunder ini
dapat berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta
Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey terkait
dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA),
Survey peran media dalam perencanaan sanitasi, survey kelembagaan, survey
keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survay keuangan, survay priority
setting area beresiko serta survay peran serta masyarakat dan gender.
Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing
dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data
statistik, proposal, laporan, foto dan peta, narasumber, yang terdiri dari beragam posisi
yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak
swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat.
2.
Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian
dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program
yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang
erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.
I - 3
I - 4