Anda di halaman 1dari 11

MK.

Pencemaran Udara Kelompok 1


Asisten : Ni Putu Intan Permata Teani Anggota : 1. Wanda Haifa Khoirunnisa (G24180006)
Firly Nanda Amaliah 2. M. Afif D Kusuma (G24180051)
3. Dyah Puspitasari Asih (G24180066)
4. Arman Effendi (G24180074)
5. M. Fachri Pratama (G24180085)

MENGHITUNG BEBAN EMISI

TUJUAN
Praktikum ini bertujuan mengetahui dan memahami perhitungan beban emisi dari kendaraan
bermotor dan kegiatan industri.

PEMBAHASAN
Emisi adalah pelepasan gas-gas yang mengandung karbon ke lapisan atmosfer bumi, pelepasan
gas-gas ini terjadi akibat adanya proses pembakaran terhadap karbon menjadi molekul tunggal atau
senyawa yang berbentuk CO2, CH4, NO2, HFCs, dan lainnya (Sari dan Dewi 2019). Beban emisi merupakan
banyaknya pencemar yang keluar dari berbagai sumber. seperti sumber titik, sumber garis, dan/atau sumber
area (Handriyono dan Kusuma 2017). Menurut Abidin (2018), sumber titik merupakan sumber pencemar
yang berasal dari sumber diam/stasioner dan dapat diidentifikasi keberadaannya, seperti emisi gas dari
cerobong pabrik. Sumber garis merupakan sumber yang berasal dari emisi yang berbentuk garis, seperti gas
buang dari mobil atau sepeda motor ketika bergerak. Sumber area merupakan sumber pencemar yang
berasal dari beberapa sumber titik yang berdekatan atau dari sumber yang bergerak, seperti pencemaran
yang diakibatkan oleh kepadatan lalu lintas.
Udara adalah faktor penting dalam kehidupan Pencemaran udara adalah salah satu permasalahan
yang umum dihadapi di wilayah perkotaan. UNEP menyatakan bahwa sebanyak 6,5 juta orang meninggal
setiap tahunnya akibat paparan kualitas udara yang buruk. Selain itu, 70% kematian akibat pencemaran
udara tersebut terjadi di Asia Pasifik termasuk di Indonesia. Sektor transportasi adalah sumber pencemaran
yang utama di wilayah perkotaan. Emisi kendaraan bermotor berkontribusi sebesar 70% terhadap
pencemaran Nitrogen Oksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2) dan Partikulat (PM)
di wilayah perkotaan.
Industri juga menjadi salah satu sektor terbesar penyumbang emisi polutan di atmosfer selain dari
sektor transportasi. Menurut Handriyono dan Kusuma (2017), beberapa gas yang banyak diemisikan oleh
kegiatan industri yaitu SO2 dan NOx. Gas-gas hasil pembuangan dari kegiatan industri tersebut dapat
menyebabkan penurunan kualitas udara di suatu wilayah baik secara langsung maupun melalui hujan asam.
Konsentrasi SO2 dan NOx pada malam hari cenderung lebih tinggi dibandingkan pada siang hari karena
terdapat faktor dari radiasi matahari (Dewi et al. 2018). Selain menyebabkan pencemaran udara, gas SO2
dan NOx dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia seperti kerusakan kardiovaskular.
Tabel 1 Hasil perhitungan beban emisi kendaraan bermotor (mobil berbahan bakar solar)

Volume
Beban Emisi
No Polutan Bahan Bakar Kendaraan VKT (km)
(ton/tahun)
(kend/tahun)

1 SO2 0,00387

Solar (9
2 CO2 27976 0,3145 0,7997
km/liter)

3 HC 0,00176

Tabel 2 Hasil perhitungan beban emisi dari kegiatan industri bumbu makanan

FE Listrik Listrik Beban Emisi


No Polutan
(kg/kwh) (kwh/bulan) (ton/tahun)

1 SO2 0,00389 0,49


10500
2 NOx 0,00136 0,171

Nilai beban emisi pada kegiatan industri bumbu makanan dihitung berdasarkan konsumsi energi
listrik yaitu sebesar 10500 kwh/bulan serta faktor emisi dari pemakaian listrik untuk masing-masing jenis
gas yang diakumulasikan dalam setahun. Industri bumbu makanan menghasilkan dua jenis gas emisi yaitu
SO2 dan NOx. Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa beban emisi SO2 dari kegiatan industri dengan nilai
faktor emisi 0,00389 kg/kwh adalah sebesar 0,49 ton/tahun sedangkan untuk beban emisi NOx dengan nilai
faktor emisi 0,00136 kg/kwh adalah sebesar 0,171 ton/tahun. Beban emisi SO2 lebih tinggi dibandingkan
dengan beban emisi NOx pada kegiatan industri bumbu makanan tersebut.

SIMPULAN
Emisi merupakan pelepasan gas yang mengandung karbon ke lapisan atmosfer bumi diakibatkan
adanya proses pembakaran terhadap karbon menjadi molekul tunggal atau atau senyawa lainnya yang
mengandung karbon. Industri merupakan salah satu penyumbang emisi terbesar ke lapisan atmosfer bumi
selain dari sektor transportasi. Tiga polutan yang diuji yaitu SO2, CO2, dan HC memiliki beban emisi yang
berbeda-beda dengan catatan bahan bakar, volume kendaraan, dan VKT yang sama. Polutan CO2 memiliki
beban emisi yang tinggi dibandingkan dengan SO2 dan HC. Tingginya kadar polutan di suatu wilayah
mampu menyebabkan menurunnya kualitas udara di wilayah tersebut baik secara langsung maupun melalui
hujan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin J. 2018. Pemodelan polusi udara dengan Gaussian Plume. Jurnal LPPM. 8(4): 33-38.
Dewi NWSP, June T, Yani M, Mujito. 2018. Estimasi pola dispersi debu, SO2, dan NOx dari industri semen
menggunakan model gauss yang diintegrasi dengan screen3. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan. 8(1): 109-119. doi: 10.29244/jpsl.8.1.109-119.
Handriyono RE, Kusuma MN. 2017. Kajian beban emisi SO2 dan NOx dari kegiatan industri di Kawasan
Industri Sier Surabaya. Jurnal Teknik Lingkungan. 3(2): 41-46.
Hodijah, N. 2014. “Estimasi Beban Pencemar Dari Emisi Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Kota
Pekanbaru”. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia. Volume 1 Nomor 2. Pekanbaru.
Sari NMDR, Dewi IGAAO. 2019. Pengaruh carbon credit, firm size, dan good corporate governance
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Akuntansi & Bisnis. 4(1): 62-72.

LAMPIRAN
Lampiran 1
Literatur yang digunakan

Sumber: Abidin J. 2018. Pemodelan polusi


udara dengan Gaussian Plume. Jurnal LPPM. 8(4): 33-38.
Sumber: Dewi NWSP, June T, Yani M, Mujito. 2018. Estimasi pola dispersi debu, SO2, dan NOx dari
industri semen menggunakan model gauss yang diintegrasi dengan screen3. Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 8(1): 109-119. doi: 10.29244/jpsl.8.1.109-119.
Sumber: Handriyono RE, Kusuma MN. 2017. Kajian beban emisi SO2 dan NOx dari kegiatan industri di
Kawasan Industri Sier Surabaya. Jurnal Teknik Lingkungan. 3(2): 41-46.
Sumber: Sari NMDR, Dewi IGAAO. 2019. Pengaruh carbon credit, firm size, dan good corporate
governance terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi & Bisnis. 4(1): 62-72.
Lampiran 2 Perhitungan beban emisi
No 1. Dyah Puspitasari Asih (G24180066)
No 2. Wanda Haifa Khoirunnisa (G24180006)
No 3. Muhammad Fachri Pratama (G24180085)
No 4. M. Afif D Kusuma (G24180051)
No 5. Arman Effendi (G24180074)

Anda mungkin juga menyukai